..."Ikhlas? Satu kata yang sangat mudah di ucapkan, tapi sangat sulit untuk di lakukan."...
...De_onsti...
.......
.......
Pagi hari yang sangat cerah, tapi tidak dengan keadaan yang Sarah alami.
Sarah menatap pusaran Riana dengan tatapan kosong, serta kehilangan yang di pancarkan oleh kedua matanya. Air mata yang kemarin keluar dengan sangat derasnya, kini telah tiada seolah kering tidak ada lagi.
Sarah masih tak menyangka bahwa semua ini akan terjadi, kehilangan satu-satunya orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Di sampingnya terdapat Tina yang mencoba nguatkan Sarah, serta rekan-rekan lainnya yang ikut berduka cita atas musibah yang di alami oleh Sarah, tak lupa juga warga sekitar yang membantu proses pemakaman.
"Mamah mencoba untuk ikhlas An, meskipun sangat sulit Mamah untuk menerima ini semua. Sama halnya ketika kita menghadapi kehidupan yang sulit, kamu selalu membuat Mamah ikhlas dan kuat menjalaninya. Maafkan Mamah yang belum bisa menjadi orang tua yang baik buat Anna, tidak bisa memberikan keluarga yang utuh untuk Anna. Kamu yang tenang di sana ya, Mamah pasti selalu doakan Anna supaya mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Tunggu Mamah An, mari kita berkumpul kembali di waktu yang tepat."
Batin Sarah sambil terus menatap pemakaman Anna yang sudah selesai.
Nyata? Ini semua nyata, Sarah masih tidak menyangka bahwa ini semua nya nyata. Semuanya terjadi begitu cepat.
Kemarin setelah memastikan bahwa korban tersebum benar seorang Riana Milane, ke esokkan hari nya jenazah Riana pun di kebumikan.
Setelah semua proses pemakaman selesai para warga pun silih berganti pulang, "kita pulang dulu yh Bu Sarah." Pamit salah seorang warga sebelum beranjak pergi.
"Iya Bu, makasih banyak udah mau bantu pemakaman anak saya." Terdengar suara serak serta bergetar Sarah menjawab nya.
"Iya sama-sama. Kalau begitu mari,"
Kini hanya tersisa Sarah dan Tina yang masih di pemakaman tersebut. Sarah terlihat masih betah memandangi dan memeluk batu nisan Riana.
"Mbak kita pulang yuk! Ini udah mau sore, Mbak bisa sakit kalo di sini terus."
"Nanti Tin. Mbak masih mau di sini dulu sebentar lagi."
"Tapi mbak belum makan dari pagi, kita harus pulang. Kalo mbak sakit gimana? Riana pun pasti gak akan seneng kalo liat mbak sakit karena terus di sini."
Betul, pasti Riana tidak akan senang di atas sana. Karena terus dibujuk oleh Tina, Sarah pun akhirnya mau untuk pulang.
"Mamah pamit dulu yah An, Mamah pasti bakal sering untuk ngunjungin kamu kesini."
"Kak Tina juga pamit yah An, Anna yang tenang di sana."
Keduanya pun berjalan pergi dari pemakaman tersebut meninggalkan Riana di tempat peristirahatan terakhirnya.
Mungkin ini akhir dari kehidupan terakhir untuk Riana, tapi tidak untuk kehidupan seseorang. Ini awal baru untuk kebidupannya.
***
Rumah Sakit Pelita Kasih
Seorang gadis terlihat berbaring di sebuah brangkar dengan tenang nya, terlihat baik-baik saja namun tidak dengan jiwa yang mengisinya.
Terlihat sangat cantik dengan surai hitam mengkilaunya.
Eugh
Suara lenguhan mulai terdengar dari bibi merah cerinya, perlahan mata dengan bulu mata yang lentik itu terbuka.
Langit dengan dominan warna putih yang pertama kali dia lihat tak lupa aroma obat yang sangat khas, yang sudah dapat di tebak bahwa tempat tersebut adalah sebuah rumah sakit.
Mulai mengedarkan pandangan nya ke semua penjuru ruangan, sampai akhir nya dia melihat seorang remaja pria yang mungkin seumuran dengan nya sedang duduk tak jauh darinya.
"H-hhaii...A-aiirr...."
Hanya terdengar seperti gumaman kecil, karena entah menapa tenggorokannya terasa sangat kering dan serak sehingga tidak dapat mengeluarkan suara dengan lantang.
Hening. Tidak ada sautan dari remaja pria tersebut, mungkin remaja itu tak mendengar lirihan gadis tersebut.
Tak lama dari itu remaja tersebut melihat ke arah yang dengan muka yang amat terkejut, tapi juga menyiratkan akan kebahagiaan.
Gadis yang di tatap pun memberikan senyum tipis nan tulus, dia berterimakasih pada remaja tersebut karena melihatnya. Membuat dia tak harus berusaha untuk berteriak memanggil.
"Anna kau sudah sadar? Apa ada yang sakit? Kamu membutuhkan sesuatu?" Rentetan pertanyaan langsung di berikan oleh remaja tersebut begitu dia menghampiri gadis yang baru sadar itu.
"A-aiirr...," terdengar seperti bisikan.
Dengan sigap remaja pria tersebut memberikan air minum untuk gadis itu, sambil mengangkat sedikit punggung gadis itu agar memudahkan air turun ke tenggorokannya.
Dirasa cukup gadis tersebutpun menghentikan minumnya.
"Kamu butuh sesuatu lagi? Apa ada yang sakit?"
Gelengan pelan di berikan gadis tersebut sebagai jawaban. "Hanya saja kepala ku sedikit pusing," sambil mengusap pelan kepalanya gadis itu berkata.
"Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan memanggilkan dokter untuk memeriksa mu."
Tak berselang lama seorang dokter yang sudah berumur namun masih tampan masuk kedalam ruangan tersebut.
"Hai! Bagaimana kabarmu?" Sapa ramah dokter itu.
"Hei jangan banyak bertanya! Cepat periksa dia," sebuah perkataan dengan cepat menyela.
"Tidak sopan sekali laki-laki ini," batin gadis tersebut.
"Baik Dok. Hanya saja kepala ku sedikit pusing," sedikit dengan senyuman gadis tersebut menjawab pertanyaan dari dokter itu. Tanpa menghiraukan tatapan tajam jadi remaja pria yang berdiri di sebelah kiri brangkar yang sedang dia tempati.
Sebelun dokter tersebut kembali bertanya, terlebih dahulu datang dua orang pria memasuki ruangan nya.
"Bagaimana keadaannya?"
"Saya akan periksa terlebih dahulu," dokter tersebut pun mulai melakukan beberapa penggecekan.
"Nona sudah baik-baik saja, mungkin hanya membutuhkan istirahat yang cukup untuk dapat memulihkan kondisinya."
Dokter tersebut pun memberikan penjelasan bahwa memang sudah baik-baik saja akan keadaan pasien. Namun semua itu berubah menjadi rumit dan menegangkan ketika sebuah pertanyaan yang dapat menghilangkan nyawanya.
"Kalau boleh tau dokter, dimana ini dan siapa mereka semua?" Dengan tatapan polos gadis itu bertanya.
Deg
Pertanyaan tersebut dapat membuat semua orang yang ada di disana terkejut.
Gadis itu hilang ingatan?
Itu yang di pikirkan semua orang yang ada di ruangan tersebut.
***
Hai hai👋👋
Don't forget to Follow, Vote and coment juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Oi Min
itu dua orang yg menunggu Riana y?? skrg Riana malah masuk di tubuh anaknya
2023-08-18
0