Happy reading...
.
.
.
Bianca hanya membawa baju dan beberapa barang penting. Tapi saat ia membuka laci yang ada di meja samping ranjangnya, alangkah terkejutnya ia begitu melihat banyaknya obat-obatan.
Bianca mengambil salah satu obat itu dan memperhatikannya secara seksama.
"Ini obat penenang." Gumam Bianca.
"Nona." Ujar salah satu pelayan yang membuat Bianca terkejut, dengan spontan Bianca melempar obat itu kedalam koper dan menutup laci itu lalu menguncinya.
"Ada apa?" Tanya Bianca tanpa berbalik.
"Saya diperintahkan oleh Tuan Steve untuk membantu Nona bersiap-siap."
"Aku sudah selesai, keluar sana." Usir Bianca yang benar adanya. Bianca hanya membawa barang-barang penting jadi semuanya selesai dengan cepat.
"Baik Nona."
Bahkan para pelayan sepertinya juga mengucilkan Nonanya. Ya tapi Bianca tidak ingin ambil pusing, lebih tepatnya ia tidak peduli sama sekali.
Sebaiknya Bianca beristirahat dan esok ia akan menempuh perjalanan jauh.
...🌸...
Bianca yang tengah bermain ponselnya mendadak terdiam, ia menatap Steve dengan malas.
"Kakak apa kakak tidak bisa diam? Kenapa kau terus mondar-mandir seperti itu?" Tegur Bianca yang heran melihat Steve terus-menerus mondar-mandir.
"Bianca, ini pertama kalinya kau bersekolah di sekolah umum, apa kau tidak gugup? Aku sangat gugup tau." Ujarnya dengan heboh.
Ya itu benar sih tapi jiwanya adalah jiwa wanita berusia 35 tahun.
"Kau khawatir atau gugup?" Ledek Bianca.
"Keduanya, kita tidak akan bertemu dalam waktu yang lama." Keluhnya tak suka yang malah membuat Bianca tertawa kecil. Ternyata seru juga memiliki saudara seperti Steve.
"Tapi kenapa mereka lama sekali?" Kali ini Bianca yang mengeluh karena Daniel dan Ben belum kunjung datang padahal mereka sudah menunggu lebih dari 1 jam di rooftop.
Sejujurnya Bianca pikir mereka akan naik pesawat, tapi siapa sangka jika ternyata mereka malah naik helipad. Ya itu tidak buruk sama sekali.
"Oh kalian sudah datang." Ujar Ben yang berjalan bersama Daniel.
Kehadiran mereka berdua membuat Bianca mendengus kesal, mereka bahkan tidak meminta maaf setelah membuat orang-orang menunggu.
Begitu Daniel bertatapan dengan Bianca, tatapan mereka pasti langsung sengit seolah-olah mereka bisa berperang hanya lewat tatapan.
Begitu juga dengan Bianca dan Ben yang selalu adu mulut atau baku hantam disetiap ada kesempatan.
Padahal mereka anak kembar yang wajahnya tidak bisa dibedakan sama sekali jika bukan karena tinggi, jenis kelamin dan rambutnya maka orang-orang tidak akan bisa membedakannya. Tapi mereka selalu bertengkar dan memiliki sifat berbeda. Entah kenapa Steve jadi pusing sendiri saat mengurus mereka, padahal bukan Steve yang tertua disini.
"Dengar. Ini hanyalah sekolah biasa jadi ada baiknya jika kalian menyembunyikan fakta kalau kalian adalah keluarga Mafia, anggap saja kalian hanya anak dari pengusaha kecil yang tidak ada sangkut pautnya dengan Mafia." Jelas Daniel.
"Disana kalian akan tinggal dengan 3 pelayan, tapi saat malam hari pelayan itu akan pulang. Para pelayan hanya bertugas untuk memasak sarapan, memasak makan siang, berbenah dan mengurus kebun kecil di depan rumah. Sisanya kalian lakukan sendiri karena kalian harus belajar mandiri." Kali ini Steve yang menjelaskan.
"Lalu yang terakhir, kalian tidak boleh berbuat onar sampai kami pulang. Aku akan menetap disini dan Steve akan ke Indonesia untuk mengurus usaha yang orang itu tinggalkan."
Aha. Bianca bahkan lupa tentang usahanya yang tersebar dibeberapa negara, mereka pasti akan kerepotan apalagi ia sudah mengabaikan perusahaan dan usaha yang ia buat selama setahun.
"Begitu semuanya selesai, aku dan Steve akan langsung kembali ke Nevada. Apa kalian paham? Oh, untuk uang saku aku akan mengirimkan ke rekening kalian masing-masing setiap bulan seperti biasanya, cukup atau tidak cukupnya itu urusan kalian. Bayaran sekolah sudah ku bayar untuk satu tahun kedepan, jika ada biaya lainnya hubungi kami."
'Dia sepertinya sedang memberikan perintah bukan salam perpisahan.'
"Disana ada sepeda, motor dan mobil. Terserah kalian mau pakai yang mana untuk pergi ke sekolah, tapi sekolah kalian cukup dekat karena kalian hanya harus berjalan kaki selama 20 menit." Ujar Steve seraya tersenyum.
Steve menghela nafas. "Haruskah Bianca pergi? Ya ampun aku khawatir karena ini pertama kalinya Bianca sekolah di luar." Steve menatap Bianca penuh dengan rasa khawatir.
"Aku baik-baik saja." Bianca menjawab seraya tersenyum.
"Baiklah kalau kau menjawab begitu." Steve mengelus surai Bianca dengan lembut. "Kau harus berhati-hati dan jaga kesehatan, lalu jangan pernah mengikuti orang asing."
"I know. Kakak sudah berkata seperti itu berkali-kali, aku akan pergi sekarang." Bianca berbalik, ia berjalan menuju helipad dan menaikinya dengan santai.
"Aku juga pergi dulu." Ujar Ben.
"Kau sebaiknya tidak membuat masalah dengan Bianca selama kami tidak ada." Ujar Steve yang mampu membuat anak itu berdecak.
"Aku paham." Ben langsung berlari menyusul Bianca menaiki helipad itu. Tak lama setelahnya helipad itu mulai terbang dan menghilang dari pandangan mereka.
"Apa benar baik-baik saja? Ini pertama kalinya Bianca ku yang manis keluar Mansion." Ujar Steve yang tampak khawatir.
"Kita tidak bisa mengurungnya di mansion terus, dia juga harus punya kehidupan dan kau jangan terlalu memanjakan Bianca, nanti dia malah ngelunjak."
"Apa maksudmu? Bianca kan satu-satunya tuan putri di keluarga mafia tentu saja dia harus dimanja. Oh atau kau iri karena tidak dipanggil kakak olehnya?" Ledek Steve yang membuat Daniel menggeram kesal.
"Dengar ya! Gadis itu sudah berubah, dia sudah berani melawan ku dan menerima mu, jadi bukankah itu hal yang aneh?"
"Tidak juga, semua orang bisa berubah apalagi Bianca sepertinya tidak ingat jika ia tidak sadarkan diri selama sebulan setelah minum racun dan kita menganggap jika saat itu Bianca baru bangun dari tidurnya seperti biasa."
"Apa mungkin dia amnesia?" Pikir Daniel karena melihat sikap Bianca yang berubah dan juga sepertinya Bianca tidak ingat jika ia sakit, bahkan saat bangun dari tidur panjangnya Bianca tidak bertanya apapun seolah-olah ia baru bangun dari tidurnya seperti biasa.
"Entah. Tapi sebaiknya sekarang kita harus segera mengurus tikus-tikus yang bermasalah dulu." Tatapan Steve yang biasanya lembut kini berubah menjadi dingin dan menyeramkan. "Berani-beraninya dia memberikan Bianca ku yang manis itu permen beracun, kematian adalah hukuman yang terlalu ringan untuk mereka."
Ya seperti itulah sosok Steve yang sebenarnya. Kejam, ia bahkan lebih kejam dari Daniel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Erlina Ibrik
Helikopter thor.kalo Helipad itu landasannya
2025-03-15
1