"Kenapa tidak di makan tuan? apa anda tidak suka dengan makanannya?" tanya Laura bingung dengan laki laki di depannya.
"Eh suka kok." ucap Alex sembari tersenyum lalu dengan cepat dia memakan makanan itu karena tak enak dengan Laura.
Hmm...Enak masakan nya.
Alex sangat menikmati makanan itu. Rasanya sudah lama dia tidak perna makan selahab ini. "Tuan saya sebentar lagi mau jualan, tuan tidak apa kan sendiri di sini. Jangan keluar ya tuan, saya takut nanti difitnah berzina dengan tuan." ucap Laura dengan sangat pelan dan raut sedikit cemas.
"Iya tidak apa-apa dan maaf saya merepotkan kamu." ucap Alex yang sedikit tidak enak.
"Tidak kok tuan. Saya tak merasa direpotkan, hehe.." ucap Laura sembari terkekeh ke arah Alex.
Akhirnya Laura pun segera mungkin pergi berjualan kuenya. Alex tersenyum melihat Laura yang sudah pergi, dia sedikit tertarik dengan gadis itu.
Di kediaman mansion Arsenio, terlihat Arsenio menahan amarahnya. Rahangnya mengeras ketika mengingat rivalnya itu. "Axel." ucap Arsenio dengan suara yang dingin dan menakutkan.
"Baik tuan." ucap Axel kepada Arsenio.
"Cepat perintahkan semua anak buah untuk menangkap bajing*n sial*n itu. Jangan biarkan dia bebas!" ucap Arsenio dengan penuh penekanan.
"Baik tuan." ucap Axel menuruti perintah Arsenio.
Axel segera menelpon dan memerintahkan semua anggota world lion mafia untuk segera berpencar mencari Alex. Tak lupa tim analisis segera mencari data-data tentang keberadaan Alex.
Waktu siang pun telah tiba, Laura baru saja pulang setelah kuenya terjual habis. "Assalammualaikum." ucap Laura seperti biasanya ketika memasuki kamar kosnya.
Terlihat Alex menatap ke arah Laura yang baru saja pulang. Dia melihat gadis itu dengan sedikit prihatin.
Kelihatannya dia sangat lelah.
"Kau berjualan apa?" tanya Alex bingung dengan perkerjaan Laura.
"Saya hanya berjualan kue keliling." ucap Laura dengan senyum manisnya seperti author manis.
"Sudah berapa lama?" tanya Alex lagi.
"Tidak lama, baru lima tahun." ucap Laura sembari tersenyum.
"Di mana keluargamu?" tanya Alex dengan begitu penasaran.
"Orang tua dan keluarga saya sudah tidak ada tuan, saya tinggal di sini dan menghidupi diri saya sendiri." ucap Laura mencoba menahan rasa sesak di dalam hatinya ketika mengingat dan meratapi nasibnya.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud." ucap Alex merasa bersalah dan tak menggunakan bahasa formal lagi.
"Tak apa tuan." ucap Laura sembari tersenyum tipis.
"Apakah aku boleh meminjam handphone mu? aku ingin menelpon anak buah ku." ucap Alex kepada Laura.
"Boleh" ucap Laura seketika mengeluarkan handphone jadulnya lalu meminjamkannya kepada Alex.
"Deg..." Alex kaget dengan handphone yang di miliki Laura.
Bagaimana bisa ada manusia yang masih memakai handphone jadul seperti ini. Laura yang melihat ekspresi Alex pun seakan mengerti dengan maksud pria itu.
"Sebutkan saja nomornya, biar saya yang telponkan tuan." ucap Laura sembari mengulurkan tangannya meminta hpnya kembali dari Alex.
Alex langsung menyebutkan nomor yang mau ia tuju itu. Tak lama panggilan pun terhubung dan terangkat. "Silahkan tuan, panggilannya sudah di angkat." ucap Laura menyodorkan kembali hp jadul nya.
Tanpa menunggu lama Alex berbicara dengan pria di balik telepon dengan panjang lebar. Dia menyuruh orang itu agar segera menjemputnya di malam hari tepat di rumah laura. Sepertinya orang itu adalah bawahan Alex. Alex juga menyebutkan ciri ciri rumah laura kepada bawahannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
top markotop story'lanjut thor seruuuu
2023-02-07
0