..."Memang terasa menyakitkan tapi guru terbaik dalam hidup kamu adalah kekecewaan, kesalahan dan kegagalan."...
..._Xiaojun...
...Happy Reading...
.......
.......
Sangat sedih dan menyakitkan.
Memang benar seseorang akan merasa bersalah dan kehilangan setelah orangnya itu menghilang.
Namun kini yang di rasakan oleh Felix yaitu penyesalan karena telah mengabaikan putri nya yang selalu baik serta mencoba dekat dengannya.
Selalu diabaikan bahkan tak dianggap, itu adalah hal yang selalu Felix lakukan kepada Zeana. Selama ini egonya terlalu tinggi untuk menyatakan kasih sayang nya karena di butakan akan rasa dendam.
Melihat respon senang Zeana saat pertama kali berbicara padanya, membuat hati Felix serasa di remas dengan kuat tanpa di sadari.
Lihatlah, bahkan putrinya masih sangat senang memiliki ayah seperti dirinya meskipun sekarang keadaan Zeana hilang ingatan.
Penyesalan kembali menghampiri Felix, sungguh hanya kata itu yang dapat menggambarkan keadaan saat ini.
Dan apa sekarang? Dengan hilangnya ingatan Zeana, apakah dia dapat menebus semua dosa-dosanya selama ini.
Pasti. Dia akan melakukan yang terbaik untuk Zeana, mulai menyayangi dan menjaga Zeana sampai akhir hayatnya.
Melihat bagaimana perlakuan Felix selama ini kepada Zeana, mengingatkan nya kepada amanat mendiang istrinya untuk tidak membenci Zeana.
Flashback On
"Berjanjilah untuk tidak membenci Anna."
"Siapa Anna?"
"Nama putri kita, aku ingin menamainya Zeana De Anderson dan Anna adalah panggilan sayang untuk nya. Kau harus merawatnya serta menyayangi nya apapun keadaan kedepannya." Pesan seorang wanita yang baru saja melahirkan putrinya dengan selamat ke dunia.
Zian De Anderson istri dari Felix De Anderson, sekaligus ibu 2 orang anak yang cantik dan tampak.
Wajahnya yang cantik menurun dan sama persis seperti putrinya yang baru lahir.
"Nama yang sangat bagus, dan kita yang akan merawatnya bukan hanya aku saja. Bukan kah kita akan menjadi orang tua yang hebat?"
"Tapi aku sudah tidak mempunyai waktu banyak untuk melihat putri kita tumbuh. Aku hanya bisa melihat kalian dari atas sana nantinya da..."
"Cukup. Kamu tak boleh mengatakan hal omong kosong seperti itu sayang, kamu masih mempunyai banyak waktu untuk melihat putri kita tumbuh dewasa, hingga akhirnya mempunyai pasangan yang saling mencintai seperti kita. Kumohon cukup mengatakan hal tidak berguna seperi itu, dan percayalah kamu masih bisa hidup lama dan menua bersama ku."
Mendengar istri nya yang terus berbicara akan kematian membuat hati Felix sangat gelisah dan sedih. Sehingga tanpa sadar cairan bening mulai keluar dari kedua matanya dan membasahi pipinya.
Zian yang melihat suaminya menangis tertunduk, membuat dia ikut sedih dan menangis. Sungguh Zian pun tak ingin ini terjadi, tapi apa yang harus dilakukan ini semua sudah menjadi takdirnya.
Mengambil kedua pipi Felix dan mulai menatap kedua matanya dengan tatapan lembut namun penuh dengan kesedihan, Zian mencoba untuk menguatkan suaminya tersebut.
"Dengarkan ini, ini bukan suatu omong kosong. Tapi ini sudah takdir yang tak dapat di ubah oleh siapapun. Kuharap jika aku tiada, kamu serta Zero dapat menjaga serta melindungi Anna.
Berjanjilah untuk tidak menyalahkan Anna karena ketiadaan ku, dari awal aku sudah berkata bukan? Aku akan melakukan apapun yang penting anak kita dapat lahir dan melihat dunia yang indah ini meskipun aku harus kehilangan nyawaku sekalipun.
Jadi, ku harap kamu dapat menepati keinginan terakhir ku. Dan kamu harus menepati itu, jika tidak... maka aku akan sangat sedih saat pergi. Kau akan melakukan itu bukan?"
Mendengar kelanjutan yang di katakan oleh istrinya membuat Felix kembali menangis dengan kencang dan menunduk. Tak ada jawaban dari Felix, dia sama-sama penyayangi keduanya istri beserta anaknya, jadi kenapa harus memilih salah satunya?
Serasa sudah menyampaikan semua yang ada di benak nya Zian pun mulai menutup matanya perlahan tanpa di sadari oleh Felix, karena pria itu masih terus menangis.
Zian pergi ke tempat yang lebih indah dari pada dunia, kehidupan yang abadi. Akhir dari dunia serta awal dari kehidupan berikutnya.
Tak mendengar lagi istrinya berbicara membuat Felix menegakkan tubuhnya dan menatap istrinya yang terpejam dengan damai.
Tertidur? Ya, namun untuk selamanya.
"Sayang..."tak ada sautan apapun. Felix mencoba menggoyahkan badan Zian sedikit, "sayang kamu mendengarkan ku?"
Masih tak ada jawaban apapun, sampai akhirnya dia tau bahwa istrinya itu sudah tiada untuk selamanya.
"Ziannnn...."
Flashback Off
***
"Daddy?"
Suara itu mengembalikan kesadaran Felix pada lamunannya. Felix melihat Zeana yang sedang menatap nya khawatir.
"Daddy kenapa melamun? Apakah Daddy sakit?"
Felix tersenyum kecil menggelengkan kepalanya pelan, "tidak sayang, Daddy tidak apa-apa. Apakah kau membutuhkan sesuatu?"
"Tidak, aku tidak membutuhkan apapun. Aku hanya ingin mengobrol banyak dengan Daddy, apa boleh?"
"Tentu sayang, kau boleh mengobrol dengan Daddy apapun itu."
"Hmmm....bagaimana kalau kita awali dengan aku menanyakan tentang tunangan ku itu? Apakah Jeano memang benar tunangan ku dad?"
Zeana hanya ingin memastikan saja, apa benar Jeano merupakan tunangan Zeana yang asli karena tidak ada ingatan sedikitpun tentang masa lalu Zeana asli yang tertinggal.
Ingin sekali Felix menjawab tidak, dia masih tidak rela kalau bocah tidak sopan seperti Jeano itu yang menjadi menantu serta pedamping anaknya. Namun kalau di pikirkan kembali Jeano lebih baik dari pada orang yang di cintai putrinya.
"Tentu sayang boc_Jeano adalah tunangan mu, apakah kamu tidak mempercayainya? Apakah dia berbuat jahat dan mengancammu?" Hampir saja Felix menyebut Jeano bocah tengil di hadapan Zeana.
"Tidak Dad. Jeano sangat baik, dia menemani ku seharian. Lagipula aku menanyakan pada Daddy hanya untuk memastikan bahwa Jeano benar-benar tunangan ku."
Felix pun dapat bernapas lega, dia pikir Jeano akan melakukan hal nekat pada putrinya karena tidak mengingatnya, namun kenyataannya tidak, Jeano masih tetap mencintai dan menyayangi putrinya dulu dan sekarang.
Mereka berdua pun melanjutkan obrolan dengan berbicara banyak hal lainnya.
***
Jika bertanya dimana Jeano? Jeano sedang pulang terlebih dahulu ke rumah nya untuk berganti pakaian dan mengistirahatkan tubuhnya sebentar.
Dan pastinya ada sedikit drama untuk membujuk Jeano pulang.
"Kau pulanglah dulu," titah Felix pada Jeano karena melihat remaja tersebut masih memakai seragam sekolahnya.
"Tidak." Singkat Jeano.
"Hei setidaknya pulang dulu dan ganti seragam sekolah mu. Apakah kau tidak merasa kau itu sudah jelek dari pagi hingga sore belum mandi lagi."
Seketika mata Jeano menatap tajam Felix setelah mendengar ucapan itu, karena tak semuanya benar. Jeano akan selalu tampan dan wangi meski tidak mandi untuk beberapa hari kedepan, tapi kalau memikirkan ucapan Felix agak benarnya juga.
Bagaimana kalau benar dia jelek dan itu membuat Zeana berpaling darinya lagi?
Tidak boleh dan tidak akan.
Sedangkan Zeana yang melihat perdebatan tersebut ikut memperhatikan pakaian Jeano, dan memang benar Jeano memakai hoodie hitam namun dengan celana abu-abu has anak SMA.
"Benar yang di katakan Daddy, kamu bahkan masih pake seragam sekolah?" Zeana mulai mengamati pakaian Jeano dari atas ke bawah.
"Dan kamu tau, bahkan anak ini pun membolos dari sekolahnya." Adu Felix pada Zeana dengan senyuman mengejek ke arah Jeano yang masih menatapnya tajam.
"Kenapa begitu? Apa karena gara-gara menemui ku?"
"Tidak sayang, bukan karena mu. Aku memang hanya ingin membolos dan cepat-cepat menemui mu, tolong jangan salahkan dirimu."
Dengan sorot mata menyesal Zeana menatap Jeano."Tapi tetap saja itu karena aku, dan bahkan kamu belum pulang dulu untuk mengganti seragam mu. Dan maaf aku membuat mu sehari di sini menemaniku tanpa peduli dengan dirimu sendiri."
"Tidak. Tolong jangan katakan itu, aku benar-benar tidak apa menemani mu sampai kapanpun."
"Kalau begitu, pulang terlebih dahulu untuk istirahat dan mengganti baju? Nanti kamu bisa kembali lagi kesini menemani ku."
Dengan berat hati Jeano pun mengiyakan perkataan Zeana supaya tidak membuat gadis itu merasa bersalah.
Beranjak dari duduknya Jeano mengelus kepala Zeano pelan, "baiklah aku akan pulang dulu, dan nanti akan kembali lagi."
"Iya tenang saja Jeano, ada Daddy dan paman Hans yang menemani ku disini. Hati-hati di jalannya."
Mengangguk paham apa yang di katakan Zeana, Jeano pun mulai melangkah menuju pintu keluar namun sebelum itu dia menatap Felix sebentar.
"Ini semua karena mu pak tua, aku harus berpisah dulu dengan Anna."
"Satu kosong, aku dapat menjauhkan mu dari putriku."
Keduanya tampak berbicara dalam tatapan tajam satu sama lainnnya.
To be continue
Jangan lupa vote dan likenya
Saran dan tandai juga bila ada typo
Makasih untuk part ini
Ketemu di part selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Grey
de jun-aaa😍
2024-06-04
0
nona rara 🥰😶😊😊☺️☺️
tampak lah kalo gak, gak keliatan no
2023-11-09
0
Oi Min
ni calon mantu dan mertua kocak bner
2023-08-18
0