Kepulangan Zero

..."Senyum yah. Meskipun hari ini tak seindah seperti yang kamu inginkan."...

...Happy Reading semua...

.......

.......

Tibalah Zeana dikediaman Anderson. Setelah terapinya selesai, Zeana beserta yang lainnya langsung pulang.

Zeana masuk dengan dibantu Bi Julia dengan mendorong kursi rodanya, baru saja memasuki ruang keluarga sebuah suara menghentikan langkah mereka.

"Sudah memainkan dramanya?" Terdengar suara khas pria menyapa pendengaran Zeana serta Bi Julia.

Keduanya sontak melihat asal suara tersebut, dan terdapat seorang remaja pria tinggi tampan yang sedang menatap mereka sambil menyilangkan kedua tangannya didada.

Remaja tersebut mulai mendekati Zeana dan berjongkok tepat didepannya, "Bagaimana, apakah kau sudah puas bermain dramanya?"

Sedangkan Zeana yang ditanya seperti itu sontak heran dengan remaja didepannya itu. Apa maksud yang dibicarakan oleh laki-laki didepannya ini?

"Den Zero udah pulang?"

Sebelum Zeana sempat bersuara, Bi Julia terlebih dahulu mengeluarkan pertanyaan untuk pemuda tampan didepannya ini. Dan tunggu, Zero?

"Kakak?" Zeana tidak dapat menahan rasa terkejutnya itu, dengan mata yang membulat sempurna dia menatap remaja yang ternyata Kakak kandungnya itu.

Melihat respon yang diberikan oleh Zeana membuat remaja itu berdecih pelan, "Cih, menyebalkan."

"Kau mau memainkan drama ini dengan ku juga?"

"Maaf, drama apa yang Kakak maksud?" Zeana mulai memberanikan diri memanggil remaja didepannya ini dengan sebutan Kakak, tong sepertinya benar bahwa remaja ini Kakaknya.

Meskipun tidak mirip dengan wajah Daddynya, namun masih ada sedikit kesamaan antara mereka berdua salah satunya dari tatapan serta nada bicara mereka hampir sama. Dan sepertinya jika tidak salah Kakaknya ini lebih mirip dengan almarhumah Mommynya, dibanding Daddynya.

Gen Ibu yang hampir semua menurun ke Kakaknya, sedangkan gen Daddy yang lebih menurun kepada Zeana.

"Kau masih mau berpura-pura bodoh, dan membohongi semua orang? Tapi sayangnya aku tidak tertipu dengan drama yang kau mainkan kali ini." Dengan sorot mata tajam dan penuh penekanan disetiap katanya Zen menatap Zeana.

Melihat kedua anak majikannya yang hendak bertengkar membuat Bi Julia mencoba untuk melerai Kakak beradik itu.

"Non Anna gak pura-puran Den, Non Anna mengalami kecelakaan dan mengalami amnesia." Bi Julia bermaksud memberi tahu tentang keadaan yang menimpa Zeana karena siapa tahu saja bahwa Zero belum mengetahui berita tersebut.

"Bibi diam. Tidak usah membela anak ini!" Zen tanpa sadar sedikit membentak Bi Julia.

Melihat orang yang disayanginya di bentak, membuat Zeana seketika marah. Apa-apaan orang didepannya ini? Datang-datang langsung bertanya hal yang aneh, serta marah-marah tanpa alasan.

"Hei, kenapa kau membentak nya?" Zeana menatap tajam lawan bicaranya, tak seperti awal yang terkesan sopan. "Bi Julia lebih tua dari mu, tidak sepantasnya kau membetaknya. Dasar tidak sopan."

"Tidak sopan kau bilang? Lalu siapa yang hampir setiap hari menyuruh dan berbicara tidak sopan kepada Bi Julia? Siapa? Kau. Kau orang yang lebih tidak sopan dariku."

Zen mulai berdiri menjulang tinggi didepan Zeana yang membuat gadis tersebut harus sedikit mendongak agar dapat melihat Kakaknya berbicara.

Zen mengacungkan jari telunjuknya tepat didepan Zeana, "Kau adalah orang yang setiap hari menyuruh Bi Julia dengan sangat merepotkan dan dengan tidak sopannya. Kau juga membentak Bi Julia atas sedikit kesalahan yang Bi Julia lakukan. Bahkan kau memarahi serta mempermalukan Bi Julia didepan orang banyak, kau tau itu?" Zen kembali mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Zeana dengan kedua tanganya yang berada dikedua sisi kursi roda yang Zeana tempati.

"Jadi siapa yang tidak sopan Anna? Aku atau kau?"

Zeana hanya mampu menatap Zero dengan perasaan yang campur aduk, rasanya mau marah, malu dan juga bersalah dengan apa yang dilakukan oleh Zeana sebelumnya.

Perlahan kedua matanya mulai berkaca-kaca siap mengeluarkan air matanya, namun sekuat tenaga Zeana menahan itu. Setidaknya jika ingin menangis jangan didepan Kakaknya.

"M-maaf," hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Zeana dengan muka tertunduk Zeana tulus mengatakan hal itu.

"Maaf tidak akan mengubah semuanya, dan aku sudah muak dengan drama yang selama ini kau mainkan. Jadi sebelum ini berkepanjangan dan menyakiti orang lain, ku harap kau segera mengkentikan drama ini."

Setalah mengatakan itu Zero lekas pergi ke kamarnya, tanpa melihat wajah Zeana yang kedua matanya bercucuran air mata.

Bi Julia tidak bisa berbuat lebih dan berbicara lebih, dia masih tau batasan untuk ikut campur urusan kedua Kakak beradik tersebut. Dia hanyalah seorang pengasuh dari keduanya bukan keluarga, lagi pula selagi tidak ada kekerasan Bi Julia masih bisa memaklumi itu.

"Non Anna yang sabar ya, mungkin Den Zero belum bisa menerima keadaan Non Anna yang sekarang. Non Anna gak boleh sedih, Den Zero baik kok."

Sambil mengusap pelan pundak Zeana, Bi Julia memberikan semangat.

"Iya. Bibi bisa minta tolong antar aku kekamar?"

"Non Anna mau langsung kekamar? Gak mau makan siang dulu?"

"Aku makan dikamar aja Bi, bolehkan?"

Melihat Zeana yang murung dan menatap penuh harap membuat mau tak mau Bi Julia mengizinkannya. Mungkin Zeana perlu waktu untuk memulihkan suasana hatinya, dengan berdiam sendiri dikamarnya.

"Boleh, nanti Bibi antarkan makan siang kekamar Non Anna."

"Makasih Bi dan maaf merepotkan."

"Jangan bicara seperti itu, Non Anna tidak merepotkan Bibi kok. Inikan memang sudah tugas Bibi buat rawat Non Anna. Ayo kita kekamar terlebih dahulu!"

Zeana mengangguk pelan dan tidak ada kata yang dia keluarkan lagi, dia hanya terdiam sambil asik dengan pikirannya sendiri. Yang tanpa disadari bahwa Zero diatas sana melihat interaksi antara Zeana dan Bi Julia dengan muka yang tidak terbaca, hanya Tuhan dan dirinya sendiri yang tau.

Zerob terus melihat setiap pergerakan Zeana yang mulai memasuki kamarnya dilantai satu. Sebenarnya kamar Zeana dan Zero sama-sama ada di lantai 2, namun karena keadaan Zeana yang tidak memungkinkan untuk naik turun tangga membuat dia harus tinggal dulu di lantai 1 supaya memudahkan aktivitas Zeana.

"Kenapa aku seperti ini? Kenapa rasanya aku sangat sedih melihat dia menangis? Dan jika dilihat sepertinya dia bersungguh-sungguh," Zero berperang dengan batinnya setelah melihat Zeana secara langsung, bahwa adiknya itu amnesia dan berubah. "Tidak, aku tidak boleh terpengaruh oleh dramanya kali. Aku harus buktikan bahwa Anna hanya berpura-pura saja." Seketika raut wajah Zero berubah menjadi marah.

***

Sedangkan setelah mengantar Zena sampai kekamarnya, dengan bergegas Bi Julia mengambil makanan untuk dibawa kepada Zeana.

"Ini Non makan siangnya, dan ini obatnya. Non Anna jangan lupa!"

"Terimakasih Bibi, apakah aku boleh bertanya?"

"Boleh. Non Anna mau tanya apa?"

"Apa benar yang dikatakan oleh Kak Zero tentang prilaku buruk ku kepada Bibi waktu dulu?"

"Tidak kok, itu tidak benar." Bi Julia berusaha menutupi hal itu supaya tidak menambah rasa sedih Zeana.

"Bibi aku mohon jujurlah, aku ingin tau kebenarannya." Desak Zeana tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bi Julia.

Bi Julia mengangguk pelan, "Benar Nona. Apa yang dikatakan oleh Den Zen itu benar, tapi itukan dulu sekarang Non Anna udah baik sama Bibi."

Seketika tangisan Zeana terdengar kencang, sudah pecah semua air mata yang dia coba tahan.

"Hiks hiks. B-bibi...akku-"

Zeana tak mampu melanjutkan bicaranya, dengan sigap Bi Julia membawa Zeana kedalam pelukannya dan mengelus pelan punggungnya.

"Udah Non Anna jangan nangis gitu dong! Bibi jadi sedih."

"Aku minta maaf Bi atas apa yang aku lakukan dulu, Bibi boleh membalasku dengan apa yang aku lakukan dulu. Tolong maafkan aku!"

"Bibi udah maafin Non Anna dari dulu, anggap saja kemarin itu hanya mimpi buruk. Yang penting sekarang Non Anna harus tetap jadi orang baik dan sayang keluarga serta orang lain, tak lupa membantu setiap orang yang sedang kesusahan."

Zeana mengangguk dengan semangat didalam pelukan Bi Julia, Zeana janji tidak akan melakukan hal itu lagi karena Zeana yang dulu sudah pergi dan digantikan oleh Riana.

...To Be Continue...

Hai hai👋👋👋

Author yang baik dan budiman ini kembali menyapa. Jangan lupa like, vote, dan comment yah. Tandai juga bila ada typo.

See you Next part.

Terpopuler

Comments

vio~~~~

vio~~~~

cih.. kaka biadab...😤😤😡

2023-01-01

2

Phoenix Amazone

Phoenix Amazone

huwaaaa malah kesini malah makin mewek baca nya😭😭

2022-12-19

0

Miyura Rajati

Miyura Rajati

lanjut lah othor...figthing..

2022-12-08

4

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Destiny
3 Takdir Tuhan
4 Pemakaman
5 Perdebatan
6 Kehidupan Baru
7 Story Begins
8 Berkenalan Kembali
9 Mulai Berubah
10 Lumpuh?
11 Taman Rumah Sakit
12 Back Home
13 Kakak?
14 Berita Kepulangan Zero
15 Warga SMA GALAXY XIALLEN
16 Masih di Sekolah
17 Teman dan Sepupu
18 Obrolan Random
19 Cek up dan Terapi
20 Kepulangan Zero
21 Makan Malam
22 Pengakuan Dosa
23 Makin Tidak Yakin
24 Akward
25 Kebersamaan
26 Lengkapnya Empat Setangkai
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 CHAPTER 28
30 CHAPTER 29
31 CHAPTER 30
32 CHAPTER 31
33 CHAPTER 32
34 CHAPTER 33
35 CHAPTER 34
36 CHAPTER 35
37 CHAPTER 36
38 CHAPTER 37
39 CHAPTER 38
40 CHAPTER 39
41 CHAPTER 40
42 CHAPTER 41
43 CHAPTER 42
44 CHAPTER 43
45 CHAPTER 44
46 CHAPTER 45
47 CHAPTER 46
48 CHAPTER 47
49 CHAPTER 48
50 CHAPTER 49
51 CHAPTER 50
52 CHAPTER 51
53 CHAPTER 52
54 CHAPTER 53
55 CHAPTER 54
56 CHAPTER 55
57 CHAPTER 56
58 CHAPTER 57
59 CHAPTER 58
60 CHAPTER 59
61 CHAPTER 60
62 CHAPTER 61
63 CHAPTER 62
64 CHAPTER 63
65 CHAPTER 64
66 CHAPTER 65
67 CHAPTER 66
68 CHAPTER 67
69 CHAPTER 68
70 CHAPTER 69
71 CHAPTER 70
72 CHAPTER 71
73 CHAPTER 72
74 CHAPTER 73
75 CHAPTER 74
76 CHAPTER 75
77 CHAPTER 76
78 CHAPTER 77
79 CHAPTER 78
80 CHAPTER 79
81 CHAPTER 80
82 CHAPTER 81
83 CHAPTER 82
84 CHAPTER 83
85 CHAPTER 84
86 CHAPTER 85
87 CHAPTER 86
88 CHAPTER 87
89 CHAPTER 88
90 CHAPTER 89
91 CHAPTER 90
92 CHAPTER 91
93 CHAPTER 92
94 CHAPTER 93
95 CHAPTER 94
96 CHAPTER 95
97 CHAPTER 96
98 CHAPTER 97
99 CHAPTER 98
100 CHAPTER 99
101 CHAPTER 100
102 CHAPTER 101
103 CHAPTER 102
104 Epilog
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 S2. CHAPTER 1
108 S2. CHAPTER 2
109 S2. CHAPTER 3
110 S2. CHAPTER 4
111 S2. CHAPTER 5
112 S2. CHAPTER 6
113 S2. CHAPTER 7
114 S2. CHAPTER 8
115 S2. CHAPTER 9
116 S2. CHAPTER 10
117 S2. CHAPTER 11
118 S2. CHAPTER 12
119 S2. CHAPTER 13
120 S2. CHAPTER 14
121 S2. CHAPTER 15
122 S2. CHAPTER 16
123 S2. CHAPTER 17
124 S2. CHAPTER 18
125 S2. CHAPTER 19
126 S2. CHAPTER 20
127 S2. CHAPTER 21
128 S2. CHAPTER 22
129 S2. CHAPTER 23
130 S2. CHAPTER 24
131 S2. CHAPTER 25
132 S2. CHAPTER 26
133 S2. CHAPTER 27
134 S2. CHAPTER 28
135 S2. CHAPTER 29
136 S2. CHAPTER 30
137 S2. CHAPTER 31
138 S2. CHAPTER 32
139 S2. CHAPTER 33
140 S2. CHAPTER 34
141 S2. CHAPTER 35
142 S2. CHAPTER 36
143 S2. CHAPTER 37
144 S2. CHAPTER 38
145 S2. CHAPTER 39
146 S2. CHAPTER 40
147 S2. CHAPTER 41
148 S2. CHAPTER 42
149 S2. CHAPTER 43
150 S2. CHAPTER 44
151 S2. CHAPTER 45
152 S2. CHAPTER 46
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Destiny
3
Takdir Tuhan
4
Pemakaman
5
Perdebatan
6
Kehidupan Baru
7
Story Begins
8
Berkenalan Kembali
9
Mulai Berubah
10
Lumpuh?
11
Taman Rumah Sakit
12
Back Home
13
Kakak?
14
Berita Kepulangan Zero
15
Warga SMA GALAXY XIALLEN
16
Masih di Sekolah
17
Teman dan Sepupu
18
Obrolan Random
19
Cek up dan Terapi
20
Kepulangan Zero
21
Makan Malam
22
Pengakuan Dosa
23
Makin Tidak Yakin
24
Akward
25
Kebersamaan
26
Lengkapnya Empat Setangkai
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
CHAPTER 28
30
CHAPTER 29
31
CHAPTER 30
32
CHAPTER 31
33
CHAPTER 32
34
CHAPTER 33
35
CHAPTER 34
36
CHAPTER 35
37
CHAPTER 36
38
CHAPTER 37
39
CHAPTER 38
40
CHAPTER 39
41
CHAPTER 40
42
CHAPTER 41
43
CHAPTER 42
44
CHAPTER 43
45
CHAPTER 44
46
CHAPTER 45
47
CHAPTER 46
48
CHAPTER 47
49
CHAPTER 48
50
CHAPTER 49
51
CHAPTER 50
52
CHAPTER 51
53
CHAPTER 52
54
CHAPTER 53
55
CHAPTER 54
56
CHAPTER 55
57
CHAPTER 56
58
CHAPTER 57
59
CHAPTER 58
60
CHAPTER 59
61
CHAPTER 60
62
CHAPTER 61
63
CHAPTER 62
64
CHAPTER 63
65
CHAPTER 64
66
CHAPTER 65
67
CHAPTER 66
68
CHAPTER 67
69
CHAPTER 68
70
CHAPTER 69
71
CHAPTER 70
72
CHAPTER 71
73
CHAPTER 72
74
CHAPTER 73
75
CHAPTER 74
76
CHAPTER 75
77
CHAPTER 76
78
CHAPTER 77
79
CHAPTER 78
80
CHAPTER 79
81
CHAPTER 80
82
CHAPTER 81
83
CHAPTER 82
84
CHAPTER 83
85
CHAPTER 84
86
CHAPTER 85
87
CHAPTER 86
88
CHAPTER 87
89
CHAPTER 88
90
CHAPTER 89
91
CHAPTER 90
92
CHAPTER 91
93
CHAPTER 92
94
CHAPTER 93
95
CHAPTER 94
96
CHAPTER 95
97
CHAPTER 96
98
CHAPTER 97
99
CHAPTER 98
100
CHAPTER 99
101
CHAPTER 100
102
CHAPTER 101
103
CHAPTER 102
104
Epilog
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
S2. CHAPTER 1
108
S2. CHAPTER 2
109
S2. CHAPTER 3
110
S2. CHAPTER 4
111
S2. CHAPTER 5
112
S2. CHAPTER 6
113
S2. CHAPTER 7
114
S2. CHAPTER 8
115
S2. CHAPTER 9
116
S2. CHAPTER 10
117
S2. CHAPTER 11
118
S2. CHAPTER 12
119
S2. CHAPTER 13
120
S2. CHAPTER 14
121
S2. CHAPTER 15
122
S2. CHAPTER 16
123
S2. CHAPTER 17
124
S2. CHAPTER 18
125
S2. CHAPTER 19
126
S2. CHAPTER 20
127
S2. CHAPTER 21
128
S2. CHAPTER 22
129
S2. CHAPTER 23
130
S2. CHAPTER 24
131
S2. CHAPTER 25
132
S2. CHAPTER 26
133
S2. CHAPTER 27
134
S2. CHAPTER 28
135
S2. CHAPTER 29
136
S2. CHAPTER 30
137
S2. CHAPTER 31
138
S2. CHAPTER 32
139
S2. CHAPTER 33
140
S2. CHAPTER 34
141
S2. CHAPTER 35
142
S2. CHAPTER 36
143
S2. CHAPTER 37
144
S2. CHAPTER 38
145
S2. CHAPTER 39
146
S2. CHAPTER 40
147
S2. CHAPTER 41
148
S2. CHAPTER 42
149
S2. CHAPTER 43
150
S2. CHAPTER 44
151
S2. CHAPTER 45
152
S2. CHAPTER 46

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!