Nisa pun mengeluarkan makanan yang ia miliki. dan menyuruh Satya untuk makan. Satya pun menurut dan memakan makanan itu. tak lama Ia pun selesai.
“kamu sudah kenyang ?”tanyaku padanya. Ia menatap ku tapi tidak menjawab pertanyaan ku. ( Bahkan dengan kondisi seperti ini, ia masih menatap ku seperti itu, bikin meleleh saja…) tapi tiba-tiba ia berkata
“aku ingin ikut denganmu..”ucapnya. aku terkejut-kejut dong.. bagaimana mungkin ia akan mengikutiku, sementara aku tidak punya apa-apa untuk menanggung hidupnya. ( aduh pusing pala berbie…) aku terdiam dan tidak menjawab.
Bagaimana aku bisa menjawabnya, jika aku menolak, kasihan dia, dia tidak punya siapa-siapa disini, tapi jika aku mengatakan iya, kami akan hidup dengan apa..?? ( oh tuhan.. beri petunjuk..)
“jika aku bisa, aku akan hidup sendiri. Tapi aku perlu belajar untuk hidup di dunia kalian. Siapa lagi yang akan aku percaya di sini kalau bukan kamu. Aku mohon biarkan aku ikut denganmu, aku akan tidur diluar, asalkan aku bisa bertemu denganmu. Setidaknya ada tempat untuk mengadu, walaupun tak punya tempat tinggal.” Ucapnya dengan penuh rasa iba, berharap aku menyetujuinya.
Aku pun menganggkat kepalaku, dan aku menggelengkan kepala, tanda aku tidak menyetujui ucapannya.
Ia menundukan kepalanya, jujur saja aku sangat merasakan apa yang ia rasakan. Akhirnya dengan berat hati ia pergi, tanpa ada niat dalam hatiku untuk menghentikannya ( tega memang..) aku melihatnya berjalan dengan tertatih-tatih sampai ia hilang dari pandanganku.
Aku menghela nafas dan mengusap dadaku yang dari tadi bergemuru menahan sesak didadaku.
“maafkan aku, aku ingin sekali menolong mu. Tapi aku juga tidak berdaya..” ucapku. Saat itu juga airmataku jatuh, aku sudah tidak kuat untuk menahannya. Aku terisak-isak, membayangkan bagaimana kehidupannya nanti. Aku marah pada diriku kenapa aku tidak sanggup untuk membantunya.
***
Pov satya.
Seminggu sudah aku menanti kedatangan ayu, tapi ia tak kunjung lewat ataupun datang untuk menemuiku. Aku pun mulai resah, ia meninggalkanku. Aku berpikir,bagaimana ini.
Apa yang harus aku lakukan. Aku sudah seminggu tidak makan. Aku sudah mencari pekerjaan yang bisa aku kerjakan. Tapi mereka malah mengusirku dan bahkan mereka tidak ingin memberikan nasi sisa untukku. Aku tidak sanggup lagi kalau harus berjalan jau.
Akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi tempatnya, saat aku sampai disana, aku memanggil namanya dengan suara pelan karna aku sudah tidak bertenaga.
Namun yang ku panggil tak kunjung keluar untuk menemuiku, malahan orang lain yang keluar, dan ia mengusirku agar aku pergi dan tidak mengganggu ketenagan disana.
“heh…. Jangan ribut disini, sana pergi. Jangan mengganggu orang. Dasar orang gila…” ucapnya. Hatiku sakit ketika ia mengatakan aku orang gila.
Aku pun berhenti untuk memanggilnya dan aku duduk meringkuk di luar pagar tempat itu. aku bingung harus kemana lagi, aku putus asa, dia yang aku kenal di dunia ini, ternyata malah meninggal kan ku.
Saat aku aku duduk memeluk lututku sambil membenamkan wajahku dianta kedua lututku.
Tiba-tiba ada yang mengguncang bahuku dan memanggil namaku. Aku pun mengangkat kepalaku dengan pelan dan melihat siapa yang menggangguku. Aku melihat bahwa itu ayu, aku merasa senang, namun wajahku sudah tidak dapat berekpresi.
Aku hanya bisa menatapnya datar. seolah aku sudah tidak mampu lagi menunjukkan ekspresi senang di depannya, aku sudah tidak bertenaga dan benar-benar sudah tidak memiliki tenaga.
Ia memandangku sejenak, aku mengatakan padanya kenapa meninggalkanku.
"Kenapa kamu meninggalkanku? tahukah kamu aku sudah tidak memiliki siapa-siapa selain kamu. Jika kamu meninggalkanku, Siapa lagi orang yang mau peduli denganku." ucapku dengan penuh ibah dan suara lirih.
Aku lihat matanya mulai bekaca-kaca namun ia tahan agar tidak menangis didepanku.
“kamu sudah makan.” Tanyanya padaku. ia berusaha mengalihkan tatapan dan ucapanku. mendengar pertanyaannya, Aku hanya menggeleng kan kepalaku. Dengan sigap ia membantuku masuk keteras dan mendudukan aku di sebuah kursi.
Ia mengatakan padaku untuk menunggunya. Ia masuk, namun tak lama ia keluar dengan makanan ditangannya. Ia memberikannya padaku, dan aku memakan makanan itu sampai habis.
Saat aku selesai makan. Aku mengatakan padanya agar ia mengizinkan aku untuk mengikutinya, aku sudah sangat berharap agar ia menyetujuinya.
Akan aku lakukan apapun asalkan ia tetap bersamaku. Namun ternyata, jawabannya tidak sesuai dengan harapanku. Dengan penuh kekecewaan, aku pun pergi dari sana dan meninggal kannya tanpa mengatakan apapun.
***
POV author
Beberapa hari ini, satya melangkahkan kakinya tanpa arah. seolah ia sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup. karena lelah, ia duduk di pinggir jalan. Satya mengamati tempat tersebut, Iya melihat ke sana kemari dengan penuh kebingungan. tak henti-hentinya mobil dan motor melewatinya begitu saja.
Tiba-tiba, ia bertemu orang yang terlihat banyak lukisan di bagian tubunya. Sepertinya ia sedang mabuk. ia datang dan memukuli Satya dengan tiba-tiba.
Karena Satya tidak memiliki cukup tenaga, ia hanya diam dan tidak melawan. dan membiarkan dia memukulinya sampai akhirnya ia pergi. satya terbaring lemah tak berdaya. Iya benar-benar tidak ada harapan lagi untuk hidup. Satya pun mengeluh dalam hatinya.
*Tuhan jika seandainya sudah tidak ada jalan untukku hidup di dunia antah berantah ini. dan jika engkau tidak mau menunjukkan jalanku untuk kembali ke duniaku. maka ambillah nyawamu.* batin Satya benar-benar putus asa.
namun nyatanya, ia masih bisa bertahan dengan sisa tenaga yang ia miliki. Namun tetap saja, dalam hati, satya benar-benar putus asa, bahkan ia mengatakan pada tuhan untuk mengambil saja nyawanya. ia benar-benar sudah tidak kuat.
***
Saat satya pergi hari itu, ayu merasakan sesal dihatinya tidak pernah hilang. kesal karna ketidak mampuannya menolong orang yang benar-benar membutuhkan nya.
Dua bulan telah berlalu, ayu tidak pernah bertemu lagi dengannya. Satya juga tidak pernah lagi datang menemuinya.
seolah Satya hilang ditelan bumi. Ayu juga tidak mendengar kabar Lagi tentangnya.
suatu hari. Saat ayu sedang berjalan dipantai bersama dengan beberapa kawan-kawannya. entah kenapa, tiba-tiba ayu mengalihkan pandangannya. seolah ini adalah petunjuk.
ia melihat seorang yang sedang meringkuk dengan badan yang basah dan penuh dengan memar di sekujur tubuhnya. ayu juga merasa kalau ia mengenal orang itu, di tajamkan nya pengamatan nya itu. dan benar saja itu adalah dia.
mengetahui bahwa laki-laki itu adalah Satya, tanpa menunggu lama, ayu pun berlari, bergegas menghampirinya. Kawan-kawannya, terheran-heran melihat ayu tiba-tiba berlari menjauh dari mereka.
Mereka tidak bertanya, tapi malah mengikutinya. Tak lama, ia pun berhenti di sampingnya, namun Satya tidak menyadari keberadaan ayu.
ayu sejenak mengamati tubuhnya, yang sudah kurus dan tak berdaging lagi. Benar-benar tidak ada yang mau membantunya. ayu pun mendekatinya, hatinya benar-benar sakit melihat ia seperti itu.
“satya…” Ucapnya. Ia membuka matanya melihat kearah orang yang sudah memanggil namanya. ayu melihat sorot matanya seperti akan menangis. ayu pun berinisiatif mengusap punggunnya.
“tunggulah disini..” ucap ayu. satya tidak menjawab.
ayu pun pergi membeli nasi dan minuman untuknya. Tak lama ia kembali. ayu menyerahkan makanan itu dan ia memakannya.
Ia tidak mengatakan apapun, ia hanya terdiam dan makan dengan tenang.
Dibelakang ayu, teman-teman nya mulai berbisik-bisik entah apa yang mereka ucapkan, tapi ayu tidak peduli.
“yu… kamu kenal sama gembel ini ?”ucap salah satu temannya itu. Ayu yang mendengar ucapan itu pun melotot kearahnya. Bukannya minta maaf, mereka malah menghina ayu dan mereka pun pergi meninggalkannya. Wajar, mereka tidak menganggapnya teman. Mereka hanya memanfaatkan ayu saja.
***bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
sahabat pena
aduhh ayu gmn sih? klo ga punya duit beliin satya beberapa baju second ada kok 10 rb atau 20 rb. trs suruh mandi di wc umum cuma 5rb.trs carikan dia kerjaan. atau jd tukang parkir jg bisa.
2024-09-19
0
kalea rizuky
ayu bodoh cariin krja sana lah kasian kan
2024-08-10
0