..."Sebenarnya kita tidak pernah kekurangan hanya saja kekurangan kita hanya satu, kita tidak bisa menerima hidup ini, kita terlalu banyak menuntut hingga kita selalu merasa kekurangan."...
..._Lee Haechan...
...Happy Reading...
.......
.......
Pagi mulai menyapa sinar nya pun mulai tampak dan menyinari dunia. Cahaya tersebut mengusik tidur nyenyak dua orang yang sedang tidur dengan saling memeluk.
Eugh
Lenguhan kecil keluar dari bibir seorang gadis yang tidur nya mulai terusik.
Melihat sekitar dan jam yang berada di dalam ruangan itu menunjukan pukul 7 pagi. Pantas saja matahari sudah mulai terang.
Zeana merasa bahwa ada suatu beban di perut dan ternyata sebuah tangan berotot sedang memeluk nya erat. Mencoba untuk melepaskan pelukan tersebut dengan pelan supaya tidak membangunkan yang memiliki tubuh, namun bukannya terlepas pelukan itu semakin menguat.
"Diam sayang," suara dengan nada berat dan sedikit serak khas bangun tidur terdengar di pendengaran Zeana.
Deep voice loh say!
Tubuh Zeana mematung seketika, sungguh sangat berdamage sekali suara orang ini. Membuat iman siapa saja serasa ingin menjadikan calon imam masa depan.
Sama Author mau gak?
Masih terus mencoba untuk melepaskan pelukan tersebut, tapi tenaganya kalah dengan tenaga yang Jeano miliki. "Jeano lepas, ini udah pagi." Kesal Zeana karena tidak dapat melapaskan pelukan itu dari tadi.
"Hm,"
Tak ada jawaban lagi setelah itu, membuat Zeana kembali kesal dan mecubit keras tangan Jeano yang masih asik memeluknya.
"Aww," ringisan kecil Jeano terdengar di telinga Zeana. "Kamu jahat banget, lagian kamu mau kemana sih?"
"Ini udah pagi Jeano waktunya bangun, lagian aku itu mau ke kamar mandi tau."
"Kenapa gak bilang kalo kamu mau ke kamar mandi sayang?"
"Gimana mau bilang kamu aku tanya aja jawabnya cuman hm doang, aku kan jadi kesel."
"Yaudah maaf ya," ucap Jeano sambil perlahan bangun dari tidurnya. "Mau ku bantu?"
"Ya iyalah, kamu pikir aku bangunin kamu buat apa? Aku kan gak bisa jalan, jadi gak mungkin pergi sendiri ke kamar mandi." Kesal Zeana menjawab Jeano, ayolah apakah harus memberi pertanyaan begitu?
Jeano meringis pelan sambil menatap Zeana dengan tatapan polosnya, seolah tidak merasa bersalah telah membuat awal hari untuk Zeana menjadi buruk karena kesal.
"Kamu jangan marah-marah dong, ini masih pagi. Harusnya kamu awali pagi ini dengan senyuman," tak lupa cengiran konyol di tunjukan Jeano saat mengatakan itu.
Zeana menatap jengah Jeano. Apakah Jeano di kerasukan arwah orang konyol? Kemana perginya wajah dingin serta sifat kalem nya itu?
Yang Zeana lihat didepannya hanya seorang pria tampan, namun bersifat sedikit konyol dan aneh. Kenapa pria ini jadi seabsurd ini?
Karena panggilan alam yang sudah tidak bisa di tahan lagi, Zeana pun tak lagi menanggapi omongan Jeano. Dia perlahan mulai turun dari bangsal dan dengan segap Jeano membantu dengan memapahnya perlahan menuju kamar mandi.
"Aku akan menunggu di luar, jika sudah kamu bisa memanggil ku."
"Iya," lantas Jeano pun keluar dan berdiri didepan pintu sambil menunggu Zeana selesai.
Tak berselang lama Zeana pun selesai, dan dengan sigap kembali Jeano membantunya untuk kembali ke bangsal.
Tok tok tok
"Masuk," Jeano mendahului Zeana yang akan menjawab.
Terlihat suster yang masuk dengan membawa sebuah alat medis serta di ikuti oleh bi Julia yang membawa sarapan serta perlengkapan Zeana.
"Nona saya akan mengganti infus anda, mungkin nanti agak siang dokter Bian akan kembali memeriksa anda."
"Silahkan sus," suster tersebut pun mulai mengganti infus Zeana dengan yang baru, tak membutuhkan waktu lama penggantian itu di lakukan. "Sudah selesai, nona bisa untuk sarapan terlebih dahulu sambil nanti menunggu dokter Bian."
"Terimakasih sus,"
"Makasih suster."
Bibi Julia serta Zeana mengatakan itu secara persamaan sedangkan Jeano hanya diam sambil terus melihat mereka.
"Sama-sama. Kalau begitu saya pamit undur diri, permisi." Setelah membereskan alat medis kembali suster itu pun pergi meninggalkan ruangan. Tersisalah Zeana, Jeano dan bibi Julia.
Bi Julia mendekati Zeana, "Nona ingin sarapan sekarang?" Tanyanya sambil menarus perlengkapan Zeana di atas sopa.
"Iya, tapi apakah bisa terlebih dahulu aku berganti pakaian? Rasanya tidak enak dari kemarin tidak berganti pakaian, bibi membawa pakaian ganti kan?"
"Saya membawanya, baiklah kalau nona ingin berganti terlebih dahulu. Apakah den Jeano bisa keluar dulu?" Sambil menatap Jeano bi Julia menanyakannya.
"Kenapa aku harus keluar?" Dengan muka tak bersahabat Jeano bertanya. Apa mereka ingin mengusirnya?
"Aku kan ingin berganti pakaian Jeano, dan kamu adalah laki-laki oleh karena itu bi Juli meminta mu untuk keluar terlebih dahulu selama aku berganti."
"Tapi aku tidak akan menggangu dan mengintip, jadi aku akan tetap disini bersama mu." Ucap Jeano tak mau bantahan.
Zeana beserta bi Julia menghelas napas sejenak tak habis pikir dengan sikap keras kepala Jeano, entah harus dengan apa pria itu mau mengerti akan keadaan sekarang. Sungguh Zeana masih mempunyai rasa malu untuk berganti pakaian di depan seorang pria yang jelas orang asing baginya. Orang asing kah?
Dan kalau pun di kamar mandi itu sama saja mempersulit diri sendiri dan bi Julia untuk membantu nya berganti pakaian.
"Keluar Jeano!" Terdengar sedikit nada mengusir, baru saja ingin mengajukan protes akan tetapi Zeana susah kembali berucap, "keluar atau aku tidak ingin bertemu dengan mu lagi." Akhirnya Zeana mulai mengeluarkan sedikit ancaman untuk Jeano supaya pria itu mau keluar sebentar saja dari ruang inapnya.
Mengdengar apa yang di ucapakan oleh Zeana membuat kedua mata Jeano membulat seketika.
Apa-apaan itu Zeana tak mau bertemu dengannya lagi? Big No! Tidak bisa!
Karena tidak ingin Zeana bertambah marah Jeano pun dengan sedikit terpaksa harus keluar. "Baiklah aku akan keluar, tapi segera panggil aku setelah selesai." Pesan Jeano.
"Iya, nanti aku akan memanggil mu setelah selesai."
Jeano pun berlalu keluar dan menunggu di kursi tunggu yang berada di depan ruang inap tersebut.
***
15 menit kemudian
Zeana sudah berganti pakaian dan Jeano pun sudah masuk kembali ke dan mereka sedang memakan sarapan yang di bawa oleh bibi Julia dari kediaman Anderson.
Memang meskipun Zeana sedang di rawat di rumah sakit, tapi untuk urusan makanan Felix lebih bercaya kepada para pekerja rumahnya ketimbang makanan yang di siapkan oleh rumah sakit.
Memang tidak ragu akan kehigenisan nya, tapi entah kenapa Felix sangat keras kepala dan menyuruh bibi Julia sebagai juru masak di rumahnya untuk menangani semua makanan Zeana selama di rumah sakit.
"Apakah setelah selasai sarapan kita bisa jalan-jalan? Aku sangat bosan hanya berdiam diri disini," dengan muka yang memelas serta tertera raut wajah bosan Zeana bertanya pada Jeano.
"Tapi kamu masih sakit," bantah Jeano dengan nada lembut tak mau membuat Zeana sedih.
Sedangkan bibi Julia hanya diam menonton dua remaja yang sedang berdebat tersebut.
"Tapi aku sangat bosan, ayolah hanya keluar sebentar saja tidak apa bukan?"
"Baiklah tapi kita tunggu dokter Bian memeriksa mu terlebih dahulu nanti sambil bertanya apakah kamu bisa keluar atau tidak. Okey?"
"Okey," antusias Zeana sambil menyatukan jari jempol dan telunjuk kirinya membentuk huruf O.
"Ouh iya bi Juli, kapan daddy akan datang?"
"Tuan akan datang mungkin agak siang non, soalnya beliau berpesan ada hal penting yang harus di urus terlebih dahulu."
Zeana hanya mengangguk paham, dan tak lama dari itu dokter Biarpun masuk dan mengcek rutin keadaan Zeana serta memperbolehkan Zeana untuk keluar namun hanya sebentar dan ke tempat yang tidak jauh dari ruang inapnya sekarang.
***
Taman Rumah Sakit
Jeano mengajak Zeana ke taman yang berada di rumah sakit tersebut dengan Zeana yang menggunakan kursi roda, serta Jeano yang sigap mendorong kursi roda tersebut. Dan untuk bibi Julia, dia sudah kembali ke kediaman Anderson dan mungkin nanti siang kembali untuk membawa makanan.
"Kamu suka," tanya Jeano sambil melihat wajah Zeana yang di penuhi binar bahagia.
"Sangat suka, udara disini sejuk dan tentunya banyak orang."
"Syukurlah kalau kamu suka."
"Tapi aku tidak suka melihat orang-orang yang ada disini," dengan sorot mata yang memindai semua orang yang ada di rumah sakit itu Zeana berucap.
Kening Jeano sedikit mengerut, kenapa gadis itu tidak suka orang-orang disini apa mereka berbuat jahat? Tidak bukan.
"Kenapa?"
"Orang yang ada dirumah sakit itu tidak baik-baik saja Jeano. Pasti ada salah satu anggota keluarga nya yang sakit, oleh sebab itu mereka ada disini. Meskipun terlihat baik-baik saja, tapi tidak hati dan pikiran mereka. Pasti ada yang khawatir tentang kondisi serta biaya yang harus di keluarkan.
Mereka cuman berusaha tegar dan ikhlas akan cobaan yang diberikan Tuhan, pura-pura baik-baik saja padahal tidak. Serta mencoba terlihat tegar supaya menambah semangat pada mereka yang sedang sakit bahkan sedang berjuang untuk hidup dan matinya.
Oleh sebab itu aku tidak suka melihat mereka disini, karena mereka ada di kondisi yang menyedihkan bila ada disini." Jelas Zeana sambil terus menatap ke semua penjuru taman rumah sakit, tanpa tau bahwa raut muka Jeano berubah menatap sendu setelah mendengar apa yang di katakan Zeana.
"Yang kamu katakan benar, tapi setiap manusia pasti akan ada saatnya sakit bukan? Oleh sebab itu kita harus menjaga kesehatan kita supaya tidak membuat keluarga yang kita cintai cemas, sama halnya dengan dirimu Anna. Kamu tidak boleh melakukan hal ceroboh lagi yang dapat membuat dirimu dalam bahaya, dan membuat orang khawatir akan dirimu. Kamu paham?" Tanya Jeano sambil menatap luruk mata coklat Zeana dengan sungguh-sungguh.
Zeana mengangguk pelan, "maafkan aku yang sudah membuat kalian khawatir akan sikap cerobohku."
Jeano yang melihat Zeana akan menangis segera memeluk dan membawa tubuh itu ke dekapan nya sambil mengelus pelan rambut Zeana untuk menenangkannya. "Tidak apa semua sudah berlalu, yang perlu di lakukan yaitu memperbaiki agar tidak terjadi lagi."
"Terimakasih karena sudah mau selalu bersama ku Jeano," lirih Zeana dalam pelukan yang masih dapat didengar jelas oleh Jeano.
...To Be Continue...
Makasih untuk part ini
Jangan lupa like, vote dan komen!
Bay bay👋👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
❄Ice Princess❄
LEE HAECHAN!!!!
2022-12-18
0
Machan
tanda baca harus diperbaiki lagi, thor
2022-12-08
0