Di sebuah jalan di Jakarta Pusat.
Seorang pemuda berjaket ojek online membawa sebuah motor besar untuk mengambil pesanan penumpang.
Dengan helm berwarna hitam yang serasi dengan warna motor, menambah kesan keren dan kece.
Vroom!
Raungan gahar layaknya singa, keluar dari knalpot sepeda motor pemuda tersebut, banyak orang yang sedang berjalan di sisi jalan mengalihkan pandangannya untuk melihat pemuda ojek online yang membawa superbike itu.
Keanehan dan keterkejutan muncul di wajah setiap orang ketika melihat pemuda itu, mereka tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh pemuda yang membawa motor besar satu ini.
“Terlalu mencolok membawa motor sebesar ini, aku perhatikan banyak sekali orang yang melirik, secara tidak langsung aku menjadi pusat perhatian.“
Alseenio bergumam sembari membawa motorsport R6 miliknya untuk menyelesaikan misi dari Sistem.
Pesanan pertamanya menjemput penumpang di dekat Stasiun Sudirman, tempat yang beberapa bulan lalu viral karena orang-orang yang berkonten video di Tiktod.
Akan tetapi, sekarang sudah sepi dan kembali normal.
Sambil mengendarai sepeda motornya Alseenio sesekali melirik ponselnya yang ada di Holder Handphone.
Layar ponselnya menampilkan titik posisi penjemputan penumpang dan sebentar lagi ia sampai di sana.
Jalanan Jakarta memang sangat padat meskipun itu tidak semuanya, Alseenio melewati jalan alternatif yang harus melalui sebuah perkampungan.
Meski jalan di sebuah perkampungan ini sempit, tetapi tidak begitu ramai layaknya jalan besar, sepeda motornya dengan lincah melewati berbagai macam motor dan jenis kendaraan yang ada di depannya.
Kemampuan mengendarai sepeda motor benar-benar bermanfaat untuk misi kali ini, pertama kali ia memegang stang motor ini Alseenio merasakan perasaan akrab yang tak bisa dijelaskan, seolah-olah ia begitu dekat dengan kendaraan sepeda motor.
Pengetahuan dan memori dalam berkendaraan roda dua langsung ia pahami saat menaiki sepeda motornya, hanya saja butuh beberapa waktu untuk beradaptasi.
Pada sekarang ini Alseenio seperti seorang yang sudah profesional dalam bidang berkendara sepeda motor, setidaknya sudah mengendarai motor selama 10 tahun.
Tidak lama ia melaju di jalan kecil di sebuah perkampungan, akhirnya ia keluar dari perkampungan tersebut dan muncul di depan Stasiun Sudirman.
Menepikan sepeda motornya di dekat trotoar yang terdapat zebra cross, Alseenio segera menoleh untuk mencari sosok penumpang yang memesan jasanya di sekitarnya.
Ting!
|Rara: “Di mana, mas? Saya yang pakai jaket hitam celana panjang krem, berdiri di dekat trotoar yang ada di dekat zebra cross penyeberangan jalan.“|
Sebuah pesan masuk di kotak masuk akun ojek online, lalu dia membacanya.
“Trotoar yang ada zebra cross? Bukannya itu di sini?“
Setelah membaca pesan penumpang wanita ini, Alseenio segera turun dari motor, dan mencari sosok penumpang.
“Astaga ternyata itu dia ….“
Begitu Alseenio mencari sosok penumpang dengan set pakaian yang telah disebutkan, ternyata penumpang itu ada di dekatnya, wanita berjaket hitam sedang berdiri tidak jauh di depan motornya, hanya terpisah beberapa meter saja.
Wanita ini sedang menghadap ke arah lain sehingga Alseenio tidak dapat melihat wajahnya, namun dari tubuh wanita ini ia yakin bahwa wajah wanita ini tidak akan jelek.
Alseenio menggelengkan kepalanya dan menghela napas, kemudian ia mengambil ponselnya dan mematikan motor, lalu berjalan ke arah wanita ini.
“Apakah ini dengan mbak Rara?“
Suara yang indah terucap dari mulut Alseenio yang sedang memakai helm motornya, dan ia bertanya.
Sehabis Alseenio mengatakan itu, wanita ini langsung menoleh dengan cepat dan melihat ke arah Alseenio bertanya.
Tepat ketika wanita ini menoleh, wajah oval dengan kulit yang putih, mata sedikit besar dengan bulu mata yang lentik, dan bibir seksi, ditampilkan tanpa ada penghalang di hadapan Alseenio.
Rambutnya yang diikat kuda menambah rasa dewasa pada pandangan pertama ketika Alseenio melihatnya.
Penumpang wanita ini termasuk wanita yang cantik, bahkan Alseenio tidak berkedip beberapa saat setelah melihat kecantikan ini.
“I-ini mas Alseenio, kan?“ Wanita bernama Rara ini bertanya kembali dengan wajah yang mulai memerah.
“Iya, benar.“ Alseenio segera pulih dan menjawab.
“Emmm … ayo, mas.“ Rara berkata dengan malu-malu, tampak imut.
Pasalnya suara Alseenio begitu indah untuk didengar, membuat jantungnya berdebar kencang dan tubuhnya sedikit memanas dengan sendirinya.
Baru kali ini Rara mendengar suara yang begitu renyah dan nikmat, sekaligus manis saat didengar oleh telinganya, jadi dia tidak bisa menahan untuk tidak tersipu dan malu-malu.
'Kamu kenapa sih, Ra! Itu cuma suara, jangan segitunya. Tenang … santai dan kembali normal, kamu pasti bisa!' Rara berkata pada dirinya sendiri di dalam hati.
Menundukkan sedikit kepalanya, wanita ini benar-benar tidak berani untuk melihat langsung ke arah Alseenio. Meski pria di depannya memakai helm, tetap saja itu membuatnya merasa malu.
Begitu melihat wajah wanita ini memerah, Alseenio ingin bertanya, tetapi ia tahan karena menurutnya itu sesuatu hal yang tidak sopan.
Membuang apa yang ingin dikatakan, Rai menatap sosok wanita yang ada di depannya dan mengubah kata-katanya.
“Ayo kita pergi,” ucap Alseenio dengan ringan.
Kemudian ia berbalik, dan berjalan menuju sepeda motornya yang terparkir di belakangnya.
Melihat punggung tinggi Alseenio yang semakin menjauh, langkah demi langkah Rara berjalan dan mengikuti Alseenio di belakang.
“Ini? Kenapa beda dengan motor yang dicantumkan di dalam informasi mengenai pengemudi?“
Pada saat Rara melihat motor yang dinaiki oleh pemuda di depannya, ia merasa heran dan bingung, karena informasi mengenai motor yang dibawa pengendara jauh berbeda dengan aslinya.
“Motor itu rusak jadi aku membeli yang baru.“ Alseenio berkata sambil memasangkan ponselnya pada pegangan ponsel.
“Kamu membeli sepeda motor yang besar ini?“ Rara bertanya tidak percaya.
Menurutnya itu hal yang sulit dilakukan bagi orang yang bekerja sebagai ojek online untuk membeli motor sebesar ini, dilihat dari tubuh sepeda motor ia yakin motor ini tidak murah, Rara meragukan hal ini.
“Ya, ambil helm ini.“
Alseenio sempat membeli helm di jalan ketika ia ingat bahwa dirinya tidak membawa helm tambahan untuk penumpang, beruntungnya masih ada orang yang ingin menjual helmnya.
Ia membeli helm di sebuah parkiran yang letaknya di dalam perkampungan yang ia lewati barusan, syukurnya ada yang rela helm barunya dibeli oleh Alseenio dengan harga dua kali lipat.
Benar, Alseenio menawarkan untuk membeli helm orang itu dengan harga dua kali lipat dari harga aslinya, jika tidak seperti itu akan memakan waktu lama untuk bernegosiasi, ia takut penumpangnya akan membatalkan pesanannya.
“Bisa naiknya?“
Alseenio melihat wanita ini kesulitan untuk naik ke atas sepeda motornya.
“Emm … susah.“ Rara sedikit malu saat menjawab, ia sungguh kesusahan untuk naik motor yang besar dan tinggi ini.
Mengulurkan tangan kanannya dan Alseenio berkata, “Pegang tanganku.“
Rara melirik tangan Alseenio yang terbungkus sarung tangan hitam, ia sedikit ragu, tapi karena dia harus pergi untuk bekerja, mau tidak mau dia harus segera naik ke atas sepeda motor meski sedikit memalukan karena harus dibantu.
Memegang tangan Alseenio sebagai tumpuan, akhirnya Rara berhasil naik ke jok belakang sepeda motor.
“Sudah siap?“ tanya Alseenio menatap Rara dari kaca spionnya.
Ceklek!
Suara helm yang terkunci terdengar, helm sudah dipakai oleh Rara.
Mengangguk sekali, tanpa sadar Rara tersenyum saat berbicara. “Sudah.“
“Oke … kalau kamu takut, kamu bisa memegang jaketku.“ Alseenio mengintruksikan Rara untuk memegang jaketnya apabila takut dengan kecepatannya ketika berkendara.
“Emm iya.“ Rara berpikir sebentar dan mengiyakan saran Alseenio.
“Kita berangkat.“
Yamaha R6 melaju menuju jalan besar di kota Jakarta Pusat, melewati Bundaran HI sekilas dan melesat ke arah tujuan yang sesuai dengan alamat yang tercantum di aplikasinya.
Beberapa menit berselang setelah berangkatnya Alseenio dari Stasiun Sudirman, akhirnya Alseenio sampai di sebuah gedung 6 lantai yang ada di daerah Tanah Abang.
“Sampai di lokasi tujuan.“ Alseenio berhenti di pinggir jalan di depan gedung yang cukup tinggi.
Seperti sebelumnya Alseenio mengulurkan tangannya untuk menahan wanita penumpang ini ketika turun dan tidak terjatuh.
“Terima kasih, mas.“ Wanita bernama Rara ini tersenyum setelah melepaskan helm dan berkata.
“Iya sama-sama,” jawab Alseenio seadanya.
“Emm … itu udah aku bayar.“ Rara baru ingat bahwa dia membayar via gopoy.
“Gopoy, ya?“ tanya Alseenio sembari melihat laporan pesanan.
“Iya, benar.“ Rara mengangguk membenarkan.
Alseenio memeriksa sebentar dan hasilnya pesanan sudah selesai.
Saatnya menunggu pesanan baru.
“Kamu kenapa belum masuk?“ Alseenio mengangkat kaca helm dan berkata.
“Anu ….“
Tepat ketika Rara melihat sepasang mata Alseenio, ia tiba-tiba merasa bahwa kedua mata ini begitu indah, niat untuk meminta nama akun sosmed menjadi merosot.
“I-itu ….“ Rara masih belum berani untuk mengatakan apa yang ingin dia ucapkan.
'Rara, tahan! Ini hanya suara dan mata, jangan gugup, kamu harus berani!“ Memejamkan matanya Rara bergumam di dalam hati menyemangati dirinya.
Alseenio yang melihat ini menjadi sedikit bingung, kenapa wanita ini bertingkah aneh.
“Kamu tidak apa-apa?“ Alseenio sedikit khawatir dengan wanita ini, ia takut wanita ini menjadi sakit setelah diantar olehnya.
“Eh! Tidak apa-apa.“ Rara membuka matanya lalu melambaikan tangannya sedikit canggung dan panik.
“Ada yang ingin dikatakan? Aku sebentar lagi akan pergi untuk menjemput penumpang.“
Begitu Alseenio mengatakan itu, tiba-tiba Rara menarik Alseenio dan berkata, “Apa nama Instagrem kamu?“
“Kukira ingin ngomong apa, ternyata Instagrem.“ Alseenio menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napas ringan.
Ia kira wanita ini ingin berkata sesuatu kepadanya, ternyata hanya ingin meminta username sosmed miliknya. “Aku belum membuat akun Instagrem.“
Alseenio baru ingat bahwa ia belum membuat akun Instagrem.
Di kehidupan sebelumnya pun ia tidak menginstal aplikasi tersebut, alasannya cukup sederhana, karena ia tidak memiliki sesuatu yang dapat dipamerkan, jadi Alseenio memutuskan untuk tidak memainkan aplikasi media sosial tersebut.
“Kamu tidak berbohong, kan? Di tahun ini kau tidak memiliki akun Instagrem?“
Rara tidak percaya bahwa Alseenio yang telah ia anggap sebagai pria tampan, ternyata tidak memiliki akun media sosial Instagrem, pria langka dan unik.
“Ya, kamu lihat saja.“ Alseenio menunjukkan layar utama dan menampilkan beberapa aplikasi yang ada.
“Eh, ternyata itu benar,” kata Rara canggung setelah tahu apa yang dikatakan Alseenio adalah kebenaran.
“Aku punya Telegrom, mau berteman di Telegrom?“
Alseenio menawarinya untuk berteman di Telegrom, karena selain Whatsupp ia hanya memiliki Telegrom itu pun karena lantaran misi.
“Mau, aku kasih username milikku,” jawab Rara sembari mengangguk.
Alseenio menyerahkan ponselnya pada Rara, membiarkan dia mengetik usernamenya di kolom pencarian Telegrom.
Tidak sampai 15 detik, ponselnya Rara kembalikan lagi pada Alseenio.
“Sudah, aku pergi dulu, ya!“
Rara tersenyum manis dan berbalik menuju gedung tempat dia bekerja.
Melirik ponselnya, ternyata nama akun Telegromnya sama dengan nama wanita tadi. Selain itu wanita itu mengirim pesan kepada akunnya sendiri memakai akun Alseenio, pesan yang dikirim cukup aneh.
“Ayy? Maksudnya?“
Pesan itu berisi kata “Ayy” yang tidak diketahui artinya oleh Alseenio.
Mengabaikan pikiran mengenai hal itu, Alseenio melaju menuju pesanan penjemput penumpang selanjutnya, cukup dekat dari sini.
“Bapak Batogor? Batak? Dari namanya sudah terlihat jelas orang Suku Batak.“
Segera Alseenio menghabiskan pedal gas dan melesat cepat menuju posisi penumpang berada.
[Ding! Misi belum selesai. Tuan Rumah baru menyelesaikan 71,4% dari 100%.]
[Syarat: Penumpang (4/5). Wanita (1/2)]
Setelah beberapa jam Alseenio mengojek online, dia hanya mendapatkan 4 pesanan, itu sudah termasuk Rara yang pertama memesan jasa ojeknya.
Sebenarnya, ia mendapatkan banyak pesanan, namun ia tolak, sebab kuota persyaratan untuk penumpang selain wanita udah habis, lagipula Alseenio tidak butuh uang dari hasil mengojek, jadi hanya fokus untuk menyelesaikan misi.
Sambil menunggu pesanan, ia berkeliling Jakarta Pusat dengan sepeda motor R6, hitung-hitung ia mengasah kemampuannya mengendarai motor.
Ting!
Ketika Alseenio sedang berputar di Bundaran HI, ia mendengar bunyi notifikasi pesanan penumpang dari aplikasi ojek online, dan berpikir di dalam hati, 'Penumpang wanita?'
Alseenio segera mempercepat laju sepeda motornya dan ia berhenti di samping trotoar gedung Bank BCI.
Memeriksa pesanan, ternyata harapannya terkabulkan, pesanan ini berasal dari seorang wanita, tanpa ragu lagi, Alseenio menerima pesanan.
“Hani Kiara? Nama yang bagus.“ Melihat nama penumpang, Alseenio mengangguk dan memuji.
Mengklik halaman obrolan dengan penumpang, ia melihat pihak lain mengirimkan sebuah pesan.
|Hani Kiara: “Saya pakai baju putih lengan pendek dan rok kotak merah hitam panjang selutut, saya tunggu di kolong Mall Saibu.“|
“Bukankah ini dekat? Oke, segera meluncur untuk menyelesaikan misi!“ Alseenio berkata dengan semangat dan tatapan yang gembira.
Setelah melihat pesan penumpang dan melihat titik jemput yang dekat dari tempat dia berada, segera ia mengoper gigi sepeda motor dan ia melaju lurus ke depan.
Alseenio tidak sabar lagi untuk mendapatkan hadiah spesial dari penyelesaian Misi Spesial ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Mamat Stone
😎
2023-09-25
2
Benny
next
2023-08-30
2
Vincent Da Vinci
mc cerita ni terlalu banyak terkejut 😂😂😂😂 fikiran pula selalu ngelantur.
2023-08-05
3