''
''
''
''
Seminggu ini Arumi tampak gelisah, berlalu kali melihat ponsel nya, pesan yang terkirim sejak seminggu yang lalu, masih belum terbaca dengan dua centang abu abu, Rumi juga menghubungi ponsel bik Rumi masih sama yang di tunjuk kan layar ponsel Arumi memanggil tak berdering, kenapa di mana ada apa, itu yang berada di pikiran Arumi saat ini,
Melamun memikirkan tentang adik dan ibunya membuat Arumi tak mendengar panggilan Daniel,
''Apa aku perlu membawamu ke dokter tht, supaya kamu bisa mendengar panggilan ku, Daniel menatap Arumi dengan tajam,
''Maaf, Arumi tidak bisa berkata selain kata maaf,
''Kita turun makan malam sudah siap, Daniel melangkah pergi tanpa menunggu jawaban Arumi, dengan cepat tidak ingin mendapat hukuman Arumi bergegas mengejar langkah kaki Daniel menuruni tangga,
''Tampak Diana dan Delia sudah menunggu, masih sama tidak ada yang bicara, atau sekedar menyapa semua diam memulai menikmati makanan nya dengan pelan, namun tidak dengan Arumi, ia hanya mengaduk aduk makanan nya tanpa ingin memasuk kan nya ke dalam mulut,
''Kenapa tidak makan apa tidak enak, Daniel berkata lembut, meski raut wajah nya datar, pria di samping nya ini bisa berkata lembut saat ada orang lain di dekat nya, terkadang tersenyum meski tipis, Arumi tau itu hanya akting,
''Tidak apa apa, ini enak sekali, jawab Arumi tak kalah lembut,
''Kalau begitu makan lah, jangan membuat pekerjaan koki di rumah ini menjadi sia sia, senyum tipis ia tunjuk kan, namun senyum itu bagi Rumi adalah ancaman,
''Dengan terpaksa Arumi memakan makanan nya, meski terasa seret saat menelan nya, Diana sudah selesai melihat Daniel sudah menghabiskan makanan nya,
''Niel bisakah kamu memberitahu ibu, apa alasan kakek yang sebenar nya, kenapa tidak membuat resepsi pernikahan kalian, tanya Diana sebenarnya ada perasaan takut,
''Saya tidak perlu menjelaskan apa apa, memberi tau apa alasan nya menurut ku tidak penting, jelas daniel dingin,
ucapan Danil mampu membuat jantung diana serasa di hujan ujung tombak tajam, rasa malu yang lebih dominan, melihat pak bin dan beberapa pelayan yang setia berdiri tak jauh dari meja makan, dan juga Arumi, tapi sayang hari ini pendengaran Arumi kurang begitu baik,
'sedang Delia semakin hari semakin memahami kakak nya, kenapa Daniel begitu tidak menyukai ibu nya, meski rasa penasaran nya masih besar tentang masa lalu yang tak pernah ia ketahui, tidak ada yang mau bercerita, jangankan Daniel, bahkan Delia tidak berani bertanya, sedang sang kakek, malah balik bertanya, untuk apa, mengetahui hal yang sudah lalu sedang sang ibu enggan untuk bercerita seakan malu dengan kisah lalu nya,,
''Melirik sekilas Arumi sudah menghabiskan makanan nya,
''Tidurlah dulu jangan menunggu ku, Danil bangun dari duduk nya,
''Pak bin buatkan kopi, titah Daniel sambil melewati pak bin,
''Diana mengepalkan tangan nya, meninggal kan meja makan dengan kesal,
''Delia menatap tajam Arumi meletak kan gelas kosong perlahan, Arumi menyadari tatapan Delia, Arumi perlihatkan wajah yang biasa saja,
''Kak Daniel tidak pernah akrap dengan orang yang baru dia kenal, tapi aku mendengar kakak ku bicara lembut padamu, tanya Delia penasaran sekaligus iri, bahkan dengan nya Daniel bicara seperlunya,
''Apa kamu lupa kakak mu adalah suamiku, jangan kan berkata lembut, kami berbagi nafas setiap hari, jawab Arumi datar, tidak ada senyum di bibir nya, tinggal di rumah Daniel Arumi sudah terbiasa dengan ke adaan seperti ini, sikap dingin Daniel pada semua orang, membuat Arumi bersikap sama terhadap orang di ruang yang tak suka padanya, toh ini hanya akting,
''Kamu tau kak Daniel punya kekasih, bahkan mereka belum berpisah tidak ada kata putus di antara mereka, Delia mencoba memprovokasi Arumi, menunggu reaksi gadis di depan nya itu,
''Aku tau kakak mu sudah menceritakan semua, dan itu hanya masa lalu, yang terpenting sekarang kita sudah menikah, jawab Arumi dengan ekspresi wajah biasa saja,
''Tidak mungkin, aku tau siapa kak Daniel, tidak secepat itu dia bercerita tentang kehidupan pribadinya, kalian menikah baru satu bulan, Delia tidak percaya, namun Arumi tidak perduli pikiran nya masih di penuhi dengan sang adik,
Perlahan berjalan menaiki tangga hendak kembali ke kamar nya, Arumi masih memikirkan adik nya,
''Besok aku akan ke sekolah rose, mencari tau ada apa, maaf kan kakak Ahir Ahir ini kakak tidak menjenguk mu di sekolah, Arumi tidak pergi melihat adik nya karna merasa sudah bertukar kabar melalui pesan was up,
''Seperti biasa setelah makan malam Arumi membuka buku dan komputer lipat nya, mengerjakan skripsi pendidikan Ahir kuliahnya, yang tinggal beberapa bulan lagi,
''Tak berapa lama Daniel memasuki kamar nya, menatap tajam Arumi,
''Apa alasan yang akan kau berikan pada kakek saat kita bercerai nanti, tanya Daniel tiba tiba, membuat Arumi menghentikan kegiatan nya,
''Kenapa tuan tanya padaku, bukan kah drama rumah tangga ini ide dari tuan sendiri, Daniel diam tangan nya terkepal,
''Berani juga gadis ini menjawab ku,
''Jadi apa menurut mu, tanya Danil lagi,
''Menurut ku mau maunya jujur, karna saya tidak suka berbohong,
''Jadi menurut mu kita harus jujur pada kakek, bahwa pernikahan kita tidak bahagia begitu,
''Bukan hanya tidak bahagia, tapi ini hanya sandiwara, kita berdua sedang beradu akting dalam serial drama rumah tangga, apa anda lupa tuan Daniel, Rumi berdiri menatap tajam mata Daniel,,
''Beraninya kau menatap ku seperti itu,
''Kenapa saya tidak berani, disini hanya saya yang di rugikan, selalu mendapat hukuman bahkan untuk kesalahan yang sangat kecil, menyesal saya menandatangani surat itu, entah keberanian dari mana tiba tiba Arumi seakan punya tenaga untuk melawan Daniel,
''Kau, Daniel menatap tajam Arumi, mata itu seakan ingin memangsanya hidup hidup,
''Saya tau alasan anda menerima pernikahan ini, itu karna jabatan yang anda sandang saat ini, kakek sudah bercerita, menyerahkan semuanya saat anda sudah menikah, takut adik tiri anda merebut nya,
''Mata Daniel semakin merah menyala
''Berhenti dengan omong kosong mu jangan sampai aku membuat mulutmu itu tidak bisa bicara esok hari,
''Kenapa saya harus berhenti, saya bicara berdasarkan fakta, kenapa anda tidak menikahi kekasih anda nona jesika, justru menikahi saya, Arumi tidak takut sama sekali menghadapi kemarahan Daniel, baginya jika Daniel marah berdoa dalam hati semoga Daniel cepat meng akhiri drama ini,
''Arumi bisa kembali menjalani hidup nya seperti semula bahagia bersama sang adik meski sederhana, seminggu ini Arumi tak lagi memikirkan tentang bagai mana cara merebut kembali perusahaan ayah nya, yang ia pikirkan hanyalah sang adik,,
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Ida Naurah
bagus Arumi suami yg g pernah ksh nafkah cuihh
2024-05-19
0