Bab 8 : Yang ular siapa, yang takut siapa.

Since I Met You•

...🕊🕊🕊...

Pagi hari ... di mana sinar mentari menyinari bumi, ada dua orang yang masih tertidur pulas sambil berpelukan. Maha perlahan membuka kedua matanya, dan pertama kali yang dia lihat adalah sosok wanita yang dia cintai sedang memeluknya dengan erat.

Maha tersenyum senang melihat wanita yang dia cintai terlelap di pelukannya, ia tidak pernah menyangka jika di umurnya yang lebih dari seribu tahun akan menemukan cinta.

Perlahan tangan Maha terlentur membenarkan anak rambut Sencani yang berantakan, lalu berkata. ''Cantik.''

Satu kata yang keluar begitu saja dari mulut Maha, dia tau jika cintanya untuk Sencani adalah cinta lintas spesies. Di mana dirinya berbeda dengan Sencani tapi ia tidak mau menyerah dengan keadaan karna dia bisa merubah takdirnya.

Tapi akan kah tuhan akan berkehendak dengan cinta yang dia miliki?

Maha menggaruk bahu belakangnya karna gatal, lalu beberapa sisik tidak sengaja tercabut dari tubuhnya. Maha melihat beberapa sisik di tanganya dan dengan ajaib sisik itu berubah menjadi sisik emas, membuat Maha menyunggingkan bibirnya.

''Aku lupa jika sisik ku bisa berubah menjadi emas.''

''Maha! Sedang apa kau memelukku!'' Bentak Sencani, yang jelas jelas dialah yang memeluk Maha dengan nyaman.

''Aku? tidak!''

''Bukanya semalam kamu tidur di bawah? kenapa tidur di tas ranajang!''

Maha sedang memikirkan cara, ''Itu, aku ... aku suka tidur sambil berjalan. Mungkin semalam aku tidak sadar.''

''Ishh!'' Sencani mendelik.

''Ini, siapa tau ini berguna untuk mu.'' Maha Memberikan sisik emasnya.

Secani mengerutkan keningnya menatap kepingan emas di tangan Maha, lalu dengan perlahan Sencan mengambil sisik emas itu.

''Apa ini emas?''

Maha mengangguk namun Sencani tidak yakin.

Sencani melihat kepingan emas itu, lalu melihat Maha dan memincingkan kedua matanya. ''Kau dapat dari mana?'' tanya Sencani dengan curiga, lalu menggigit kepingan emas itu.

''Awww! Keras.'' keluh Sencani.

''Aku sudah memilikinya di saku ku.'' Bohong Maha tanpa dosa.

Sencani yang sedang fokus meneliti kepingan emas di tanganya, langsung melirik Maha dengan tajam. ''Apa kau bilang? Kau sudah memilikinya di saku celana mu?''

Maha mengangguk.

''DASAR MANUSIA PURBA! TARZAN UDIK! KENAPA TIDAK BILANG.'' teriak Sencani dengan marah, Sencani kesal bukan main, jika saja Maha memberikan kepingan emas ini sejak awal ... mungkin dia tidak akan menghadapi kesulitan.

''Aku lupa.''

''M-A-H-A-R-A-J ...'' teriak Sencani, namun dengan nada menekan.

Dor.

...Dor....

Dor.

Terdengar jika ada seseorang yang menggedor pintu dengan kasar, bersamaan dengan teriakan seorang laki-laki di luar sana.

''Hei kalian ... keluar! Dasar sampah tidak berguna.'' teriak seseorang dari pintu luar. ''Kalian menginap secara gratis! Tidak akan pernah aku biarkan.''

Dor.

...Dor....

Dor.

Sencani dan Maha saling pandang, lalu turun dari ranjang dengan segera dan membuka pintu.

''Ada apa, Pak.''

''Ada apa, ada apa!'' Teriak Manager hotel sambil berkacak pinggang, sementara resepsionis semalam menunduk dengan kedua tangan melipat.

Resepsionis itu menggerutu dalam hati, dia sudah memperingatkan semalam untuk pergi pagi-pagi. Tapi kedua orang yang tidak tau diri ini tidur bagaikan kebo, yang susah untuk bangun. Begitulah isi hati resepsionis.

Sencani yang paham, langsung memberikan kepingan emas itu pada sang Manager. ''Ini! Cukup kan untuk membayar kamar yang tidak seberapa ini.''

Manager hotel yang semula mencaci maki Sencani langsung terdiam dan membelalakkan kedua matanya saat Sencani memberikan kepingan emas dan mengeceknya

Manajer hotel langsung tersenyum lebar, memasukan kepingan emas itu kedalam sakunya lalu dengan sopan menyambut Sencani. Namun Sencani yang muak langsung pergi sambil menubruk bahu Manager hotel.

''Penjilat.'' ledek Sencani yang berjalan bersama Maha.

Sencani yang baru saja keluar dari hotel langsung mencari toko emas terdekat untuk menukarkan emas yang dia pegang, dia sudah tidak bisa berlama-lama di kota Jawa ini karna pekerjaan nya pasti sudah menunggu dirinya.

Sencani sempat curiga pada Maha, namun Sencani langsung menepis jauh-jauh kecurigaan nya karna tidak mungkin Maha mencuri emas ini ... sedangkan Maha masih polos, Sencani yakin jika Maha memang memiliki emas ini namun tidak dia ketahui.

Setelah menukarkan emas dengan uang, Sencani dan Maha menaiki Bus untuk pulang ke Jakarta. Butuh waktu beberapa jam dari jawa ke Kota Jakarta, dan akhirnya Sencani dan Maha telah sampai di terminal kota Jakarta.

Sencani dan Maha turun dan langsung menaiki taksi untuk pulang ke rumah, di mana rumah itu adalah rumah Sencani sendiri yang dia beli dengan hasil herih payah nya sendiri.

Sencani selama ini tinggal berdua dengan sahabat baiknya Suzi, yang selalu ada di saat dia susah mau pun senang. Di saat Sencani sakit mau pun sehat.

Sencani tidak tinggal dengan kedua orang tuanya karna dia adalah anak broken home, di mana sang Ibu meninggalkan dia di umurnya yang baru saja menginjak sepuluh tahun tanpa kabar, dan sang Ayah menikah lagi dan memiliki keluarga baru.

Setelah tiga puluh menit berlalu, akhirnya Sencani dan Maha sampai tepat di depan rumah. Di mana secara bersamaan Suzi membuka pagar.

''Sencaniiiii.''

''Suziiiii.''

Keduanya berpelukan, lalu tak lama Suzi mentoyor kepala Sencani yang ceroboh. ''Dasar oon! Kenapa tas mu di tinggal sih, tadinya hari ini aku mau nyusul kamu lewat darat.''

''Nanti aku ceritain, karna ceritanya panjang ... sekarang aku capek.'' keluh Sencani langsung masuk kedalam, sungguh hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Sencani yang harus duduk seharian di kursi Bis.

Keduanya masuk kedalam, namun Suzi dengan refleks menoleh kebelakang dimana dia tidak melihat adanya Maha. Suzi pun mencari Maha keluar dan melihat jika Maha tengah berdesis pada seekor kucing.

''Astaga! Ada apa dengannya? Maha! Kau itu kenapa sih, kucing aja di ajakin berantem.'' Ucap Suzi berkacak pinggang.

''Suzi, kau disini?''

''Iyaa ... ayo masuk dan jangan buat kegaduhan!'' Suzi menjewer telinga Maha untuk masuk kedalam rumah.

''Suzi ... jangan kencang kencang, nanti telingaku copot.'' Cicit Maha.

Suzi pun melepaskan jeweran nya dan menyuruh Maha untuk istirahat di kamar tamu. Dan mewanti wanti agar Maha tidak membuat rumah ini berantakan, karna jika berantakan ... Maha harus bertanggung jawab atau Suzi akan mengusirnya dari rumah ini.

Maha langsung mengangguk patuh layaknya anak kecil yang takut jika emaknya marah.

''Dia menyeramkan lebih dari Nenek lampir.'' Cicit Maha, sambil berjalan ke arah kamar tamu.

''Apa kau bilang!'' Bentak Suzi yang mendengar gerutuan Maha.

''Aku tidak bilang apa-apa!''

''MAHAAA ...'' teriak Suzi mengejar Maha.

BLAM!!

Maha membanting pintu dengan kencang karna takut di telan oleh Suzi. Dia lupa jika dia adalah seekor ular.

...🕊🕊🕊...

...LIKE.KOMEN.VOTE ...

Terpopuler

Comments

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

bhahahahaha maha korban sinetron ikan terbang 🤣🤣🤣🤣

2022-12-13

0

Ryd

Ryd

🤣🤣🤣🤣🤣

2022-12-07

0

Berlian Anggrainy 💜

Berlian Anggrainy 💜

siluman kayaaa 😃

2022-11-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!