World Lion Mafia
Di sebuah ruang rahasia terdapat sekumpulan orang yang sedang mengintrogasi dua pria yang sedang di ikat dan babak belur. Dua pria itu sangat ketakutan dan mengeluarkan keringat dingin serta tubuh yang bergetar.
Di depan dua pria itu terlihat seorang pria tampan yang bertubuh atletis, tinggi, gagah, rahang nya kokoh, alisnya tebal, bibirnya merah, hidungnya mancung, Ekspresi nya dingin nan arogan, tatapan matanya tajam dan membunuh serta gayanya yang maskulin.
Arsenio sedang mengimitasi dan menatap geram nan nyalang pada dua pria penghianat di depannya. Dua pria itu adalah anak buah Arsenio yang berkhianat dan menjadi kaki tangan rivalnya.
"Maafkan kami tuan...kami mohon jangan bunuh kami." ucap salah satu pria itu memohon belas kasih Arsenio.
"Maafkanlah kami tuan, kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ucap pria kedua mengikuti temannya untuk memohon ampun dan belas kasih Arsenio.
"Cih..." Arsenio berdecit. Arsenio melirik asisten kepercayaannya dengan mata tajamnya.
"Baik tuan." ucap Axel seakan mengerti dengan perintah bos besarnya itu.
Tanpa menunggu lama, Axel pun mengeluarkan tembaknya, lalu dia menembakan dua peluru ke arah kepala dua pria penghianat itu dengan dua kali tembakan.
Dua pria yang mendapat tembakan tepat di kepalanya, langsung jatuh dan mati di tempat.
"Bereskan mereka." perintah Axel kepada anak buahnya.
"Ayo kita pulang." perintah Arsenio pada Axel kaki tangan kepercayaannya.
"Baik tuan" ucap Axel sedikit menganggukkan kepalanya kepada Arsenio dengan hormat.
Arsenio berjalan di ikuti Axel dan beberapa anak buahnya di belakang.
"Silahkan tuan." ucap Axel setelah membuka pintu mobil hitam dan mempersilahkan Arsenio untuk masuk ke dalamnya.
Arsenio masuk ke dalam mobil itu tanpa mengeluarkan suara. Setelah masuk, Axel pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang ke arah mansion Arsenio. Arsenio menyenderkan kepalanya ke dinding kursi sembari memejamkan mata tajamnya.
Axel hanya mengintip dan melirik sekilas bosnya itu dari kaca spion di dalam mobil yang di tumpangi nya.
Mobil pun terus berjalan hingga tak lama memasuki kawasan mansion luas yang jauh dari kata ramai. Mansion itu berada di dekat hutan dan danau. Dari mansion itu, siapapun bisa melihat indahnya pemandangan alam, seperti gunung, hutan, dan danau. Mansion inilah yang paling di sukai Arsenio, dari sekian banyaknya mansion yang ia miliki di berbagai kota dan negara.
Setelah mobil berhenti, Arsenio keluar dari dalam mobil setelah Axel membukakan pintu untuknya. "Selamat datang tuan muda." ucap para pelayan berjejer hingga sampai ke pintu masuk mansion itu.
Setelah Arsenio masuk, kepala pelayan langsung menyuruh beberapa pelayan membukakan sepatu dan jas yang di pakai Arsenio. Soal dasi? Arsenio kurang suka dan jarang mengenakannya.
"Aku mau mandi." ucap Arsenio kepada kepala pelayan. Tanpa menunggu lama, kepala pelayan menyuruh dan memantau para pelayan untuk menyiapkan perlengkapan mandi tuan mudanya dan tak lupa air hangat yang sudah di campur wewangian dari bunga kasturi.
"Silahkan tuan." ucap kepala pelayan mempersilahkan Arsenio masuk ke kamar mandi.
"Aku mau makan iga sapi, antar kan ke kamar ku." perintah Arsenio lagi sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Sudah biasa bagi para pelayan mendapat perintah dan melayani Arsenio seperti raja sejagad. Tak ada satupun orang yang dapat membantah dan menghentikan dirinya dalam melakukan berbagai kemauan dan egonya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Rachel Syaka
aku saja pusing thor
2023-01-05
0