Obrolan Random

..."Sebelum membuat orang sekitar bahagia carilah dahulu kebahagianmu sendiri. Menjadi egois tak selalu buruk. Jika terlalu sulit pikirkan saja kebahagianmu."...

..._It'sokaytonotbeokay...

...Happy Reading Semuanya...

.......

.......

Kediaman Anderson masih diisi dengan obrolan dari sekumpulan remaja, terdengar bahwa mereka sangat asik dalam berbincang.

"Jadi Andra juga sepupu aku?" Zeana menemukan fakta baru bahwa Aqila dan Andra adalah sepupunya. "Hm," Jeano menjawab singat.

"Jadi mereka yang dibicarakan Daddy waktu pagi tadi bahwa aku mempunyai sepupu?"

"Iya sayang, mereka berdua yang dibicarakan."

"Emang om Felix ngomong apaan?" Kini Andra yang bertanya, dia sudah tidak merasa canggung lagi untuk berinteraksi lebih dengan Zeana. Toh mereka juga memang sudah kenal dari dulu cuman kurang akrab aja.

"Daddy bilang aku punya kakak, dan sepupu."

Andra mengangguk pelan, "Iya kamu punya kakak sama sepupu, dan sepupu kamu itu aku sama Aqila."

"Ouh iya, kak Zero kapan pulang sih?" Aqila menanyakan kabar dari kakak sepupunya itu, sudah lama sekali tidak mendengar kabar dari salah satu sepupunya yang sedang bersekolah di luar negri.

Zeana melirik Jeano sekilas, "Kata om Hans kak Zero bakal pulang besok atau lusa."

"Loh kamu inget kak Zero?" Heran Rara bahwa sabahatnya itu tidak melupakan kakaknya.

"Enggak, aku cuman tau aja bahwa kakak aku namanya Zero. Dan aku penasaran banget sama kakak aku itu, udah lama tau aku pengen punya kakak."

Dengan riang Zeana menceritakannya, seolah itu adalah sebuah anugrah dapat mempunyai seorang saudara laki-laki. Karena bagaimanapun juga di kehidupan dahulunya sebagai Riana, dia tak pernah dekat dengan laki-laki. Baik Ayah maupun saudara karena Riana yang merupakan anak tunggal.

Sedangkan yang lainnya entah harus merespon bagaimana, karena mereka semua tau bagaimana hubungan persaudaraan anatara Zero dan Zeana. Memang jauh dari kata bertengkar, tapi lebih tepatnya perang dingin, salah satu dari belah pihak tidak mau menurunkan egonya serta yang lainnya yang salah dalam memilih jalan.

Persaudaraan yang jauh dari kata harmonis, namun akan sangat mengharukan ketika dilihat secara lebih teliti.

Bobby mencoba mencairkan suasana yang sedikit canggung ini dengan sedikit leluconnya. "Bagus dong ayang Zero udah mau balik, sumpah kangen banget gue."

"Bobby suka kak Zen?" Dengan muka polosnya Zeana bertanya pada Bobby lalu menggeleng pelan dengan muka khawatir, "Gak boleh, kak Zero itu cowok. Masa Bobby suka kak Zero sih?"

Sontak ucapan Zeana mengundang tawa semua orang yang ada disana, kecuali Jeano yang hanya tersenyum tipis.

"Hahaha, aduh Anna kok kamu jadi polos gini sih?" Dengan tawa dan gerakan tangan yang tidak bisa diam, Rara tertawa sambil memukul sopa yang sedang didudukinya.

Tak ayal Aqila pun sama hal nya tertawa sambil memukul pelan bahu Rara yang berada disampingnya, "Benar An, kamu polos banget. Bukan gitu maksudnya."

Sedangkan Zeana menatap mereka semua dengan raut wajah heran dan kesal karena merasa mereka menertawakan apa yang dikatakannya, padahal dirinya sendiri tidak paham apa yang lucu dari perkataannya.

"Kenapa sih kalian malah ketawa?"

"Yah kamu lucu tau gak An, aku itu cuman bercanda tau." Sambil mengusap pelan ujung matanya yang mengeluarkan air mata Bobby kembali berucap sambil menahan tawanya, "Masa aku suka pisang juga sih."

"Apa hubungan dengan suka pisang?" Merasa tak paham apa yang di katakan oleh Bobby.

"Cuma bercanda sayang, Bobby gak serius bilang gitu. Dan soal pisang lupakan oke? Itu gak perlu dibahas." Jeano mengusap pelan kepala Zeana dan mencoba meleraikan berdebatan tunangan dan sahabatnya itu.

"Lagian lo becanda mulu sih? Pake manggil Zero ayang lagi, ditambah kata kangen. Jelaslah orang bakal overthinking sama lo, dan gue suka sama Anna yang polos ini. Lumayan tambah hiburan, hahaha."

Andra tak kalah sama terhiburnya dengan apa yang di ucapkan Zeana, dan entahlah dia rasa lebih menyukai sepupunya yang seperti sekerang dibanding Zeana yang jahat serta suka membully.

Zeana mengangguk pelan tanda paham dan tidak mau memperpanjang rasa penasarannya itu.

Mereka semua asik dengan obrolan mereka yang tanpa di sadari bahwa hari mulai gelap, dan pada akhirnya mereka semua pamit untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Anna kita pulang dulu yah," Pamit Rara mewakili semuanya.

"Iya kita pamit yah Anna, janji deh nanti kita kesini lagi buat main. Kamu jangan sedih dong!"

Terlihat raut wajah sedih dari Zeana karena akan ditinggalkan oleh teman-temannya untuk pulang kembali ke rumah masing-masing karena hari sudah semakin sore. Dan merekapun belum pulang sama sekali ke rumah selepas sekolah, mereka semua langsung menuju rumah Zeana begitu bel pulang sekola berbunyi.

"Janji yah kalian bakal main lagi kesini? Aku bosen tau gak ada temen buat ngobrol, ditambah aku belum bisa lakuin apapun termasuk sekolah."

"Iya kita janji." Rara serta Aqila mengucapkannya secara bersamaan, sedangkan untuk para cowok hanya menyimak pembicaraan para ciwi-ciwi itu tanpa mau ikut campur.

Mereka semua kecuali Jeano mulai pulang meninggalkan kediaman Anderson, terdengar dengan suara motor yang perlahan mulai menjauh dan hilang.

Kini tinggal Zeana dan Jeano, Zeana menatap Jeano yang masih bersama dengannya sambil menonton acara televisi. "Kamu gak pulang?"

Jeano pun menatap Zeana dengan pandangan kurang suka, "Nanti." Ucapnya singkat Jeano dan kembali fokus dengan acara yang ada di depannya.

"Loh kamu harus pulang Jeano, apalagi dari tadi pulang sekolah kamu belum pulang kerumah kan?"

"Kamu ngusir aku?"

"H-hah?"

"Kamu kok nyuruh aku pulang mulu? Kamu ngusir aku kan?"

Zeana menatap tak percaya pada Jeano. Lihatlah sekarang muka datar dan irit bicaranya sudah hilang, sekarang Jeano kembali ke sifat menyebalkan serta manjanya.

Menghela napas pelan Zeana mencoba untuk sabar menghadapi Jeano mode menyebalkan seperti sekarang, salah bicara sedikit saja mungkin bayi besarnya ini akan marah.

"Bukan seperti itu Jeano, aku hanya menghawatirkan mu. Bagaimanapun juga kamu harus istirahat, aku tidak mengusir mu." Jelas Zeana dengan nada sabar disetiap perkataannya.

Sedangakan Jeano mulai salah tingkah dengan apa yang dikatakan Zeana, bagaimana tidak ini pertama kalinya Zeana menghawatirkannya. Pertama kali di khawatirkan oleh orang yang dicintai sangatlah menyenangkan serasa bahwa pasangan kita memiliki rasa yang sama yaitu juga mencintai kita.

"Aku akan pulang setelah Daddymu datang, kamu tadi berkata bukan bahwa bosan karena tidak ada teman. Oleh karena itu aku akan menemani mu sampai Daddy datang, oke?"

"Hm baiklah kalo begitu, tapi apakah Ibu mu tidak akan marah?"

"Bunda."

"Bunda?" Zeana mengangkat alisnya tanda tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Jeano.

"Kamu biasa memanggil Bunda, lagian Bundaku akan menjadi Bunda mu juga kan?"

Zeana paham sekarang Jeano memanggil Ibunya dengan Bunda, serta Zeana yang dulu pun sudah terbiasa juga untuk memanggil Bunda.

"Iya, apakah Bunda tidak akan marah? Zeana kembali memastikan.

"Tidak, Bunda akan sangat senang jika aku sedang bersamamu. Lagian Bunda dan Ayah tidak ada disini, mereka sedang di luar negeri."

"Begitu rupanya, jadi kamu tinggal sendiri di rumah?"

"Ada banyak maid dan pekerja lainnya yang berada dirumah, jadi kamu tidak perlu khawatir aku sendirian."

Zeana kembali mengagguk paham, entah mengapa Zeana mulai penarasan dengan orang tua Jeano apalagi mungkin dimasa depan akan menjadi mertua nya itu."Kapan Ayah dan Bunda pulang?"

"Tidak lama lagi mereka akan pulang jika urusan mereka sudah selesai. Ayah dan Bunda pun menitip salam bahwa maaf belum dapat menjengukmu waktu kecelakaan kemarin." Jeano menatap sambil berbicara pada Zeana dengan pandangan bersalah.

"Tidak apa, lagian aku sudah mulai membaik sekarang." Zeana tersenyum menenangkan Jeano seolah itu bukan hal yang perlu di permasalahkan.

Jeano pun menarik Zeana kedalam pelukannya dan sesekali mengcup pelan puncak kepala Zeana. Kedunya hanyut dalam suasana romantis yang sederhana itu, meskipun tanpa banyak bicara dan tindakan namun hal kecil itu mampu membuat rasa nyaman untuk keduanya.

***

...To Be Continue...

Hai hai👋👋👋

Author yang baik dan budiman ini kembali menyapa. Jangan lupa like, vote, dan comment yah. Tandai juga bila ada typo.

See you Next part.

Episodes
1 Prolog
2 Destiny
3 Takdir Tuhan
4 Pemakaman
5 Perdebatan
6 Kehidupan Baru
7 Story Begins
8 Berkenalan Kembali
9 Mulai Berubah
10 Lumpuh?
11 Taman Rumah Sakit
12 Back Home
13 Kakak?
14 Berita Kepulangan Zero
15 Warga SMA GALAXY XIALLEN
16 Masih di Sekolah
17 Teman dan Sepupu
18 Obrolan Random
19 Cek up dan Terapi
20 Kepulangan Zero
21 Makan Malam
22 Pengakuan Dosa
23 Makin Tidak Yakin
24 Akward
25 Kebersamaan
26 Lengkapnya Empat Setangkai
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 CHAPTER 28
30 CHAPTER 29
31 CHAPTER 30
32 CHAPTER 31
33 CHAPTER 32
34 CHAPTER 33
35 CHAPTER 34
36 CHAPTER 35
37 CHAPTER 36
38 CHAPTER 37
39 CHAPTER 38
40 CHAPTER 39
41 CHAPTER 40
42 CHAPTER 41
43 CHAPTER 42
44 CHAPTER 43
45 CHAPTER 44
46 CHAPTER 45
47 CHAPTER 46
48 CHAPTER 47
49 CHAPTER 48
50 CHAPTER 49
51 CHAPTER 50
52 CHAPTER 51
53 CHAPTER 52
54 CHAPTER 53
55 CHAPTER 54
56 CHAPTER 55
57 CHAPTER 56
58 CHAPTER 57
59 CHAPTER 58
60 CHAPTER 59
61 CHAPTER 60
62 CHAPTER 61
63 CHAPTER 62
64 CHAPTER 63
65 CHAPTER 64
66 CHAPTER 65
67 CHAPTER 66
68 CHAPTER 67
69 CHAPTER 68
70 CHAPTER 69
71 CHAPTER 70
72 CHAPTER 71
73 CHAPTER 72
74 CHAPTER 73
75 CHAPTER 74
76 CHAPTER 75
77 CHAPTER 76
78 CHAPTER 77
79 CHAPTER 78
80 CHAPTER 79
81 CHAPTER 80
82 CHAPTER 81
83 CHAPTER 82
84 CHAPTER 83
85 CHAPTER 84
86 CHAPTER 85
87 CHAPTER 86
88 CHAPTER 87
89 CHAPTER 88
90 CHAPTER 89
91 CHAPTER 90
92 CHAPTER 91
93 CHAPTER 92
94 CHAPTER 93
95 CHAPTER 94
96 CHAPTER 95
97 CHAPTER 96
98 CHAPTER 97
99 CHAPTER 98
100 CHAPTER 99
101 CHAPTER 100
102 CHAPTER 101
103 CHAPTER 102
104 Epilog
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 S2. CHAPTER 1
108 S2. CHAPTER 2
109 S2. CHAPTER 3
110 S2. CHAPTER 4
111 S2. CHAPTER 5
112 S2. CHAPTER 6
113 S2. CHAPTER 7
114 S2. CHAPTER 8
115 S2. CHAPTER 9
116 S2. CHAPTER 10
117 S2. CHAPTER 11
118 S2. CHAPTER 12
119 S2. CHAPTER 13
120 S2. CHAPTER 14
121 S2. CHAPTER 15
122 S2. CHAPTER 16
123 S2. CHAPTER 17
124 S2. CHAPTER 18
125 S2. CHAPTER 19
126 S2. CHAPTER 20
127 S2. CHAPTER 21
128 S2. CHAPTER 22
129 S2. CHAPTER 23
130 S2. CHAPTER 24
131 S2. CHAPTER 25
132 S2. CHAPTER 26
133 S2. CHAPTER 27
134 S2. CHAPTER 28
135 S2. CHAPTER 29
136 S2. CHAPTER 30
137 S2. CHAPTER 31
138 S2. CHAPTER 32
139 S2. CHAPTER 33
140 S2. CHAPTER 34
141 S2. CHAPTER 35
142 S2. CHAPTER 36
143 S2. CHAPTER 37
144 S2. CHAPTER 38
145 S2. CHAPTER 39
146 S2. CHAPTER 40
147 S2. CHAPTER 41
148 S2. CHAPTER 42
149 S2. CHAPTER 43
150 S2. CHAPTER 44
151 S2. CHAPTER 45
152 S2. CHAPTER 46
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Destiny
3
Takdir Tuhan
4
Pemakaman
5
Perdebatan
6
Kehidupan Baru
7
Story Begins
8
Berkenalan Kembali
9
Mulai Berubah
10
Lumpuh?
11
Taman Rumah Sakit
12
Back Home
13
Kakak?
14
Berita Kepulangan Zero
15
Warga SMA GALAXY XIALLEN
16
Masih di Sekolah
17
Teman dan Sepupu
18
Obrolan Random
19
Cek up dan Terapi
20
Kepulangan Zero
21
Makan Malam
22
Pengakuan Dosa
23
Makin Tidak Yakin
24
Akward
25
Kebersamaan
26
Lengkapnya Empat Setangkai
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
CHAPTER 28
30
CHAPTER 29
31
CHAPTER 30
32
CHAPTER 31
33
CHAPTER 32
34
CHAPTER 33
35
CHAPTER 34
36
CHAPTER 35
37
CHAPTER 36
38
CHAPTER 37
39
CHAPTER 38
40
CHAPTER 39
41
CHAPTER 40
42
CHAPTER 41
43
CHAPTER 42
44
CHAPTER 43
45
CHAPTER 44
46
CHAPTER 45
47
CHAPTER 46
48
CHAPTER 47
49
CHAPTER 48
50
CHAPTER 49
51
CHAPTER 50
52
CHAPTER 51
53
CHAPTER 52
54
CHAPTER 53
55
CHAPTER 54
56
CHAPTER 55
57
CHAPTER 56
58
CHAPTER 57
59
CHAPTER 58
60
CHAPTER 59
61
CHAPTER 60
62
CHAPTER 61
63
CHAPTER 62
64
CHAPTER 63
65
CHAPTER 64
66
CHAPTER 65
67
CHAPTER 66
68
CHAPTER 67
69
CHAPTER 68
70
CHAPTER 69
71
CHAPTER 70
72
CHAPTER 71
73
CHAPTER 72
74
CHAPTER 73
75
CHAPTER 74
76
CHAPTER 75
77
CHAPTER 76
78
CHAPTER 77
79
CHAPTER 78
80
CHAPTER 79
81
CHAPTER 80
82
CHAPTER 81
83
CHAPTER 82
84
CHAPTER 83
85
CHAPTER 84
86
CHAPTER 85
87
CHAPTER 86
88
CHAPTER 87
89
CHAPTER 88
90
CHAPTER 89
91
CHAPTER 90
92
CHAPTER 91
93
CHAPTER 92
94
CHAPTER 93
95
CHAPTER 94
96
CHAPTER 95
97
CHAPTER 96
98
CHAPTER 97
99
CHAPTER 98
100
CHAPTER 99
101
CHAPTER 100
102
CHAPTER 101
103
CHAPTER 102
104
Epilog
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
S2. CHAPTER 1
108
S2. CHAPTER 2
109
S2. CHAPTER 3
110
S2. CHAPTER 4
111
S2. CHAPTER 5
112
S2. CHAPTER 6
113
S2. CHAPTER 7
114
S2. CHAPTER 8
115
S2. CHAPTER 9
116
S2. CHAPTER 10
117
S2. CHAPTER 11
118
S2. CHAPTER 12
119
S2. CHAPTER 13
120
S2. CHAPTER 14
121
S2. CHAPTER 15
122
S2. CHAPTER 16
123
S2. CHAPTER 17
124
S2. CHAPTER 18
125
S2. CHAPTER 19
126
S2. CHAPTER 20
127
S2. CHAPTER 21
128
S2. CHAPTER 22
129
S2. CHAPTER 23
130
S2. CHAPTER 24
131
S2. CHAPTER 25
132
S2. CHAPTER 26
133
S2. CHAPTER 27
134
S2. CHAPTER 28
135
S2. CHAPTER 29
136
S2. CHAPTER 30
137
S2. CHAPTER 31
138
S2. CHAPTER 32
139
S2. CHAPTER 33
140
S2. CHAPTER 34
141
S2. CHAPTER 35
142
S2. CHAPTER 36
143
S2. CHAPTER 37
144
S2. CHAPTER 38
145
S2. CHAPTER 39
146
S2. CHAPTER 40
147
S2. CHAPTER 41
148
S2. CHAPTER 42
149
S2. CHAPTER 43
150
S2. CHAPTER 44
151
S2. CHAPTER 45
152
S2. CHAPTER 46

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!