Berita Kepulangan Zero

..."Jangan terlalu banyak pikiran, hiduplah dengan bahagia. Ini adalah hidupmu sendiri jika kamu senang itu cukup."...

..._Zhong Chenle...

...Happy Reading...

.......

.......

Pagi mulai menyapa membuat awal baru untuk pagi di hari baru. Sama halnya Zeana, ini awal baru dia tinggal di kediaman Anderson di kehidupan keduanya.

Gadis tersebut masih terlelap tidur di kasur dengan selimut yang membungkus tubuh mungilnya, dia tak menghiraukan sinar matahari yang sudah naik dan mulai masuk kedalam kamarnya melalui celah-celah tirai.

Tok tok tok

Ceklek

Suara ketukan yang di susul pintu terbuka menampilkan seorang paruh baya yang sudah merawat Zeana dari kecil hingga remaja sekarang. Siapa lagi kalau bukan bi Julia?

Bi Julia mulai membuka tirai yang berada di kamar itu membuat cahaya matahari seketika masuk menerangi seisi kamar tersebut serta mulai mengusik tidur nyenyak Zeana.

"Mah aku masih mengantuk," gumaman pelan Zeana yang masih dapat di dengar bi Julia.

"Apakah non Anna merindukan mendiang nyonya? Sungguh kasian, pasti nona sangat ingin merasakan kasih sayang ibu." Batin bi Julia menatap iba Zeana.

"Non...non Anna bangun, ini sudah siang." Sambil mengoyangkan sedikit bahu Zeana yang masih tertutup selimut.

Eugh

"Bi Juli?" Zeana membuka sedikit matanya dan terdengar suara serak khas bangun tidur.

"Iya, ini bibi non. Ayo non Anna bangun ini udah siang, udah di tunggu tuan untuk sarapan."

Mau tak mau Zeana pun bangun dari tidurnya dengan sangat malas karena masih sangat nyaman untuk berbaring di kasur tersebut.

Zeana meregangkan kedua tangannya sambil membuka kedua matanya dengan sempurna, "pagi bi Juli."

"Pagi juga non, ayo bibi bantu non Anna untuk bersiap."

Akhirnya Zeana pun di bantu oleh bi Julia untuk bersiap turun untuk sarapan pagi, dengan bi Julia mendorong kursi roda Zean serta Zeana yang sudah cantik dengan dress coklat selututnya.

Sedangkan di meja makan sudah terdapat Felix, Hans dan Jeano yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ketiganya sudah ada dimeja makan tanpa bicara dan sedang sibuk dengan handphone masing-masing.

"Selamat pagi," sapa Zeana begitu sampai di meja makan membuat ketiga pria itu sontak menghentikan urusan mereka.

"Selamat pagi sayang."

"Selamat pagi nona."

Sapa ketiganya bersamaan, membuat Zeana tersenyum dan ikut bergabung bersama ketiganya.

"Bagaimana tidurmu sayang?" Tanya Felix sambil menatap hangat putrinya.

"Sangat nyenyak Daddy, apakah Daddy juga tidur dengan baik?"

"Hm ya, Daddy pun sama tidur dengan nyenyak dan bermimpi indah." Felix sedikit menambahkan lelucon diakhir katanya.

"Kamu tidak bertanya pada ku?" Suara dingin itu menyela perbincangan antara Zeana dan Felix.

Zeana pun sontak melihat keasal suara itu, terlihat Jeano yang sudah memakai seragam sekolah namun jauh dari kata rapi. Dasi yang tak di bakai dengan benar serta baju yang tak di masukan kedalam memberikan kesan badboy jika melihatnya.

Zeana tersenyum kecil dan menggeleng pelan. Anak satu ini, selalu saja cemburu jika dia berbicara pada ayahnya serta tak mau di abaikan kapanpun dan dimanapun.

"Bagaimana tidurmu Jeano? Apakah nyenyak?"

"Sedikit, akan terasa sangat nyenyak jika tidur bersama mu." Goda Jeano menaikan sebelah alisnya.

"Hei apa-apaan dengan tidur bersama putriku. Ingat! kau belum sah menjadi suaminya, jadi jangan pernah mencoba untuk tidur bersama." Peringat Felix menatap tajam dengan apa yang baru saja Jeano katakan.

"Aku bahkan sudah pernah tidur dengannya," dengan nada santai Jeano mengatakannya.

"Apa?" Teriak Felix sambil berdiri dari kursinya, "apa itu benar sayang?" Tanyanya sambil menatap Zeana dengan shok.

"I-itu dad...."

"Bicara yang benar sayang!" Desak Felix mendengar nada gugup dari putrnya itu.

"Aku memang pernah tidur dengan Jeano da-"

"APA?" Kini bukan hanya Felix yang kaget, tapi begitu pula dengan Hans yang dari tadi hanya diam mendengarkan perdebatan di pagi hari itu tanpa minat untuk ikut campur.

"Bukan begitu Daddy, Paman. Dengarkan aku selesai berbicara dulu. Aku memang pernah tidur dengan Jeano namun, hanya tidur tidak melakukan hal lebih. Lagipula itu hanya sekali ketika Jeano menemaniku tidur di rumah sakit. Aku tidak tega harus membiarkan Jeano tidur di sopa, aku bersumpah hanya tidur tidak lebih." Jelas Zeana dengan bersungguh-sungguh.

"Baiklah Daddy percaya, tapi lain kali jangan di ulangi lagi. Kau tau bocah itu serigala berbulu domba jadi kamu harus berhati- hati," Felix sengaja berbisik dan memelankan suaranya di akhir kalimat yang diucapkannya pada Zeana.

Zeana melihat Jeano sekilas setelah mendengar apa yang di katakan oleh Daddy nya itu. Apa benar Jeano seperti itu?

Tak mau berdebatan itu semakin panjang Zeana pun mengangguk paham, "kalau begitu ayo kita mulai sarapannya."

Merekapun mulai memakan sarapan mereka dengan tenang, bukan berarti tidak boleh berbicara mereka bisa berbicara si sela-sela makan namun tidak dengan kondisi mulut yang penuh akan makanan.

Selang beberapa saat merekapun selesai dengan sarapan pagi mereka, sebelum semuanya memulai aktivitasnya Hans terlebih dahulu memberikan kabar yang mungkin semua orang yang berada disitu harus tahu.

"Tuan, tuan muda bilang akan kembali besok atau lusa dari studynya." Sontak saja semua mendegarkan dengan seksama perkataan Hans.

"Kapan dia memberitahumu? Lalu apalagi yang dia katakan?" Felix pemasaran dengan apa yang di bilang Hans tentang putra sulungnya itu.

Dasar anak durhaka tak pernah membalas bahkan mengabari ayahnya sendiri, dan saat akan pulang pun yang pertama diberitahu adalah asistennya bukan dirinya sendiri. Benar-benar menyebalkan.

"Kemarin tuan, dan tuan muda hanya membari tahu itu saja."

"Dasar anak itu, bukannya bilang terlebih dahulu padaku malah kau yang pertama dia kabari." Kesal Felix pada anak sulungnya itu, mau menyalahkan pun tidak bisa karena anaknya itu hampir 100% duplikatnya.

"Siapa yang akan pulang Dad?" Heran Zeana tak mengerti tentang siapa yang sedang di bicarakan oleh ayahnya beserta asistennya itu.

"Kakakmu sayang, dia akan segera pulang dari studynya di luar negri."

"Aku mempunyai kakak?

"Tentu. Zero adalah kakak laki-lakimu."

"Kak Zero namanya? Apakah aku mempunyai kakak yang lainnya juga?"

"Zero De Anderson kakak kandungmu, dan kamu juga masih mempunyai kakak dan adik sepupu."

"Waw aku tidak sabar untuk bertemu dengan mereka semua. Apa mereka semua baik?"

Felix agak ragu untuk menjawabnya karena dia tahu bagaimana sikap Zero pada Zeana selama ini, namun dia bertekad untuk mengubah sikap anak sulungnya sama seperti dirinya saat ini.

"Tentu mereka semua sangat baik dan menyayangi mu sayang."

"Cih pembohong," batin Jeano ketika mendengar apa yang di katakan oleh Felix.

"Anda bohong sekali tuan, sejak kapan tuan muda sangat menyayangi nona muda." Sama halnya dengan Jeano, Hans pun hanya bisa ikut membatin.

"Sudah-sudah ini sudah hampir siang, kalian berdua harus ke kantor dan aku juga harus ke sekolah." Jeano mulai mengingatkan mereka akn pekerjaan mereka masing-masing.

"Ouh iya benar. Kalian harus cepat pergi, ayo akam aku antar kalian semua."

Dengan cepat Jeano mengambil alih kursi roda Zeana untuk di dorongnya menuju luar sebelum Felix mendahuluinya seperti kemarin-kemarin.

"Baiklah kalau begitu Daddy akan pergi ke kantor dulu, tetaplah dirumah dan jika ingin apapun minta bantuan pada bibi Julia. Kamu paham?"

"Iya Dad aku paham, semoga Daddy dan paham Hans sampai dengan selamat ke kantor. Sampai jumpa"

"Daddy pergi, sampai jumpa." Felix mengucup pelan puncak kepala Zeana dan akhirnya masuk kedalam mobil yang perlahan mulai melaju meninggalkan kediaman Anderson.

"Akupun harus pergi," ucap Jeano dengan duduk berlutut di depan kursi roda Zeana.

"Pergilah semoga harimu menyenangkan di sekolah, belajar yang rajin ya."

"Tapi aku akan sangat merindukan mu nanti,"

"Nanti sepulang sekolah kamu bisa bersama ku lagi Jeano, tidak usah berlebihan seperti itu."

"Baiklah nanti sepulang sekolah aku akan kembali kesini. Jaga dirimu baik-baik okey?

"Okey, dan jangan membolos lagi Jeano!" Peringat Zeana mengingat Jeano pernah membolos saat dia berada di rumah sakit.

"Iya, aku pergi." Jeano pun berangkat sekolah dengan menaiki sebuah motor sport hitam miliknya.

Sedangkan Zeana tetap berada di sama sambil melihat Jeano yang perlahan-lahan pergi menjauh sambil terus melambaikan tangannya.

"Ayo nona, waktunya minum obat." Bi Julia pun dengan sigap medorong kursi roda Zeana kembali masuk kedalam.

...To Be Continue...

Makasih buat part ini, see you next part bay👋

Jangan lupa like, vote, dan komen!

Terpopuler

Comments

Grey

Grey

Lele😁

2024-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Destiny
3 Takdir Tuhan
4 Pemakaman
5 Perdebatan
6 Kehidupan Baru
7 Story Begins
8 Berkenalan Kembali
9 Mulai Berubah
10 Lumpuh?
11 Taman Rumah Sakit
12 Back Home
13 Kakak?
14 Berita Kepulangan Zero
15 Warga SMA GALAXY XIALLEN
16 Masih di Sekolah
17 Teman dan Sepupu
18 Obrolan Random
19 Cek up dan Terapi
20 Kepulangan Zero
21 Makan Malam
22 Pengakuan Dosa
23 Makin Tidak Yakin
24 Akward
25 Kebersamaan
26 Lengkapnya Empat Setangkai
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 CHAPTER 28
30 CHAPTER 29
31 CHAPTER 30
32 CHAPTER 31
33 CHAPTER 32
34 CHAPTER 33
35 CHAPTER 34
36 CHAPTER 35
37 CHAPTER 36
38 CHAPTER 37
39 CHAPTER 38
40 CHAPTER 39
41 CHAPTER 40
42 CHAPTER 41
43 CHAPTER 42
44 CHAPTER 43
45 CHAPTER 44
46 CHAPTER 45
47 CHAPTER 46
48 CHAPTER 47
49 CHAPTER 48
50 CHAPTER 49
51 CHAPTER 50
52 CHAPTER 51
53 CHAPTER 52
54 CHAPTER 53
55 CHAPTER 54
56 CHAPTER 55
57 CHAPTER 56
58 CHAPTER 57
59 CHAPTER 58
60 CHAPTER 59
61 CHAPTER 60
62 CHAPTER 61
63 CHAPTER 62
64 CHAPTER 63
65 CHAPTER 64
66 CHAPTER 65
67 CHAPTER 66
68 CHAPTER 67
69 CHAPTER 68
70 CHAPTER 69
71 CHAPTER 70
72 CHAPTER 71
73 CHAPTER 72
74 CHAPTER 73
75 CHAPTER 74
76 CHAPTER 75
77 CHAPTER 76
78 CHAPTER 77
79 CHAPTER 78
80 CHAPTER 79
81 CHAPTER 80
82 CHAPTER 81
83 CHAPTER 82
84 CHAPTER 83
85 CHAPTER 84
86 CHAPTER 85
87 CHAPTER 86
88 CHAPTER 87
89 CHAPTER 88
90 CHAPTER 89
91 CHAPTER 90
92 CHAPTER 91
93 CHAPTER 92
94 CHAPTER 93
95 CHAPTER 94
96 CHAPTER 95
97 CHAPTER 96
98 CHAPTER 97
99 CHAPTER 98
100 CHAPTER 99
101 CHAPTER 100
102 CHAPTER 101
103 CHAPTER 102
104 Epilog
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 S2. CHAPTER 1
108 S2. CHAPTER 2
109 S2. CHAPTER 3
110 S2. CHAPTER 4
111 S2. CHAPTER 5
112 S2. CHAPTER 6
113 S2. CHAPTER 7
114 S2. CHAPTER 8
115 S2. CHAPTER 9
116 S2. CHAPTER 10
117 S2. CHAPTER 11
118 S2. CHAPTER 12
119 S2. CHAPTER 13
120 S2. CHAPTER 14
121 S2. CHAPTER 15
122 S2. CHAPTER 16
123 S2. CHAPTER 17
124 S2. CHAPTER 18
125 S2. CHAPTER 19
126 S2. CHAPTER 20
127 S2. CHAPTER 21
128 S2. CHAPTER 22
129 S2. CHAPTER 23
130 S2. CHAPTER 24
131 S2. CHAPTER 25
132 S2. CHAPTER 26
133 S2. CHAPTER 27
134 S2. CHAPTER 28
135 S2. CHAPTER 29
136 S2. CHAPTER 30
137 S2. CHAPTER 31
138 S2. CHAPTER 32
139 S2. CHAPTER 33
140 S2. CHAPTER 34
141 S2. CHAPTER 35
142 S2. CHAPTER 36
143 S2. CHAPTER 37
144 S2. CHAPTER 38
145 S2. CHAPTER 39
146 S2. CHAPTER 40
147 S2. CHAPTER 41
148 S2. CHAPTER 42
149 S2. CHAPTER 43
150 S2. CHAPTER 44
151 S2. CHAPTER 45
152 S2. CHAPTER 46
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Destiny
3
Takdir Tuhan
4
Pemakaman
5
Perdebatan
6
Kehidupan Baru
7
Story Begins
8
Berkenalan Kembali
9
Mulai Berubah
10
Lumpuh?
11
Taman Rumah Sakit
12
Back Home
13
Kakak?
14
Berita Kepulangan Zero
15
Warga SMA GALAXY XIALLEN
16
Masih di Sekolah
17
Teman dan Sepupu
18
Obrolan Random
19
Cek up dan Terapi
20
Kepulangan Zero
21
Makan Malam
22
Pengakuan Dosa
23
Makin Tidak Yakin
24
Akward
25
Kebersamaan
26
Lengkapnya Empat Setangkai
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
CHAPTER 28
30
CHAPTER 29
31
CHAPTER 30
32
CHAPTER 31
33
CHAPTER 32
34
CHAPTER 33
35
CHAPTER 34
36
CHAPTER 35
37
CHAPTER 36
38
CHAPTER 37
39
CHAPTER 38
40
CHAPTER 39
41
CHAPTER 40
42
CHAPTER 41
43
CHAPTER 42
44
CHAPTER 43
45
CHAPTER 44
46
CHAPTER 45
47
CHAPTER 46
48
CHAPTER 47
49
CHAPTER 48
50
CHAPTER 49
51
CHAPTER 50
52
CHAPTER 51
53
CHAPTER 52
54
CHAPTER 53
55
CHAPTER 54
56
CHAPTER 55
57
CHAPTER 56
58
CHAPTER 57
59
CHAPTER 58
60
CHAPTER 59
61
CHAPTER 60
62
CHAPTER 61
63
CHAPTER 62
64
CHAPTER 63
65
CHAPTER 64
66
CHAPTER 65
67
CHAPTER 66
68
CHAPTER 67
69
CHAPTER 68
70
CHAPTER 69
71
CHAPTER 70
72
CHAPTER 71
73
CHAPTER 72
74
CHAPTER 73
75
CHAPTER 74
76
CHAPTER 75
77
CHAPTER 76
78
CHAPTER 77
79
CHAPTER 78
80
CHAPTER 79
81
CHAPTER 80
82
CHAPTER 81
83
CHAPTER 82
84
CHAPTER 83
85
CHAPTER 84
86
CHAPTER 85
87
CHAPTER 86
88
CHAPTER 87
89
CHAPTER 88
90
CHAPTER 89
91
CHAPTER 90
92
CHAPTER 91
93
CHAPTER 92
94
CHAPTER 93
95
CHAPTER 94
96
CHAPTER 95
97
CHAPTER 96
98
CHAPTER 97
99
CHAPTER 98
100
CHAPTER 99
101
CHAPTER 100
102
CHAPTER 101
103
CHAPTER 102
104
Epilog
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
S2. CHAPTER 1
108
S2. CHAPTER 2
109
S2. CHAPTER 3
110
S2. CHAPTER 4
111
S2. CHAPTER 5
112
S2. CHAPTER 6
113
S2. CHAPTER 7
114
S2. CHAPTER 8
115
S2. CHAPTER 9
116
S2. CHAPTER 10
117
S2. CHAPTER 11
118
S2. CHAPTER 12
119
S2. CHAPTER 13
120
S2. CHAPTER 14
121
S2. CHAPTER 15
122
S2. CHAPTER 16
123
S2. CHAPTER 17
124
S2. CHAPTER 18
125
S2. CHAPTER 19
126
S2. CHAPTER 20
127
S2. CHAPTER 21
128
S2. CHAPTER 22
129
S2. CHAPTER 23
130
S2. CHAPTER 24
131
S2. CHAPTER 25
132
S2. CHAPTER 26
133
S2. CHAPTER 27
134
S2. CHAPTER 28
135
S2. CHAPTER 29
136
S2. CHAPTER 30
137
S2. CHAPTER 31
138
S2. CHAPTER 32
139
S2. CHAPTER 33
140
S2. CHAPTER 34
141
S2. CHAPTER 35
142
S2. CHAPTER 36
143
S2. CHAPTER 37
144
S2. CHAPTER 38
145
S2. CHAPTER 39
146
S2. CHAPTER 40
147
S2. CHAPTER 41
148
S2. CHAPTER 42
149
S2. CHAPTER 43
150
S2. CHAPTER 44
151
S2. CHAPTER 45
152
S2. CHAPTER 46

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!