"Surat..??" maksud kamu apa.?"Brian merasa heran dan tidak mengerti maksud Gavin.
"Jadi begini kak, kemarin sebelum aku berangkat ke studio aku sempat dapat ide bikin surat buat si pengantar kopi misterius dan meletakkan suratnya tepat di mana dia sering meletakkan gelas kopi itu, dan semalam setalah kalian semua masuk ke dalam rumah aku letakkan surat itu dan ternyata suratnya di ambil sama si pengantar kopi itu.
Gavin mencoba menjelaskan ke Brian.
"Apa kamu yakin surat itu di ambil sih pengantar kopi itu?"siapa tau saja surat itu di bawa binatang malam."Brian meragukan surat Gavin sampai di tangan orang yang di tuju.
"Aku yakin surat itu di ambil sama si pengantar kopi itu kak."Gavin sangat yakin dengan idenya itu.
"Semoga saja ide kamu benar Gavin."Brian hanya bisa mengikuti cara Gavin untuk mengetahui si pengantar kopi itu.
"Aku mau melanjutkan tidur ku lagi kak."Sambil menguap Gavin meninggalkan Brian untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terpotong gara-gara menunggu si pengantar kopi misterius itu..
"Apa hari ini kamu tidak ada kerjaan di studio?"Brian mengingatkan Gavin soal kerjaannya.
"Nanti aku kerjakan di rumah saja kak."Sambil menuju kamar Gavin menjawab pertanyaan Brian.
"Baiklah kalau itu mau kamu," Ta-tapi..."Brian belum menyelesaikan kata-katanya Gavin sudah menutup dan mengunci pintu kamarnya..
"Haish," anak ini kalau sudah ngantuk dia tidak memperdulikan lagi di sekitarnya."Sambil menggerutu Brian berjalan menuju dapur untuk mencari makanan yang bisa dia jadikan sarapan pagi ini.
"Selamat pagi kak..."Dengan rambut berantakan Jamal menyapa Brian yang lagi menikmati sereal di meja makan.
"Pagiii... "Jamal, jawab Brian.
"Siang ini kita ada latihan kan kak?"Tanya Jamal.
"Sebenarnya ada latihan tapi bagaimana caranya kita mau latihan kalau Gavin baru saja masuk ke kamarnya untuk tidur.."Jawab Brian.
"Apa..!" kak Gavin baru mau tidur?"Jamal kaget mendengar perkataan Brian.
"Iya tadi dia bangun sangat pagi katanya dia ingin menangkap si pengantar kopi itu tapi Gavin kalah cepat ternyata si pengantar kopi itu lebih pagi lagi datangnya."Brian menjelaskan ke Jamal.
"Pasti kak Gavin sangat marah, soalnya waktu tidurnya sudah terganggu dan ternyata tidak berhasil.."Jamal merasa kasihan dengan Gavin.
"Gavin tidak begitu marah soalnya dia letakkan surat di tempat yg biasa si pengantar kopi itu letakkan gelasnya."Kata Brian.
"Surat..." surat apa kak?"Jamal semakin penasaran.
"Surat yang di tulis Gavin buat si pengantar kopi itu, tujuan Gavin agar si pengantar kopi itu menunjukkan dirinya.."Brian mencoba menceritakan maksud Gavin.
"Apa surat itu betul-betul sampai ke orang yang di tuju?, siapa tau aja tertiup angin atau di bawa dengan hewan malam."Jamal meragukan cara Gavin..
"Tadi aku juga sempat bilang begitu ke Gavin tapi sepertinya Gavin yakin dengan caranya ini..."Brian juga merasa khawatir.
"Semoga saja cara kak Gavin ini benar dan berhasil kak..."Jamal mencoba untuk mengikuti cara Gavin.
"Betul Jamal semoga berhasil cara Gavin.." balas Brian.
Tidak lama kemudian Aland dan Jimmy keluar dari kamar masing-masing dengan muka yang masi ngantuk.
"Pagiii kak, Jimmy menyapa Brian dan Jamal."
Dengan bersamaan Brian dan Jamal menjawab sapaan Jimmy."Pagii Jimmy.."
Akhirnya mereka berempat sarapan bersama di meja makan sambil mengobrol.
Berbeda dengan Edgar dan Chal, mereka berdua masi terlelap di alam mimpi..
✎ (❁ᴗ͈ˬᴗ͈) ༉‧ ♡*.✧
︶︶︶︶︶︶︶︶︶༉‧₊˚.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments