ketika terjadi fenomena itu. semua yang ada di tepi taplau itu pun meninggalkan tempat tersebut. Begitu juga dengan Ayu dan Satya.
"Kak sebaiknya kita pulang juga. Ayu takut terjadi Sesuatu.” Namun sepertinya satya tidak merespon, matanya masih setia menatap hujan petir itu. ayu menepuk pundaknya, sementara taksi online mereka sudah datang.
“kak…” ucap ayu lagi mengejutkannya.
“eh iya, ada apa yu…” tanyanya dengan bingung.
“kakak yang kenapa, ayo kita pulang, mobil sudah datang. Ayo kak..” ucap nya. ayu melihat Satya seperti enggan untuk beranjak.
tanpa pikir panjang, Ayu pun langsung menyeret pelan Satya untuk masuk ke mobil. Setelah itu, mobil pun kembali melaju mengantarkan mereka ke alamat tujuan. Tak lama, selama 10 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah.
Ayu pun memabayar ongkos dan Setelah itu, mereka pun masuk kedalam rumah. mereka terlebih dulu duduk di sofa. ayu kembali melihat kearah satya yang sedang melamun , entah apa yang ia pikirkan. Karena ayu penasaran, ia pun bertanya padanya.
“kak… kakak kenapa sih..? dari tadi melamun.. apa terjadi sesuatu…?” Tanyanya dengan penuh penasaran. Satya mengangkat kepalanya dan melihat kearah ayu.
“ngak kok yu, ngak papa….” Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya. Sepertinya hatinya merasa kegundahan.
Sudut pandang satya
Semenjak menyaksikan hujan petir yang menyambar di tengah laut, aku terpaku menatap ke arah kilatan hujan petir itu. aku merasa seolah ada yang aneh dengan perasaan ku, aku merasa resah dan gundah, entah apa yang terjadi. Bahkan aku tidak menyadari saat ayu mengajakku bicara waktu itu, tiba-tiba saja, ia menarikku dan masuk kedalam mobil online itu.
aku pun hanya mengikut saja. karena aku memperhatikan di sekitar kami, orang-orang pada meninggalkan tempat itu. dan sepertinya Ayu juga merasa takut melihat fenomena itu.
tak lama kami pun sampai di rumah. hatiku benar-benar tidak nyaman dan merasakan ketakutan.
[kenapa hatiku serasa tidak nyaman. Ada apa ini, aku kepikiran dengan keluarga dan orang-orangku] batin kak satya.
Waktu masih menunjukan pukul 8 malam. Aku mengarahkan pandangan ku pada ayu. Tapi tiba-tiba ia menatapku kembali.
“sebaiknya, kamu istirahat yu, kakak lihat kamu kelelahan. Pokoknya kakak tidak mengizinkan kamu pulang, apa pun alasannya. Kakak kekamar duluan.” Ucap ku sambil beranjak dan meniggalkan ayu sendiri di ruang tamu.
Aku masuk kedalam kamar, namun tidak langsung merebahkan tubuhku. Aku lebih memilih pergi keluar balkon untuk melihat pemandangan di malam hari. entah kenapa, aku semakin merasa ada yang manggil ku untuk keluar malam ini. Namun aku berusaha untuk menepis pemikiran itu. aku pun masuk kedalam dan merebahkan badab ku di atas tempat tidur, namun sialnya , aku tidak bisa memejamkan mataku.
“sial.. !! apa yang terjadi, kenapa aku sulit sekali untuk memejamkan mata. Apa terjadi sesuatu ya..” ucap ku.
Kulihat jam dinding sudah menunjukan waktu jam 2 dini hari. aku semakin merasa tidak tenang. Aku pun mulai memposisikan dudukku dengan mengambil posisi lotus, aku mulai memejamkan mataku dan menenangkan pikiranku. Entah berapa lama aku melakukan hal itu, aku merasakan ada energy yang sedikit bergabung dengan energy yang ada di dalam tubuhku. Aku pun membuka mataku tatkala mendengar ketukan pintu dari luar, ternyata ini sudah pagi.
“kak, kakak bangun ini sudah pagi. Mari sarapan sama-sama.” Ujar ayu dari luar. Semenjak aku melarang ayu menemuiku sebulan yang lalu, ia menjadi enggan untuk memasuki kamarku.
“masuklah yu, kamarnya tidak kakak kunci.” Ujarku dari dalam. Ayu membuka hendel pintu dan menongolkan kepalanya dari balik pintu.
“ayo kak turun, kita sarapan. Atau kakak tidak ingin sarapan bersamaku, biar ayu bawakan sarapan kakak ke kamar.” Ujar ayu. Aku pun bangkit dari dudukku.
“tidak perlu yu, kakak akan sarapan bersama mu. Kakak cuci muka dulu.” Ujar ku, kemudian beranjak dan memasuki kamar mandi.
“baiklah kak, ayu tunggu di meja makan..” ujar ayu lagi. Sementara aku sudah berada di dalam kamar mandi. Aku pun mulai melakukan ritual wajib di dalam kamar mandi. Setelah itu, aku pun keluar menyusul ayu sarapan.
of
setelah memanggil Satya turun untuk sarapan. ayu kembali melangkahkan kakinya turun dari lantai atas. ia kembali ke meja makan, dimana disana sudah terdapat dua porsi sarapan yang di hidangkan.
Sudut pandang ayu
Setelah memanggil kak satya di kamarnya untuk sarapan bersama, aku pun langsung turun kebawah untuk menyiapkannya.
Sebenarnya aku masih enggan untuk membangunkan kak satya, mengingat bulan lalu ia pernah menolak aku untuk membangunkannya, atau tidak mengganggunya.
Namun diluar dugaan ku, ternya ia sudah tidak melarang ku lagi.
Aku pun menyiapakan sarapan untuk kami. Aku berpikir, untuk tetap membujuknya. untuk mengijinkan aku pulang kampung, walaupun hanya beberapa hari, itu tidak menjadi masalah. Karena aku sudah sangat merindukan kedua orang tuaku, dan juga makanan pokok dari kampungku.
Setelah aku menyiapakan sarapan, kak satya pun turun dan menghampiri aku di meja makan. Kami pun mulai memakan sarapan kami. Tak lama, kami pun selesai. Kami sama-sama membersihkan meja dan piring kotor. Setelah itu, kak satya duduk di ruang tamu, dan aku pun menghampirinya, sekaligus mencoba untuk membujuknya.
“kak. Ayu…_” ucapanku terpotong.
“bukankah kakak sudah bilang, bahwa kakak tidak mengijinkanmu pulang. Apa lagi kau pergi dalam waktu yang lama. Kakak tidak akan mengijinkanmu.” Ujarnya datar.
mentalku sedikit menciut. tapi aku tidak mau menyerah.
“kak. Biarkan aku pulang. Aku janji tidak akan lama, aku hanya ingin pulang melihat kedua orang tua sebentar, dan mencicipi makanan khas kampung ayu. Ayu sangat merindukan semuanya, ya kak. Ngak papa kalau hanya seminggu. Ayu janji..” ucapku masih berupaya agar ia mengijinkanku.
“tidak, ya tidak yu…” ujarnya lagi.
“ayolah kak. Ayu janji tidak akan lama, ayu janji kak. Ya, izinkan ayu pulang walau cuma sebentar..” iba ku. Kak satya menatap kearah ku, ia menatap kedua manik mataku, ia melihatku menjadi tidak tega.
“baiklah, kakak akan mengijinkan kamu pulang, tapi Cuma seminggu. Setelah itu, kamu pulang… eh salah tiga hari saja..” ucap kak satya menawar hari. aku terkkejut. Tiga hari itu, aku ngapain.
“seminggu saja kak. Soalnya, dalam perjalanan sehari dan pulang juga sehari. Kalai ayu Cuma tida hari, artinya ay Cuma sehari donk di kampung. Seminggu ya kak..” ucap ku sambil mengukir senyum yang indah. Ia menatap ku lagi.
“baiklah. Hanya seminggu, tidak lebih, kalau kamu berbohong pada kakak, maka kakak akan datang dan memboyongmu secara paksa..” ujarnya. Kemudian ia langsung pergi dan masuk kedalam kamarnya. Aku pun berorak riang. Walaupu Cuma seminggu, setidaknya aku sudah pulng dan bertemu dngan kedua malaikatku.
Aku tidak henti-hentinya tersenyum. Setelah mendapat restu dari kak satya, akupun mulai mengemasi barang-barang ku. Karena esok hari jam10 aku sudah harus berangkat.
sudut pandang orang ketiga
***bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments