Di lorong yang berada lantai empat, terlihat Axel sedang berjalan ke arah kamar yang di tempati Laura. Dia melirik dan menatap para bodyguard yang berjaga di depan kamar Laura. "Apa yang terjadi dengan nya?!" tanya Axel mengintrogasi para bawahannya.
"Gadis itu sedang tertidur tuan." ucap salah satu bodyguard itu pada Axel.
"Kenapa?" singkat, padat, dan jelas. Itulah yang suka di ucapkan Axel kepada para bawahannya, kecuali kepada tuan mudanya Arsenio.
Para bodyguard itu sedikit takut untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan dengan gadis yang sedang tertidur di dalam kamar itu. "Ka..kami membiusnya tuan." ucap salah satu bodyguard itu dengan terbata dan takut. Dia mengatakan itu dengan wajah tertunduk. Axel hanya menatap tajam ke arah dua bawahannya itu seakan berkata 'kenapa kalian melakukannya'.
Bodyguard itu yang paham akan tatapan mata atasannya pun langsung menjelaskan lagi. "Kami membius gadis itu karena gadis itu teriak-teriak tak jelas tuan. Dia tidak berhenti-henti mengeluarkan suara cemprengnya itu." jelas salah satu bodyguard itu dengan pandangan ke arah bawah. Dia tak berani menatap wajah menyeramkan Axel.
"Benar tuan, sudah berjam-jam gadis itu berteriak, bahkan dia sampai menggedor dan memukul pintu dengan keras." tambah teman bodyguard yang pertama.
"Hmm..." Axel hanya berdehem sembari membuka pintu dan memastikan kalau gadis itu sedang tertidur seperti yang di katakan para bodyguardnya itu.
Setelah merasa sudah cukup mengetahui keadaan tawanan bosnya itu, Axel pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Setelah lama berjalan, Axel pun tiba di ruang kerja Arsenio. Dia menyampaikan kabar tentang gadis tawanan itu.
"Kita apakan gadis itu tuan?" tanya Axel dengan raut wajah yang serius.
"Desak dia agar memberitahu keberadaan bedeb*h sial*n itu." ucap Arsenio dengan raut wajah yang dingin dan arogan.
Sekarang Arsenio sedang duduk di sopa yang berada di ruang kerjanya. Dia sedang duduk santai di sana. Dia memandang dan menatap lurus ke arah depan. Terlihat sekali aura kelelakiannya itu. Mungkin gadis yang melihat dirinya seperti itu, bisa jatuh hati seketika di buatnya. "Bawakan aku anggur." perintah Arsenio kepada Axel. Axel yang di perintah pun segera pergi mengambil dan membawah anggur ke hadapan tuan mudanya itu.
Axel menuangkan segelas anggur ke dalam gelas kaca milik Arsenio. "Silahkan tuan." ucap Axel mempersilahkan bosnya itu.
Tanpa menunggu lama, Arsenio segera meminum anggur itu dengan sekali tegukan.
Axel yang seakan mengerti tuannya minta tambah, diapun menuangkan anggur lagi ke dalam gelas Arsenio. "Pergilah Axel, aku ingin sendiri." ucap Arsenio memerintah.
"Baik tuan." ucap Axel mengangguk sembari berlalu pergi meninggalkan bos mafia itu.
Tak terasa waktu makan malam pun tiba, Arsenio sudah berada di meja makan. Axel dan kepala pelayan serta beberapa pelayan lainnya tetap siap siaga di sekitar Arsenio.
Arsenio sudah menyelesaikan ritual makannya. Dia mengambil segelas air lalu meminumnya. "Apakah gadis itu sudah di beri makan?" ucapnya tak biasa. Wow tumben sekali bos mafia ini berucap dan perhatian seperti itu. Salah makan kali ya.
"Para pelayan sudah mengantarkan beberapa makanan tuan ke dalam kamar nona Laura." ucap kepala pelayan menjelaskan.
"Jangan biarkan dia mati, aku belum mendapat informasi dari mulut jeleknya itu!" ucap Arsenio dengan tegas dan gaya maskulinnya tentunya. Arsenio bangkit dari duduknya sembari berjalan ntah kemana. Mungkin mau ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
top markotop story'lanjut thor seruuuu
2023-02-07
0