Story Begins

..."Kehidupan baru, orang-orang baru, dan suasana baru."...

...Happy Reading...

.......

.......

Pagi mulai menyapa, semua orang mulai mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

Sama halnya dengan Felix yang mulai pergi bekerja, dan Jeano yang masuk sekolah.

Sebenarnya mereka berdua tidak mau melakukan aktivitas mereka seperti biasa karena pikiran mereka berdua masih tidak tenang akan keadaan Zeana kemarin.

Mereka berdua masih menduga-duga, apakah benar gadis itu hilang ingatan. Apakah hanya trik licik baru yang sedang Zeana coba mainkan.

Tapi karena hasutan Hans mereka berdua mau melakukan aktivitas tersebut dengan menggunakan nama Zeana.

Flashback on

"Kau boleh pergi, aku yang akan menunggu Anna." Usir Jeano pada Felix yang tentunya disambut tidak terima.

"Tidak, kau yang pergi! Aku ayahnya, jadi aku yang akan menjaganya." Felix malah kembali mengusir Jeano untuk pergi meninggalkan ruang inap Zeana.

"Hei lucu sekali kau ini tuan, apa sekarang kau sedang memerankan peran ayah yang baik? Kau bisa mengabaikan Anna seperti biasa."

"Aku sudah bilang, aku mau berubah untuk anakku!"

Sedangkan Hans hanya bisa mengela napas lelah, baru saja mereka berdua berhenti berdebat tapi sekarang mereka sudah berdebat kembali.

Mulai berpikir hal apa yang harus Hans lakukan untuk meleraikan keduanya.

"Apa mereka tak akan marah ya?" Hans masih berdebat dengan pikirannya. Lalu mulai berkata, "Bagaimana kalau Tuan dan Tuan muda melakukan aktivitas seperti biasanya. Biarkan petugas rumah sakit saja yang menjaga dan merawat Nona muda."

"Kau gila!" Teriak keduanya setelah Hans menyampaikan usulannya.

Mendengar teriakan dari dua orang yang sama-sama mempunyai aura membunuh, membuat Hans tersentak untuk beberapa detik.

Poor to jantung Hans

Meskipun begitu, Hans sudah terbiasa dengan dua orang tersebut. Sehingga dia masih bisa membuka suara dan berusaha untuk membujuk Felix maupun Jeano untuk melakukan aktivitas seperti biasanya.

Menghelas napas sejenak Hans pun mulai menjelaskannya, "begini Tuan dan Tuan muda. Bagaimana kalau misalkan Nona siuman kembali dan langsung melihat kalian berdua, kemungkinan Nona akan shock seperti tadi. Dan kemungkinan akan kembali tidak sadarkan diri, apakah kalian berdua ingin itu terjadi?"

Hening tak ada jawaban, tidak ada anggukan maupun gelengan yang di dapat Hans. Hal itu sudah biasa terjadi,  kedua kulkas berjalan itu tak ada mengeluarkan respon yang lain selain diam.

Tapi untung nya Hans sudah terbiasa  akan itu, sehingga dia melanjutkan ucapannya. "Tentu tidak kan? Oleh karena itu biarkan para medis terlebih dahulu yang menjaga Nona, dan kalau keadaan Nona sudah stabil baru kita yang melihat Nona. Kalian paham?"

Lagi dan lagi tak ada jawaban. Omongan Hans seolah hanya angin yang berlalu, tapi dibalik itu Felix maupun Jeano memikirkan ucapan tersebut. Felix maupun Jeano langsung menatap Zeana yang sedang terbaring dengan menutup kedua matanya dengan tenang.

Perlahan Jeano melangkah mendekat kearah Zeana, "sayang aku pulang dulu ya, semoga kamu cepat sembuh. Tolong jangan membenci ku, aku selalu mencintaimu." Bisik pelan Jeano di dekat telinga Zeana sambil mengelus pelan puncak kepalanya.

Lantas setelah mengatakan itu Jeano pergi meninggalkan rungan tersebut tanpa pamit terlebih dahulu pada Felix maupun Hans.

"Lihatlah bocah tengil itu, Hans. Sungguh tidak sopan. Bagaimana dia bisa menjadi calon menantuku?"

"Mana ku tau," acuh Hans sambil berlalu mengikuti langkah Jeano menuju luar ruangan.

"Cih. Kau pun sama menyebalkannya dengan bocah tengil itu."

Hei tolong berkaca lah terlebih dahulu Tuan Anderson, siapa yang dari awal sangat menyebalkan? Tidak menjawab pertanyaan yang diajukan, dan malah diam tak ada respon apapun.

Apakah semua orang akan mengerti atau paham arti dari diam tersebut. Hanya Hans yang mencoba mengartikan hal itu.

"Daddy juga pulang dulu yah sayang. Maafkan Daddy yang selama ini jahat padamu, tapi tolong jangan membenci Daddy. Semoga cepat sembuh, Daddy menyayangimu." Ucap Felix sambil mengecup pelan dahi Zeana, lalu ikut keluar dari ruangan tersebut.

Flashback off

Sedangkan di rumah sakit, Zeana baru saja terbangun dari tidurnya. Sekarang dia mengerti bahwa sedang mengisi tubuh orang lain di kehidupan keduanya.

Mau tidak mau, suka tidak suka Zeana harus mencoba untuk menjalaninya.

Mengubah bahkan memperbaiki hal yang buruk di kehidupan Zeana asli sebelumnya.

Mencoba penyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

Ceklek

Suara pintu terbuka, terlihat masuk seorang wanita paruh baya dengan pakaian has pelayan.

"Nona sudah bangun?" Sapaan ramah wanita paruh baya itu pada Zeana.

Zeana menjawab nya dengan anggukan kecil.

"Ini sarapan pagi nya, Non Anna makan dulu ya."

"Tunggu, kenapa dia memanggilku Anna? Bukan nya tubuh ini bernama Zeana?" Batin Zeana yang sedang di tempati Riana saat ini.

"Kenapa bibi memanggil ku Anna?"

Tampak tubuh wanita itu sempat menegang untuk beberapa saat, dan akhirnya mengulas senyum tipis. Dia lupa bahwa dokter pernah mengatakan bahwa anak majikannya itu mengalami amnesia.

"Nama Nona kan Zeana, dan sering di panggil Anna dari kecil. Oleh sebab itu bibi memanggil nona Anna."

"Ouh nama panggilan Zeana sama kaya aku di kehidupan sebelumnya." Zeana mengangguk pelan tanda mengerti.

"Apa nona merasa ada yang sakit?"

"Tidak bibi, aku sudah baik baik saja. Oh iya, siapa nama bibi?"

"Nama bibi Julia. Nona biasa memanggil bibi dengan sebutan Juli."

Melihat anak majikan nya yang sudah Julia rawat sejak kecil dan sudah dianggap seperti putrinya sendiri tertunduk dengar sedih Julia pun ikut merasa sedih.

Nona Muda nya sudah banyak bersedih dari lahir dan sekarang di tambah tidak mengingat apapun.

"Nona mengalami amnesia, itu kata dokter. Nona yang sabarnya ya, bibi akan selalu bersama nona untuk membantu ingatan nona pulih."

"Memangnya apa yang terjadi padaku bibi? Dan dimana kelurga ku?"

"Nona mengalami kecelakaan, sehingga mengakibatkan nona koma beberapa minggu. Dan untuk keluarga, Ayah nona bernama Felix De Anderson sedangkan Ibu nona Zian De Anderson serta memiliki kakak laki-laki bernama Zen De Anderson."

Zeana terdiam mendengarkan dengan cermat apa yang dikatakan Julia kepadanya, serta semakin banyaknya pertanyaan yang ingin dia tanyakan.

"Lalu siapa bibi Juli ini?"

"Bibi yang merawat nona dari kecil, karena ibu nona sudah meninggal sejak nona lahir." Meskipun tak enak hati Julia mengatakannya.

"Jadi ibuku sudah meninggal. Apakah bibi bisa menceritakan bagaimana selama ini aku hidup? Aku ingin berusaha mengingat kembali." Terlihat bibi Julia yang agak ragu untuk menceritakan,"aku mohon bibi." Rayu Zeana.

"Baiklah bibi akan menceritakannya, tapi maukah nona sambil sarapan?"

"Iya, aku mau."

Bibi Julia pun mulai menceritakan kisah hidup Zeana secara rinci tak ada yang terlewat. Dari sifat, kesukaan, serta siapa saja orang-orang yang dekat dengan Zeana.

"Jadi aku juga mempunyai tunangan?"

"Iya nona, dan tunangan anda sangat mencintai serta menyayangi anda."

"Bibi, dari cerita yang bibi ceritakan. Sepertinya aku bukan orang baik dan menyedihkan..."

"Tidak non. Non Anna tidak jahat dan menyedihkan, nona adalah anak baik dan penurut." Sela cepat Bibi Julia atas apa yang baru Zeana katakan. Sungguh Zeana bukan anak seperti itu.

Zeana berubah karena kondisi yang memaksanya berubah.

Zeana tersenyum kecil, dia tahu bahwa Bibi Juli sangat menyayanginya walau kadang Zeana berbuat buruk padanya.

"Bibi bagaimana kalau aku ingin mengubah sikap ku sekarang? Apa ini sudah terlambat?"

"Tidak nona, tidak ada yang namanya terlambat selagi kita ingin merubah menjadi lebih baik."

"Terimakasih bibi Juli, dan maafkan sikap ku selama ini."

"Bibi sudah memaafkannya, yang penting sekarang non Anna cepat sembuh dan bisa mulai kembali hidup non Anna."

Zeana mengangguk dengan semangat, ini adalah awal baru di hidupnya.

***

Don't forget seperti biasa

Vote, komen dan follow

Tolong tandai juga yah bila ada typo

Bay bay👋👋

Terpopuler

Comments

fitria widyani

fitria widyani

suka sama ceritanya

2023-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Destiny
3 Takdir Tuhan
4 Pemakaman
5 Perdebatan
6 Kehidupan Baru
7 Story Begins
8 Berkenalan Kembali
9 Mulai Berubah
10 Lumpuh?
11 Taman Rumah Sakit
12 Back Home
13 Kakak?
14 Berita Kepulangan Zero
15 Warga SMA GALAXY XIALLEN
16 Masih di Sekolah
17 Teman dan Sepupu
18 Obrolan Random
19 Cek up dan Terapi
20 Kepulangan Zero
21 Makan Malam
22 Pengakuan Dosa
23 Makin Tidak Yakin
24 Akward
25 Kebersamaan
26 Lengkapnya Empat Setangkai
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 CHAPTER 28
30 CHAPTER 29
31 CHAPTER 30
32 CHAPTER 31
33 CHAPTER 32
34 CHAPTER 33
35 CHAPTER 34
36 CHAPTER 35
37 CHAPTER 36
38 CHAPTER 37
39 CHAPTER 38
40 CHAPTER 39
41 CHAPTER 40
42 CHAPTER 41
43 CHAPTER 42
44 CHAPTER 43
45 CHAPTER 44
46 CHAPTER 45
47 CHAPTER 46
48 CHAPTER 47
49 CHAPTER 48
50 CHAPTER 49
51 CHAPTER 50
52 CHAPTER 51
53 CHAPTER 52
54 CHAPTER 53
55 CHAPTER 54
56 CHAPTER 55
57 CHAPTER 56
58 CHAPTER 57
59 CHAPTER 58
60 CHAPTER 59
61 CHAPTER 60
62 CHAPTER 61
63 CHAPTER 62
64 CHAPTER 63
65 CHAPTER 64
66 CHAPTER 65
67 CHAPTER 66
68 CHAPTER 67
69 CHAPTER 68
70 CHAPTER 69
71 CHAPTER 70
72 CHAPTER 71
73 CHAPTER 72
74 CHAPTER 73
75 CHAPTER 74
76 CHAPTER 75
77 CHAPTER 76
78 CHAPTER 77
79 CHAPTER 78
80 CHAPTER 79
81 CHAPTER 80
82 CHAPTER 81
83 CHAPTER 82
84 CHAPTER 83
85 CHAPTER 84
86 CHAPTER 85
87 CHAPTER 86
88 CHAPTER 87
89 CHAPTER 88
90 CHAPTER 89
91 CHAPTER 90
92 CHAPTER 91
93 CHAPTER 92
94 CHAPTER 93
95 CHAPTER 94
96 CHAPTER 95
97 CHAPTER 96
98 CHAPTER 97
99 CHAPTER 98
100 CHAPTER 99
101 CHAPTER 100
102 CHAPTER 101
103 CHAPTER 102
104 Epilog
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 S2. CHAPTER 1
108 S2. CHAPTER 2
109 S2. CHAPTER 3
110 S2. CHAPTER 4
111 S2. CHAPTER 5
112 S2. CHAPTER 6
113 S2. CHAPTER 7
114 S2. CHAPTER 8
115 S2. CHAPTER 9
116 S2. CHAPTER 10
117 S2. CHAPTER 11
118 S2. CHAPTER 12
119 S2. CHAPTER 13
120 S2. CHAPTER 14
121 S2. CHAPTER 15
122 S2. CHAPTER 16
123 S2. CHAPTER 17
124 S2. CHAPTER 18
125 S2. CHAPTER 19
126 S2. CHAPTER 20
127 S2. CHAPTER 21
128 S2. CHAPTER 22
129 S2. CHAPTER 23
130 S2. CHAPTER 24
131 S2. CHAPTER 25
132 S2. CHAPTER 26
133 S2. CHAPTER 27
134 S2. CHAPTER 28
135 S2. CHAPTER 29
136 S2. CHAPTER 30
137 S2. CHAPTER 31
138 S2. CHAPTER 32
139 S2. CHAPTER 33
140 S2. CHAPTER 34
141 S2. CHAPTER 35
142 S2. CHAPTER 36
143 S2. CHAPTER 37
144 S2. CHAPTER 38
145 S2. CHAPTER 39
146 S2. CHAPTER 40
147 S2. CHAPTER 41
148 S2. CHAPTER 42
149 S2. CHAPTER 43
150 S2. CHAPTER 44
151 S2. CHAPTER 45
152 S2. CHAPTER 46
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Destiny
3
Takdir Tuhan
4
Pemakaman
5
Perdebatan
6
Kehidupan Baru
7
Story Begins
8
Berkenalan Kembali
9
Mulai Berubah
10
Lumpuh?
11
Taman Rumah Sakit
12
Back Home
13
Kakak?
14
Berita Kepulangan Zero
15
Warga SMA GALAXY XIALLEN
16
Masih di Sekolah
17
Teman dan Sepupu
18
Obrolan Random
19
Cek up dan Terapi
20
Kepulangan Zero
21
Makan Malam
22
Pengakuan Dosa
23
Makin Tidak Yakin
24
Akward
25
Kebersamaan
26
Lengkapnya Empat Setangkai
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
CHAPTER 28
30
CHAPTER 29
31
CHAPTER 30
32
CHAPTER 31
33
CHAPTER 32
34
CHAPTER 33
35
CHAPTER 34
36
CHAPTER 35
37
CHAPTER 36
38
CHAPTER 37
39
CHAPTER 38
40
CHAPTER 39
41
CHAPTER 40
42
CHAPTER 41
43
CHAPTER 42
44
CHAPTER 43
45
CHAPTER 44
46
CHAPTER 45
47
CHAPTER 46
48
CHAPTER 47
49
CHAPTER 48
50
CHAPTER 49
51
CHAPTER 50
52
CHAPTER 51
53
CHAPTER 52
54
CHAPTER 53
55
CHAPTER 54
56
CHAPTER 55
57
CHAPTER 56
58
CHAPTER 57
59
CHAPTER 58
60
CHAPTER 59
61
CHAPTER 60
62
CHAPTER 61
63
CHAPTER 62
64
CHAPTER 63
65
CHAPTER 64
66
CHAPTER 65
67
CHAPTER 66
68
CHAPTER 67
69
CHAPTER 68
70
CHAPTER 69
71
CHAPTER 70
72
CHAPTER 71
73
CHAPTER 72
74
CHAPTER 73
75
CHAPTER 74
76
CHAPTER 75
77
CHAPTER 76
78
CHAPTER 77
79
CHAPTER 78
80
CHAPTER 79
81
CHAPTER 80
82
CHAPTER 81
83
CHAPTER 82
84
CHAPTER 83
85
CHAPTER 84
86
CHAPTER 85
87
CHAPTER 86
88
CHAPTER 87
89
CHAPTER 88
90
CHAPTER 89
91
CHAPTER 90
92
CHAPTER 91
93
CHAPTER 92
94
CHAPTER 93
95
CHAPTER 94
96
CHAPTER 95
97
CHAPTER 96
98
CHAPTER 97
99
CHAPTER 98
100
CHAPTER 99
101
CHAPTER 100
102
CHAPTER 101
103
CHAPTER 102
104
Epilog
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
S2. CHAPTER 1
108
S2. CHAPTER 2
109
S2. CHAPTER 3
110
S2. CHAPTER 4
111
S2. CHAPTER 5
112
S2. CHAPTER 6
113
S2. CHAPTER 7
114
S2. CHAPTER 8
115
S2. CHAPTER 9
116
S2. CHAPTER 10
117
S2. CHAPTER 11
118
S2. CHAPTER 12
119
S2. CHAPTER 13
120
S2. CHAPTER 14
121
S2. CHAPTER 15
122
S2. CHAPTER 16
123
S2. CHAPTER 17
124
S2. CHAPTER 18
125
S2. CHAPTER 19
126
S2. CHAPTER 20
127
S2. CHAPTER 21
128
S2. CHAPTER 22
129
S2. CHAPTER 23
130
S2. CHAPTER 24
131
S2. CHAPTER 25
132
S2. CHAPTER 26
133
S2. CHAPTER 27
134
S2. CHAPTER 28
135
S2. CHAPTER 29
136
S2. CHAPTER 30
137
S2. CHAPTER 31
138
S2. CHAPTER 32
139
S2. CHAPTER 33
140
S2. CHAPTER 34
141
S2. CHAPTER 35
142
S2. CHAPTER 36
143
S2. CHAPTER 37
144
S2. CHAPTER 38
145
S2. CHAPTER 39
146
S2. CHAPTER 40
147
S2. CHAPTER 41
148
S2. CHAPTER 42
149
S2. CHAPTER 43
150
S2. CHAPTER 44
151
S2. CHAPTER 45
152
S2. CHAPTER 46

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!