Di ruang kerja Arsenio, terlihat Axel mengikutinya sampai ke sana. "Kenapa kau tidak makan?!" tanya Arsenio bingung pada Axel asisten kepercayaannya itu.
"Nanti saya akan makan tuan." jawabnya dengan nada datar dan maskulinnya.
"Pergilah beristirahat, aku juga akan beristirahat sebentar lagi." ucap Arsenio kepada Axel.
Arsenio tidak terlalu banyak dalam berbicara kepada siapapun kecuali kepada Axel dan almarhum kedua orang tuanya. "Baik tuan." ucap Axel lalu berlalu pergi dan keluar dari ruangan itu.
"Hmm..." menjawab dengan deheman dingin khas cold blooded conqueror alias Arsenio.
Arsenio pun melihat berkas berkas perusahaan raksasa yang di kelolanya. Selain menjadi seorang mafia kelas dunia, arsenio pun juga menjadi seorang CEO, yang di mana perusahaannya adalah perusahaan tingkat dunia. Bisa di bilang, Arsenio adalah orang terkaya ke delapan di dunia. Itu masih kekayaan lewat jalur halal belum jalur haram. Mungkin jika di gabungkan, julukan Arsenio pun akan berubah lebih dari pada orang terkaya no delapan di dunia. Ngeri kan? jadi tak heran dengan kekayaan Arsenio. Tak bisa di bayangkan dengan ekspretasi orang yang mengetahui tentang bos mafia ini.
Setelah selesai dengan tugas dan kegiatannya, arsenio pun memilih untuk meninggalkan ruang kerjanya menuju ke arah kamarnya, yang tentunya satu lantai dan di tingkat rumah yang sama. Mansion Arsenio sangat luas, besar dan mewah. Bahkan mansion itu bak istana yang memiliki beberapa tingkat dan kamar arsenio berada di kamar paling atas, alias lantai tertinggi di mansion sultan itu.
"Aku mau tidur." ucap Arsenio pada kepala pelayan yang selalu setia menunggu dan mengikutinya.
"Baik tuan muda." ucap kepala pelayan itu sembari mematikan beberapa lampu, kecuali lampu tidur yang berada di kedua sisi ranjang king size milik Arsenio.
Akhirnya Arsenio pun mulai memejamkan matanya dan mulai hanyut dalam mimpi indahnya. Kepala pelayan yang sudah memastikan Arsenio tertidur, beliau menutup pintu kamar Arsenio sembari memeriksa sedikit mansion itu. Setelah merasa sudah tidak ada kerjaan lagi, kepala pelayan pun pergi ke arah kamarnya di lantai dua mansion itu.
Di tempat lain terlihat seorang gadis sedang menenteng sepedanya. Sepertinya dia baru saja pulang dari berjualannya. Ya itu Laura. Dia hanya tinggal seorang diri di kos-kosan kecil di pinggir sungai, bisa di bilang sih parbus, paret busuk.
"Kenap tumben sekali Laura lama pulangnya?" tanya ibu kos Laura yang selalu perhatian kepadanya. Itulah beruntungnya Laura mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari ibu kos, tetangga, dan sahabat baiknya Meme, walaupun iya sudah tidak punya keluarga, alias hidup sebatang kara. Tetapi semangat hidupnya begitu tinggi sebagaimana semangatnya Lucy sih 'Putri Mahkota Peritovia'. Perbedaan mereka hanya sebuah sifat dan sikap. Jika lucy tomboy, bandel dan keras kepala, maka beda halnya dengan Laura yang anggun dan baik hati.
"Iya ni bu, soalnya tadi dagangan nya ada sisa, jadinya Laura berkeliling sebentar mana tau masih ada orang mau beli, dan alhamdulillah masih ada yang beli bu. Dagangan Laura habis deh." ucapnya dengan senyum mereka nan anggun.
"Masya Allah Alhamduillah kalau habis dagangannya, tapi sayang jangan terlalu memaksakan diri...nanti kamu sakit loh. Ya sudah, kamu istirahat dulu ya." ucap Ibu kos dengan penuh perhatian sembari mengelus kepala Laura sebagaimana mengelus kepala anaknya sendiri.
"Ya sudah Bu, Laura masuk dulu ya." ucap Laura lalu berpamitan kepada ibu kosnya.
"Iya Nak...Eh, Laura sudah makan?" tanya Ibu kos itu tiba tiba.
"Belum Bu, siap mandi nanti mau masak indomie saja." ucap Laura jujur sembari menampilkan senyum manisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
mantap thor lanjut
2023-02-07
0