Since I Met You•
...🕊🕊🕊...
Sencani masih terkesima melihat pria tampan di depannya, namun juga merasa aneh karna ada orang setampan ini di dalam hutan.
Sencani berdehem sejenak, menyadarkan rasa keterkejutan dirinya dari apa yang baru saja dia alami.
“Terima kasih sudah menolongku.” Ucap Sencani, membungkukan kepalanya, namun pria yang ada di depanya hanya diam tidak menjawab.
Sencani yang masih menundukkan kepalanya, ia langsung melirik pria di hadapanya yang tidak merespon ucapan terima kasih yang telah ia ucapkan.
Kening Sencani mengerut bingung dengan pria yang ada di depan nya ini, lalu Sencani bergumam, “Ehhh kenapa dia tidak menjawab dan hanya melihatku saja?” Gumam Sencani, lalu menegakkan tubuhnya.
Tak sampai di situ, Sencani pun mengulurkan tanganya, “Terima kasih sudah mau menolongku.”
Lagi dan lagi Sencani di abaikan, malah Pria tampan itu melihat tangan Sencani beberapa detik dengan heran, lalu melihat Sencani lagi. Yang mana membuat Sencani malu dan langsung menyembunyikan tanganya.
“Tuan, apa kau tau jalan keluar dari sini?” tanya Sencani lagi.
Pria itu masih diam memperhatikan Sencani.
“Kenapa dia diam? Apa dia bisu yaaa ... uhh bagaimana cara aku memberi tahunya.“ Gumam Sencani dalam hati.
“Aahh ... aku ada ide.”
“Tuuuuaaaaan ... apa kau tauuuu jalaaaaan keeee-luuar dari tempat iniiiii ...” Ucap Sencani dengan tangan dan kakinya bergerak, berharap jika pria di depannya ini mengerti.
Cukup lama menunggu, membuat usaha Sencani membuahkan hasil. Pria itu menggeleng yang mana membuat Sencani kecewa.
“Heiishh.”
Pria tampan yang belum di ketahui namanya menunjuk ke arah langit, di mana hari sudah mulai gelap.
“Apa kamu tidak bisa berbicara manusia? Apa jangan-jangan ... kamu tarzan yaa, Aaaauwo uwooo.” Ujar Sencani menghentakan kakinya dengan gemas,
lalu Sencani pergi meninggalkan pria yang sudah menolongnya.
Sencani yakin jika dirinya masih bisa bernafas, ia pasti menemukan jalan keluar dari hutan ini cepat atau lambat. Tapi malam akan tiba, ia harus beristirahat sejenak agar esok hari bisa berpikir jernih untuk menemukan jalan keluarnya.
Sencani lalu membangun tenda, mencari kayu untuk membuat api unggun agar binatang buas tidak ada yang mendekatinya. Tapi anehnya, Sencani tidak melihat satu binatang apapun di hutan ini ... bahkan nyamuk pun di rasa tidak ada.
Setelah membuat api, Sencani duduk di depan api itu untuk menghangatkan tubuhnya ... dia melihat pria yang menolongnya masih berdiri di pojokan dengan tenang.
Sencani berpikir apa pria itu tinggal di hutan ini sendirian, kenapa sedari tadi dia bertanya tidak di jawab? Sencani pun menghela nafasnya lalu tangan nya melambai ke arah pria itu.
“Sini ... kesini dan duduk bersamaku.”
Pria itu yang awalnya diam, lalu melangkah dengan perlahan. Duduk di tanah yang tidak jauh dari Sencani.
“Siapa nama mu?”
Masih tidak ada jawaban dari pria di depannya ini, membuat Sencani menggerutu dalam hati.
“Kamu nanyaaaa siapa namaku? Kamu bertanya tanya ... iyaaa, ente kadang-kadang ente. Haaah aku yang salah kenapa nanya sama orang bisu.” Gerutu Sencani bergelut dengan batin dan pikirannya.
Sencani menghela nafas dan tersenyum. “Karna kamu belum memiliki nama, bagaimana jika aku yang memberikan mu nama? Ummm bagaimana dengan nama joko kendil, aahh tidak. Ummm Jaka tarub? No no no ... bagaiman kalau Maharaj, hum?”
Masih tetap belum ada jawaban, membuat Sencani tak perduli lalu dia membuka kotak makanan dari dalam tasnya karna dia merasakan lapar melanda.
Sedangkan pria tampan yang di beri nama Maharaj, tanpa Sencani ketahui jika Maharaj adalah siluman Ular penunggu hutan Mauria yang sudah melegenda di setiap dongeng para orang tua dan tetua desa setempat.
Di mana Ular setengah Naga yang konon katanya suka memakan anak-anak setiap satu tahun sekali. Tapi mitos hanyalah mitos, mitos yang di bangun oleh orang tua agar anak-anak takut untuk bermain terlalu jauh.
“Ini, makanlah.” Sencani memberikan satu kotak makanan instan yang dia bawa.
Maharaj melihat benda yang ada di tanganya, ini kali pertama setelah seribu tahun lamanya Maharaj merasakan kehangatan kembali ketika ia melihat perilaku hangat Sencani padanya saat memberikan makanan.
Ia begitu terpesona pada gadis di depanya, hingga dirinya terus memperhatikan tingkah Sencani di setiap gerakannya yang menurut dirinya sangat menggemaskan, apa lagi ketika menggerutu sendiri.
Maharaj tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh gadis di depannya, tapi yang pasti Maharaj menyukai gadis yang mengorbankan nyawanya demi menolong ular kecil yang terjepit.
Sedangkan Sencani sekilas melirik Maharaj yang terus melihat dirinya, ia merasa jika pria di depanya aneh. Entahlah, antara aneh dan idiot mungkin ... Sencani belum paham pasti.
"Khem!" Sencani berdehem lalu berkata, “Aku akan masuk dan tidur di dalam, selamat malam.” Ucap Sencani yang langsung masuk kedalam tenda.
Ia sebenarnya tidak tega meninggalkan Maharaj sendirian di luar. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karna tenda ini hanya satu, ia tidak mungkin berbagi tenda dengan lawan jenisnya bukan?
“Lagian punya muka lumayan ganteng, tapi kok penampilan nya acak-acakan kaya tarzan.” Gumam Sencani lalu tidur dengan segera, ia ingin cepat pagi agar bisa keluar dari hutan yang mengerikan ini.
Sedangkan di luar Maharaj masih diam memandangi tenda berwarna kuning itu. Setelah seribu tahun ia betapa, akhirnya dia menemukan gadis yang membuat nadinya berdetak ketika memandangnya.
Sstttt ... terdengar se'ekor Ular mendesis di belakang Maharaj, membuat sang mpu menoleh kebelakang.
“Pergilah dan jangan mengganggu calon istriku.” Ucap Maharaj menggunakan bahasa Ular.
“Baik, Tuanku.”
~
~
~
~
~
Keesokan pagi, di mana cahaya matahari mulai menerangi bumi. Sencani mulai membuka matanya dengan perlahan, menggeliatkan tubuhnya yang pegal karna tidur di alas yang tipis.
Sencani bangun dan keluar dari tenda, tapi saat Sencani keluar dari tenda ... dia tidak melihat adanya Maharaj di sepanjang mata memandang.
“Kemana dia?” Tanya Sencani pada dirinya sendiri, lalu menggidikan bahunya tanda tak perduli.
Sencani langsung membereskan tenda dan semua barang-barangnya untuk pergi dari sini, tapi ketika Sencani sedang fokus mengemasi barangnya ... dia di kejutkan ketika menoleh kesebelah kiri melihat adanya Maharaj tepat di depan mukanya.
“Aaahhh ... Kau! Kau mengagetkan ku.” Teriak Sencani, mengelus dadanya.
Sencani kesal bukan main, jantungnya hampir saja melompat dari tempatnya ketika Maharaj berada di depan mukanya.
“Aku mau pergi, sekali lagi terima kasih sudah menolongku.” Ucap Sencani bergegas pergi, namun siapa sangka jika Maharaj mengikuti Sencani dari belakang.
Sencani awalnya tidak perduli, namun lama kelamaan membuat ia risih karna terus di ikuti oleh Maharaj. Sedangkan Maharaj sendiri, ia tidak mau berjauhan dengan wanita yang dia suka. Membuat Maharaj terus mengikuti Sencani dari belakang.
"Kenapa kau mengikutiku? Pergilah, aku sudah mengucapkan terima kasih pada mu bukan."
Maharaj menggelengkan kepalanya, membuat Sencani mendesah.
"Hussss ... Husss, pergi." Pekik Sencani dengan nada tinggi.
Sencani berhenti Maharaj pun berhenti, Sencani berjalan, Maharaj pun berjalan. Seakan Maharaj adalah bayangan Sencani yang terus menempel.
"Ahhhh ... kau tidak mau pergi! Baiklah." Gumam Sencani saat dia memiliki ide yang cemerlang.
Sencani terdiam seperti patung, lalu berhitung dalam hati dari satu sampai tiga, Dan ... "Ruuuuunnn ..." Sencani pun berlari dengan sekuat tenaga. Yang mana membuat Maharaj kebingungan dengan tingkah gadis kecilnya.
Maharaj pun berubah wujud menjadi Ular dan menyusul Sencani yang tengah berlari. Sementara Sencani tersenyum ketika dia mengira jika Maharaj tidak lagi mengikuti dirinya.
"Ya Tuhan!'' Kaget Sencani, saat mendapati jika Maharaj sudah ada di depan nya dengan wajah polos tanpa ekspresi.
''Kau-it-tad- ah kau ... baga-bagaimana bisa kau sudah ada di depanku? bukanya tadi kau ada di belakang!'' Bentak Sencani tidak percaya.
Lagi dan lagi Maharaj menggeleng, membuat Sencani prustasi.
“Bahasa apa yang harus aku pergunakan agar manusia purba ini mengertiiiiii ... Isshhh JANGAN MENGIKUTI AKU.” Bentak Sencani lalu pergi.
Sebelum pergi ... Sencani menoleh kebelakang dan berkata. “Diam di situ dan jangan mengikuti ku!” Sencani pergi dengan hati yang kesal, membiarkan Maharaj diam tanpa mengikuti dirinya lagi.
●
...🕊🕊🕊...
...LIKE.KOMEN.VOTE
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
lily
kursus bahasa dlu
2024-11-12
0
Ajusani Dei Yanti
bhahahahaha ngakaklicious aku kamu nanya😅😅😅🤭🤭🤭
2022-12-13
0
Miracle Tree
hahahah ototnya kena Virus Kamu Nanya🤣
2022-11-29
0