Bab 17 : Kejadian yang tidak bisa di lupakan.

Since I Met You•

...🕊🕊🕊...

''Buka gerbangnya!'' Bentak Sencani, yang memiliki kesabaran setipis tisu. Apa lagi Sencani sangat kesal mendapatkan kabar jika Lyla sudah di keluarkan oleh jaminan, yang mana membuat Sencani mengamuk di sepanjang jalan menuju rumah sang Ayah.

Sencani mengira jika Ayahnya 'lah yang sudah memberikan jaminan untuk kebebasan Lyla, karna Sencani tau jika Lyla adalah anak kesayangan sang Ayah.

''Apa kau tidak mendengar! Buka gerbangnya.''

Penjaga rumah yang awalnya acuh, langsung menghampiri Sencani dan sangat terkejut karna Nona mudanya kembali setelah sekian tahun lamanya. ''N-non Sencani.''

''Ya! cepat buka.''

''Iya Non.'' Mang Ujang dengan cepat membuka gerbang dengan lebar, agar mobil sang Nona bisa masuk kedalam halaman.

Sencani memarkirkan mobilnya dengan sembarangan, lalu keluar dari dalam mobil dan melangkah ke dalam rumah dengan langkah lebar.

Untuk pertama kali setelah dia kabur dari rumah Ayahnya, Sencani kembali menginjakkan kaki ke rumah yang penuh dengan kenangan dirinya dan sang ibu, ketika mereka masih bersama dengan Ayahnya.

''Lyla!''

Sencani berteriak memanggil nama orang yang dia benci di seumur hidupnya. ''Lyla! Tante Ayu. Keluar kalian dasar wanita titisan dajal.'' Teriak Sencani.

''Lyla ...!''

...''Lyla!''...

Sencani terus memanggil nama adik tirinya, namun sayangnya ... orang yang di cari tidak ada di rumah, sepertinya kedua orang itu kabur untuk sementara waktu agar tidak di ketahui oleh ayahnya. Gumam Sencani dalam hati.

''Sencani ... Nak.'' Panggil sang Ayah, yang membuat Sencani mematung dengan panggilan Ayahnya.

Entah kebetulan atau apa, yang jelas satu hari ini Sencani di pertemukan dengan kedua Orangtua nya dan bertatap muka secara langsung. Namun Sencani kali ini tidak luluh dan memasang wajah datar dan dingin pada Ayah nya.

''Ya!''

''Kau pulang, Nak? Ayah senang sekali akhirnya kamu pulang.'' Ucap sang Ayah yang sudah lama menantikan kepulangan putrinya.

''Putriku akhirnya pulang.'' Tuan Wijaya ingin memeluk Sencani, namun Sencani yang teringat kejadian dulu yang menimpa dirinya ... membuat Sencani mundur satu langkah saat sang Ayah ingin memeluknya.

Flashback di putar, di mana Sencani teringat akan kasih sayang sang ayah yang pilih kasih setelah membawa Ibu dan adik tirinya ke dalam rumah.

~~

Flashback On.

''Sedang apa kamu di kamar ku?'' tanya Sencani, melihat Lyla yang memegang gaun miliknya.

Gaun yang sedang Lyla pegang adalah gaun pemberian dari ibunya dulu, dan Sencani masih menyimpan itu sampai sekarang.

''Ak-Aku hanya melihat lihat saja, Kak.'' jawab Lyla menunduk.

Sencani yang tidak suka langsung merebut gaun nya, tapi Lyla tidak melepaskan gaun itu hingga gaun itu tidak sengaja robek. Tapi Sencani yang memiliki kesabaran setipis tisu langsung murka melihat gaun miliknya robek.

''Kamu merobeknya! Kenapa kamu tidak melepaskan saat aku menariknya, dasar tidak berguna!'' Teriak Sencani yang membuat Tuan Wijaya yang tidak sengaja lewat mendengar teriakan anaknya.

''Ada apa ini?'' Tany Tuan Wijaya.

''Papah ...'' Lyla langsung memeluk pinggang Tuan Wijaya, membuat Sencani tambah tidak menyukai Lyla. ''Papah, aku tidak merobek gaun Kakak ... tapi Kakak memarahiku, padahal aku sudah meminta maaf walau aku tidak merobeknya.''

Sencani membuang gaun itu ke lantai dengan kesal dan mendorong Lyla hingga jatuh ke lantai. ''Ini Papah ku! Jangan memeluknya.''

''Sencani! Jangan kasar.'' Sentak Tuan Wijaya membantu anak tirinya untuk bangun, sedangkan Sencani terkejut di bentak oleh Papah nya untuk pertama kali.

''Aku nggak kasar, Pah. Dia saja yang harus tau diri!''

''Sencani!'' Bentak Tuan Wijaya.

''Aku tidak bohong Pah, Lyla tidak bilang kalau dia udah minta maaf sama aku ... dan aku kira Lyla malah sengaja ingin merobek gaun ku.''

''Tidak pah, aku tidak merobeknya.'' Lyla masih mengelak, padahal itu adalah niat awal masuk kedalam kamar Sencani hanya untuk membuat Sencani salah di mata Tuan Wijaya.

''Sudahlah Sencani, hanya gaun saja jangan di buat ribut. nanti Papah belikan yang baru.'' Ujar Tuan Wijaya pergi dari kamar dengan Lyla, yang mana membuat Sencani mengepalkan kedua tanganya.

''Dia pintar sekali bersandiwara.''

Tidak hanya itu. Tuan Wijaya pernah membelikan kado untuk Sencani dan Lyla, tapi Lyla ingin kado milik Sencani yang mana Sencani selalu mengalah dan menjadi antagonis jika dirinya menolak memberiman barang yang di inginkan oleh Lyla.

Di suatu hari saat Sencani pulang sekolah, Sencani tidak melihat barang-barang milik pribadinya yang di berikan oleh sang ibu. Hingga Sencani langsung melabrak ibu tirinya karna dia yakin jika biang ini semua adalah ibu tirinya.

''Di mana semua barang-barang ku!'' Teriak Sencani pada ibu tirinya.

''Sudah aku buang.'' jawab Ayu dengan acuh.

''Apa! Kenapa kau membuangnya? Dasar penyihir.''

''Ehh punya mulut itu di jaga! Bagaimana pun aku ini ibu mu.''

''Aku tidak sudi memiliki ibu macam dirimu! Kau tidak lebih dari sampah yang di pungut oleh Papahku!''

''Lancang!''

Ayu sang Ibu tiri bersiap untuk menampar Sencani, tapi Sencani berhasil menahanya. ''Jangan harap kau bisa menamparku!'' Sencani menepis tanganya ibu tirinya hingga terjatuh ke lantai.

''Mom.'' teriak Lyla yang baru saja datang bersama Tuan Wijaya.

''Sencani apa yang kau lakukan!'' Bentak Tuan Wijaya.

''Sudahlah Mas, Sencani masih kecil dan emosinya masih labil. Aku nggak apa-apa kok.'' Ayu mencoba untuk membalikan keadaan di mana dia selalu di hina dan di perlakuan sampah oleh Sencani. Hingga mata Tuan Wijaya memerah menahan amarah.

Plaakk!

''Dasar anak tidak berguna! Apa aku mengajari mu untuk berlaku kasar Hah!''

''Papah itu tidak benar!'' Sencani mencoba untuk menjelaskan tapi sang ayahnya tidak mau mendengar. Dan masih banyak hal yang membuat Sencani sakit hati pada Papah nya sendiri, hingga Sencani tidak bisa melupakan setiap kata dan kejadian yang sudah dia lalui hingga kabur dari rumah.

~~

Flashback Off.

''Jangan memelukku! Karna aku kesini bukan untuk dirimu.''

''Nak, maafkan ayah.''

''Tidak ada gunanya! Anak mu mungkin sudah mati atau tidak ingin mengenal mu lagi.''

''Nak, jangan berbicara seperti itu. Papah sangat sayang padamu.''

''Bohong! Kau bohong! Jika kamu menyayangi diriku, maka kau pasti mencariku di saat aku kabur dari rumah! Tapi apa? kau bahkan tidak pernah menanyakan kabar ku.''

''Senc---''

''Cukup! Aku kesini hanya untuk mencari putri kesayangan mu, karna dia telah menabrak teman ku.''

''Apa! Itu tidak mungkin.''

''Lihatlah dirimu, kau sangat yakin sekali sudah mengenal anak tirimu yang bahkan kau sendiri tidak tau sifat asli mereka seperti apa! Terserah padamu percaya atau tidak, yang pasti cepat atau lambat dia harus membayar atas apa yang sudah dia lakukan pada temanku!'' Ujar Sencani lantas pergi.

''Sencani, Nak. tunggu ... jangan pergi lagi.''

Sencani tidak memperdulikan panggilan sang Ayah, dia terus pergi tanpa menoleh kebelakang. Membuat Tuan Wijaya sangat bersedih dengan sikap putrinya yang dingin.

''Sencani, Putriku ...''

...🕊🕊🕊...

...LIKE.KOMEN.VOTE ...

Terpopuler

Comments

NUR(V)

NUR(V)

itulah tuan wijaya menyesal akhirnya dan sencani sudah sakit hati padamu....

2022-12-06

0

Ami batam

Ami batam

emang enak di cuekin begitu sama anak sendiri tuan Wijaya 😊

2022-12-05

0

Ami batam

Ami batam

pedes ucapan mu sencani, tuan Wijaya langsung terdiam kena mentalnya 😄

2022-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!