Bab 7 : Hotel.

Since I Met You•

...🕊🕊🕊...

BRRAK!

...BBRUUGH!...

BAKK!

...AAAHH ......

Maha menghajar satu persatu layak nya Jaki Chan, di mana semua pencopet itu kalah tak sadarkan diri. Yang satu di mana, dan yang lainnya bergelantungan di genteng warga.

Sementara Sencani diam mematung dengan mulut menganga tak percaya, jika Maha si manusia purba ini bisa mengalahkan semua penjahat hanya dengan beberapa pukulan.

''Ba-Ba-bagaimana bis- Ahhkk!''

''Ayo kita pergi.'' Maha menarik tangan Sencani, yang mana jiwa Sencani belum ada di dalam tubuhnya.

Keduanya pergi berlari dengan tangan mereka yang masih berpegangan, berlari menjauh dari para pencopet yang kapan saja bisa bangun dan mengejar mereka lagi.

Setelah cukup jauh berlari ... Sencani nampak lelah dan berhenti berlari. ''Aku capek,'' keluh Sencani menghentikan langkahnya.

''Kita istirahat dulu, ini sudah malam ... sangat bahaya untuk manusia seperti mu.'' Ucap Maha tanpa sadar, sedangkan Sencani langsung mendelik.

''Memangnya kamu bukan manusia?''

''Eh, maksudku bukan itu ... tapi.''

''Sudahlah, ayo kita cari penginapan.''

''Bukankah kamu tidak memiliki uang?''

''Sudah jangan pikirkan soal uang, aku pusing.'' cetus Secani melangkah lagi, ''Tapi tunggu! Bagaimana kau bisa berkelahi?'' tanya Sencani yang masih penasaran.

Sedangkan Maha terdiam dan terbayang saat dirinya menonton film Jaki Chan di tv, lalu tersenyum pada Sencani. ''Aku hanya refleks saja.'' Bohong Maha, yang tidak mungkin mengatakan jika dirinya bisa meresap semuanya dari televisi.

''He'eleeeh.''

~

~

~

Hari sudah larut malam ... tapi keduanya bingung akan tidur di mana, tak ada seorang pun yang mau menolong mereka. Membuat Sencani prustasi dan terus menyalahkan Maha atas apa yang menimpa dirinya.

Tapi menyalahkan Maha pun tidak ada gunanya, dirinya sendirilah yang salah karna kembali menemui Maha. Padahal jika di pikir Maha sudah besar dan bisa hidup tanpa belas kasihan darinya.

Sencani menghentikan langkahnya saat kedua matanya melihat jika ada Hotel sederhana yang tidak jauh di depan sana, membuat Sencani tersenyum bahagia.

''Maha, ayo kita kesana.'' Sencani melangkah lebar menuju hotel.

Sencani masuk ke lobby hotel dan langsung menghadap resepsionis, meminta untuk menolongnya untuk satu malam. Tapi di tolak mentah-mentah oleh resepsionis itu dan berkata jika harus memakai uang dp terlebih dahulu baru mereka akan memberikan kucing kamar.

Tidak ada pilihan lain, Sencani pun melakukan keahlian yang dia pendam. Yaitu tipu muslihat yang selalu berhasil menipu orang lain.

''Pak ... kasihanilah kami, kami baru saja terkena rampok dan barang kami entah di mana.'' Ucap Sencani dengan nada memelas. ''Asal bapak tau, suami saya sedang sakit dan akan berobat di daerah sini.'' Sencani menggenggam tangan Maha dan berkedip, membuat kode agar Maha mau ikut berpura-pura.

Namun sayang ... Maha yang polos tidak tau arti kode yang Sencani berikan hingga Maha langsung berkata. ''Ada apa dengan mata mu?''

Kriiikk

...Kriiikk...

Ingin sekali Sencani menelan Maha bulat-bulat, ketika Maha tidak peka dengan kode yang dia berikan. Sencani lupa jika Maha adalah manusia purba yang baru beradaptasi di lingkungan luar hutan.

Sedangkan sang resepsionis menghela nafas dan menggelengkan kepalanya lalu berkata, ''Baiklah ... malam ini kalian boleh menginap secara gratis, tapi ingat baik-baik. Besok pagi-pagi buta kalian harus pergi dari sini sebelum Manager hotel ini datang.

Sencani melompat bahagia dan berterima kasih, karna masih ada orang baik yang mau menolong nya. Namun Sencani terdiam saat resepsionis itu memberikan satu kunci padanya.

''Pak, kenapa satu kamar yaa?'' tanya Sencani yang lupa jika dirinya sedang bersandiwara.

''Loh, bukannya kalian suami istri yaa?''

Sencani langsung tertawa untuk mengalihkan kecurigaan, dan mengatakan jika dirinya sering lupa jika dia sudah menikah. Sencani pun membungkukan kepalanya dan menyeret Maha untuk cepat ke kamar mereka.

Di dalam kamar ... Sencani langsung melompat di atas kasur dan berguling guling, ia bersyukur jika malam ini masih bisa tidur dengan nyaman tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

''Kamu mau apa?'' tanya Sencani salah tingkah, ketika dia melihat Maha membuka baju di depannya.

''Gerah, aku ingin berendam.'' jawab Maha sambil membuka celannya, namun langsung di hentikan oleh Sencani.

''Maha, jangan! Apa kamu sudah tidak waras membuka celana di depan ku? Pergi ke kamar mandi dan buka di sana!'' Teriak Sencani dengan jantung berdegup kencang.

Entahlah, jantung Sencani tidak bisa terkontrol saat kedua matanya melihat dada bidang Maha yang begitu atletis dengan roti sobek berkotak enam.

''Ma-Maha, kau juu-juga harus tidur di bawah! Aku tidak mau tidur satu kasur dengan mu.'' Ucap Sencani dengan nada bicara tergagap.

Sementara Maha, menggidikan bahunya dan pergi ke kamar mandi. Maha belum peka jika Sencani salah tingkah dengan kelakuannya.

''Apa kamu mendengarnya, Maha!''

''Baiklah.'' Teriak Maha di kamar mandi.

Maha yang sudah ada di kamar mandi dan mengisi air di bathup langsung berendam dan berubah menjadi Ular yang cukup besar. Bahkan bathup itu tidak bisa menampung seluruh badannya yang lebih besar dari badan manusia, bahkan sisiknya saja sebesar telapak tangan bayi.

Setelah cukup lama berendam ... Maha keluar dengan tubuh yang segar dan pakaian yang rapih, namun perutnya kerencongan meminta di isi.

''Lama Banget sih! aku juga mau ke kamar mandi.'' Cetus Sencani langsung menerobos ke kamar mandi.

Maha menggidikkan bahunya lalu melihat ada selimut dan bantal di lantai, yang mana Maha tau jika dirinya harus tidur di lantai. Tapi Maha lapar dan harus mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum tidur.

Maha pun terbaring tidur menatap langit-langit lalu memejamkan kedua matanya, setelah matanya terpenjam ... keluarlah cahaya dari tubuh Maha, yang mana cahaya itu adalah jiwa Maha yang pergi dari raganya untuk mencari sesuatu.

''Eh, dia sudah tidur?'' Tanya Sencani pada dirinya sendiri, lalu menghampiri Maha dan menatapnya lekat-lekat. ''Sebenarnya aku kembali untuk dia itu karna apa? Karna kasihan kah, atau karna dia tampan yaa?'' Sencani bergumam dan menggelengkan kepalanya, lalu dia terbaring di atas ranjang dan tidur.

Sedangkan Maha yang sedang mencari mangsa, dia pergi ke ke pesisiran kota, di mana ada salah satu rumah warga ada yang mempunyai peliharaan ayam.

Maha yang sudah berubah menjadi wujud aslinya, menatap tajam pada beberapa ayam yang berada di dalam kandang yang bising karna merasa terancam atas kedatangan Maha.

''Bapak, pitik kita kok rame?''

''Ayo mbok menawa pitik lagi ngendhog.''

Pemilik ayam yang terbangun karna ayam mereka sangat berisik, mereka tertidur kembali saat mereka merasa jika Ayam mereka sedang bertelor. Sedangkan Maha kembali kedalam raganya saat di rasa perutnya sudah kenyang dengan ayam sepuluh ekor.

Maha membuka kedua matanya dan bersendawa, tersenyum lalu bangun dari tidurnya. Maha melihat Sencani yang sudah pulas, Maha pun dengan berani tidur di atas ranjang dan memeluk Sencani dengan erat.

...🕊🕊🕊...

...LIKE.KOMEN.VOTE ...

Terpopuler

Comments

Ryd

Ryd

Orng baik pasti di pertemukan orang baik juga👍

2022-12-07

0

Miracle Tree

Miracle Tree

Jangan bilang ini kerjaan si Maharaj😁

2022-12-05

0

Miracle Tree

Miracle Tree

Translate, ga tau artinya 😁

2022-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!