..."Being thankful and giving that thanks is one of the keys to be happy."...
..._Mark Lee...
...Happy Reading semuanya...
.......
.......
Pagi hari yang cerah, membuat semua orang harus kembali melakukan aktivitas pagi seperti biasanya. Namun tidak dengan gadis yang satu ini, dia malah terlihat masih bergelut nyaman diatas kasur dengan selimutnya.
"Anna bangun, kamu gak sekolah?" Teriak seorang wanita yang mencoba pembangunkan anak semata kakinya_eh anak semata wayang maksudnya.
Wanita tersebut terlihat kesal dengan kelakuan anaknya itu, menatap gadis tersebut yang terlihat tidak terganggu dengan teriakannya.
"Lima menit lagi mah," gumaman yang hanya di berikan oleh gadis itu.
"Sekarang Riana, heran punya anak gadis gini amat." Merasa kesal, wanita tersebut pun menarik tangan gadis tersebut agar berubah posisi menjadi duduk.
"Iya, iya ini juga bangun." Kata gadis tersebut sambil menggaruk rambutnya yang sudah berantakan.
"Sarapan udah ada di meja, Mamah berangkat kerja dulu yah." Pamit Sarah_Mamah dari Riana, sambil pengelus pelan kepala anaknya.
Riana hanya mengangguk singkat, "Mamah hati-hati, jangan terlalu capek kerja!"
"Iya, kamu jangan lupa fokus belajar juga di sekolah."
"Gak belajar juga dah pinter aku," sombong dikit boleh kali ya pikir Riana.
Sarah menatap Riana dengan kedua mata membulat sempurna. "Enak aja kamu ngomong gitu, tetep harus sekolah yang bener!" Omel Sarah pada anaknya.
Sedangkan Riana hanya menanggapinya dengan kekehan kecil, merasa puas membuat Ibunya kesal di pagi hari ini.
Setelah mengatakan itu, Sarah lekas pergi dari kamar anaknya untuk bersiap-siap pergi bekerja.
Menjadi singel parent tak mudah baginya meskipun hanya mempunyai anak satu, tetap saja hidup di zaman yang modern ini segala hal harus penggunakan uang membuat dia harus bekerja keras untuk bisa menyambung hidupnya.
Pekerjaan nya pun tak begitu mendapatkan gaji yang besar, Sarah hanya bekerja sebagai pelayan di kafe kecil. Tapi cukup untuk membiayai hidupnya dan anaknya.
Suami serta Ayah dari anak nya pergi meninggalkan nya demi wanita lain, yang lebih kaya serta cantik tentunya. Disaat dia harusnya bahagia karena telah melahirkan buah hatinya, namun dia malah harus bersedih karena mengetahui suaminya selingkuh dan lebih memilih pergi dengan wanita lain.
Namun tidak apa, hal tersebut sudah dianggap takdir yang harus Sarah lewati dan jalani dalam hidupnya ini.
***
Setelah melihat Sarah yang keluar dari kamar nya, Riana lekas pergi ke kamar mandi, untuk apa? Untuk mandi lah.
Terus anda berharap apa? Dia? Oh tidak mungkin!
Membutuhkan beberapa waktu untuk Riana siap dengan serangam sekolah nya. Setelah selesai, dia bergegas sarapan dan berangkat ke sekolah.
Saat di perjalanan menuju sekolah, dia tak sengaja melihat seekor kucing oren yang tampak akan menyebrang jalan. Karena takut akan kucing tersebut tertabrak kendaraan yang akan melintas, dia mencoba menolong kucing tersebut.
"Meng, kamu ngapain di situ? Buruan nyebrang! Kamu gak liat banyak kendaraan yang lewat?" Riana mencoba berbicara pada kucing berwarna oren tersebut.
Emang tuh kucing ngarti ya?
Karena tidak mendapat respon dari kucing tersebut, Riana pun mencoba mengangkat kucing tersebut untuk menyebrang. Bukannya malah berterimakasih, kucing tersebut malah menyakar Riana dengan sangat ganasnya.
"Eh dasar kucing, udah gue tolongin lo malah nyakar." Dengan penuh emosi Riana terus berceloteh pada kucing yang sudah menyakarnya itu.
Riana tidak sadar bahwa dia berada di tengah jalan, dan bertepatan dengan itu ada sebuah truk yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi akibat rem blong.
Brukkkk
Tidakkkk
Awasssss
Terlambat
Meskipun truk itu sudah berusaha untuk mengrem, tetap saja tabrakan tersebut tidak bisa di hindari.
Sekeras apapun orang-orang berteriak, tetap saja tubuh Riana terhantam oleh truk tersebut. Sejauh jarak antara aku dan kamu_ eeaaa, maksudnya cukup jauh jarak tubuh Riana terlempar.
Dengan darah yang mulai keluar dari hidung, telinga bahkan kepalanya. Riana hanya merasakan sakit yang luar biasa.
Dengan kesadaran yang hampir menipis, Riana masih bisa melihat kucing yang dia selamatkan sebelumnya dengan menggantikan nyawanya. Kucing tersebut hanya mengeong dengan muka tidak dosanya menatap Riana.
"M-maafin An-na Mamah." Dengan napas yang tersengal-sengal Riana mengatakannya, itu adalah kalimat terakhir yang dapat Riana katakan sebelum kesadarannya hilang.
Banyak sekali orang-orang yang mulai mengerumuni tubuh Riana yang sudah penuh dengan darah, dan sebagian orang mulai menolong dengan menelpon ambulans.
***
Prannggg
Sebuah gelas jatuh dari tangan seseorang, membuat orang lain yang mendengar suara tersebut melihat ke arahnya.
"Mbak Sarah gak papa?"
"Hah?"
"Mbak Sarah ngelamun ya? Itu gelas nya pecah!"
Sarah dengan cepat melihat arah yang dituju rekannya. Sebuah gelas yang sudah tidak berbentuk lagi, "Kok bisa?" Heran Saran sambil memungut pecahan kaca di sekitar kakinya.
"Kayanya Mbak beneran ngelamun ya? Sampe gelas jatuh dari tangan aja gak kerasa. Mikirin apa Mbak?" Tina_rekan kerja Saran di kafe merasa heran dengan keadaannya.
"Lah Mbak juga gak sadar Tin, taunya pas kamu teriak." Setelah selesai membereskan pecahan tersebut, Sarah menatap Tina dengan pandangan rumit. "Kok Mbak kepikiran Anna yang Tin, rasanya perasaan Mbak jadi gak enak."
Tina mengelus bahu Sarah pelan, "Positif thinking aja Mbak, mungkin lagi kangen sama Anna aja. Kita berdo'a semoga Anna baik-baik aja," Tina mencoba untuk menenangkan Sarah.
"Aamiin, semoga baik-baik aja."
Sarah mencoba untuk mengabaikan rasa gelisahnya dengan mencoba untuk terus berpikir positif, dan menuruskan kerja nya yang sempat tertunda.
***
Tibalah waktu istirahat, Sarah mengcek ponsel nya yang memang di simpan di sebuah loker tempat penyimpanan barang karyawan. Banyak sekali panggilan tak terjawab dari nomer asing dan salah satunya ada dari Riana putrinya.
Baru akan menelpon kembali Riana, tapi panggilan dari nomer asing terlebih dahulu masuk.
"Hallo?"
"Hallo. Apa benar ini dengan Ibunya saudari Riana?"
"Benar. Dengan saya sendiri, ini siapa ya?"
"Kami dari rumah sakit, mau mengabarkan bahwa anak anda menjadi korban kecelakaan."
Deg
"A-apa?"
"Dan maaf dengan berat hati kami juga menyatakan bahwa saudari Riana telah meninggal di tempat kejadian."
"Gak. Gak mungkin, anda pasti bohong kan?" Dengan suara bergetar Sarah mengatakannya.
"Tidak Bu, anda bisa mendatangi rumah sakit xxx untuk mengambil jenazahnya. Sekali lagi kami turut berduka cita, selamat siang."
Tut
Tubuh Sarah langsung jatuh terduduk setelah mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan tersebut.
Apa dia bermimpi? Sungguh ini begitu cepat dan mengejutkan.
"Mbak Sarah," Tina langsung menghampiri Sarah yang terlihat terduduk di lantai sambil menangis.
"Kenapa Mbak?"
Hiks hiks hiks
Tak apa jawaban hanya tangis yang memilukan yang bertambah keras.
"Mbak jawab dong, kenapa? Jangan bikin khawatir." Tina mencoba menenangkan Sarah sambil terus bertanya apa yang terjadi.
"Anna Tin,"
"Anna kenapa Mbak?" Sela Tina cepat.
"Anna mening-ggal"
"APA?"
...***...
Hai selamat datang di cerita pertama aku, semoga suka yah.
...Jangan lupa vote, comment, share and follow yah....
...Tandai juga bila ada typo, bay bay see you next part👋👋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Grey
NCTZen?
2024-06-04
0
Oi Min
nangis
2023-08-18
0
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
awal mula yg memilukan dan menguras air mata.
2023-03-24
0