Sebuah pesan dari seorang wanita masuk ke dalam kotak pesan di akun Instagrem milik Alseenio.
Pesan ini sangat menarik dan berhubungan dengannya, Alseenio segera melihat keseluruhan pesan tersebut yang berbunyi, “Permisi. Apakah ini orang yang memberi teman adikku sejumlah uang untuk membeli bola basket?“
Isi pesannya tampak familiar, dan Alseenio langsung teringat dengan anak kecil yang menjadi lawan tandingnya dalam bermain permainan melempar bola basket.
Anak kecil tersebut telah Alseenio berikan sejumlah uang untuk membeli sebuah bola basket yang original dan untuk jajan. Kakak wanita dari teman anak kecil tersebut sudah Alseenio mintai bantuan untuk memesan bola basket melalui toko belanja online.
Wanita itu menerima permintaannya dan akan memesan sebuah bola baskter untuk anak kecil tersebut.
Dengan adanya pesan ini, Alseenio menebak bahwa kakak dari teman anak kecil ingin memberitahukan kepadanya berita terkait bola basket pesanan anak kecil yang bernama Gavin.
Segera Alseenio menjawab untuk memverifikasi bahwa ini adalah akun milik dirinya.
Tidak menunggu lama, pihak lain membalas pesannya dan Alseenio bertukar pesan dengan wanita tersebut selama beberapa saat, sebelum akhirnya percakapan via pesan Instagrem selesai.
Nama wanita dari kakak temannya Gavin ialah Yesi Vani. Dalam percakapan di antara dirinya dan Yesi membahas tentang Gavin dan bola basketnya.
Yesi berkata bola basket telah berhasil dipesan dan hanya menunggu barang pesanan datang ke rumahnya.
Hal itu sesuai dengan dugaannya.
Dalam obrolan melalui fitur pesan Instagrem, Yesi berkata bahwa uang untuk membeli bola basket lebih baik memakai uang pribadinya saja, tetapi Alseenio segera menolak dan bersikeras untuk membiarkan uang yang telah ia berikan digunakan untuk membeli bola basket.
Pada mulanya wanita tersebut begitu keras kepala dan berpegang teguh pada niatnya, akibat bujukan dan ketegasan Alseenio, Yesi pun mengalah dan menyetujui permintaan Alseenio.
Alseenio menghormati niat baik Yesi, tetapi ia menyarankan jika ingin membelikan bola basket kepada Gavin lebih baik membeli keranjang basketnya, dan saran Alseenio lebih baik beli keranjang yang fleksibel gang bisa digunakan di mana pun.
Jika tidak, berikan saja uang mentahnya kepada Gavin, asalkan jangan membatalkan niatnya untuk membeli bola basket.
Melihat pesan yang berisi penjelasan dan alasan Alseenio tersebut, Yesi pun mengerti dan akhirnya ia memutuskan untuk membelikan adiknya dan juga Gavin peralatan bola basket untuk di rumahnya.
Tanggapan Alseenio terhadap keputusan Yesi adalah setuju, dan ia mentransfer uang pada Yesi untuk menambahkan biaya pembelian barang-barang tersebut.
Lagi-lagi Yesi menolak, tetapi Alseenio berhasil mengubah penolakan Yesi menjadi persetujuan.
Yesi dan adiknya adalah orang yang kaya. Itu terlihat jelas dari aura yang terpancar dari mereka, pada saat pertemuannya di tempat permainan.
Maka dari itu, Yesi selalu menolak bantuan Alseenio karena dirinya tidak kekurangan uang untuk membeli seperangkat peraly olahraga basket tersebut.
Semuanya telah selesai, dan percakapan diakhiri dengan persetujuan dan bukti transfer yang telah Alseenio lakukan.
Tidak lupa juga Alseenio mengikuti Yesi dan sekerang mereka berteman.
Tanpa menunggu balasan dari Yesi, Alseenia berpindah ke beranda Instagrem untuk melihat foto-foto orang yang diikutinya.
Ketika Alseenio sedang asik menggulir unggahan yang ada di Instagrem, ia mendengar suara notifikasi pesan datang dari telepon selulernya, diduga pesan tersebut dikirim oleh Yesi.
Alseenio pergi ke halaman obrolan dan langsung melihat pesan yang dikirim oleh akun Instagrem Yesi dan ia memverifikasikan bahwa uang yang dikirim sudah ia terima.
Bukti berupa gambar penerimaan transfer uang dan beberapa gambar pesanan bola basket beserta perlengkapannya pun Yesi kirimkan ke pada Alseenio.
Selepas semuanya sudah selesai, Alseenio hendak melihat lagi unggahan orang-orang yang telah diikuti dan melihat topik berita yang ada di halaman pencarian, tiba-tiba saja sebuah ingatan muncul di kepalanya.
“Sial, aku lupa tidak memberi tahu Tuan Kepan soal uang dividen yang telah sampai!“
Alseenio segera keluar dari aplikasi Instagrem dan pergi ke aplikasi pesan bawaan ponsel yang berbayar memakai pulsa.
Sebelum mengisi pulsa, Alseenio tidak lupa untuk matikan data seluler agar pulsa yang sampai di kartu provider tidak tersedot habis dan menghilang secara tiba-tiba.
Setelah membeli pulsa melalui aplikasi MyEmtri dan menggunakan internet dari WiFi, sebuah pesan laporan dividen telah Alseenio kirim ke nomor Tuan Kepan, dan tidak membutuhkan waktu yang lama Tuan Kepan membalas pesannya.
Obrolan singkat beberapa pesan terjadi dan akhirnya ditutup oleh pesan Tuan Kepan yang melanjutkan pekerjaannya di perusahaan.
Melihat semua urusannya telah selesai, Alseenio menghela napas, “Akhirnya selesai …. Ini waktu yang tepat untuk beristirahat dengan bermain sebuah permainan.“
Kebetulan permainan yang sedang diunduh di Laptopnya sudah selesai dan hanya tinggal dimainkan saja.
Tepat ketika Alseenio hendak memegang tetikus yang sempat ia beli di Mall, Alseenio mendengar sebuah suara notifikasi pesan dari teleponnya dan ia berkata di dalam hati, “Siapa lagi ini?“
Baru saja ingin beristirahat, ada saja orang yang menggangu waktunya, tangannya meraih ponsel di sebelah Laptop dan segera melihat pesan yang datang.
“Ternyata itu Niara, aku kira siapa yang mengirim pesan.“
Bunyi pesan yang datang itu berasal dari Niara yang mengirim pesan melalui aplikasi Telegrom.
|Niara: “Alseenio, aku ingin bertanya!“|
“Kenapa wanita ini begitu bersemangat?“ Alseenio berkata dengan heran.
Niara atau Hani Kiata tiba-tiba mengirim pesan yang isinya begitu bersemangat, padahal yang Alseenio tahu ia sedang berada di perjalanan menuju rumahnya di Bandung.
|Alseenio: “Tanya apa? Sudah sampai di rumah?“|
|Niara: “Emm … masih ada di perjalanan. Aku baru saja melihat Instagrem dan menemukan akun yang mengunggah sebuah foto selfie seorang pria yang sangat tampan. Namun, ketika aku melihat matanya dan wajahmu yang ada di Telegrom, aku langsung teringat denganmu, dan nama akunnya pun terdapat unsur namamu, yaitu Nio.“|
|Niara: “Akun itu milikmu atau seseorang yang mirip denganmu?“|
Wajah Alseenio menjadi stagnan, ia terdiam sesaat setelah melihat isi pesan Niara yang mencengangkan.
'Ternyata wanita ini memiliki mata yang sangat jeli! Bagaimana dia bisa secermat itu? Apakah itu berasal dari insting wanitanya?' Alseenio berpikir di dalam hatinya.
Alseenio sama sekali tidak pernah memberi tahu informasi mengenai dirinya membuat akun Instagrem pada siapa pun, apalagi Niara.
Namun, wanita ini langsung bisa menebak dirinya hanya dengan melihat wajahnya yang berada di penampilan 80 poin, sangat luar biasa.
“Lebih baik aku mengakuinya atau tidak?“
Alseenio merenung sambil mengusap dagu mulusnya.
Di dalam pikiran Alseenio, saat ini sedang terjadi bentrokan sengit antarpilihan yang ingin ia pilih, segala kelebihan dan kekurangan pilihan sedang diadu untuk menentukan pemenang.
Bentrokan berlangsung tidak begitu lama dan akhirnya pemenangnya diumumkan pada pesan yang ingin dikirimkan Alseenio.
|Alseenio: “Iya itu aku. Ada apa?“|
Pemenangnya ialah pilihan mengakui akun tersebut miliknya. Pasalnya kalau ia berbohong pun percuma, foto profil di Telegrom tampak mirip 85% dengan yang ada di unggahan fotonya di Instagrem, hal itu terjadi karena beberapa faktor, yakni faktor ketampanannya yang naik dan angle kamera atau sudut arah kamera yang berbeda.
Tidak sampai satu menit selepas pesan Alseenio dikirim, sebuah pesan dari Niara masuk dan ia segera membacanya.
|Niara: “Sungguh? Aku tidak menyangka kamu setampan itu di Instagrem. Pantas saja ketika aku melihat wajahmu di profil Telegrom mirip dengan yang ada di Instagrem dan ternyata itu dirimu. Ngomong-ngomong, sekarang kamu sedang panas di Instagrem!“|
|Niara: “Namun, aku sedikit bingung. Kenapa yang ada di Instagrem lebih tampan dibandingkan dengan yang ada di Telegrom? Kamu memakai filter kecantikan dalam aplikasi?“|
|Alseenio: “Iya itu aku. Tidak sama sekali, aku tidak memakai filter.“|
|Niara: “Mmm … sulit dipercaya.“|
Sudut mulut Alseenio berkedut melihat jawaban Niara yang tidak percaya bahwa ia tidak memakai filter kecantikan aplikasi Instagrem.
Beberapa kali ia tegaskan pun Niara tidak percaya, sampai akhirnya sebuah suara yang Alseenio kenal muncul di kepalanya.
[Ding! Misi Sampingan Telah Terdeteksi!]
Misi: Beri Hani Kiara foto selfie setengah badan tanpa memakai baju atasan, lalu segera menghapusnya.
Waktu: 5 Menit.
Hadiah: 1x Kotak Misteri.
Hukuman: Joni bertambah panjang 10 KM.
[Misi otomatis diterima!]
Suara itu adalah bunyi sistem ketika muncul. Sistem muncul bersama dengan misinya yang memiliki hukuman di luar akal sehat.
Alseenio bergegas melakukan penyelesaian misi karena waktu misi sudah dimulai.
Tanpa berpikir panjang, Alseenio melepas baju Cucci yang ia kenakan dan tubuh atasnya terlihat begitu jelas.
“Sistem bajingan! Aku merasa aneh jika berfoto seperti ini, tetapi di lain sisi aku juga tidak ingin menanggung hukuman misi.“
Alseenio menggerutu di dalam hatinya yang isinya hanya mengutuk sistem sambil melakukan beberapa pose yang menurutnya cocok untuk selfie.
Misi kali ini memaksa dia untuk menjadi sosok yang mesum.
Mau bagaimana lagi, mau tidak mau Alseenio harus melakukannya dan sebisa mungkin tidak terlalu vulgar.
Setelah dua menit mengambil posisi dan arah kamera ponsel yang pas, akhirnya ia berhasil memotret diri sendiri dengan tubuh atas yang tanpa busana.
Di dalam foto yang diambil dari kamera ponselnya, Alseenio sedang berpose agak menyamping ke arah kanan dengan wajahnya menghadap kamera, otot-otot tubuhnya tersorot jelas bahkan garis lekukan otot pada bagian dada, perut, dan tangan sangat jelas.
Selain itu juga, wajah tampan Alseenio terpampang tanpa ada halangan, matanya yang indah bagaikan mengandung bintang di dalamnya, rahang tegas tanpa sedikit cacat, dan semua bagian wajahnya yang sangat tampan sudah terpajang di layar ponselnya.
Gambar dirinya hanya sampai setengah perut, bagian pusar perut tidak diperlihatkan olehnya, takut terlalu berlebihan. Wajahnya pun tidak memasang raut wajah yang menggoda, hanya datar seakan sedang acuh tak acuh.
Hal yang penting ialah filter kecantikan tidak ia gunakan dalam foto.
Setelah menimbang dan menilai fotonya selama beberapa saat, Alseenio memutuskan untuk mengirim foto tersebut kepada Hani Kiara, sebab waktu sudah makin menipis dan tidak ada pilihan lain.
Jari-jarinya sedikit bergetar ketika menekan tombol kirim.
Duduk di kursi mobil sedan, memakai pakaian rapih dengan kaus hitam yang ditutupi jaket Live's warna merah tua dan celana panjang maroon, Hani Kiara terlihat dewasa dan keren.
Setelah mendengar bunyi dari ponselnya ia dengan sigap melihat pesan tersebut dan itu sesuai dengan harapannya yang ternyata berasal dari Alseenio.
“Alseenio mengirimkan foto? Apakah dia membuktikan bahwa dirinya tidak memakai filter? Sepertinya aku sudah keterlaluan atas sikapku yang tidak mempercayai kejujurannya.“ Hani berkata dengan nada yang terkejut dan wajah yang rumit.
Saat ini Hani merasa terkejut sekaligus merasa bersalah terhadap sikapnya pada Alseenio.
Namun, rasa bersalah itu menghilang setelah Hani membuka foto Alseenio.
“I–ini … terlalu seksi! Aaaaaa!!“ Hani berteriak keras karena terkejut.
Tanpa sadar darah keluar dari lubang hidungnya, Hani mengalami mimisan karena foto Alseenio yang terlalu panas.
Tantenya yang sedang mengendarai mobil untuk mengantarkan Hani pun ikut terkejut, beruntungnya tantenya masih bisa mengendalikan mobil setelah keterkejutannya akibat Hani.
“Apa-apaan kamu ini! Kenapa kamu teriak begitu keras! Tante kaget.“ Tante Hani berkata sambil mengusap dada atasnya dan kembali fokus berkendara.
“Anu … maaf, Tante. Hani abis lihat video makhluk halus, terus tiba-tiba makhluk seram muncul di layar ponsel, jadinya aku teriak ketakutan.“ Hani menjawab dengan ekspresi yang meyakinkan.
Rasa ketakutan terlukis di wajah Hani.
Tantenya pun langsung melihat kaca spion dalam mobil yang kini merefleksikan wajah Hani yang sedang ketakutan.
Hani duduk di bangku belakang sehingga wajahnya tercermin di kaca spion mobil.
“Lain kali jangan begitu, tante sampai terkejut tahu, untungnya tante mantan pacar Rossy jadinya bisa mengendalikan mobil walaupun sedang terkejut.“ Tante Hani menasehati untuk tidak melakukan hal yang baru saja terjadi.
“Jangan lupa kamu bersihkan darah yang keluar dari hidung kamu, saking kagetnya sampai kamu mimisan begitu. Jauhkan video yang berbau horor kalau kamu penakut,” tambah Tante Hani yang sudah masuk mode ibu-ibu.
“Iya, Tante.“ Hani menjawab seraya menyeka darah yang keluar dari hidungnya menggunakan tisu.
Selama Hani membersihkan darah mimisan, ia juga bergumam di dalam hati, 'Pria ini terlalu menawan dan menggairahkan! Aku belum pernah melihat pria seperti Alseenio. Kalau aku memiliki pasangan samacam ini … aku harus banyak stok obat penambah darah setiap bulannya.'
Sekali melihat gambar Alseenio saja langsung mimisan, apalagi nanti ia menjadi pasangannya, rumah sudah dipastikan banjir darah.
Setelah semuanya bersih, Hani berniat untuk menyimpan gambar Alseenio yang tadi dikirimkan.
Akan tetapi, gambarnya sudah menghilang dari kotak obrolan Alseenio, dan itu telah dihapus oleh Alseenio sendiri.
“Kenapa kamu melakukan itu, Alseenio?“ Hani langsung mengubah wajahnya menjadi sedih ketika tahu foto Alseenio telah dihapus oleh pemiliknya.
Padahal ia sudah senang dikirimkan foto pribadi oleh Alseenio dan berniat hati ingin menyimpannya.
Ternyata fotonya sudah dihapus sebelum ia sempat menyimpannya secara pribadi.
Jari-jarinya mengetuk layar ponsel dan mengirimkan pesan kepada Alseenio.
Di sisi berlawanan, Alseenio sudah memakai bajunya lagi sehabis ia menghapus pesan fotonya pada kotak obrolan Niara.
Sebuah notifikasi muncul dan itu berasal dari Niara.
|Niara: “Kenapa kamu menghapus fotonya?“|
Pesan yang dikirim oleh Niara membuat Alseenio bingung dan ia berpikir di dalam hati, “Ada apa dengan wanita ini? Kenapa dia mempertanyakan aku menghapus foto milikku? Apakah dia menyukai fotonya?'
Alseenio mengetik sebuah pesan dan mengirimkan sebagai balasan dari pesan Niara.
|Alseenio: “Karena foto itu terlalu vulgar. Pertanyaannya sekarang adalah kamu percaya atau tidak bahwa aku tidak memakai filter aplikasi?“|
|Niara: “Aku tidak bilang foto itu vulgar. Dan kamu tiba-tiba menghapusnya secara sepihak, kenapa kamu jahat seperti itu?“|
|Niara: “Iya, aku percaya.“|
Alseenio menarik napas panjang ketika melihat pesan pertama yang Niara kirim, dan ia pun bergumam kecil, “Tidak vulgar? Wanita ini agak lain. Aku jahat karena menghapus foto milikku sendiri? Apakah aku sekarang menjadi seorang penjahat karena menghapus foto sendiri secara sepihak?“
Foto diri yang dianggap oleh Alseenio foro vulgar ternyata bagi Niara itu tidaklah vulgar, tampaknya pesona Alseenio terlalu besar efeknya sehingga membuat wanita secantik Hani Kiara menjadi bodoh seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
♛★★★★★★SAINTSWORD★❃★★★★★★★★
permasalahan kaya gini ajah dibikin panjang lebar, hadeeeee🗿
2025-03-28
0
Jeck Pram
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-09-17
3
Benny
next
2023-08-31
1