Dalam sekejap sesuatu perasaan yang runyam datang di sekujur tubuh Alseenio, terasa geranyam atau senyar akibat kesemutan di tubuh, namun tidak begitu jelas, tidak seperti pertama kali ia rasakan kemarin malam.
Proses peningkatan tinggi tubuh hanyalah sesaat, Alseenio pun tidak perlu menahan, hanya diam dan rasakan.
“Bertambah tinggi lagi, sampai kapan aku mencapai batas tinggi?“ Alseenio berdiri di depan cermin sembari memandang bayangannya di dalam cermin.
Sosoknya bertambah tinggi lagi, dan celana hitam dari sistem sedikit terangkat, tetapi masih terlihat bagus saat Alseenio pakai.
“Tinggiku sekarang menjadi seratus delapan puluh lima sentimeter, kan?“
Mengingat tinggi badan yang sebelumnya, lalu ia menambahkan tinggi yang ditingkatkan oleh sistem.
Hasilnya adalah 185 cm.
Sekarang Alseenio menjadi pemuda tampan, tinggi, dan kaya.
Jika ia memang berniat mencari wanita, Alseenio akan mendapatkan wanita apa saja sesuai kemauannya, sistem sendiri pun yakin tak ada wanita yang bisa menolak Alseenio.
Jika ada, wanita yang tidak ingin Alseenio menjadi pasangannya itu wanita yang sangat langka.
Begitu Alseenio bercermin mengamati sosoknya yang tampan, perasaan lengket terasa di tubuhnya, membuat dirinya tidak nyaman dan ingin mencuci tubuhnya sekarang.
“Menjadi seorang ojek online selama seharian ternyata cukup melelahkan, ditambah oleh suhu Jakarta yang panas membuat keringat mengucur di tubuhku.“ Alseenio bergumam dengan diri sendiri sambil melihat wajahnya yang tercermin jelas sedang berkeringat.
Keringat tidak mengurangi ketampanannya, melainkan menambah kesan seksi dan panas, jika ada janda di dalam kamar Alseenio, pastinya ia akan dikuras habis cairannya sekarang juga.
Maskulin Alseenio ketika berkeringat semakin terpancar jelas, bahkan keringatnya pun tidak berbau asam, sebaliknya keringat Alseenio wangi seperti parfum.
Hal ini bukan tanpa sebab, ini merupakan efek lain dari peningkatan gen dasar.
“Aku harus mandi sekarang, mumpung jam masih menunjukkan pukul tujuh malam.“
Alseenio segera bergegas pergi menuju kamar mandi di luar kamar, tak lupa saat berlari ia mengambil handuknya.
Selang berapa lama, sosok Alseenio keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk di pinggangnya, lalu berjalan menuju kamarnya.
Segera ia mengenakan celana pendek miliknya yang sedikit sempit, tanpa memakai baju atasan dan membiarkan dirinya telanjang dada.
Pasalnya Alseenio tidak memiliki baju yang pas sekarang, lagipula di kamarnya sangat gerah, menyalakan kipas seperti tidak ada efeknya.
“Yo, sejak kapan tiga kotak barang ada di sini?“
Tepat ketika Alseenio berbalik menghadap tempat tidur, ia langsung melihat tiga kotak barang yang berbeda.
“Ini hadiah dari kotak misteri, kan?“
Mengingat hadiahnya yang baru saja diperoleh, sudah dipastikan ini adalah hadiahnya.
“Yopro Hero seven, kamera yang bagus.“ Tangan Alseenio mengambil salah satu kotak barang yang bertuliskan nama barangnya.
Kotak ini ialah kotak kamera untuk vlog, cukup mahal harga kamera ini, tetapi Alseenio tidak tahu ingin menggunakan kamera ini untuk apa, sebab ia belum pernah membuat video kesehariannya.
Lagipula bagi Alseenio tak ada gunanya merekam diri sendiri tanpa tujuan.
Jadi, untuk sementara waktu, kamera ini akan Alseenio simpan saja.
Setelah meletakkan kotak kamera, Alseenio mengambil dua kotak barang lainnya.
Membuka kedua kotak kardus tersebut lalu melihat isinya, ternyata kedua kotak barang tersebut berisikan satu kaus atau T-shirt berwarna hitam dan celana jogger berwarna hitam dengan dua garis merah di sisi celana.
“Dua pakaian ini bernilai jutaan? Sangat membagongkan!“
Alseenio baru ingat bahwa nilai kedua barang ini sangatlah fantastis alias mahal, merek keduanya memang sangat terkenal, maka dari hal tersebut menjadi nilai tambah selain dari kualitas bahan dan barang.
Menggelengkan kepalanya, menstabilkan tarikan napasnya, Alseenio mencoba menenangkan kondisi mentalitasnya.
Alseenio berpikir pada diri sendiri bahwa sebagai orang dengan sistem ia tak perlu bereaksi begitu gembira seperti itu, mentalitasnya harus disesuaikan lagi.
[Ding! Diharapkan Tuan Rumah menyesuaikan mentalitas dengan apa yang telah diberikan oleh Sistem sekarang, karena di masa depan Sistem akan memberikan barang yang jauh lebih mahal bahkan harganya tak ternilai.]
[Jangan terlihat sembrono, Anda harus bersikap profesional ketika berhadapan dengan semua barang-barang ini.]
Baru saja ia memikirkan hal tersebut, suara Sistem muncul dan mengingatkan dirinya.
“Oke-oke, Sistem. Aku mengerti ….“ Alseenio menjawab dengan wajah yang malas.
Melihat baju yang bagus di dalam kotak, tak sabar untuk mencobanya.
Meletakkan kotak di atas kasur, tangan Alseenio mengambil baju terlebih dahulu, dan kemudian mengenakannya.
“Sangat cocok untukku! Aku terlihat tampan dengan baju ini.“
Di cermin terdapat sosok Alseenio yang memakai baju hitam bermerek mahal ini, sangat serasi dipakai olehnya, ketampanannya menjadi lebih terpancar keluar.
Sepertinya Alseenio akan cocok dengan baju apapun.
Ting!
Ketika Alseenio hendak mencoba celana jogger, sebuah bunyi notifikasi terdengar dari ponsel yang ada di atas bantal.
Segera Alseenio membuka bajunya dan merapihkan kembali baju tersebut, lalu dimasukkan lagi ke dalam kotaknya.
Buru-buru ia mengambil ponsel dan melihat pemberitahuan yang datang.
“Aku lupa tidak membalas pesan Niara,” ucap Alseenio menepuk dahinya.
Pesan Niara sudah diterima oleh ponsel miliknya sejak tadi, setelah ia mengirim balasan bahwa dirinya tukang ojek yang mengantar Niara.
Isi pesan tersebut menanyakan foto yang ada di akun Telegromnya.
Lalu segera Alseenio menjawab pesan tersebut dengan sejujurnya.
|Niara: “Itu foto kamu?“|
|Alseenio: “Ya, itu aku. Siapa lagi kalau bukan aku?“|
Dilihat dari pesan Niara yang dikirim, agaknya ia tidak mempercayai foto yang ada di foto profil Alseenio.
Dipikir lagi foto yang ada di akun Telegrom Alseenio itu foto tadi pagi sebelum mengerjakan misi, penampilannya tidak setampan sekarang.
Tidak ada tiga puluh detik setelah mengirim pesan, Niara membalas pesannya dengan cepat.
|Niara: “Aku kira itu dapat dari Pinteroast.“|
|Niara: “Ngomong-ngomong, kamu kerja sebagai tukang ojek online?“|
Melihat dua pesan yang dikirim oleh Niara, Alseenio bingung ingin menjawab apa.
Ia menjadi tukang ojek online hanya karena misi, dan itu pun hanya sehari.
Ketika memikirkan hal ini beberapa saat, sebuah keputusan Alseenio pilih di dalam hatinya, lalu ia membalas pesan Niara.
|Alseenio: “Iya.“|
Pesan balasan Alseenio begitu singkat, padat, dan jelas. Terkesan dingin seperti es batu ibu Ani. Tanpa disadari olehnya, pesan pertama Niara ia abaikan.
Tanpa menunggu lama, Niara membalas pesan Alseenio.
|Niara: “Kalau begitu, bisakah aku memesan ojekmu lagi?“|
|Alseenio: “Tentu saja.“|
Pada saat ini hati Alseenio menjadi rumit dan bingung, dikarenakan Niara akan memesan ojeknya suatu saat nanti, namun yang menjadi masalahnya adalah ia bukan seorang yang bekerja sebagai ojek online sehari-harinya.
“Nanti aku akan memberi tahunya bahwa aku bukan lagi tukang ojek online.
Akan tetapi … sebenarnya aku mau-mau saja menjadi ojek online pribadinya, toh wanita ini cantik, hehe~“
Suasana hati Alseenio berubah seketika setelah mengingat wajah imut dan cantik Niara tadi, terlebih lagi ketika dua boba besar itu menempel pada punggungnya, sungguh luar biasa peristiwa tersebut.
Tanpa sadar air liur menetes keluar dari mulut Alseenio ketika mengingat lagi momen yang terjadi sore tadi.
Ting!
Suara pemberitahuan pesan terdengar oleh telinga Alseenio dan itu membuat ia pulih dari khayalannya.
Menggelengkan kepalanya, lalu Alseenio menyeka air liurnya dengan tangannya.
|Niara: “Sayangnya aku akan pergi dari Jakarta, besok pagi aku harus pulang ke Bandung.“|
|Niara: “Mungkin aku akan memesan ojekmu lagi setelah aku kembali ke Jakarta.“|
|Alseenio: “Ke Bandung? Bukannya kamu tinggal di Jakarta?“|
|Niara: “Bukan, aku ke sini di suruh kakak buat main ke apartemennya sekalian melihat keponakan aku. Besok aku harus kembali ke Bandung, soalnya ada urusan di sana.“|
|Alseenio: “Oh, begitu … aku kira kamu tinggal di sini.“|
|Niara: “Bukan, pasti kamu kira aku orang Jakarta karena tadi aku ada di Mall GI kan?“|
|Niara: “Aku habis main sama bestie di Mall, teman sekolah aku yang SMA rumahnya pindah ke Jakarta jadi aku main deh sama dia di sini, mumpung aku ada di sini, jadinya janjian sama dia buat main.“|
|Alseenio: “Oh, begitu.“|
|Niara: “Temanku sudah ada pacar, jadinya pas pulang aku enggak bareng dia, terus aku pesan ojek online dan ketemu kamu.“|
|Alseenio: “Tidak heran kamu memakai jasa ojek online untuk pulang.“|
Setelah membaca pesan dari Niara dan membalas pesannya, ternyata Niara bukan orang Jakarta, ia kira Niara tinggal di Jakarta di sebuah apartemen yang menjadi lokasi tujuan Niara saat memesan ojeknya tadi.
Alasan kenapa tempat penjemputan ada di depan sebuah Mall mewah, itu karena Niara telah selesai bermain bersama temannya.
Kasihan sekali ia ditinggal sendiri oleh temannya sendiri, karena temannya sudah punya pacar dan dijemput pacarnya ketika pulang.
Pesan Niara begitu banyak, Niara begitu semangat bercerita mengenai pengalaman dirinya sendiri kepada Alseenio, pantas saja di jalan saat naik ojeknya Niara banyak berbicara, sepertinya pada dasarnya sifat Niara adalah orang yang suka berbicara dan mengobrol.
Alseenio sendiri sampai bingung ingin menjawab apa.
Ting!
Sebuah pesan dikirim lagi oleh Niara dan Alseenio segera membuka pesan Telegromnya.
“Wanita ini benar-benar suka bicara, aku kira dia tipe yang cuek, padahal di pagi hari dia tidak seperti ini.“ Alseenio bergumam sambil membuka aplikasi Telegrom sehabis ia membuka aplikasi yang lainnya.
Pada saat ini Alseenio sedikit terkejut dengan sifat yang ditunjukkan oleh Niara, pada mulanya ia kira wanita ini orang yang cuek dikit berbicara, kenyataannya berbanding terbalik.
|Niara: “Iya, mau bagaimana lagi, keluargaku sibuk semuanya. Omong-omong, aku sudah memberimu ulasan bintang lima. Sebenarnya aku sedikit terkejut melihat kamu membawa motor besar, karena di informasi tentang pengendara kamu itu tertera motor yang lain.“|
|Niara: “Aku ingin bertanya, itu sepeda motor punya kamu?“|
|Alseenio: “Iya, terima kasih ulasan bintang limanya. Itu memang sepeda motorku.“|
Seperti sebelumnya, Alseenio menjawab dengan jujur mengenai motornya, ia membalasnya dalam satu pesan.
|Niara: “Ya sudah, aku harus merapikan barang bawaan untuk besok, aku tidak aktif dahulu sampai besok pagi, sampai jumpa!“|
|Alseenio: “Dadah, hati-hati di jalan besok.“|
Niara pamit di pesan yang dikirim selanjutnya, dikarenakan malam ini ia sibuk membereskan barangnya untuk berangkat besok pagi.
Percakapan berhenti seketika dan Niara tidak lagi membalas pesan Alseenio.
“Tidak terasa setengah jam berlalu, waktu memang berjalan begitu cepat.“ Alseenio melihat jam di bagian atas pada layar ponselnya dan menunjukkan waktu jam setengah 8 malam lewat sekian menit.
Groo …!
Terdengar suara keroncongan dari perut Alseenio, sontak ia memegangi perutnya.
“Sial! Aku lupa makan sore tadi, aku harus memesan makanan lewat gopud!“
Merasa perutnya yang sudah berdemo karena lapar, ia segera memesan makanan melalui ojek online, sekarang Alseenio malas untuk keluar.
“Oke, aku hanya perlu menunggu saja.“
Begitu selesai memesan makanan, Alseenio bangkit dari kasur dan berjalan sambil membawa ponselnya, ingin pergi ke ruang tamu yang merangkap ruang keluarga untuk melihat motor barunya lagi.
Tepat saat Alseenio memegang gagang pintu kamar, sesuatu ingatan muncul di kepalanya.
“Bukannya aku sudah memiliki apartemen? Aku juga harus pindah, tetapi … aku sepertinya hanya membawa barang-barang yang penting saja. Saatnya memilih barang!“
Alseenio berbalik dan segera membuka lemarinya untuk mengeluarkan dua koper besar peninggalan orang tuanya.
Membuka koper yang sedikit berdebu, membersihkannya terlebih dahulu sebelum ia memasukkan barang-barang yang dipilih.
“Astaga! Aku lupa membeli baju tadi siang!“
Niat hati Alseenio ingin membeli baju, tetapi ia lupa saat mengerjakan misi spesial, terlalu terfokus pada misi tersebut karena terpancing ingin mengetahui isi hadiah spesial.
“Baiklah, besok saja belanjanya sekalian aku pindah ke apartemen baru.“ Alseenio memutuskan untuk berbelanja baju esok hari, berbarengan dengan pindahannya.
Alseenio tidak akan membawa furniture yang ada di rumah ini, juga baju-bajunya yang sempit akan Alseenio sumbangkan ke panti asuhan.
Ia hanya membawa barang-barang peninggalan orang tuanya, seperti jaket usang dan baju yang diberi oleh ayah saat masa mudanya, beberapa barang mainan masa kecil Alseenio juga dibawa oleh Alseenio serta semua baju dan celana peninggalan orang tuanya.
Satu jam berlalu setelah Alseenio memasukkan barang yang akan dibawa di dalam koper. Semua barang sudah siap dan pakaian sudah dipisahkan, tinggal nanti ia sumbangkan ke panti asuhan terdekat.
Melihat dua koper yang sudah terisi barang perlengkapan, dan kardus yang berisi semua baju yang akan disumbangkan, Alseenio mengangguk, akhirnya selesai.
“Semua sudah selesai, cuma tinggal berangkat saja besok pagi.“ Berdiri di depan dua koper besar, ia bergumam.
“Waktunya melihat sepeda motor!“ Alseenio sudah berniat untuk melihat kedua motornya sedari tadi, namun dihalangi oleh urusan lain.
Alseenio berjalan ke pintu kamar, dan ia menyentuh gagang pintu hendak membuka pintu, namun sesuatu ada yang menahannya, tiba-tiba ponselnya berdering dan orang yang menelponnya adalah nomor yang tidak dikenal.
“Siapa ini? Kenapa menelpon malam hari?“ Alseenio berkata dengan wajah yang tidak senang, lalu ia melepaskan kenop pintu dan mengangkat panggilan.
“Halo? Ini siapa?“
Alseenio memanggil dengan tidak sabaran di dalam kalimatnya.
“Halo, selamat malam. Apakah ini Tuan Alseenio? Saya adalah Kepan Lana, CEO perusahaan GoTe.“
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
<-{•|The`Omniscient|•}->
ibu ani org mana?
2024-04-18
0
Mamat Stone
🤩
2023-09-25
3
Benny
next
2023-08-31
1