Back Home

..."Terkadang langit malam akan dipenuhi dengan bintang-bintang, terkadang juga tidak. Seperti bagaimana kehidupan, terdapat satu fase dimana ada banyak orang disisimu. Tapi ada saat ketika kamu sendirian, itulah kehidupan."...

..._Huang Renjun...

...Happy Reading...

.......

.......

Hari ini bertepatan dengan di bolehkan nya Zeana kembali pulang ke rumahnya, karena kondisi Zeana yang berangsur membaik dari hari ke harinya membuat dokter Bian dapat memulangkan Zeana ke habitat aslinya_eh rumah maksudnya.

Namun Zeana masih harus tetap rutin untuk cek up serta terapi saraf, supaya dapat memulihkan kaki Zeana agar bisa berjalan dengan normal kembali.

Zeana di temani oleh Jeano, Felix serta Hans yang ikut datang untuk menjumput ke pulangan nya. Semuanya sudah berada di sebuh mobil yang sedang berjalan menuju kediaman Anderson, dengan Hans yang menyetir dan Jeano yang duduk dengan raut wajah kesal di kursi penumpang.

Sedangkan Zeana dan Felix duduk di kursi belakang, berbeda dengan wajah kesal Jeano wajah Felix terlihat sangat bahagia dapat duduk berdua dengan putrinya tanpa gangguan dari orang lain.

Hans hanya bisa menghelas napas sambil menggelengkan kepalanya, yang tak habis pikir dengan dua orang yang mungkin dimasa depan akan menjadi menantu serta mertua itu. Jeano dan Felix sama-sama memiliki sifat keras kepala yang kadang membuat orang lain harus bersabar menghadapi mereka berdua sama halnya dengan Hans.

Hans hanya bersabar dan menatap jengah dua pria berbeda usia yang saling menatap tajam, serta dengan raut wajah berbeda dari keduanya. Yang satu kesal, dan yang satunya lagi teramat bahagia.

Flackback On

Jeano mendorong kursi roda yang di pakai Zeana menuju mobil, sedangkan Hans dan Felix sudah menunggu mereka berdua di lobi lengkap dengan mobilnya.

Sampainya di sana dengan sigap Felix beserta Hans membantu Zeana untuk masuk kedalam mobil, duduk dengan nyaman di kursi belakang, tanpa di disadari bahwa Felix juga dengan tergesa masuk kedalam mobil dan duduk bersama Zeana.

"Kenapa kau disana?" Kaget Jeano ketika membuka pintu belakang sudah ada Felix yang duduk dengan sangat bahagia.

"Memangnya kenapa?" Bukanya menjawab Felix malah balik bertanya dengan cengiran bodoh seolah tak mengerti.

"Pindah. Kau harusnya duduk di depan bersama Hans," sentak Jeano dengan menatap tajam Felix.

"Kau saja yang duduk di depan, aku ingin disini bersama putriku. Benarkan sayang?" Tanya Felix pada putrinya yang hanya menatap berdebatan tersebut dengan tak percaya.

"Tidak, aku yang akan duduk dengan Anna di belakang. Kau cepat pindah kedepan," Jeano mulai menarik tangan Felix agar keluar dari mobil.

Melihat Jeano yang mulai menarik Felix keluar membuat Zeana harus bertindak karena sepertinya perdebatan ini tak akan selesai dengan cepat jika tidak ada yang melerai mereka.

"Jeano apa yang kamu lakukan? Lepaskan tangan daddy!" Sentak Zeana untuk melerai aksi dua  pria yang sedang berdebat itu.

Secara reflek Jeano langsung melepaskan tarikkan nya pada tangan Felix dan menatap Zeana dengan pandangan sedih seolah telah dimarahi oleh seorang ibu yang mengatahui anaknya berbuat salah.

"Kenapa kamu memarahiku?"

"Aku tidak memarahimu, aku cuman tidak suka caramu pada Daddy. Itu salah Jeano, tak seharusnya kamu berbuat begitu pada orang yang lebih tua maupun orang lain, kamu bisa bicara dengan baik-baik." Zeana mencoba sabar untuk mengahadapi berdepatan ini, sungguh baru saja masuk kedalam kehidupan barunya Zeana sudah harus dihadapkan dengan masalah ini.

Kini Zeana sudah mengerti bahwa ayah dan tunangannya itu tidak pernah bisa akur ketika bertemu maupun berbicara. Pasti ada berdebatan terlebih dahulu yang akan terjadi. Dan Zeana pun paham bahwa hanya dia yang bisa melerai perdebatan dua orang pria yang berbeda usia namun memiliki sifat yang hampir sama. Dingin dan keras kepala.

Depresot ya An? Sama Author juga.

"Tuh, dengarkan putriku bicara!" Felix menegaskan apa yang dikatakan Zeana pada Jeano dengan tatapan seolah mengejek karena telah di bela oleh Zeana.

Sedangkan Jeano hanya diam sambil menatap tajam tak suka apa yang di katakan Felix, "tapi aku hanya ingin duduk dengan mu, dan pak tua ini menghalangi ku." Adu Jeano mencoba membela diri.

"Hei! Tak sopan kau memanggilku pak tua, lihat lah sayang dia memanggil Daddy dengan sebutan pak tua." Tak mau kalah Felix pun mengadu pada Zeana tentang sebutan yang Jeano berikan padanya.

Zeana dan Hans menatap jengah keduanya, sungguh berdepatan ini sangat mengjengkelkan. Hanya karena tempat duduk pun mereka harus berdebat dahulu. Tak tau kah mereka bahwa sekarang sudah menjadi tontonan orang-orang rumah sakit, namun tidak ada yang berani menegur mereka karena tau siapa orang yang sedang berdebat tersebut.

Kalau mereka ikut campur maka mungkin mereka akan menjadi salah satu pasien di rumah sakit tersebut dan mungkin lebih parahnya mereka pergi ke rahmatullah.

"Sudah cukup," teriak Zeana kesal. "Jeano kamu duduk di depan bersama paman Hans dan Daddy akan duduk di belakang bersama ku, tidak ada bantahan cepat!" Titah Zeana tak ada bantahan dengan nada dan tatapan dingin dia menatap Felix serta Jeano bergantian.

Mendengar nada dingin itu Felix maupun Jeano tak mengatakan apapun, mereka pun masuk dan duduk tenang di kursi masing-masing seperti perintah dari Zeana.

"Kau sangat hebat sekali nona dapat membuat dua orang kulkas ini menuruti perintah mu tanpa bantahan. Lain kali aku akan berguru padamu cara untuk melerai dua orang arogan ini jika sedang bertengkar." Batin Hans menatap takjub pada Zeana dan merasa puas melihat muka kedua orang yang sedang berdebat tadi jadi terdiam tak berkutik.

Berakhirlah mereka pulang dengan keadaan yang berbeda. Zeana yang kesal karena berdebatan Felix dan Jeano yang tak bermutu, Hans yang senang dapat menonton drama calon menantu dan mertua yang sedang dimarahi. Jeano yang kesal dan sedih karena dimarahi serta harus duduk didepan jauh dari Zeana, dan Felix yang sangat bahagia karena merasa dibela serta dapat duduk berdua dengan putrinya.

Flackback Off

Tak terasa mereka sudah sampai di kediaman Anderson dengan selamat, Hans dengan sigap mengeluarkan kursi roda yang akan dipakai Zeana dan Felix yang membantu Zeana untuk keluar dari mobil dan duduk dengan benar di kursi roda.

Sedangkan Jeano hanya menatap dengan muka tak bersahabatnya, Jeano masih marah mungkin.

Felix pun membantu Zeana mendorong kursi rodanya untuk memasuki rumah, dan melewati Jeano tanpa melihat maupun berkata apapun seolah tidak ada orang disana. Sedangkan Zeana menggeleng pelan melihat sikap Jeano yang sedang merajuk itu.

"Ayo Jeano! Kamu tidak ingin masuk?" Ajak Zeana sambil menoleh kebelakang yang membuat Felix menghentikan langkahnya sebentar.

Zeana mengatakan itu karena melihat ayahnya tak mengajak Jeano untuk ikut masuk, serta merasa bahwa Jeano tidak mengikuti langkah mereka.

Tanpa menjawab, Jeano mulai melangkah mengikuti mereka meskipun dengan wajah yang tetap sama datar tanpa ekpresi yang lain.

Didepan pintu sudah berjajar rapi para maid, serta penjaga rumah atau lebih tepat di sebut mansion yang menyambut kedatangan mereka.

"Selamat kembali nona muda," secara serentak mereka mengucapkan sambil sedikit membungkuk membuat Zeana terlonjak kaget.

"Welcome back to home." Teriak Felix tak mau kalah setelah mendengar para bawahannya menyambut dengan rapi dan serentak.

Zeana tersenyum sambil mengangguk pelan, "terimakasih semuanya, terimakasih Daddy." Ucap tulus Zeana dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

Zeana amat bersyukur dengan keadaanya yang sekarang, dapat merasakan kasih sayang ayah ditambah sudah memiliki tunangan yang sangat bucin. Serta keadaan yang jauh dari kata sederhana seperti kehidupannya dahulu, bukannya tidak bersyukur namun lebih ketidak menyangka akan merasakan semua ini.

Sedangkan para maid dan penjaga disana menegang sesaat kerena terkejut akan perubahan nona mudanya, meskipun mereka semua sudah tau bahwa nona muda mereka mengalami amnesia tapi tidak menyangkan saja akan merubah sifat juga.

"Selamat kembali nona," sapa sepasang paruh baya yang salah satunya sudah Zeana tau. Bibi Julia beserta Paman Tono, suami dari bi Julia sendiri.

"Iya bi Juli, aku sangat senang sekali dapat pulang kerumah. Ouh iya, siapa paman ini?" Tanya Zeana sambil menatap paman Tono.

"Dia Paman Tono nona, suami bibi. Mungkin nona juga lupa," disertai senyuman bi Julia mengenalkan kembali suaminya pada Zeana.

"Hai paman Tono, maaf aku tidak mengingatmu."

"Tidak apa nona, silahkan masuk Nona Tuan." Disertai senyuman sambil mempersilahkan tuan rumah untuk masuk.

Felix pun masuk dengan masih mendorong kursi roda Zeana diikuti Jeano, Hans dan sepasang baruh baya itu. Sedangkan para maid dan penjaga yang lain sudah membubarkan diri dan melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

"Ini rumah kita sayang," ucap Felix. Zeana mulai melihat seisi rumah dengan pandangan takjub sungguh sangat sempurna sekali rumah ini.

Mansion dengan gaya eropa lebih tepatnya Belanda, karena Felix sendiri adalah salah satu keturunannya.

Perpaduan antara emas, silver dan hitam menghiasi setiap dinding serta barang-barang antik yang sangat banyak ikut mengisi mansion tersebut. Tak lupa beberapa lukisan abstrak serta bingkai foto ikut mengisi kemewahan mansion itu.

"Sangat bagus Daddy, aku suka."

"Dari dulu kamu selalu menyukainya sayang."

Zeana terus terlarut dalam ketakjub pannya sendiri setelah melihat mansion itu hingga dia melupakan pria yang sedang merajuk di belakang mereka dengan muka yang tambah kesal.

...To Be Continue...

Makasih buat part ini, see you next part bay👋

Terpopuler

Comments

Grey

Grey

ayang😍

2024-06-04

0

vio~~~~

vio~~~~

calon menantu kurang ajar g ada sopan2nya ma camer... ish ish ish..😪😪

2023-01-01

2

Machan

Machan

turunan bule😍😍

2022-12-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Destiny
3 Takdir Tuhan
4 Pemakaman
5 Perdebatan
6 Kehidupan Baru
7 Story Begins
8 Berkenalan Kembali
9 Mulai Berubah
10 Lumpuh?
11 Taman Rumah Sakit
12 Back Home
13 Kakak?
14 Berita Kepulangan Zero
15 Warga SMA GALAXY XIALLEN
16 Masih di Sekolah
17 Teman dan Sepupu
18 Obrolan Random
19 Cek up dan Terapi
20 Kepulangan Zero
21 Makan Malam
22 Pengakuan Dosa
23 Makin Tidak Yakin
24 Akward
25 Kebersamaan
26 Lengkapnya Empat Setangkai
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 CHAPTER 28
30 CHAPTER 29
31 CHAPTER 30
32 CHAPTER 31
33 CHAPTER 32
34 CHAPTER 33
35 CHAPTER 34
36 CHAPTER 35
37 CHAPTER 36
38 CHAPTER 37
39 CHAPTER 38
40 CHAPTER 39
41 CHAPTER 40
42 CHAPTER 41
43 CHAPTER 42
44 CHAPTER 43
45 CHAPTER 44
46 CHAPTER 45
47 CHAPTER 46
48 CHAPTER 47
49 CHAPTER 48
50 CHAPTER 49
51 CHAPTER 50
52 CHAPTER 51
53 CHAPTER 52
54 CHAPTER 53
55 CHAPTER 54
56 CHAPTER 55
57 CHAPTER 56
58 CHAPTER 57
59 CHAPTER 58
60 CHAPTER 59
61 CHAPTER 60
62 CHAPTER 61
63 CHAPTER 62
64 CHAPTER 63
65 CHAPTER 64
66 CHAPTER 65
67 CHAPTER 66
68 CHAPTER 67
69 CHAPTER 68
70 CHAPTER 69
71 CHAPTER 70
72 CHAPTER 71
73 CHAPTER 72
74 CHAPTER 73
75 CHAPTER 74
76 CHAPTER 75
77 CHAPTER 76
78 CHAPTER 77
79 CHAPTER 78
80 CHAPTER 79
81 CHAPTER 80
82 CHAPTER 81
83 CHAPTER 82
84 CHAPTER 83
85 CHAPTER 84
86 CHAPTER 85
87 CHAPTER 86
88 CHAPTER 87
89 CHAPTER 88
90 CHAPTER 89
91 CHAPTER 90
92 CHAPTER 91
93 CHAPTER 92
94 CHAPTER 93
95 CHAPTER 94
96 CHAPTER 95
97 CHAPTER 96
98 CHAPTER 97
99 CHAPTER 98
100 CHAPTER 99
101 CHAPTER 100
102 CHAPTER 101
103 CHAPTER 102
104 Epilog
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 S2. CHAPTER 1
108 S2. CHAPTER 2
109 S2. CHAPTER 3
110 S2. CHAPTER 4
111 S2. CHAPTER 5
112 S2. CHAPTER 6
113 S2. CHAPTER 7
114 S2. CHAPTER 8
115 S2. CHAPTER 9
116 S2. CHAPTER 10
117 S2. CHAPTER 11
118 S2. CHAPTER 12
119 S2. CHAPTER 13
120 S2. CHAPTER 14
121 S2. CHAPTER 15
122 S2. CHAPTER 16
123 S2. CHAPTER 17
124 S2. CHAPTER 18
125 S2. CHAPTER 19
126 S2. CHAPTER 20
127 S2. CHAPTER 21
128 S2. CHAPTER 22
129 S2. CHAPTER 23
130 S2. CHAPTER 24
131 S2. CHAPTER 25
132 S2. CHAPTER 26
133 S2. CHAPTER 27
134 S2. CHAPTER 28
135 S2. CHAPTER 29
136 S2. CHAPTER 30
137 S2. CHAPTER 31
138 S2. CHAPTER 32
139 S2. CHAPTER 33
140 S2. CHAPTER 34
141 S2. CHAPTER 35
142 S2. CHAPTER 36
143 S2. CHAPTER 37
144 S2. CHAPTER 38
145 S2. CHAPTER 39
146 S2. CHAPTER 40
147 S2. CHAPTER 41
148 S2. CHAPTER 42
149 S2. CHAPTER 43
150 S2. CHAPTER 44
151 S2. CHAPTER 45
152 S2. CHAPTER 46
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Destiny
3
Takdir Tuhan
4
Pemakaman
5
Perdebatan
6
Kehidupan Baru
7
Story Begins
8
Berkenalan Kembali
9
Mulai Berubah
10
Lumpuh?
11
Taman Rumah Sakit
12
Back Home
13
Kakak?
14
Berita Kepulangan Zero
15
Warga SMA GALAXY XIALLEN
16
Masih di Sekolah
17
Teman dan Sepupu
18
Obrolan Random
19
Cek up dan Terapi
20
Kepulangan Zero
21
Makan Malam
22
Pengakuan Dosa
23
Makin Tidak Yakin
24
Akward
25
Kebersamaan
26
Lengkapnya Empat Setangkai
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
CHAPTER 28
30
CHAPTER 29
31
CHAPTER 30
32
CHAPTER 31
33
CHAPTER 32
34
CHAPTER 33
35
CHAPTER 34
36
CHAPTER 35
37
CHAPTER 36
38
CHAPTER 37
39
CHAPTER 38
40
CHAPTER 39
41
CHAPTER 40
42
CHAPTER 41
43
CHAPTER 42
44
CHAPTER 43
45
CHAPTER 44
46
CHAPTER 45
47
CHAPTER 46
48
CHAPTER 47
49
CHAPTER 48
50
CHAPTER 49
51
CHAPTER 50
52
CHAPTER 51
53
CHAPTER 52
54
CHAPTER 53
55
CHAPTER 54
56
CHAPTER 55
57
CHAPTER 56
58
CHAPTER 57
59
CHAPTER 58
60
CHAPTER 59
61
CHAPTER 60
62
CHAPTER 61
63
CHAPTER 62
64
CHAPTER 63
65
CHAPTER 64
66
CHAPTER 65
67
CHAPTER 66
68
CHAPTER 67
69
CHAPTER 68
70
CHAPTER 69
71
CHAPTER 70
72
CHAPTER 71
73
CHAPTER 72
74
CHAPTER 73
75
CHAPTER 74
76
CHAPTER 75
77
CHAPTER 76
78
CHAPTER 77
79
CHAPTER 78
80
CHAPTER 79
81
CHAPTER 80
82
CHAPTER 81
83
CHAPTER 82
84
CHAPTER 83
85
CHAPTER 84
86
CHAPTER 85
87
CHAPTER 86
88
CHAPTER 87
89
CHAPTER 88
90
CHAPTER 89
91
CHAPTER 90
92
CHAPTER 91
93
CHAPTER 92
94
CHAPTER 93
95
CHAPTER 94
96
CHAPTER 95
97
CHAPTER 96
98
CHAPTER 97
99
CHAPTER 98
100
CHAPTER 99
101
CHAPTER 100
102
CHAPTER 101
103
CHAPTER 102
104
Epilog
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
S2. CHAPTER 1
108
S2. CHAPTER 2
109
S2. CHAPTER 3
110
S2. CHAPTER 4
111
S2. CHAPTER 5
112
S2. CHAPTER 6
113
S2. CHAPTER 7
114
S2. CHAPTER 8
115
S2. CHAPTER 9
116
S2. CHAPTER 10
117
S2. CHAPTER 11
118
S2. CHAPTER 12
119
S2. CHAPTER 13
120
S2. CHAPTER 14
121
S2. CHAPTER 15
122
S2. CHAPTER 16
123
S2. CHAPTER 17
124
S2. CHAPTER 18
125
S2. CHAPTER 19
126
S2. CHAPTER 20
127
S2. CHAPTER 21
128
S2. CHAPTER 22
129
S2. CHAPTER 23
130
S2. CHAPTER 24
131
S2. CHAPTER 25
132
S2. CHAPTER 26
133
S2. CHAPTER 27
134
S2. CHAPTER 28
135
S2. CHAPTER 29
136
S2. CHAPTER 30
137
S2. CHAPTER 31
138
S2. CHAPTER 32
139
S2. CHAPTER 33
140
S2. CHAPTER 34
141
S2. CHAPTER 35
142
S2. CHAPTER 36
143
S2. CHAPTER 37
144
S2. CHAPTER 38
145
S2. CHAPTER 39
146
S2. CHAPTER 40
147
S2. CHAPTER 41
148
S2. CHAPTER 42
149
S2. CHAPTER 43
150
S2. CHAPTER 44
151
S2. CHAPTER 45
152
S2. CHAPTER 46

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!