"Meme kenapa nak." tanya Ibu Meme yang baru saja datang dan langsung memeluk anaknya itu.
"Hiks...hiks..Laura bu..." ucapnya terputus putus.
"Kenapa Laura Nak. Apa Laura sudah ketemu?" tanya Ibunya bingung sekaligus prihatin dan sedih, dia tau betul anaknya ini sangat menyayangi sahabatnya Laura.
Semenjak Laura menghilang, Meme merasa susah menelan sesuap nasi di mulutnya. Dulu yang makannya sangat banyak kini hanya bisa di hitung dengan detingan suara sendok. "Tadi Meme mendapat telepon dari Laura bu,d ia sangat ketakutan. Dia di sekap bu sama beberapa kelompok pria, dan...Hiks" ucap Meme menjelaskan tak sanggup melanjutkan ucapannya. Gadis itu menangis tersedu-sedu mengingat Laura sahabatnya.
"Astaghfirullah...hiks." ucap Ibu Meme sembari ikut menangis walaupun tidak semeriah tangisan Meme.
Keesokan harinya terlihat semuanya berjalan seperti biasa. Arsenio sedang duduk santai sembari menunggu rabutnya yang di sisir. "Maaf tuan makan pagi sudah siap." ucap kepala pelayan kepada Arsenio.
"Hmm..." Arsenio hanya menjawab dengan deheman khasnya, dingin dan arogan.
Arsenio pun bangkit dari duduknya lalu berjalan pergi meninggalkan kamarnya. Arsenio turun menggunakan lift menuju lantai empat. Axel seakan tahu kemana tuan mudanya akan pergi pun, segera mengikutinya. Ketika Arsenio sudah berada di depan pintu kamar Laura, dia melirik kepala pelayan seakan berkata 'buka pintu ini'.
Kepala pelayan yang mendapat tatapan seperti sebuah perintah pun, segera membuka pintu kamar itu. "Cklek." terdengar suara pintu terbuka. Arsenio segera masuk ke dalam kamar itu lalu mengendar kan pandanganya mencari sosok gadis kurus kerempeng itu. "Di mana dia?" tanyanya bingung ketika tidak melihat tanda tanda gadis di kamar itu.
Axel yang melihat tuan nya bingung pun langsung bergerak mencari Laura. Dan hap, Laura terkapar di samping kasur sebelah kanan. Kebetulan tempat tidur dan pintu berjahuan dan hadap nya pun berbeda.
"Tuan gadis ini pingsan tuan" ucap Axel setelah mengecek nafas Laura yang ternyata masih bernafas.
"Panggilkan dokter, jangan biarkan dia mati!aku belum puas menyiksanya." ucap Arsenio tanpa perasaan dan belas kasih kepada gadis malang itu. Axel segera menelpon dokter pribadi milik Arsenio. Beberapa menit kemudian pun, Leon dokter pribadi Arsenio sudah datang.
"Tok tok tok." terdengar suara ketukan pintu.
"Tuan, dokter Leon sudah datang tuan." ucap kepala pelayan kepada arsenio.
"Suruh dia masuk." ucapnya dengan nada dingin.
Tanpa menunggu lama, kepala pelayanpun mempersilahkan dokter Leon untuk masuk. Dokter Leon segera memeriksa keadaan tubuh Laura.
"Apa yang terjadi dengan gadis ini dokter?" tanya kepala pelayan mewakili Arsenio sih raja sejagad.
"Nona ini kurang nutrisi dan lambungnya kumat. Kelihatannya nona ini tidak makan semalaman sehingga penyakit lambungnya kumat." ucap dokter Leon menjelaskan kepada Arsenio, Axel, dan kepala pelayan.
"Apakah itu sangat fatal dok?" tanya kepala pelayan lagi mewakili Arsenio.
"Jika di diam kan bisa mengakibatkan kematian tuan, tetapi jika di rawat dengan benar, di kasih nutrisi dan pola makan yang teratur serta jangan lupa berikan nona ini obat, maka nona ini akan segera sembuh." ucap dokter Leon menjelaskan lagi.
"Berikan kepada kepala pelayan resepnya.." ucap Axel dengan nada datarnya. Tak ada ucapan terima kasih sedikitpun yang keluar dari mulut Arsenio maupun Axel. Benar-benar tak tau terima kasih, itulah sekiranya yang berada di dalam hati dokter Leon. Dia sungguh hebat karena sudah bertahan menjadi dokter pribadi sih manusia iblis. Tolong berikan dia perhargaan sebagai dokter yang sangat profesional. Dokter Leon pun segera berlalu pergi dan pulang. Tak lupa ia berpamitan sebelum pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
wooow amazing story Thor lanjutkan
2023-02-07
0