..."Tersenyumlah untuk kebahagiaan, bukan untuk terlihat bahagia."...
..._Park Jisung...
...Happy Reading...
.......
.......
Pagi hingga siang yang di lakukan oleh Zeana hanya diam sambil membaca buku yang dapat dia baca, dari mulai novel bahkan sampai buku tentang bisnis milik Daddynya tak luput dia baca juga karena merasa bosan tidak boleh serta tidak bisa melakukan pekerjaan apapun.
Tak lupa makanan ringan serta minuman yang disiapkan oleh Bibi Julia untuk menemani aktivitas unfaedahnya itu.
Tapi sempat tadi pagi Zeana meminta Bi Julia untuk menemaninya berkeliling di kediaman Anderson karena merasa Zeana harus mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya, dan dengan senang hati Bi Julia menemani Zeana untuk berkeliling sampai bercerita bagaimana Zeana sering lakukan di mansion itu.
Barulah setelah bekeliling Zeana harus terjebak di dengan rasa bosan dan buku yang menemaninya karena Bi Julia harus kembali bekerja sehingga tidak dapat menemani Zeana seharian.
Tak terasa bahwa waktu mulai melaju dari siang menuju sore, karena jam makan siang telah berlalu beberapa jam yang lalu. Dan itu menandakan akan selesainya jam belajar Jeano serta jam kerja Daddynya, mungkin hanya akan berbeda jam saja.
Zeana yang masih asik membaca buku, samar-samar mendengar suara motor yang mulai memasuki perkarangan rumahnya dan bisa Zeana tebak bahwa motor tersebut tidak hanya ada satu. Sontak hal itu menarik perhatian Zeana untuk melihat lebih dekat, dan jika boleh menebak mungkin salah satu motor itu adalah milik Jeano.
Mendorong kursi rodanya pelan menuju keluar, tanpa disadari bahwa Bi Julia melihat Zeana yang mendorong kursi roda dengan agak kesusahan.
"Non Anna mau kemana?" Cegah Bi Julia yang sontak menghentikan Zeana.
Zeana tersenyum sambil menujuk ke arah luar dimana suara motor serta orang berbincang mulia terdengar olehnya. "Aku mau keluar Bi, sepertinya Jeano sudah pulang."
"Iya kayaknya Non, itu suara motor Den Jeano. Yaudah Bibi bantu Nona untuk keluar." Bi Julia mulai mengambil alih kursi roda dan mendorong pelan menuju keluar.
"Bibi gak papa? Takutnya aku ganggu kerjaan Bibi." Ucap Zeana sambil melihat kebelakang dimana Bi Julia sedang mendorong kursi rodanya sambil tersenyum, "Aku bisa kok sendirian kalo Bibi sibuk."
Bi Julia menggeleng pelan, "Gak Non. Bibi bisa kok bantu sebentar Non Anna untuk keluar, nanti setelah itu Bibi bisa lanjutin perkerjaan Bibi yang tertunda. Jadi lain kali Non Anna gak usah sungkan kalo misal mau minta bantuan." Jelas Bi Julia sambil terus mendorong kursi roda Zeana.
Sampailah mereka berdua di luar, dan dapat melihat 3 orang remaja pria yang salah satunya adalah Jeano serta 2 remaja perempuan yang baru saja turun dari motor mereka. Merasa bahwa Nonanya sudah tidak memelukan dia lagi, lantas Bi Julia pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Mereka berlima pun menghampiri Zeana yang masih menatap mereka tanpa mau mengatakan apapun, karena sebenarnya Zeana merasa bingung harus bagaimana menyapa mereka.
"Siang sayang," sapa hangat Jeano sambil memeluk dan mengelus pelan rambut Zeana.
Zeana tersenyum dalam pelukan itu, "Siang juga Jeano, kamu sudah pulang?"
Jeano hanya mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Zeana, dia terlalu engan untuk berbicara karena rasa nyaman yang dia rasakan saat berpelukan dengan Zeana.
Sedangkan yang lainnya menatap tak percaya akan interaksi Zeana dan Jeano, yang di pikirkan di benak masing-masing adalah apakah ini sungguhan? Mereka tidak salah lihatkan?
Sebelum kecelakaan Zeana dan Jeano itu ibarat seperti air dan minyak, sesuatu yang tidak akan bisa bersatu. Zeana terlalu tertutup dengan kehadiran Jeano meskipun sudah tau bahwa Jeano adalah tunangannya sendiri. Zeana terlalu sibuk mengejar orang yang tidak mencintainya dari pada mencoba untuk menerima orang yang mencintai. Bukan kah lebih baik dicintai daripada mencintai?
Melihat mereka sekarang pasti orang lain akan merasa bahwa 2 orang itu saling mencintai bukan 2 orang asing yang hanya mengenal nama saja.
Dulu ketika mereka bertemu atau tidak sengaja berpapasan mereka berdua hanya akan acuh seolah tidak saling mengenal, tapi apa sekarang? Bahkan 2 orang itu sedang berpelukan mesra tanpa menghiraukan kaum jomblo yang menonton adegan tersebut dengan miris.
Nasih mu itu jomblo? Sama kok Author juga, gak papa beneran.
"Nasib jomblo gini amat yah, tiap hari cuman bisa liat kemesraan orang lain aja." Bobby mulai bersuara, hal itu sontak menghentikan acara pelukan antara Zeana dan Jeano, mereka berdua pun melepaskan pelukan mereka dan menatap asal suara tersebut.
Terlihat muka masam dari ke 4 orang tersebut yang perlahan maju menghampiri mereka.
"Udah pelukannya? Udah? Kamu mah gitu ih giliran ada dia dipeluk, sedangkan aku di cuekin." Terdengar nada rengekan di setiap katanya membuat orang yang mengdengarnya merasa sangat jijik.
"Jijik anji*g, kenapa sih gue bisa punya teman kayak lo?"
Sedangkan sang pelaku hanya menyegir polos tak berdosa siapa lagi kalau bukan Bobby, sedangkan Andra terus menatap horor kearahnya.
"Hai Anna," sapa berbarengan Aqila dan Rara begitu tepat berdiri de depan Zeana berada.
Dengan agak ragu Zeana tersenyum hangat dan kembali menyapa sambil melampai pelan tangannya. "Hm..Hai."
"Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik, apakah aku mengenal kalian?"
"Tentu, kita adalah temanmu Anna."
"Kalian temanku? Sungguh?"
"Sungguh, bahkan aku adalah sepupu mu Anna." Jelas Aqila menyakinkan keraguan Zeana.
"Bagaimana kalau kita mengobrol di dalam? Tidak enak kalau berbicara sambil berdiri seperti ini, ayo!"
Zeana mengajak semua untuk masuk dibantu dengan Jeano yang mendorong kursi rodanya.
"Silahkan duduk," mereka semua pun mulai duduk dengan nyaman di ruang keluarga dengan sudah tersiapnya makanan ringan serta minuman yang telah di siapkan oleh para maid.
"Ouh iya Anna, bagaimana keadaan mu sekarang?"
"Kabarku baik, namun aku belum bisa berjalan untuk sekarang."
"Apa kau lumpuh?"
Plak
Dengan keras Aqila langsung memukul paha Rara yang tidak menyaring terlebih dahulu jika ingin bertanya, bagaimana kalau pertanyaan itu menyinggung hati Zeana?
"Awww, kau apa-apaan sih? Kenapa memukul ku?"
"Hei kau meskinya berpikir terlebih dahulu jika ingin bertanya, bagaimana kalau Anna merasa tersinggung?"
Seketika Rara pun langsung penatap Zeana dengan pandangan bersalah, "Maaf atas pertanyaanku."
"Tidak apa, aku tidak lumpuh. Cuman untuk saat ini belum bisa berjalan dengan normal karena syaraf kaki ku kaku mungkin dengan aku rutin terapi akan segera memulihkan kondisi jalan ku seperti semula."
"Syukurlah kalau begitu, hm apakah kamu benar-benar mengalami amnesia?" Dengan hati-hati Aqila menanyakannya sekaligus mewakili pertanyaan dari semua orang yang ingin tahu keadaan Zeana sekarang.
"Benar, dokter mengtakan mungkin karena benturan keras aku mengalami amnesia. Maafkan aku karena tidak mengingat kalian," terdengar nada bersalah dari Zeana dengan menatap Aqila maupun Rara.
"Bagaimana kalau kita memperkenalkan diri kembali!" Ajak Aqila dengan penuh semangat meskipun di dalam hatinya merasa sedih melihat kejadian yang menimpa Zeana.
"Betul. Halo Anna aku Rara Malik, kau bisa memanggilku Rara."
"Halo Anna. Aku Aqila De Melik, aku teman sekaligus sepupumu."
"Halo Rara, halo Aqila. Waw aku sangat senang dapat memiliki teman dan sepupu." Sangat tertera bahwa Zeana sedang sangat senang, "Ouh iya bagaimana dengan kalian berdua?" Pandangan Zeana terarah pada 2 remaja pria yang tadi ribut di luar namun sekarang hanya diam.
Sedangkan mereka yang di tatap oleh Zeana hanya diam dengan rasa tidak percaya dan bingung mereka. "Ayo kalian berkenalan!" Titah Jeano pada keduanya saat melihat tidak ada yang mau membuka suara untuk menjawab Zeana.
"Bobby Widyoningrat."
"Andra De Melik."
Singat dan langsung pada intinya, " Mereka teman ku." Jelas Jeano.
Dengan gugup Zeana menyapa keduanya tak lupa sambil tersenyum, "H-hai Bobby, hai juga Andra."
Sedangkan yang disapa hanya diam dan mengangguk sekilas, mereka berdua terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing, memikikan apa yang dilihat mereka. Tentang perubahan sikap bahkan cara pandang Zeana pada keduanya membuktikan bahwa benar gadis itu mengalami amnesia.
...To Be Continue...
Hay I'm back👋
Don't forget like, vote and comment.
Makasih untuk part ini, see you next part.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Grey
baby jie kesayangan emak ku😁
2024-06-04
0
human
gapapa kok thor udah biasa
2022-12-18
1
Jjae23
Kita kemusuhan kah?
2022-12-08
0