Pertarungan Pertama (2)

Happy Reading...

.

.

.

Menghindar dan menyerang adalah hal yang ketiga anak itu lakukan. Berbeda dengan Terry yang sepertinya baru melakukan hal ini, Ben sepertinya cukup berpengalaman, ia melumpuhkan penjahat hanya dengan gagang pistolnya.

Terry tidak menggunakan pistolnya, beladiri tanpa senjata sepertinya adalah hal yang Terry kuasai saat ini. Berbeda dengan Bianca yang sedikit sulit mengontrol tubuh barunya, namun ia sedikit demi sedikit sudah mulai beradaptasi dan menyerang dengan cepat.

Yang Bianca lukai hanyalah leher yang terhubung dengan pembuluh darah dan mata. Beruntung para penjahat itu tidak memakai pakaian yang tertutup.

Menghindar dari hujan peluru itu cukup sulit jika tidak berkonsentrasi.

Dor! Syut... Bianca terkena goresan peluru di bahunya. Ia meringis kecil kemudian berlari kearah penjahat yang sudah menembaknya dan mengayunkan belati itu untuk menyayat lehernya. Lukanya tidak menyebabkan leher itu terpisah dari tubuhnya tapi setidaknya sayatan itu memotong pembuluh darahnya.

Sejak dulu Bianca tidak menyukai membunuh dengan membuat tubuh mereka berceceran, Bianca menyukai membunuh tanpa menimbulkan kerusakan yang banyak. Seperti memotong pembuluh darah atau memberikan racun mematikan.

Dor!

"Bianca perhatikan belakang mu juga." Ujar Ben setelah menembak musuh yang berada di belakang Bianca.

"Terimakasih." Sahut Bianca yang kembali fokus dengan pertarungan dihadapannya.

'Tidak sia sia Steve melatih ku.'

Awalnya Ben khawatir jika Bianca tidak bisa menangani pertarungan ini, karena ini adalah pertarungan pertamanya. Tapi beruntung gerakan Bianca cukup lihai walaupun masih kaku.

Bianca adalah kesayangan Steve jadi sudah pasti jika Steve melatih Bianca dengan cukup baik. Pertarungan secara langsung seperti ini dengan latihan adalah hal yang jauh berbeda.

Walaupun mereka adalah atlet peraih medali emas di dunia tapi jika mereka tidak pernah diserang oleh musuh seperti ini mereka belum tentu bisa menang, selain menggunakan kekuatan, kelenturan dan teknik bertarung mereka juga harus bisa bertarung sambil berpikir dengan cepat. Menyusun strategi agar bisa bertahan hidup.

Ben telah mengalami hal seperti ini beberapa kali karena pernah ikut membereskan masalah bersama Daniel, tapi bertarung sambil melindungi seseorang adalah hal yang belum pernah ia lakukan.

BUK! Ben memukul kepala penjahat itu dengan kencang menggunakan gagang pistolnya, setidaknya membuat mereka pingsan adalah tujuan utama Ben.

Karena phobia nya sempat kumat, Ben tidak bisa bergerak dengan leluasa, tubuhnya gemetar dan lemas, kepalanya juga mulai pusing.

'Aku tidak boleh kalah dulu. Aku harus bertahan setidaknya sampai pertolongan datang.'

Ben yakin jika kakak-kakaknya pasti akan datang menolong, mereka pasti sudah tau dengan situasi ini, walaupun tidak tau Terry tadi sudah mengirim sinyal SOS. Kalau bukan kakak-kakaknya yang datang setidaknya pasukan yang berjaga di sekitar mereka yang datang.

Terry yang sejak tadi memperhatikan Ben juga berusaha melumpuhkan para penjahat itu secepatnya. Terry memiliki hutang pada kedua kakak si kembar jadi Terry harus membayarnya dengan menjaga mereka berdua.

Syut. Buk. Terry menunduk dan kembali menyerang. Serangan ke arah kepala cukup membuat mereka oleng atau bahkan pingsan jadi serangan ke arah titik vital yang Terry incar saat ini.

Mereka memang terlatih tapi mereka bukanlah orang yang pro yang bisa menghabisi para penjahat itu dengan cepat, butuh waktu lebih dari 30 menit hanya untuk melumpuhkan mereka.

Mereka semua sama-sama mengatur nafasnya, hanya tersisa 3 orang lagi jika dihitung sama bosnya maka ada 4 orang lagi yang harus mereka lumpuhkan. Apakah mereka harus menembak atau tidak?

Walaupun mereka tidak memegang sandera tapi rasanya mustahil jika mereka memohon ampun begitu saja, sudah pasti mereka merencanakan sesuatu apalagi bosnya terlihat cukup tenang.

"Kalian cukup bagus untuk ukuran anak SMA."

Oke untuk saat ini Ben dan Bianca tau jika orang itu tidak mengenali mereka sebagai keluarga Siegfried yang memegang kelompok mafia besar. Itu cukup bagus.

"Tapi kalian masih belum berpengalaman."

Netra mereka bertiga terbelalak kaget ketika orang itu memperlihatkan sebuah remote pengontrol bom. Mereka bertiga kompak melihat kearah dua manusia yang sudah dikuliti itu kini tubuhnya terlilit oleh bom.

Pasti ia memasangnya saat mereka bertiga sibuk berkelahi. Pria itu tertawa senang. Ingin sekali Bianca melemparkan belati itu kearah lehernya kemudian mencabutnya dan memotong lidahnya.

"Kalau kalian mundur aku akan menyerahkan remote ini." Pria itu tersenyum licik.

Ayolah, mau mereka mundur atau tidak sudah pasti orang itu tidak akan memberikan remote nya. Hal yang seperti ini adalah hal yang sangat menyebalkan untuk Bianca.

Dor.

"ARGHHH." Orang itu meringis kesakitan dan spontan melepaskan remotenya. Mereka tidak bisa mengambilnya dengan cepat karena jaraknya cukup jauh dan orang itu juga di kelilingi oleh penjaga lainnya. Tapi bukan mereka bertiga yang menembak tangan orang itu hingga berlubang.

"Kenapa harus mundur." Ujar seorang pria yang masih menggunakan baju tidur itu.

"Kalian tidak perlu mundur." Sahut pria bertubuh tinggi yang imut.

Daniel menggerakkan tangannya memberi isyarat pada pasukannya untuk mengurus mereka. Pasukan mereka mengerti dan langsung bekerja.

Steve sendiri langsung berlari dan memeluk Bianca.

"Kakak aku berlumuran darah." Ujar Bianca yang benar adanya. Tentu saja sebagian besar itu adalah darah lawannya dan sebagian kecilnya adalah darah yang berasal dari tubuhnya yang terluka.

"Kerja bagus untuk kalian semua, aku sampai kagum saat melihat hasilnya." Daniel mengelus kepala Ben. "Kau demam, sepertinya phobia mu sempat kambuh, kau mengatasinya dengan baik." Puji Daniel.

"Iya, setidaknya aku tidak tumbang." Jawab Ben lemas.

Terry sendiri tersenyum melihat interaksi mereka. Setidaknya untuk saat ini semuanya sudah selesai.

"Kau juga sudah berusaha Terry Rosenberg, kau layak mendapatkan pujian."

"Ini juga berkat bantuan Tuan muda dan Nona." Jawab Terry. Ia merasa kalau dirinya belum cukup kuat, Terry harus bekerja lebih keras lagi.

Untuk hari ini Daniel puas dengan performa adik-adiknya.

"Kakak apa kau tidak mendengarkan ku?" Ucapan Bianca membuat mereka semua menatap Steve yang masih memeluk Bianca dengan erat.

"Kakak merindukan mu dan juga kau yang berlumuran darah seperti ini terlihat sangat imut." Gemas Steve.

Terry, Ben dan Daniel menatap Steve dengan tatapan aneh, mereka bahkan sampai speechless melihatnya.

'Apanya yang imut?'

Oh sepertinya Steve memang gila kalau bersangkutan dengan adik perempuannya. Daniel hanya bisa menghela nafas.

"Ayo pulang, sisanya serahkan saja pada ku biar aku yang mengurusnya."

"Baiklah."

Episodes
1 Prolog
2 Setelah Berpindah Jiwa
3 Kehidupan Sebelumnya
4 Keberangkatan
5 Sekolah Baru
6 Memilih Kegiatan Club
7 Sosok Lain
8 Mendapat Hadia
9 Gosip
10 Berkemah
11 Gudang
12 Gudang (2)
13 Pertarungan Pertama
14 Pertarungan Pertama (2)
15 Manusia Terbakar
16 Masa Lalu Terry
17 Mimpi
18 Mimpi dan Ingatan
19 Penculikan
20 Bianca Menghilang
21 Bertemu Dengan Orang Dari Masa Lalu
22 Berusaha
23 Menyelamatkan Bianca
24 Bianca Selamat
25 Awal Mula Liburan
26 Liburan Musim Panas
27 Apa Yang Terpenting?
28 Penyerangan Tiba-Tiba
29 Ben Di Culik?!
30 Misi Penyelamatan
31 Lambang?
32 Kabur....
33 Akhirnya...
34 Persiapan Festival
35 Festival
36 Liburan Keluarga
37 Sebelum Menjalankan Misi
38 Keluarga Huening
39 Apa Ini Reuni?
40 Memulai Misi
41 Misi Daniel & Bianca
42 Misi Daniel & Bianca (2)
43 Pertemuan Tak Terduga
44 Mari Mulai Permainannya
45 Penawaran Ben Pada Kai
46 Permainan Bianca
47 Permainan Bianca 2
48 Permainan Bianca 3
49 Permainan Selesai
50 Di Balik Layar
51 Bertemu
52 Kecelakaan Terry Dan Steve
53 Ben Dan Kai
54 Isi Buku
55 Keputusan Bahiyyih
56 Kejadian Sebelum Kecelakaan
57 Perasaan Deja Vu
58 Duka
59 Perubahan Tanpa Senyuman
60 Cerita Terry
61 Kecelakaan Steve
62 Hubungan Jack Dan Ketua Shanka
63 Kunci
64 Langkah Terakhir
65 Perang Di Mulai
66 Perang
67 Selesai Perang
68 Akhir
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prolog
2
Setelah Berpindah Jiwa
3
Kehidupan Sebelumnya
4
Keberangkatan
5
Sekolah Baru
6
Memilih Kegiatan Club
7
Sosok Lain
8
Mendapat Hadia
9
Gosip
10
Berkemah
11
Gudang
12
Gudang (2)
13
Pertarungan Pertama
14
Pertarungan Pertama (2)
15
Manusia Terbakar
16
Masa Lalu Terry
17
Mimpi
18
Mimpi dan Ingatan
19
Penculikan
20
Bianca Menghilang
21
Bertemu Dengan Orang Dari Masa Lalu
22
Berusaha
23
Menyelamatkan Bianca
24
Bianca Selamat
25
Awal Mula Liburan
26
Liburan Musim Panas
27
Apa Yang Terpenting?
28
Penyerangan Tiba-Tiba
29
Ben Di Culik?!
30
Misi Penyelamatan
31
Lambang?
32
Kabur....
33
Akhirnya...
34
Persiapan Festival
35
Festival
36
Liburan Keluarga
37
Sebelum Menjalankan Misi
38
Keluarga Huening
39
Apa Ini Reuni?
40
Memulai Misi
41
Misi Daniel & Bianca
42
Misi Daniel & Bianca (2)
43
Pertemuan Tak Terduga
44
Mari Mulai Permainannya
45
Penawaran Ben Pada Kai
46
Permainan Bianca
47
Permainan Bianca 2
48
Permainan Bianca 3
49
Permainan Selesai
50
Di Balik Layar
51
Bertemu
52
Kecelakaan Terry Dan Steve
53
Ben Dan Kai
54
Isi Buku
55
Keputusan Bahiyyih
56
Kejadian Sebelum Kecelakaan
57
Perasaan Deja Vu
58
Duka
59
Perubahan Tanpa Senyuman
60
Cerita Terry
61
Kecelakaan Steve
62
Hubungan Jack Dan Ketua Shanka
63
Kunci
64
Langkah Terakhir
65
Perang Di Mulai
66
Perang
67
Selesai Perang
68
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!