Happy Reading..
.
.
.
Las Vegas, Kota Nevada, Amerika serikat.
09.00 Am.
"Akhirnya aku bertemu dengan Bianca." Kata Steve penuh semangat begitu ia menginjakan kakinya di kota Nevada.
"Aku ingin segera istirahat. Pulang dan tidur adalah tujuan utama ku." Kali ini Daniel berbicara dengan lesuh. Ia benar-benar lelah karena harus mengurus ini dan itu.
Daniel heran, bagaimana bisa Steve masih begitu bersemangat untuk bertemu dengan Bianca. Daniel saja hanya ingin buru-buru berpelukan dengan bantal dan guling.
Walaupun sebenarnya masalah itu belum selesai semua tapi mereka memutuskan untuk pulang dan menunggu dibandingkan harus mengejar sesuatu yang tidak pasti.
Musuh mereka cukup cerdik jadi mereka harus berhati-hati, yang penting masalah perusahaan sudah selesai jadi mereka bisa sedikit lebih tenang.
Setelah Bianca dan Ben dewasa, Daniel sebagai kepala keluarga akan membiarkan mereka memilih ingin meneruskan posisi sebagai CEO atau Ketua Mafia, itu terserah mereka.
Mereka sudah mengambil alih perusahaan dan kelompok Mafia yang dipimpin tantenya, tapi untuk kelompok mafia sepertinya mereka harus memulainya dari awal dengan menggunakan nama yang sama karena banyak yang keluar, ya itu tidak masalah. Anggota akan bertambah seiring berjalannya waktu.
Biarlah kelompok Mafia Shanka Steve yang memimpin. Steve memiliki kemampuan memimpin kelompok mafia yang lebih baik tapi Steve menolak posisi itu karena ia lebih memilih untuk meneruskan perusahaan ibunya.
Harusnya Shanka Daniel yang ambil alih karena Steve sempat menolak, tapi menggabungkan Shanka dengan Butterflies bukanlah hal yang bagus, malah nantinya akan menimbulkan perpecahan. Jadi sebaiknya Steve yang mengisi posisi Ketua di grup Shanka.
Kalau mau dibubarkan sebenarnya bisa saja tapi mungkin sebagian besar akan menjadi musuh Butterflies, lagipula apa benar jika Tante yang sangat membenci mereka menulis surat wasiat seperti itu? Daniel sendiri tidak yakin.
"Kira-kira apa yang sedang Bianca lakukan ya?" Ujar Steve yang membuat Daniel tersentak dan keluar dari pemikirannya.
"Bukankah Bianca dan Ben sedang kemah di Wangshiton?" Jawab Daniel yang membuat Steve terdiam.
"Ah, benar." Seketika Steve menjadi lesuh.
...🌸...
Washington DC, Amerika serikat.
11.00 Am.
"Aku pikir kita akan naik bus, ternyata kita naik pesawat ya. Ini bukan sekolah yang biasa-biasa saja." Ujar Bianca seraya menarik koper miliknya dan memasuki sebuah gedung yang seperti villa.
"Bukankah sudah kubilang kalau tidak mungkin kakak memasukkan kita ke sekolah yang biasa-biasa saja. Memang nya sudah berapa lama kau mengenal mereka."
Bianca terdiam, ia tidak mungkin bilang kalau dirinya bukanlah Bianca yang asli.
"Aku akan ada gedung itu, beritahu aku kalau terjadi sesuatu." Ben menunjuk ke gedung yang ada disebelah kiri Bianca. "Firasat ku tidak begitu bagus." Bisiknya sebelum pergi dari hadapan Bianca.
Bianca hanya mengangguk tanpa menjawab. Gedung pria dan wanita memang dipisah namun masih bersebelahan. Sebenarnya tanpa Ben tau, Bianca membawa belati yang Steve hadia kan waktu itu.
Siang ini mereka hanya menghabiskan waktu dengan perkenalan dan beberapa kegiatan ringan. Namun begitu matahari tenggelam waktu bebas telah dimulai hanya saja mereka tidak diperbolehkan untuk keluar dari villa, karena villa itu terletak di tengah hutan.
Seperti biasa Bianca yang hanya menghabiskan waktunya dengan candaan ringan di kantin bersama Bahiyyih.
Sedang Ben memilih untuk bermain dan bercerita bersama ke empat teman dari club yang sama dengannya.
"Hey Terry apa kau tau tentang cerita yang beredar di tempat ini?" Tanya Sunoo seraya menatap Terry jahil.
Terry Rosenberg yang duduk bersebelahan dengan Ben hanya menatapnya bingung. "Ku rasa tidak." Jawabnya.
"Hey, kalian harus tau jika tempat ini adalah tempat orang-orang bunuh diri, karena itu kalian harus berhati-hati saat tengah malam. Jika lampu mati maka kalian akan mendengar suara-suara yang mengerikan." Cerita Sunoo yang sukses mendapatkan pukulan ringan dari tongkat baseball milik Riki.
"Kau juga penakut, bagaimana bisa kau menceritakan cerita hantu padahal kau juga penakut." Ejek Riki yang membuat Sunoo menggerutu.
"Tega sekali sih!" Gerutunya kesal. Terry dan Ben yang melihat hal itu hanya tertawa kecil karena menurut mereka itu adalah hal yang lucu.
"Aku tidak begitu percaya dengan setan tau." Sahut Terry.
"Oh benarkah? Tapi kau harus tetap berhati-hati saat malam hari." Riki tertawa kecil.
"Dibandingkan hantu aku lebih takut dengan saudara-saudara ku yang menyerupai iblis." Ujar Ben.
"Kalau begitu kau juga takut dengan Bianca dong?" Ejek Terry.
"Hey kalian belum pernah di lempar meja oleh saudari kalian kan? Kalian harus merasakannya."
"Ya jika dilihat-lihat Bianca memang cukup menyeramkan tapi manis juga."
"Hey jangan bicarakan dia." Ujar Ben tak suka.
"Kalau begitu ayo ganti topik." Saran Sunoo yang tau jika Ben tak suka kembarannya dibicarakan.
...🌸...
Siulan yang terdengar merdu itu berasal dari kedalam hutan. Seseorang dengan jaket hitam menarik kaki seorang gadis yang entah dari mana asalnya.
Gadis itu terus memberontak dengan mulut dan kaki yang terikat. Tubuhnya terasa sakit terkena batu-batu dan ranting pohon. Padahal ia tidak tau apa salahnya, ia juga tidak mengenal orang itu tapi bagaimana bisa orang itu membekapnya dan menariknya seperti ini?
Sungguh dirinya sangat ketakutan, suara siulan itu terdengar seperti suara musik kematian untuknya. Ia sungguh takut.
Sosok itu berhenti ketika ia merasa sudah menemukan tempat yang pas. Ia menyeringai menatap hasil buruan yang ia tangkap. Oh ternyata bukan hanya satu tapi 4 buruan sekaligus.
"Bagaimana jika kita bersenang-senang?" Sosok itu tertawa yang sontak membuat ke empat orang itu menjerit tertahan.
Crash...
Apakah kalian pernah liat hantu?
Terry Rosenberg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments