..."Diberi kesempatan kedua menjadikan kamu untuk dapat merubah suatu kesalahan dan kalau itu tidak bisa di ubah setidak nya kamu sudah berusaha semampu mu."...
...De_onsti...
Keadaan ruangan tersebut hening untuk sesaat.
"Anna, apa kamu tidak ingat aku?" Dengan muka sendu remaja tersebut bertanya.
Gelengan pelan yang di berikan gadis tersebut. Membuat remaja tersebut merasa sesak didadanya, yang benar saja orang yang teramat dia cintai melupakannya? Meskipun selalu tak di anggap tetap saja di akan selalu mencintai gadisnya.
"Hei, bagaimana kau ini? Dia tidak mengenal kami? Bagaimana dia baik-baik saja? Apa kau ingin mati?"
"T-tunggu Tuan, tapi memang benar tak apa masalah di tubuh Nona Muda," dengan suara bergetar Dokter itu mencoba menjelaskan.
"Apa Nona tidak mengenal mereka? Siapa nama Anda Nona?"
Di tatap dengan penuh harapan oleh Dokter serta ketiga orang lainnya membuat gadis tersebut sedikit gugup.
"Nama-ku Ria_aw sakit!!" Belum sempat menyelesaikan perkataannya, gadis tersebut sudah mengalami rasa sakit yang begitu hebat di kepalanya.
Gadis yang bernama Zeana De Anderson, lebih tepatnya yang kerap di panggil Anna. Sama halnya dengan Riana, yang kerap dipanggil Anna juga. Melihat Zeana yang kembali pingsan membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut panik.
"ANNA"
"NONA MUDA"
"SAYANG"
Semuanya berteriak panik melihat kondisi tersebut.
"Periksa putri ku dengan benar sialan! Kalau kau tidak benar, siap-siap untuk tak melihat hari esok." Ucapan dingin dengan penuh tekanan, serta ancaman di setiap katanya membuat Dokter tersebut menelan ludah dengan susah payah.
"B-baaik akan saya periksa dahulu, mohon untuk keluar sebentar."
"Jika Anna tidak baik-baik saja, kau yang akan pertama tiada." Sama halnya dengan perkataan yang sebelumnya, remaja tersebut pun ikut memperingati Dokter tersebut.
Dokter tersebut hanya dapat mengangguk singkat sambil melihat kepergian ketiga pria dengan berbeda usia tersebut. "Mereka semua mengerikan, anda harus selamat Nona. Kalau tidak saya yang akan kena akibatnya," lirih Dokter tersebut sambil menatap Zeana.
Dokter tersebut pun langsung mengcek kembali keadaan Anna, memastikan tidak ada apapun yang terlewatkan atau nyawanya yang akan hilang.
***
Ketiga pria dengan umur yang berbeda menunggu dengan gelisah. Terlihat wajah khawatir di setiap mukanya tapi mereka menutupnya dengan muka datar.
Tak ada percakapan di antara ketiganya, mereka hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Jika benar kau hilang ingatan karena dia, akan ku pastikan kamu tidak akan bisa lagi untuk berbuat seperti itu. Sudah cukup main-main nya Sayang, aku tidak mau hal yang lebih buruk terjadi padamu."
"Jika benar dia kehilangan ingatannya, apakah dia akan tetap seperti dulu? Tapi kenapa sakit melihat dia tidak mengingat ku? Apakah sebenci itu sampai tidak mau mengingat ku? Apakah ini saat nya aku berubah untuk tidak mengabaikan Anakku lagi?
"Nona Muda hilang ingatan? Apakah ini baik atau buruk? Dia bisa melupakan semua rasa sakit dari perlakuan keluarga dan orang yang dicintainya. Tapi di satu sisi, sangat kasihan juga dia melupakan orang yang amat mencintainya. Ku harap Tuan Besar dan Tuan Muda bisa berubah melihat keadaan Nona Muda yang sekarang, dan orang yang mencintai nya masih tetap sama. Boleh kah berharap bahwa Nona akan menjauh dari orang-orang yang menyakitinya kecuali keluarganya."
Hanya bisa membatin dan berbicara dengan pikiran masing-masing. Itulah yang di lakukan ketiganya sambil menunggu keadaan Anna yang sedang di periksa.
***
30 menit kemudian
Dokter keluar dari ruangan tersebut menandakan pemeriksaan yang telah selesai.
"Apa hasilnya?"
"Sepertinya, Nona mengalami Amnesia. Mungkin karena benturan cukup kuat di kepalanya, membuat dia kehilangan memori ingatannya. Untuk keadaan tubuh nya memang sudah baik-baik saja, tapi Saya tidak yakin dengan memori ingatannya." Jelas Dokter tersebut membuat muka ketiga pria tersebut semakin pucat.
"Berapa lama?"
"Saya tidak yakin Tuan. Namun mengingat Nona dapat menyebut namanya kemungkinan hanya sebagian memori yang hilang. Atau memang ada memori yang Nona ingin hilangkan, tapi dengan perlahan kita dapat mengembalikan ingatan Nona. Tergantung seberapa mau Nona untuk mengingat memori masa lalunya. Dan untuk saat ingin biarkan Nona beristirahat dahulu."
"Kau boleh pergi," usir tanpa hati setelah mendengarkan penjelasan Dokter tersebut.
"Tak tau terimakasih, untuk kau bos nya kalau tidak sudah habis kesabaran ku dari awal," Dokter itu hanya bisa mengatakannya dalam hati. "Baik kalau begitu Saya pamit undur diri."
Ketiga pria tersebut pun bergegas masuk dan langsung menghampiri Anna yang kembali terbaring dengan mata yang menutup sempurna.
"Apa kau senang?"
"Apa maksudmu?"
"Jangan berpura-pura bodoh Tuan Anderson, aku sudah dapat membaca rencana mu untuk Anna ke depannya." Tuan Anderson atau lebih tepat nya_Felix De Anderson. Ayah dari Zeana.
"Wah kau memang sangat peka sekali ya, Tuan Muda Xiallen. Dan jangan pikir aku pun tak tau apa rencana mu." Tuan Muda keluarga Xiallen_Jeano Aksa Xiallen sahabat serta tunangan yang tak dianggap oleh Zeana.
"Memang apa yang akan aku lakukan?" Jeano bertanya dengan santai nya.
"Kau akan membuat Anna tak mengingat lagi masa lalu nya terutama pria yang di sukai nya, dan kau bisa memiliki Anna sepenuhnya. Itukan, rencana mu?" Dengan penus smirk licik Felix mengatakannya, membuat Jeano langsung menatapnya tajam.
"Wahhh Ayah Mertua sangat paham sekali ya dengan apa yang calon menantumu ini inginkan. Dan apakah kau akan berubah menjadi baik dan perhatian kepada Anna, seolah lupa dengan rasa sakit yang kau berikan selama ini? Licik sekali," dengan tatapan tajam dan penuh permusuhan dari Jeano.
"Kau tak berbeda jauh dariku. Sama-sama ingin Anna tidak mengingat semuanya. Aku ingin berubah apakah salah?"
Keduanya saling menatap tajam tanpa ada yang mau di salahkan dan di samakan. Keduanya sama-sama egois, dan licik.
Memiliki Anna.
Membuat Anna tak membencinya.
Membuat Anna tak ingat masa lalunya.
Itu tujuan mereka berdua, membuat salah satu orang yang melihat berdebatan tersebut menghela napas sangat pelan dan perlahan seolah banyak sekali beban di pundaknya.
Seolah berkata,"Lihat lah 2 orang egois itu sama-sama licik. Sangat cocok menjadi menantu dan mertua, tapi aku kasihan dengan Nona Muda untuk menghadapi 2 orang ini."
Hans Wang_Asisten serta tangan kanan seorang Felix. Sudah bersama-sama dari perusahaan Felix di bentuk, tidak dapat di pungkiri lagi bahwa Hans tau semua watak dari Felix.
Karena salah satu dari mereka tidak ada yang mau memutuskan aksi tatap-tatapan tajamnya. Hans sebagain penengah pun menghentikan, "sudah Tuan dan Tuan Muda. Nona Anna perlu banyak istirahat jangan mengganggu nya dengan perdebatan kalian berdua."
Mendengar nama Zeana keduanya pun langsung memutuskan perselisihan tersebut. Benar, Zeana membutuhkan banyak istirahat tak pantas juga kalau Zeana melihat mereka berdua berdebat.
***
Jangan lupa Vote, Comment dan juga Follow ya.
See you next part
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Oi Min
ngemeng 2.....tuan Felix ayah Anna ini duda po g t?? klo duda kan bsa di jodoh in ma Sarah maknye Riana
2023-08-18
0