Ep. 12 Kesedihan William Kei Dominic

Dua hari berlalu pada akhirnya Kei sudah terbangun, Matanya berkeliling melihat sekitar ruangan rumah sakit di situ ia melihat seorang Pria yang sedang tertidur di sudut tempat duduk. Jelas Pria itu adalah Kakak satu-satunya yang terlihat sangat kelelahan menjaga sang Adik, Mengingat sesuatu yang buruk terjadi pada seorang wanita yang menyelamatkannya, ia berusaha berdiri dengan tubuh yang belum pulih.

Kala itu sang Kakak terbangun melihat Adiknya yang berusaha berjalan ke arah pintu keluar, Dia sangat tahu apa yang membuat nya berusaha sekeras itu tentunya menemui wanita yang masih belum siuman dari pertarungan melawan Mafia.

"Udah malam jangan ganggu Sora, Besok kita kunjungi dia??" Bujuk Sang Kakak yang terlihat kasian melihat Sang Adik dengan wajah sendu.

"Kak apa yang harus aku katakan padanya??" Berbalik ke bed, Ia menyesal dengan apa yang dia lakukan pada Sora tapi kenyataannya nasi sudah jadi bubur.

Jawab Shin sambil membawakan segelas air putih," Kenapa kau tidak mengambil hikmah di balik kejadian ini, Jadi kau tahu bahwa Sora sudah benar-benar berubah?".

Kei yang meneguk segelas air putih itu terus menghela nafasnya, Rasanya tidak sabar menunggu pagi melihat Sora. Ia khawatir dengan luka di tangan teman masa kecilnya itu. Shin yang sangat paham dengan isi kepala Adiknya itu memberitahu bahwa mereka berdua hanya mendapatkan cedera kecil perkataan itu membuat Kei sedikit lega.

*

*

*

Keesokan nya Ella membangun kekasihnya itu ia di beritahu oleh Shin bahwa tadi malam Kei sudah sadar. Perlahan-lahan membuka kedua matanya ia menoleh kesamping melihat sang kekasih.

"Kamu cantik banget hari ini!!" Sentuh Kei di pipi kecil Ella.

"Dasar tukang gombal" Sahut Bastian yang sedang membawakan Shin sebuah laporan.

Semenjak Kei di rawat rumah sakit Shin belum pulang ke rumah, Meskipun dia galak dan mudah marah tapi ia Pria yang perhatian sangat menyayangi Adik satu-satunya itu.

" Aku mau bertemu Sora, Apa dia udah bangun??" Sebut Kei yang menuruni bed, Ella menoleh ke sang kakak yang sepertinya belum memberitahu bahwa Sora belum siuman.

"Hei Pacar Kei antar anak ini ke ruangan Sora!!" Ketus Shin menunjuk kursi roda yang sudah tersedia di dalam ruangan itu.

"Kakak nya ini padahal aku udah ngenalin nama aku, Seperti yang di bilang orang tidak hanya angkuh tapi dia sulit di dekati"

Ruangan Sora berada di ruangan yang tidak jauh dari Kei, Terlihat Ibunya sedang menyisir rambut Sora dengan tatapan yang teramat pilu. Kei tersentak melihat wanita itu yang ternyata belum sadar dengan tangan yang gemetar itu memegang tangan Sora yang terasa begitu dingin bahkan wajahnya terlihat sangat pucat.

Ibunya pun mulai berbicara seharusnya anak tertua nya ini sudah sadar karena ia hanya mengalami cedera kecil tapi entah kenapa hingga sekarang ia belum jua sadar. Dokter pun tidak bisa menjelaskan keadaan tersebut.

Kei mencium punggung tangan Sora seraya menangis, Dia mengingat kembali saat mereka nonton di bioskop ucapan wanita itu kembali terngiang-ngiang padanya. Mariana melirik Ella yang menandakan bahwa untuk meninggalkan Kei sendiri bersama Sora.

Bercerita tentang sang Ibu yang awalnya mendapat kabar Sora terluka ia begitu terkejut berbeda dengan kecelakaan kemarin yang di alami anaknya itu ia terlihat tidak begitu peduli, Tapi semenjak ia mendapatkan ucapan cinta dari sang anak Mariana sudah semakin luluh dan mulai ingin menerima anak itu.

" Nama mu Ella kan? Aku dengar Sora dulu sering menindas mu?" Tanya Mariana menatap wajah kecil Ella.

Jawab Ella dengan tutur kata yang lembut," Ia Nyonya, Tapi sekarang Sora adalah wanita yang baik tidak hanya itu di kampus ia sering mendapatkan pujian dari dosen nilainya juga cukup tinggi".

"Benarkah? Syukurlah jika begitu aku jadi tidak perlu mengkhawatirkannya lagi .. Tapi aku bisa meminta tolong kepada mu dan Kei jika ia sudah sadar bisakah rahasia kan dari dirinya bahwa aku yang merawatnya "Sang Ibu merasa tidak pantas di ketahui anaknya karena ia dulu terlalu kejam pada Sora.

Ella melihat sorot mata Mariana yang begitu sendu, Ia pun hanya mengangguk seraya tersenyum memegang kedua tangan Mariana.

Malam itu Shin yang baru saja pulang dari kantornya datang melihat Adiknya yang duduk di samping Sora sejak pagi tadi, Bahkan Ayah Sora tidak berani masuk ke dalam ruangan itu karena Kei terlihat begitu terpukul. Shin meminta maaf dengan kelakuan adiknya yang bersikap seperti kekanak-kanakan.

Bastian dan Shin pun membawa Kei secara paksa agar dia keluar dari kamar itu, Bastian sedikit terkejut melihat tubuh Sora terlihat begitu pucat seperti tidak bernyawa.

"Kak aku mau bersama Sora!!" Teriak Kei yang sudah berada di ruangannya.

Plakkkk!!!

Sebuah tamparan keras dari Shin," Kei tenang kan dirimu!!Jangan membuat aku lebih kesal dari ini".

"Bagaimana bisa aku tenang dia terus berkata.... Hiks hiks hiks!!!" Meringkuk menangis di atas bed.

Bastian yang mengerti keadaan itu keluar kamar Kei, Ia kembali melihat ruangan Sora yang ternyata berpapasan dengan Ray yang ingin menjenguk murid kesayangan nya.

Sedangkan Kei menceritakan semua yang ia alami saat bersama Sora tentang percakapan nya di mobil dan bioskop. Shin pun mendekati Adiknya itu," Kau terlalu banyak berpikir, Aku akan cari dokter yang bagus untuk Sora jadi bisakah kau tenang sedikit, Kei?".

Kei perlahan mulai merasa lelah dan tertidur, Shin pun menyelimuti anak tersebut.

Pada saat itu Shin terlihat begitu lelah ia pun duduk di sofa tapi mendengar cerita Adiknya itu sangat membantu Shin karena sudah tiga hari ini Shin sedang menyelidiki Sora, Di awali dengan kecelakaan itu yang di mana Sora berubah setelah kejadian itu bukan kah itu terlihat sangat mencurigakan. Ia juga berulang kali membuka hasil rekaman cctv kecelakaan itu dan terus memperhatikan percakapan mereka berdua tapi sulit sekali di lihat karena hujan yang begitu deras.

"Di dalam buku itu bahwa pertukaran jiwa itu pernah terjadi pada zaman dulu, Buku itu juga seperti nya mempunyai buku kedua apa aku harus ke rumah Tn.Matthew untuk mencari buku yang lain tapi akhir-akhir ini aku sangat sibuk dengan masalah Thomas Brawijaya besok seperti nya aku juga harus ke tempat Jay untuk melanjutkan rencana yang ku pinta"Gumam Shin.

Dalam waktu bersamaan Ray dan Bastian memasuki kamar Sora sedangkan Ayahnya keluar mencari udara segar.

"Sora kapan kamu bangun, Bapak kesepian lo..."Mencoba memegang tangan Sora yang membuat nya terkejut," Ha! Bastian apa perasaan aku aja tangan nya kok dingin banget padahal kamar ini lumayan buat aku gerah??"

Bastian pun mencoba memegang tangan Sora,"Ray dia masih hidup kan???"

Plakkkk

Ray memukul kepala Bastian hingga ia memekik kesakitan," Kau ngomong apa sih, Hm liat dada nya tuh!!"

"Ray aku serius, Kok kau bisa sih nyuruh aku melakukan hal jorok!!!" Bastian yang melihat wajah temannya yang mulai mengerutkan dahinya.

"Kau!!! ...." Ray yang ingin memukul temannya terhenti melihat Bastian yang tertawa terbahak-bahak ternyata dia sengaja agar Ray tidak terlihat sedih melihat muridnya," Kau sengaja yah!!"

"Emang nya aku gak tau, Kata tunangan mu kau galau terus ... Harusnya kau percaya dia akan bangun kembali" Sebut Bastian seketika mencium punggung tangan Sora.

Plakkkkk

Plakkkkk

Ray kembali memukul kepala temannya itu, Ketika Ayah Sora kembali ia pun mendadak pamit karena jika di biarkan Bastian akan melakukan hal-hal yang lebih berbahaya.

"Harusnya kau pulang saja!!" Tegur Ray yang bak emak-emak yang sedang marahin anaknya.

"Kalian kenapa ada di sini?? Ayo cari makan?" Menunjuk kedua temannya mereka pun pergi keluar mencari rumah makan yang masih buka di saat larut begini.

Lantaran rumah sakit ini salah satu milik keluarga Dominic yang dimana Shin yang mengambil alih, Jadi dia begitu bebas meskipun melewati jam menjenguk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!