..."Daripada memikirkan masa lalu, lebih baik memikirkan masa depan dan yang akan terjadi selanjutnya."...
..._Lee Haechan...
...Happy Reading...
.......
.......
Kebahagiaan saat ini sedang menyelimuti kediaman Anderson. Perubahan sifat dari Tuan dan Nona majikan nya, disambut sangat baik oleh semua orang yang ada di mansion itu.
Ayah yang awalnya mengabaikan putrinya kini menyanyangi putrinya itu. Serta nona muda mereka yang jahat dan sombong kini kembali ke sifat dahulunya yaitu sangat baik dan murah senyum.
"Sayang, ayo kita makan terlebih dahulu! Pasti bibi Julia sudah menyiapkan banyak makanan untuk mu. Setelah itu kamu bisa minum obat dan beristirahat," Felix sangat peduli dengan kesembuhan putrinya sehingga dia tidak mau kalau Zeana melewatkan minum obat dan istirahatnya.
"Iya non Anna, bibi sudah masak semua makanan kesukaan nona." Bi Julia tak kalah senang untuk menawarkan makanan kepada Zeana.
"Baiklah ayo kalau begitu, tapi tunggu__
Zeana menjeda ucapannya dia merasa ada suatu hal yang dia lupakan tapi apa?
"Dimana Jeano?" Dahi Zeana sedikit berkerut dan menatap semua orang dengan pandangan bertanya.
Jeano, pria itu yang terlupakan oleh semua orang yang sedang asik berbincang tanpa menghiraukan dia yang sekarang sedang sangat kesal.
"Aku disini." Suara dingin itu berasal dari pojok ruangan, terdapat Jeano yang melipat kedua tangannya di dada.
Secara langsung Zeana maupun semua orang yang ada di situ menoleh ke asal suara.
"Hei, kenapa kamu dari tadi diam saja? Dan sedang apa kamu di pajokan sana?" Heran Zeana melihat Jeano yang ada dipojokan dengan wajah kesal dan menatap dingin semua orang.
"Hanya berdiam diri saja, memangnya kenapa? Silahkan lanjutkan acara mengobrol kalian yang sangat asik itu, jangan pedulikan aku." Terdengar sekali nada bicara yang sangat kesal dari Jeano.
Zeana terkekeh kecil melihat tingkah Jeano, kenapa Jeano seperti perempuan yang sedang merajuk ya? Hanya karena tidak sengaja terabaikan membuat dirinya berdiri di pojokan seperti orang bodoh.
Ayolah Jeano itu bukan anak kecil lagi? Dia adalah remaja yang menuju dewasa.
"Maafkan aku Jeano, aku tidak bermaksud untuk tidak mempedulikan mu. Aku hanya terlarut dalam rasa bahagia karena sudah dapat kembali pulang, hingga tanpa sadar aku melupakanmu." Jelas Zeana dengan lembut sambil menatap Jeano dengan pandangan bersalah. "Kamu mau kan memaafkan ku?"
Masih dipojokan sana Jeano mengangguk tanda memaafkan Zeana, namun masih enggan untuk mendekat padanya.
Melihat Jeano yang tak kunjung mendatanginya membuat Zeana kembali bersuara, "kamu tidak memaafkan aku ya?"
"Tidak. Aku sudah memaafkan mu," dengan cepat Jeano menyela.
"Kalau begitu kesini peluk aku, jangan disitu." Sambil merentang kan kedua tangan nya Zeana meminta Jeano untuk mendekat.
Grep
Dengan tanpa berpikir panjang Jeano berlari dan masuk kedalam pelukan hangat Zeana.
"Kamu mengabaikan ku, ku tidak suka." Lirih Jeano tepat di samping telinga Zeana.
"Maafkan aku, lain kali aku tidak akan mengulanginya." Janji Zeana sambil mengusap pelan punggung Jeano yang ada di pelukannya.
Anggukan pelan terasa dalam pelukan itu, sampai akhirnya adegan romantis itu harus terjeda bahkan berhenti karena teguran seseorang.
"Sudah-sudah, akhiri adegan romantis ini, putriku butuh makan dan istirahat yang cukup." Felix berdehem cukup keras sambil melepaskan pelukan Jeano pada Zeana.
Karena tak rela pelukan itu terlepas Jeano pun menatap Felix tajam, namun saat ingin protes suara Zeana lebih dulu menyela dan menghentikan berdebatan tersebut. "Ayo kita makan!" Ajak Zeana sambil menatap semuanya.
Akhirnya semua orang berjalan menuju ruang makan untuk menyantap makan siang mereka.
***
Melbourne, Australia
Seorang pria yang masih bersekolah, baru saja sampai di apartementnya setelah menyelesaikan jam belajarnya. Dia mulai membersihkan diri dan memakan makanannya dengan tenang serta sunyi karena dia hanya tinggal sendiri di apartement itu bahkan negara asing itu.
Mulai melihat ponsel yang terdapat beberapa panggilan tak terjawab bahkan pesan yang begitu banyak dari ayahnya.
...DADDY💸...
...Panggilan tak terjawab...
...Panggilan tak terjawab...
Anna kecelakaan
(03/04)
Dia belum sadar sampai sekarang, Dokter bilang Anna koma.
(05/04)
Daddy ingin berubah untuk tidak mengabaikan Anna lagi, dan Daddy harap kaupun sama
Hei! Kau lihat pesan Daddy tidak?
(06/04)
...Panggilan tak terjawab...
Kenapa tidak mengangkat teleponnya?
(23/04)
Anna sudah bangun, namun dia mengalami amnesia.
(29/06)
Kapan kau pulang?
(02/07)
^^^Hm, nanti.^^^
^^^(03/07)^^^
Hanya kata itu yang dibalas oleh Zero, untuk semua pesan yang di kirim oleh Daddy untuknya. Namun tak pernah dia balas satupun, dia cukup tau dan tak mau berurusan dengan hal konyol itu.
"Drama apa lagi yang kau lakukan Anna?" Tanya pria itu_Zero De Anderson.
Anak sulung keluarga Anderson itu sedang melakukan study di Australia, sebagai pertukaran pelajar antar sekolah. Karena memiliki kepintaran yang tidak seperti anak-anak sebayanya membuat Zero terpilih untuk menjadi siswa pertukaran tersebut.
Zero sudah sangat bosan dan malas menghadapi semua drama dan tingkah lagu adiknya itu, sangat merepotkan serta menguras emosi.
Antara salah dan tidak salah yang Zero rasakan, ketika melihat adiknya tersiksa bahkan selalu di caci oleh orang lain karena perbuatannya sendiri.
Meskipun selalu mengabaikan Zeana dari kecil, tapi Zero tidak pernah merasa sangat benci pada adiknya itu. Dia hanya belum bisa menerima bahwa wanita pertama yang dia cintai harus pergi meninggalkannya untuk selamanya karena lahirnya Zeana.
Zero dan Felix diam-diam selalu mengawasi pergerakan Zeana tanpa disadari oleh Zeana sendiri.
Mulai dari orang yang dekat dengan Zeana, orang yang disukai Zeana, bahkan orang yang sangat di benci Zeana pun mereka tau.
Semua tingkah laku dan sifat Zeana mereka berdua tau, namun entah apa yang membuat anak dan ayah itu mengabaikan putri dan adiknya itu.
Felix maupun Zero tidak tau bagaimana cara mengekspresikan kasih sayang mereka, keduanya sama-sama orang dengan wajah datar. Seperti pinang di bagi dua itulah mereka berdua, like father like son.
Namun ketika melihat perubahan sikap Zeana yang menjadi buruk serta suka membully membuat Zero ikut jadi membenci Zeana tanpa disadari. Meskipun tau alasan Zeana berubah, tapi tetap saja Zero tidak bisa membenarkan cara kotor yang Zeana lakukan untuk menarik perhatian orang yang di cintainya itu. Dan lagipula, Zeana kurang bersyukur sudah mempunyai tunangan yang sangat mencitai serta menyayangi dia meskipun selalu penolakan yang di berikan.
Untuk mengusih pikiran yang tak menentu itu, dia menelpon seseorang untuk memastikan bahwa keadaan itu benar adanya, bahwa adiknya benar hilang ingatan dan tak pura-pura.
"Halo," suara di serbang telpon menyapa pendengarannya.
"Apakah dia benar-benar hilang ingatan?" Tanya Zero langsung pada intinya tanpa mau menyapa kembali orang yang ada di sebrang telepon itu.
"Benar Tuan Muda, nona muda mengalami amnesia. Kapan tuan muda akan pulang?"
"Secepatnya, mungkin besok atau lusa. Bilang saja bahwa kakak tercintanya ini akan segera pulang dan akan menonton drama yang dia mainkan." Dengan seringai licik Zero mengatakannya.
"Tapi tuan noan tidak pura-pur....
Tut
Sambungan telpon tersebut terputus secara sepihak tanpa mendengarkan orang yang di sebrang telpon menyelesaikan ucapannya.
"Meskipun aku agak bosan dan muak, tapi aku sangat penasaran dengan drama apa lagi yang kau mainkan Anna. Sampai-sampai kau rela mengalami kecelakaan dan terbaring koma untuk beberapa saat agar dapat menarik perhatian semua orang, termasuk orang yang kau cintai itu." Monolog Zero pada dirinya sendiri dan diakhiri dengan senyuman mengejak di akhir kalimatnya.
...To Be Continue...
Makasih buat part ini, see you next part bay👋
Jangan lupa like, vote, dan komen tak lupa kasih saran juga!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
sayang sekali....adikmu Anna yang asli sudah meninggal 😢😢😢😢😢
2023-10-10
0
Oi Min
semoga kmu g mnyesal Zero..... karna sbnrnya adikmu itu sdah bersama dg ibumu
2023-08-18
0
Aneebi
anj loh bangke, kenapa sih ishhhhh emosi
2022-12-26
1