Bab 18: Terong Makin Panjang

Alseenio menggesek dua mesin basket sekaligus dengan kartu khusus untuk permainan, dan pertandingan telah dimulai.

Bola-bola basket meluncur ke bawah dan siap untuk dilemparkan oleh pemain. Anak kecil itu dengan cepat mengambil bola basket dan menembakkan ke arah keranjang, sayangnya banyak bola yang melesat dari lemparan anak kecil tersebut, tetapi anak kecil ini terus berusaha untuk mencetak skor dan memenangkan pertandingan.

Namun, anak kecil terlalu fokus dengan kecepatan melempar tanpa memastikan apakah bola yang dilempar itu masuk atau tidak. Bola basket yang datang terus dilempar secara acak sambil berharap bola-bola tersebut akan masuk ke dalam keranjang.

Di sebelahnya, yaitu Alseenio yang menjadi sang penantang, ia juga melemparkan bola dengan cara yang cepat bagaikan sedang dikejar oleh tenggat waktu tugas. Namun, arah lemparan Alseenio sangat tepat dan bidikannya juga begitu baik.

Oleh karena itu, lebih dari 90% dari lemparan Alseenio masuk ke dalam keranjang dan kerap kali membuat skor.

Skor antara keduanya begitu kontras, skor milik anak kecil tersebut masih di angka puluhan, sedangkan Alseenio sudah menembus angkat 200, sebentar lagi akan memecahkan rekor skor tertinggi, yakni 250.

Penampilan yang Alseenio tunjukkan tanpa sengaja ini mengakibatkan banyak orang berdatangan untuk menonton pertandingannya melawan anak kecil.

Kebanyakan dari mereka adalah para wanita, tetapi tidak sedikit para remaja dan pemuda yang juga menyaksikan Alseenio mencetak skor bola basket.

Beberapa dari mereka mengangkat ponselnya dan merekam Alseenio diam-diam, bahkan ada yang membuat video Tiktod untuk kontennya mereka.

Faktor utama yang memengaruhi Alseenio dapat melakukan lemparan dengan akurasi bidikan yang begitu tinggi, yaitu karena peningkatan fisiknya yang melebihi rata-rata orang dewasa.

Fisik binaragawan dan atlet sama dengan fisik Alseenio yang sekarang, perbedaannya adalah nilai estetika tubuh Alseenio sangat diunggulkan, setiap otot begitu padat sehingga membentuk tubuh yang indah bagaikan hasil pahatan para dewa.

Urusan melempar bola Alseenio sudah bisa disebut yang cukup lihai. Meskipun demikian, kemungkinan tepat sasaran tidak besar sampai 100%. Kemampuan dan keahlian yang dihasilkan dari latihan intensif juga dibutuhkan di setiap bidang.

Anak kecil itu terlalu fokus dengan permainannya dan tidak melirik skor Alseenio sedikit pun.

Orang-orang banyak yang terperangah melihat Alseenio yang sering membuat skor dan pada akhirnya waktu permainan habis.

Sontak orang-orang bersorak, terlebih para wanita, mereka antusias sekali melihat Alseenio menang.

Melihat pertandingan sudah selesai dan skor juga sudah final. Tampak jelas kedua skor berselisih dengan jarak yang cukup jauh.

Skor anak kecil itu ada di angka 98 hampir menyentuh angka 100, sementara itu Alseenio mencapai skor di angka 465.

Begitu anak kecil melihat skor yang diperoleh Alseenio, anak kecil itu tidak menangis, melainkan bersorak dan bersemangat.

Pertama kali ini ia melihat skor begitu tinggi melebihi top skor yang bawaan mesin permainan ini.

“Bang, kok jago banget sih?! Ajarin aku dong!“ Anak kecil menghampiri Alseenio dan membiarkan tiket permainan keluar.

Alseenio pun menoleh melihat anak kecil berdiri di sampingnya, dan berkata, “Karena sering latihan waktu kecil di rumah. Abang enggak bisa mengajar kamu bermain bola basket karena abang ada kesibukan. Mungkin nanti kalau abang ketemu kamu lagi, kita bakal tanding lagi, oke?“

Kata-kata Alseenio begitu lembut dan ramah pada anak kecil laki-laki di depannya, seolah-olah ia sedang berbicara dengan adiknya sendiri.

Orang-orang yang menonton pun ikut meleleh mendengar suara Alseenio yang begitu nyaman di telinga.

“Kamu dengar suara itu? Rasanya aku akan melayang ke luar angkasa~”

“Iya! Suara ini membuat telingaku hamil 10 bulan!“

“Sial! Pria ini memiliki suara yang lembut, sepertinya aku akan jatuh cinta.“

“Hei, kamu! Geh dilarang di sini! Pergi, keparat!“

“Kenapa *ahimku mendadak hangat seperti ini!“

“Aku bilang kamu segera pergi, sialan!“

Dua wanita yang sedang menonton Alseenio dan berkomentar mengenai suaranya langsung mengalihkan pandangannya ke arah dua orang di sampingnya yang sedang bertengkar.

Satu pria muda yang berbadan besar menarik kerah baju seorang pemuda yang sedikit lentur tubuhnya, dan menyeretnya keluar tempat mainan.

Kebetulan Alseenio pun melihat ini, dan ia hanya bisa merespons dengan gelengan kepala.

Suaranya ternyata bisa mengundang penyuka sesama jenis berdatangan, jiwa dan mental Alseenio ketar-ketir saat ini, ia takut kalau ada orang yang menyimpang seperti itu datang dan secara paksa memperkaosnya.

Namun, dipikir-pikir lagi dirinya tidak akan membiarkan orang seperti pemuda itu berada di dekatnya, Alseenio akan menghempaskan mereka semua ke lubang hitam.

Emm … lubang hitam jan**.

“Kamu mau tiketnya?“ tanya Alseenio pada anak kecil tersebut.

“Mau!“

“Ya sudah ambil saja tiketnya, dan juga … ambil ini untuk jajan.“ Alseenio mengeluarkan dua lembar uang kertas berwarna merah dan diberikan kepada anak kecil ini.

Pasalnya setelah sekian lama Alseenio perhatikan, anak kecil laki-laki ini berbeda dari anak-anak dari orang tua yang berada dari segi ekonominya. Dugaannya anak ini ikut temannya yang dari keluarga berada pergi ke sini dan ia hanya menonton dan tidak bermain sama sekali.

Oleh karena itu, anak kecil ini hanya menonton orang yang sedang bermain dan ketika diajak oleh Alseenio bermain ia sangat bersemangat dan antusias.

Melihat anak kecil di depannya ini mengingatkannya pada masa kecilnya dahulu, kerap kali ia ikut dengan teman dari golongan yang ekonominya lebih tinggi darinya, dan ia hanya melihat-lihat tanpa bermain.

Cukup menyedihkan, tetapi mau bagaimana lagi, memang dari situ saja ia sudah mendapatkan rasa senang dan bahagia.

“Uang ini buat aku?“ Mata anak kecil tersebut melebar tak percaya ketika melihat dua kertas lembar di tangannya.

“Ya, buat kamu jajan dan sekolah. Oh iya, kalau kamu ingin jago main basket lebih baik kamu latihan di rumah, cari lapangan kosong dan kamu latihan di sana.“ Alseenio mengangguk dan menyarankan sesuatu.

“Tetapi ….“ Anak kecil ini sepertinya tahu apa masalahnya mengenai saran Alseenio.

“Ini untuk membeli bola basket, kalau kamu ingin beli yang lain kamu harus berusaha sendiri, kamu anak laki, jangan manja, oke?“ Alseenio menyerahkan lagi uang senilai lima ratus ribu rupiah dan dimasukkan ke dalam kantung anak kecil tersebut.

“Iya, bang. Terima kasih banyak!“ Anak kecil itu mengambil tangan Alseenio hendak menciumnya untuk tanda salim, tetapi Alseenio larang dan bilang tidak perlu melakukan hal itu.

Tiba-tiba, ada seseorang anak kecil bersama wanita muda mendekati Alseenio dan anak kecil yang sedang berbicara.

“Gavin, aku sudah cari kamu di mana-mana, eh malah enggak ada, akhirnya aku ketemu kamu di sini. Aku mau ajak kamu main animel kaizer tahu!“ Anak kecil yang baru datang itu berkata kepada anak kecil yang tadi bertanding permainan bola basket.

“Hehe~ aku habis tanding main bola basket sama abang ini!“ Anak kecil yang bernama Gavin ini menunjuk ke Alseenio.

“Siapa yang menang?“ tanya Anak kecil yang baru datang itu.

“Em … abangnya yang menang, aku kalah telak! Lihat! Tiketnya saja beda jauh dengan punyaku~” Gavin berkata sembari menunjuk pada tiket Alseenio dan milik dirinya.

“Woah! Keren! …. Bang! Ajarin aku dong biar jadi pemain bola basket hebat!“ Teman Gavin itu meminta Alseenio untuk mengajarkannya, permintaan yang sama yang telah dilontarkan oleh Gavin.

“Sshh! Enggak boleh begitu!“ Wanita yang sedari diam melihat Alseenio segera bergerak dan melarang anak kecil temannya Gavin itu untuk meminta permintaan pada Alseenio.

“Maaf, kak.“ Anak kecil itu menundukkan kepalanya dan meminta maaf kepada wanita yang ternyata Kakak perempuannya.

Alseenio yang mengawasi mereka dan mengamatinya sudah mendapatkan kesimpulan bahwa Gavin yang adalah anak kecil yang baru saja bertanding dengannya itu seorang teman dari anak orang kaya.

Bukan karena alasan, pasalnya dapat dilihat pakaian teman Gavin yang baru datang ini memakai baju yang bermerek mahal, apalagi kakaknya yang memakai pakaian yang begitu modis dan bermerek juga, wajahnya pun sudah terlihat orang-orang yang terawat, berbeda sekali dengan Gavin.

“Jangan maaf ke Kakak, minta maaf ke abang ini!“ Wanita itu menyuruh adiknya untuk meminta maaf ke Alseenio.

“Maaf, bang. Aku cuma bercanda,” ucap Anak kecil tersebut dengan wajah yang bersalah.

Alseenio langsung tersenyum di balik masker hitamnya, dan ia menjawab, “Tidak apa-apa.“

“Kamu enggak boleh lancang sama orang lain, oke?“ Wanita itu menasehati adiknya dengan tegas.

Sikap wanita ini cukup baik, Alseenio suka dengan ketegasannya.

“Kamu, boleh aku pinta sesuatu padamu?“ Alseenio tiba-tiba berkata pada wanita di depannya.

“Eh, kamu mau mi–minta sesuatu pa–padaku?“ Wanita itu bertanya lagi saking gugupnya ketika melihat sepasang mata Alseenio yang melemahkan hatinya.

'Aku baru sadar pria ini sangat tampan! Apakah dia akan memintaku untuk menjadi istrinya?' Wanita itu bergumam di dalam hatinya seraya menatap mata Alseenio.

Wajahnya pun mulai merona kemerahan.

“Tolong pesankan anak ini bola basket di toko online, uangnya sudah aku berikan pada anak kecil ini, apakah bisa?“

“Eh, bisa-bisa! Aku bisa melakukannya.“ Wanita itu mengangguk berkali-kali dan menegaskan bahwa dirinya bisa mengemban permintaan Alseenio.

“Oke, kalau begit—” Tepat saat Alseenio ingin pamit untuk pergi, wanita tersebut memotong ucapannya.

“Boleh minta Instagremnya? Itu … untuk bisa mengabarkanmu ketika aku sudah menyelesaikan permintaanmu.“ Wanita itu berkata sambil memandangi wajah Alseenio yang masih memakai masker.

Dari raut wajah wanita yang lumayan cantik terlihat memohon.

“Oke, ini Instagrem milikku.“

Alseenio menunjukkan akun Instagremnya melalui layar ponselnya, dan dengan cekatan wanita itu mengikuti akun Alseenio.

“Belum ada fotonya?“

“Belum, nanti aku pasang.“ Alseenio menjawab dengan ringan, lalu ia menghadap Gavin si anak kecil yang bertanding permainan dengannya.

“Abang akan pergi, jangan lupa untuk sungguh-sungguh dalam latihan, kamu pasti bisa. Dadah.“ Alseenio mengusap kepala Gavin pelan dan berjalan menerobos segerombolan orang yang menontonnya.

Banyak yang ingin meminta foto pada Alseenio, tetapi mereka takut dan tidak berani.

Dengan demikian, Alseenio melanjutkan perjalanan menuju toko baju bermerek yang terkenal.

[Ding! Misi Tak Terkalahkan Bermain Game Telah Selesai!]

[Selamat Kepada Tuan Rumah Anda Telah Mendapatkan Kemampuan Editing Video Menengah!]

[Selamat Kepada Tuan Rumah Anda Telah Mendapatkan Panjang Joni +5!]

Sehabis suara Sistem berbunyi, sebuah reaksi aneh terjadi di kepalanya dan juga di kepala yang lain.

Di kepalanya terasa layaknya sedang dimasukkan pengetahuan yang tidak ada habisnya mengenai sesuatu keahlian. Selama beberapa detik ini Alseenio berhenti di tepi jalan untuk meredakan rasa pusing di kepalanya akibat dari efek samping proses integrasi Sistem.

Selain itu, suatu reaksi terjadi di bawah perutnya yang ada di antara keduanya kakinya. Terongnya yang panjang awalnya 16 cm bertambah besar dan panjang menjadi 21 cm.

Peningkatan yang sangat besar.

Akan tetapi, Alseenio merasakan celananya menjadi sesak dan sempit, kali ini ia tidak hanya membeli baju dan pakaian, celana untuk joni sudah waktunya diganti.

[Ding! Misi Sampingan Telah Terdeteksi!]

[Misi: Meminta bantuan pada kecantikan di dekat Anda untuk memfotokan diri Anda sendiri dengan menggunakan ponsel milik kecantikan tersebut dan setelah itu terus berjalan.]

[Target: 7 meter dari Anda.]

[Hadiah: 1x Kotak Misteri.]

[Hukuman: Pengurangan organ tubuh.]

Sebuah panel layar jendela sistem secara tiba muncul di depan wajah Alseenio ketika sedang berdiri diam di tepi jalan lantai tiga hendak melanjutkan lagi mencari toko yang ia tuju.

“Maksudmu aku harus meminta bantuan wanita untuk mengambil gambarku?“ tanya Alseenio yang sedikit bingung inti dari misi sampingan satu ini.

[Ding! Anda benar.]

“Setelah aku meminta memotret diriku dengan memakai ponselnya, aku langsung jalan tanpa meminta foto yang sudah diambil?“

[Benar, Tuan Rumah.]

“Lalu, untuk apa aku meminta foto kalau aku tidak mendapatkan foto diriku dari ponselnya?“ Alseenio berkata dengan bingung.

[Untuk penyelesaian misi sistem.]

“Emm … oke.“ Alseenio bergumam begitu kecil dan mengangguk sedikit menunjukkan pengertiannya.

Makin hari makin absurd misi sistemnya.

Selepas itu, ia menoleh ke sekitar mencari target yang dimaksud oleh Sistem.

“Tujuh meter dari sini? Di mana dia?“

Mata Alseenio menelusuri setiap orang yang melewatinya, dan segera ia menangkap seorang wanita yang kemungkinan besar menjadi target

“Apakah dia?“

Alseenio berjalan mendekati wanita yang diduga menjadi target misi sistem, wanita ini berada tidak jauh darinya.

Wanita tersebut sedang bersandar pada pagar pembatas lantai dan memandangi orang-orang yang tengah berjalan di lantai yang ada di bawahnya.

“Permisi.“

Mendengar seseorang memanggilnya, wanita itu membalikkan tubuh untuk melihat seseorang itu.

“Ya? Ada apa?“ Wanita ini merespons dengan normal ketika melihat Alseenio yang ada di hadapannya.

“Boleh minta tolong?“ tanya Alseenio dengan sikap yang ramah.

“Tolong? Minta tolong apa, ya?“

Wanita tersebut memiliki wajah yang bingung saat dimintai pertolongan oleh Alseenio.

“Boleh fotokan saya?“

“Emm … boleh.“

Per sekian detik wanita itu memikirkan keputusannya sebelum menjawab.

“Mana ponselnya? Sini aku ambilkan fotomu.“ Wanita tersebut meminta ponsel Alseenio.

“Anu, pakai ponsel milikmu apa itu boleh? Soalnya ponsel aku mati karena baterai habis.“ Alseenio berkata canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Ponselku? Emm … oke.“ Wanita itu sedikit menimbang permintaa Alseenio dan menyetujuinya.

“Sebentar.“

Alseenio berjalan ke sebelah wanita tersebut dan tangannya memegang pagar pembatas lantai dan tubuhnya menghadap ke pagar, kemudian Alseenio menoleh ke arah wanita tersebut yang ada di sebelah kanannya, dilihat-lihat ia berpose agak kaku.

Namun, karena tubuhnya yang tinggi dan bagus, serta matanya yang menawan, posenya tidak begitu masalah.

Begitu wanita itu melihat mata Alseenio yang menatap kepadanya, tubuhnya merasa seperti tersengat listrik kecil dan tersentak terkejut.

Peson Alseenio sudah menyentuh wanita tersebut sehingga membuat wanita itu membeku tak bergerak dengan tatapan kosongnya menuju Alseenio.

“Aku sudah siap.“ Alseenio berkata pada wanita yang diam dan menatapnya.

“Eh! Oke-oke.“

Wanita tersebut langsung tersadar mendengar suara Alseenio dan ia segera mengangkat ponselnya untuk mengarahkan kamera belakang ponsel membidik Alseenio.

Sehabis itu wanita itu mengklik tombol ambil gambar beberapa kali.

“Sudah, ini mau dikirim lewat ap—”

“Terima kasih.“ Alseenio memotong ucapan wanita tersebut dan berbalik pergi meninggalkan wanita itu.

“Eeehhh??“

Terpopuler

Comments

<-{•|The`Omniscient|•}->

<-{•|The`Omniscient|•}->

kepala lain.. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-04-18

0

<-{•|The`Omniscient|•}->

<-{•|The`Omniscient|•}->

tiktod 🗿

2024-04-18

0

A Mi

A Mi

Cerita nya receh banget,,, aku yakin author abg labil,,,, dr cerita udah keliatan...... Semua nya tentang anak abg alay..... Punya sistem tp receh

2023-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Sistem Terikat
2 Bab 2: Menyelesaikan Misi Pertama
3 Bab 3: Kulit Lembut Bayi
4 Bab 4: Hampir Gila
5 Bab 5: Akhirnya Selesai
6 Bab 6: Penjelasan Jendela Status
7 Bab 7: Bertambah Tampan
8 Bab 8: Mencoba Keluar Rumah
9 Bab 9: Sarapan Berbagi
10 Bab 10: Misi Spesial Pertama
11 Bab 11: Mulai Menyelesaikan Misi Spesial Pertama
12 Bab 12: Kebetulan Nama yang Sama
13 Bab 13: Hadiah yang Mencengangkan GoTe
14 Bab 14: Persiapan Pindah
15 Bab 15: CEO GoTe
16 Bab 16: Melihat Apartemen
17 Bab 17: Melewati Tempat Bermain
18 Bab 18: Terong Makin Panjang
19 Bab 19: Pelonjakan Akun
20 Bab 20: Wanita Agak Lain
21 Bab 21: Mobil Mewah Pertama
22 Bab 22: Mengambil Mobil
23 Bab 23: Santai di Kafe
24 Bab 24: Persiapan Motovlog
25 Bab 25: Misi Bernyanyi Malam Hari
26 Bab 26: Membuat Video Pertama
27 Bab 27: Mengutuk Sistem
28 Bab 28: Kebetulan Bertemu
29 Bab 29: Rekor Satu Juta
30 Bab 30: Sistem yang Baik
31 Bab 31: Candy Terkejut
32 Bab 32: Salam Kepal Tangan
33 Bab 33: Guru Menarik Gas
34 Bab 34: Terkenal di Sekolah
35 Bab 35: Pertunjukan Dadakan Sekolahan
36 Bab 36: Perayaan Channel
37 Bab 37: Jaya Exford Berkumpul
38 Bab 38: Puas Bertemu Teman
39 Bab 39: Anti-Geh
40 Bab 40: Fara?
41 Bab 41: Seperti Dahulu Kecil
42 Bab 42: Wanita Gila
43 Bab 43: Mobil Bekas
44 Bab 44: Keluarga yang Berprinsip
45 Bab 45: Konten Adik Gemas
46 Bab 46: Misi Sampingan Lanjutan
47 Bab 47: Misi Gagal
48 Bab 48: Pergi Menuju Cency
49 Bab 49: Tidak Memberi Misi
50 Bab 50: Pergi Menikmati Kota
51 Bab 51: Berkenalan dengan Wanita
52 Bab 52: Kolaborasi Dadakan
53 Bab 53: Mengantarkan Pulang Tiara
54 Bab 54: Membantu Wanita
55 Bab 55: Hari yang Sial
56 Bab 56: Sengatan Listrik Sistem
57 Bab 57: Pemuda Tidak Biasa
58 Bab 58: Penjahat Kelamin
59 Bab 59: Bakat Yoga
60 Bab 60: Penipuan
61 Bab 61: Bernyanyi Penuh Hayat
62 Bab 62: Band Perempuan?
63 Bab 63: Lagu Nostalgia
64 Bab 64: Pria Cantik
65 Bab 65: Kartu Legendaris
66 Bab 66: Borong Ponsel
67 Bab 67: Kuliah?
68 Bab 68: Mencari Pasangan
69 Bab 69: Wanita Mahal
70 Bab 70: Donasi Streamer Tier SSSR
71 Bab 71: Panggilan dan Hadiah Berkala
72 Bab 72: Romantis di Depan Alseenio
73 Bab 73: Masalah Tiara Selesai
74 Bab 74: Pria Suka Susu?
75 Bab 75: Mansion di Luar Nalar
76 Bab 76: Cosplay Karakter Nazito
77 Bab 77: Pria-Pria yang Aneh
78 Bab 78: Alseenio Idaman Wanita Cosplayer
79 Bab 79: Tantangan dari Alseenio
80 Bab 80: Pindah ke Apartemen
81 Bab 81: Acara Pameran Terbesar
82 Bab 82: Ribuan Wanita yang Ingkar
83 Bab 83: Ryan Sedikit Aneh
84 Bab 84: Keluarga Fara yang Bermasalah
85 Bab 85: Misteri Dunia
86 Bab 86: Bertambah Panjang
87 Bab 87: Misi Cosplayer Selesai
88 Bab 88: Misi Spesial Baru
89 Bab 89: Persiapan OkeTV
90 Bab 90: Benci Fitur Acak
91 Bab 91: Ganti Server
92 Bab 92: Bertemu Wanita Rusia
93 Bab 93: Tinggal Bersama
94 Bab 94: Fara Berbohong
95 Bab 95: Wanita Tercantik?
96 Bab 96: Kembali Normal
97 Bab 97: Fara Menjadi Nyamuk
98 Bab 98: Pegang Ucapanku
99 Bab 99: Diincar Agensi
100 Bab 100: Menikmati Waktu Berdua
101 Bab 101: Makan Bersama Ryan
102 Bab 102: Belanjaan Fara
103 Bab 103: OkeTV Terakhir
104 Bab 104: Berangkat Bertemu Niara
105 Bab 105: Hati yang Lembut
106 Bab 106: Niara Menangis
107 Bab 107: Hari yang Buruk
108 Bab 108: Persoalan Keuangan Dimudahkan
109 Bab 109: Kebahagiaan Datang
110 Bab 110: Terkejut Berat
111 Bab 111: Traktir Jaya Exford
112 Bab 112: Menghabiskan Uang dengan Mudah
113 Bab 113: Penonton Terharu
114 Bab 114: Bersin Tiba-tiba
115 Bab 115: Insting Hebat Wanita
116 Bab 116: Pemungutan Suara
117 Bab 117: Rencana Meminta Maaf
118 Bab 118: Pertunangan Niara dan Ryan
119 Bab 119: Saling Mengenal
120 Bab 120: Pergi ke Jepang
121 Bab 121: Sampai di Jepang
122 Bab 122: Berbelanja di Tokyo
123 Bab 123: Bertemu CEO
124 Bab 124: Melihat Seni Modern
125 Bab 125: Setengah Misi Terselesaikan
126 Bab 126: Terkenal di Thailand
127 Bab 127: Bersantai Sejenak
128 Bab 128: Misi Berbagi Uang Random
129 Bab 129: Bertemu Anak Kecil
130 Bab 130: Buat Anak?
131 Bab 131: Siap Merayakan Tahun Baru
132 Bab 132: Pesta Tahun Baru
133 Bab 133: Pergi Jalan-jalan Sekali Lagi
134 Bab 134: Belanja Brutal
135 Bab 135: Pergi Bertemu Idol
136 Bab 136: Kartu Langka
137 Bab 137: Ski Salju Korsel
138 Bab 138: Fandick Tidak Bisa Pulang
139 Bab 139: Anda Kena Prank
140 Bab 140: Belanja Oleh-oleh
141 Bab 141: Mengungkapkan Identitas
142 Bab 142: Bertemu Wanita
143 Bab 143: Makin Dekat
144 Bab 144: Kemajuan Cinta Fandick
145 Bab 145: Keanehan di Dunia
146 Bab 146: Wujud Wanita Tercantik
147 Bab 147: Pemberkatan
148 Bab 148: Penusukan Ayah Fara
149 Bab 149: Dipukuli Orang
150 Bab 150: Membereskan Penjahat Teri
151 Bab 151: Menimbang Persetujuan Undangan
152 Bab 152: Datang ke Acara
153 Bab 153: Tampil di Televisi
154 154: Mengekspos Hubungan
155 Bab 155: Rahasia Lain
156 Bab 156: Misi yang Sulit
157 Bab 157: Duel Om Botak
158 Bab 158: Misi Pengalaman Hidup
159 Bab 159: Penempatan Kerja
160 Bab 160: Ibu Rekrutmen
161 Bab 161: Menabung Konten
162 Bab 162: Berangkat Kerja
163 Bab 163: Hari Pertama Kerja
164 Bab 164: Berjalan Lancar
165 Bab 165: Tragedi Restoran
166 Bab 166: Mengajari Fara Seni Bela Diri
167 Bab 167: Seorang Dikenal ke Restoran
168 Bab 168: Cantika ke Restoran
169 Bab 169: Fandick Lampu Hijau
170 Bab 170: Kenaikan Omzet
171 Bab 171: Daun Aneh
172 Bab 172: Latihan Bela Diri dan Fandick
173 Bab 173: Hari Terakhir Pelayan
174 Bab 174: Perpisahan Restoran
175 Bab 175: Panen Hadiah Besar
176 Bab 176: Kedua Orang Tinggi
177 Bab 177: Acara Meriah
178 Bab 178: Pertandingan Dimulai
179 Bab 179: Menunjukkan Kekuatan
180 Bab 180: Pemenang Acara
181 Bab 181: Acara Selesai
182 Bab 182: Reputasi Besar
183 Bab 183: Pergi Bisnis Syuting
184 Bab 184: Bertemu dengan Seseorang
185 Bab 185: Memberi iPon
186 Bab 186: Penyelesaian Pembagian Ponsel
187 Bab 187: Berdiskusi Bersama Direktur
188 Bab 188: Syuting Film
189 Bab 189: Penyelesaian Tugas Aktor
190 Bab 190: Hadiah Super Langka
191 Bab 191: Menunjukkan Burung
192 Bab 192: Bermain dengan Burung Huia
193 Bab 193: Kedatangan Tamu Jaya Exford
194 Bab 194: Tujuan Kedatangan Mereka
195 Bab 195: Misi Baru Kolaborasi
196 Bab 196: Terkadang Pamer Diwajibkan
197 Bab 197: Pengalaman Berkesan Tamu
198 Bab 198: Persiapan Kolaborasi kedua
199 Bab 199: Bertemu Boyband Terkenal
200 Bab 200: Heboh Satu Mall
201 Bab 201: Kabur dari Para Penggemar
202 Bab 202: Mulai Bermain OkeTV
203 Bab 203: Bertemu Wanita Tak Terduga
204 Bab 204: Bertemu Artis India
205 Bab 205: OkeTV dengan PTS Selesai
206 Bab 206: Hari Penuh Kebebasan
207 Bab 207: Kejutan untuk Fara
208 Bab 208: Keterkejutan di Karaoke
209 Bab 209: Kolaborasi Bernyanyi
210 Bab 210: Kolaborasi Tahap Pertama Selesai
211 Bab 211: Kebahagiaan Teman
212 Bab 212: Hadiah Besar Teman
213 Bab 213: Bertemu Goat
214 Bab 214: Menyimpan Rahasia Besar
215 Bab 215: Konser Kolaborasi
216 Bab 216: Kemampuan Sedikit Hambar
217 Bab 217: Suami?
218 Bab 218: Rencana Pernikahan Dipercepat
219 Bab 219: Kolaborasi Hampir Selesai
220 Bab 220: Terima Kasih
221 Bab 221: Perencanaan Pernikahan Serius
222 Bab 222: Penantian Panjang
223 Bab 223: Kebahagiaan Menanti
224 Bab 224: Nostalgia
225 Bab 225: Bertemu Kembali (Tamat)
226 Pengumuman
Episodes

Updated 226 Episodes

1
Bab 1: Sistem Terikat
2
Bab 2: Menyelesaikan Misi Pertama
3
Bab 3: Kulit Lembut Bayi
4
Bab 4: Hampir Gila
5
Bab 5: Akhirnya Selesai
6
Bab 6: Penjelasan Jendela Status
7
Bab 7: Bertambah Tampan
8
Bab 8: Mencoba Keluar Rumah
9
Bab 9: Sarapan Berbagi
10
Bab 10: Misi Spesial Pertama
11
Bab 11: Mulai Menyelesaikan Misi Spesial Pertama
12
Bab 12: Kebetulan Nama yang Sama
13
Bab 13: Hadiah yang Mencengangkan GoTe
14
Bab 14: Persiapan Pindah
15
Bab 15: CEO GoTe
16
Bab 16: Melihat Apartemen
17
Bab 17: Melewati Tempat Bermain
18
Bab 18: Terong Makin Panjang
19
Bab 19: Pelonjakan Akun
20
Bab 20: Wanita Agak Lain
21
Bab 21: Mobil Mewah Pertama
22
Bab 22: Mengambil Mobil
23
Bab 23: Santai di Kafe
24
Bab 24: Persiapan Motovlog
25
Bab 25: Misi Bernyanyi Malam Hari
26
Bab 26: Membuat Video Pertama
27
Bab 27: Mengutuk Sistem
28
Bab 28: Kebetulan Bertemu
29
Bab 29: Rekor Satu Juta
30
Bab 30: Sistem yang Baik
31
Bab 31: Candy Terkejut
32
Bab 32: Salam Kepal Tangan
33
Bab 33: Guru Menarik Gas
34
Bab 34: Terkenal di Sekolah
35
Bab 35: Pertunjukan Dadakan Sekolahan
36
Bab 36: Perayaan Channel
37
Bab 37: Jaya Exford Berkumpul
38
Bab 38: Puas Bertemu Teman
39
Bab 39: Anti-Geh
40
Bab 40: Fara?
41
Bab 41: Seperti Dahulu Kecil
42
Bab 42: Wanita Gila
43
Bab 43: Mobil Bekas
44
Bab 44: Keluarga yang Berprinsip
45
Bab 45: Konten Adik Gemas
46
Bab 46: Misi Sampingan Lanjutan
47
Bab 47: Misi Gagal
48
Bab 48: Pergi Menuju Cency
49
Bab 49: Tidak Memberi Misi
50
Bab 50: Pergi Menikmati Kota
51
Bab 51: Berkenalan dengan Wanita
52
Bab 52: Kolaborasi Dadakan
53
Bab 53: Mengantarkan Pulang Tiara
54
Bab 54: Membantu Wanita
55
Bab 55: Hari yang Sial
56
Bab 56: Sengatan Listrik Sistem
57
Bab 57: Pemuda Tidak Biasa
58
Bab 58: Penjahat Kelamin
59
Bab 59: Bakat Yoga
60
Bab 60: Penipuan
61
Bab 61: Bernyanyi Penuh Hayat
62
Bab 62: Band Perempuan?
63
Bab 63: Lagu Nostalgia
64
Bab 64: Pria Cantik
65
Bab 65: Kartu Legendaris
66
Bab 66: Borong Ponsel
67
Bab 67: Kuliah?
68
Bab 68: Mencari Pasangan
69
Bab 69: Wanita Mahal
70
Bab 70: Donasi Streamer Tier SSSR
71
Bab 71: Panggilan dan Hadiah Berkala
72
Bab 72: Romantis di Depan Alseenio
73
Bab 73: Masalah Tiara Selesai
74
Bab 74: Pria Suka Susu?
75
Bab 75: Mansion di Luar Nalar
76
Bab 76: Cosplay Karakter Nazito
77
Bab 77: Pria-Pria yang Aneh
78
Bab 78: Alseenio Idaman Wanita Cosplayer
79
Bab 79: Tantangan dari Alseenio
80
Bab 80: Pindah ke Apartemen
81
Bab 81: Acara Pameran Terbesar
82
Bab 82: Ribuan Wanita yang Ingkar
83
Bab 83: Ryan Sedikit Aneh
84
Bab 84: Keluarga Fara yang Bermasalah
85
Bab 85: Misteri Dunia
86
Bab 86: Bertambah Panjang
87
Bab 87: Misi Cosplayer Selesai
88
Bab 88: Misi Spesial Baru
89
Bab 89: Persiapan OkeTV
90
Bab 90: Benci Fitur Acak
91
Bab 91: Ganti Server
92
Bab 92: Bertemu Wanita Rusia
93
Bab 93: Tinggal Bersama
94
Bab 94: Fara Berbohong
95
Bab 95: Wanita Tercantik?
96
Bab 96: Kembali Normal
97
Bab 97: Fara Menjadi Nyamuk
98
Bab 98: Pegang Ucapanku
99
Bab 99: Diincar Agensi
100
Bab 100: Menikmati Waktu Berdua
101
Bab 101: Makan Bersama Ryan
102
Bab 102: Belanjaan Fara
103
Bab 103: OkeTV Terakhir
104
Bab 104: Berangkat Bertemu Niara
105
Bab 105: Hati yang Lembut
106
Bab 106: Niara Menangis
107
Bab 107: Hari yang Buruk
108
Bab 108: Persoalan Keuangan Dimudahkan
109
Bab 109: Kebahagiaan Datang
110
Bab 110: Terkejut Berat
111
Bab 111: Traktir Jaya Exford
112
Bab 112: Menghabiskan Uang dengan Mudah
113
Bab 113: Penonton Terharu
114
Bab 114: Bersin Tiba-tiba
115
Bab 115: Insting Hebat Wanita
116
Bab 116: Pemungutan Suara
117
Bab 117: Rencana Meminta Maaf
118
Bab 118: Pertunangan Niara dan Ryan
119
Bab 119: Saling Mengenal
120
Bab 120: Pergi ke Jepang
121
Bab 121: Sampai di Jepang
122
Bab 122: Berbelanja di Tokyo
123
Bab 123: Bertemu CEO
124
Bab 124: Melihat Seni Modern
125
Bab 125: Setengah Misi Terselesaikan
126
Bab 126: Terkenal di Thailand
127
Bab 127: Bersantai Sejenak
128
Bab 128: Misi Berbagi Uang Random
129
Bab 129: Bertemu Anak Kecil
130
Bab 130: Buat Anak?
131
Bab 131: Siap Merayakan Tahun Baru
132
Bab 132: Pesta Tahun Baru
133
Bab 133: Pergi Jalan-jalan Sekali Lagi
134
Bab 134: Belanja Brutal
135
Bab 135: Pergi Bertemu Idol
136
Bab 136: Kartu Langka
137
Bab 137: Ski Salju Korsel
138
Bab 138: Fandick Tidak Bisa Pulang
139
Bab 139: Anda Kena Prank
140
Bab 140: Belanja Oleh-oleh
141
Bab 141: Mengungkapkan Identitas
142
Bab 142: Bertemu Wanita
143
Bab 143: Makin Dekat
144
Bab 144: Kemajuan Cinta Fandick
145
Bab 145: Keanehan di Dunia
146
Bab 146: Wujud Wanita Tercantik
147
Bab 147: Pemberkatan
148
Bab 148: Penusukan Ayah Fara
149
Bab 149: Dipukuli Orang
150
Bab 150: Membereskan Penjahat Teri
151
Bab 151: Menimbang Persetujuan Undangan
152
Bab 152: Datang ke Acara
153
Bab 153: Tampil di Televisi
154
154: Mengekspos Hubungan
155
Bab 155: Rahasia Lain
156
Bab 156: Misi yang Sulit
157
Bab 157: Duel Om Botak
158
Bab 158: Misi Pengalaman Hidup
159
Bab 159: Penempatan Kerja
160
Bab 160: Ibu Rekrutmen
161
Bab 161: Menabung Konten
162
Bab 162: Berangkat Kerja
163
Bab 163: Hari Pertama Kerja
164
Bab 164: Berjalan Lancar
165
Bab 165: Tragedi Restoran
166
Bab 166: Mengajari Fara Seni Bela Diri
167
Bab 167: Seorang Dikenal ke Restoran
168
Bab 168: Cantika ke Restoran
169
Bab 169: Fandick Lampu Hijau
170
Bab 170: Kenaikan Omzet
171
Bab 171: Daun Aneh
172
Bab 172: Latihan Bela Diri dan Fandick
173
Bab 173: Hari Terakhir Pelayan
174
Bab 174: Perpisahan Restoran
175
Bab 175: Panen Hadiah Besar
176
Bab 176: Kedua Orang Tinggi
177
Bab 177: Acara Meriah
178
Bab 178: Pertandingan Dimulai
179
Bab 179: Menunjukkan Kekuatan
180
Bab 180: Pemenang Acara
181
Bab 181: Acara Selesai
182
Bab 182: Reputasi Besar
183
Bab 183: Pergi Bisnis Syuting
184
Bab 184: Bertemu dengan Seseorang
185
Bab 185: Memberi iPon
186
Bab 186: Penyelesaian Pembagian Ponsel
187
Bab 187: Berdiskusi Bersama Direktur
188
Bab 188: Syuting Film
189
Bab 189: Penyelesaian Tugas Aktor
190
Bab 190: Hadiah Super Langka
191
Bab 191: Menunjukkan Burung
192
Bab 192: Bermain dengan Burung Huia
193
Bab 193: Kedatangan Tamu Jaya Exford
194
Bab 194: Tujuan Kedatangan Mereka
195
Bab 195: Misi Baru Kolaborasi
196
Bab 196: Terkadang Pamer Diwajibkan
197
Bab 197: Pengalaman Berkesan Tamu
198
Bab 198: Persiapan Kolaborasi kedua
199
Bab 199: Bertemu Boyband Terkenal
200
Bab 200: Heboh Satu Mall
201
Bab 201: Kabur dari Para Penggemar
202
Bab 202: Mulai Bermain OkeTV
203
Bab 203: Bertemu Wanita Tak Terduga
204
Bab 204: Bertemu Artis India
205
Bab 205: OkeTV dengan PTS Selesai
206
Bab 206: Hari Penuh Kebebasan
207
Bab 207: Kejutan untuk Fara
208
Bab 208: Keterkejutan di Karaoke
209
Bab 209: Kolaborasi Bernyanyi
210
Bab 210: Kolaborasi Tahap Pertama Selesai
211
Bab 211: Kebahagiaan Teman
212
Bab 212: Hadiah Besar Teman
213
Bab 213: Bertemu Goat
214
Bab 214: Menyimpan Rahasia Besar
215
Bab 215: Konser Kolaborasi
216
Bab 216: Kemampuan Sedikit Hambar
217
Bab 217: Suami?
218
Bab 218: Rencana Pernikahan Dipercepat
219
Bab 219: Kolaborasi Hampir Selesai
220
Bab 220: Terima Kasih
221
Bab 221: Perencanaan Pernikahan Serius
222
Bab 222: Penantian Panjang
223
Bab 223: Kebahagiaan Menanti
224
Bab 224: Nostalgia
225
Bab 225: Bertemu Kembali (Tamat)
226
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!