Since I Met You•
...🕊🕊🕊...
Sencani berjalan namun sesekali dia menoleh kebelakang, di mana setelah membentak Maharaj pria itu tidak lagi mengikutinya.
Ada sedikit rasa bahagia karna pria aneh itu tidak mengikutinya lagi, tapi entah mengapa ada rasa khawatir yang tiba-tiba Sencani rasakan. Apa lagi melihat wajah polos pria itu dengan baju comprang campring membuat Sencani tidak tega melihatnya.
Dan ... pada akhirnya rasa kasihan menyelimuti diri, membuat Sencani kembali ke tempat semula untuk melihat Maharaj.
“Jika bukan karna dia sudah menolongku dari maut, aku tidak mungkin memiliki rasa kasihan sebesar ini.” Gerutu Sencani, dengan langkah lebarnya dan kembali ke tempat di mana dia membentak Maharaj tadi.
Namun langkah nya terdiam saat kedua matanya melihat Maharaj sedang duduk berjongkok memainkan dedaunan dengan wajah sedih. Membuat Sencani tambah merasa bersalah pada Maharaj.
Sencani berdiri di depan Maharaj, sedangkan Maharaj mendongkak ‘kan wajahnya melihat Sencani ada di depanya.
Bibirnya seketika tersenyum senang lalu berdiri memandang Sencani, seakan dia berkata. “Kau kembali?”
“Ayo ikut bersamaku! Apa kau tau jalan keluar dari sini?”
Maharaj untuk pertama kalinya mengangguk, membuat Sencani senang bukan kepalang. “Kalau begitu ayo tunjukkan aku jalan keluar dari hutan ini.”
Sencani ingin menggandeng Maharaj namun tidak jadi karna sesuatu hal, dan malah menarik baju yang di pakai Maharaj untuk segera pergi dari hutan ini.
Keduanya menelusuri hutan, tanpa Sencani sadari jika dia sudah melewati jalan yang kemarin dia lewati bersama rombongan nya.
“Eh, sudah di sini lagi?” Sencani menghentikan langkahnya karna ia sedikit terkejut.
“Sencaniiii ... Sencaniiii ...”
Semar-semar Sencani dapat mendengar jika ada beberapa orang meneriaki namanya, membuat Sencani senang bukan main.
“Dengar! Apa kau mendengarnya? Itu teman-temanku.” Ucap Sencani pada Maharaj, sambil menggoyangkan tubuh Maharaj karna terlalu senang.
“Aku di sini ...” Teriak Sencani penuh dengan semangat. “Aku masih hidup woyyy, aku di sini.”
Beberapa orang yang tengah mencari Sencani yang hilang dari kemarin sore langsung berlari ke asal suara, setelah mereka meyakini jika panggilan mereka ada jawaban.
“Sencani ...”
“Suzi ... I'm here.”
“Ya Tuhan, Sencani.” Wanita yang bernama Suzi berlari ke arah Sencani dan memeluk sahabat baiknya, begitu pun Sencani memeluk Suzi dengan erat. Sencani bersyukur masih bisa di pertemukan dengan orang-orang yang dia sayangi.
Beberapa orang turut berbahagia karna teman mereka di temukan dengan keadaan sehat dan baik-baik saja tanpa kurang apapun.
“Ayo kita pergi dari sini.” Ajak Suzi.
Sencani mengangguk, “Ayoo.” Sencani berjalan namun ia menghentikan langkahnya saat dia teringat dengan seseorang, ia menoleh ke belakang mencari Maharaj yang sudah menolongnya.
“Maha, ayo ikut kita.” Ajak Sencani.
Suzi sang sahabat melihat ke arah Maharaj dengan kening mengkerut. “Siapa dia?”
“Dia orang yang sudah menolongku, pokonya ceritanya panjang.”
Dengan hati-hati dan merasa waspada, Maharaj mengikuti Sencani di belakang. Sedangkan Suzi melihat Maharaj dari atas sampai bawah dan bergumam. “Apa tarzan benar-benar ada?”
~
~
~
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Sencani dan rombonganya sampai di pemukiman warga. Sencani menceritakan apa yang dia alami ketika tersesat di hutan pada semua orang, membuat sang sahabat langsung memeluknya dengan erat.
“Maafkan aku.”
“Sudah, aku udah nggak apa apa kok.”
“Lantas mau kamu apakan orang aneh itu?” tanya Suzi menunjuk Maharaj yang tengah mengejar Ayam milik warga setempat.
Sencani menyengir, ia pun tidak tau apa yang akan dia lakukan pada pria yang sudah menolongnya ... tapi Sencani berpikir jika dia akan membawa Maharaj ke kota untuk memperbaiki penampilan Maharaj yang acak-acakan. Sehingga ia tidak terlalu merasa bersalah saat dirinya menyuruh Maharaj untuk pergi.
Ketika Sencani tengah melamun sambil melihat Maharaj, ia membelalakkan kedua matanya saat Maharaj berhasil menangkap salah satu Ayam dan ingin memakannya.
“Maha. JANGAN!” Teriak Sencani berlari menghampiri Maharaj.
“Jangan makan ayam yang tidak berdosa! Ya Tuhan ini belum di masak, Maha.”
Maharaj menelan ludahnya saat ia melihat jika Ayam yang sudah susah payah ia tangkap di lepaskan begitu saja.
“Ayo, ayo pergi dari sini dan kita cari makan.” Sencani menarik tangan Maharaj untuk pergi.
Sedangkan Maharaj melihat Ayam lezat itu dengan tatapan nanar. Seakan Maharaj berkata, “Susah payah aku menangkap makanan ku, ehh di lepas begitu saja.”
Akhirnya Sencani dan Suzi membawa Maharaj ke apartemen yang mereka sewa, karna mereka tidak tau kemana akan membawa maharaj.
“Masuklah.”
“Uh.” Maharaj menggelengkan kepalanya saat Sencani menyuruhnya masuk kedalam lift.
Sencani menghela nafasnya dengan gemas. Sungguh hari ini dia di uji dengan kesabaran yang extra saat melihat tingkah Maharaj yang menurutnya udik.
“Oke ingat Sencaniiiii ... Tuhan tidak akan memberi cobaan kepadamu di luar batas kemampuan mu.” Gumam Sencani dalam hati.
Suzi yang gemas langsung menarik tangan Maharaj hingga drama pun terjadi di dalam lift. Membuat Suzi mengunci kedua tangan Maharaj agar tidak memberontak.
Ting!
Lift terbuka, memperlihatkan jika ada orang yang akan masuk kedalam lift. Tapi orang itu tidak jadi masuk saat matanya melihat adegan yang tidak senonoh di dalam lift.
“Eh, Bu. Ini tidak seperti yang anda lihat.” Sencani dan Suzi langsung berdiri dari atas tubuh Maharaj, untuk menjelaskan apa yang terjadi.
“Dasar anak muda zaman sekarang! Pada murahan kalian yaaa ... ada gila-gilanya kalian mau memperkosa anak orang.” Ujar ibu-ibu mendelikan kedua matanya lalu pergi.
"Tidak Bu, bukan seperti it- Aahhh ... ini semua gara-gara kamu."
Sencani yang yang gemas langsung menggusur Maharaj seperti menggusur karung beras, di bantu dengan Suzi yang sama halnya menggusur Maharaj masuk kedalam apartemen.
Ketika mereka sudah berada di dalam apartemen, Maharaj melihat kanan kiri ... dia begitu penasaran dengan benda benda yang ada di dalam ruangan yang menurutnya aneh.
Sedangkan Sencani baru saja membuatkan makanan untuk Maharaj. “Ini ... makanlah, hanya ada ini di dalam kulkas.” Sencani memberikan pasta yang sudah dia hangatkan.
Maharaj melihat piring yang ada di depanya, lalu mengambil sendok yang sudah di sediakan.
“Yaaa, seperti itu.” Sencani terkekeh saat Maharaj mengambil sendok dengan benar.
Maharaj mengendus makanan di depanya beberapa kali, membuat Suzi memutar matanya dengan malas. “Berhenti mengendusnya dan makanlah.”
Maharaj yang polos dan tidak tau menau tentang kegiatan manusia seperti apa, ia melempar sendok itu kesembarang arah dan memakan pasta itu langsung dengan mulutnya.
“Astaga!” Sencani dan Suzi menepuk jidat mereka secara bersamaan.
“Seharusnya aku tidak membawamu!” keluh Sencani.
“Apa kamu yakin dia tidak punya tempat tinggal? Apa benar dia tinggal di hutan sedari kecil dan menjadi tarzan.”Tanya Suzi, sedikit tidak percaya.
“Mana aku tau, setiap aku tanya dia hanya bisa menggeleng dan menggelengkan kepalanya.” Jawab Sencani.
Ketika Sencani dan Suzi sedang mengobrol, Maharaj memberikan piring itu pada Sencani.
“Tidak, aku tidak memakan itu.” Sencani mendorong piring itu ke hadapan Maharaj lagi.
“Apa harus kita lapor polisi?”
“Tidak usah, aku kasihan padanya.” Ujar Sencani melihat Maharaj melangkah ke arah kulkas yang tidak jauh dari arahnya.
Perlahan Maharaj membuka kulkas itu dan terkejut saat dirinya merasakan ada hawa dingin dari dalam, lalu Maharaj menutup dan membuka kulkas itu dan terus menerus ... membuat Sencani merasa terganggu dengan apa yang sedang Maharaj lakukan.
“Maha! Jangan memainkan itu. Kemarilah.”
Maha tidak mendengarkan Sencani, yang mana Sencani lah yang menghampiri Maha dan menahan kulkas itu agar tidak di mainkan lagi.
Maha yang masih penasaran ingin mencoba membukanya lagi, namun Sencani menahan pintu kulkas itu dengan tubuhnya. Menatap kedua bola mata Maharaj dengan dalam, yang mana tatapan Sencani itu membuat Maha malu dan salah tingkah.
“Heyyy apa itu barusan, apa kau malu?” tanya Sencani yang gemas melihat kedua pipi Maharaj yang putih menjadi warna merah merona.
Maharaj membuang mukanya dengan salah tingkah, membuat Sencani menyunggingkan bibirnya dengan senang.
●
...🕊🕊🕊...
...LIKE.KOMEN.VOTE
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-12-13
0
Ryd
Mana ada siluman ular malu malu kucing😆
2022-12-07
0
Ami batam
wkwkwk
2022-11-24
0