Tak lama, kami pun sampai, aku mengetok pintu dan ternyata tidak ada sautan dari dalam. aku langsung khawatir, jangan-jangan ayu pergi tanpa bilang terlebih dulu padaku, jujur saja, entah kenapa, aku tidak bisa kalau ayu pergi dariku, ada perasaan tidak rela.. Aku pun membuka pintu dengan agak sedikit kasar dan memanggil namanya.
Aku pergi ke kamarnya, namun ia tidak ada. kecemasan ku pun semakin bertambah. aku melihat semua sudut ruangan, namun ia tidak ada juga, aku mulai frustasi, jangan sampai ia benar-benar meninggalkan aku lagi.
Terakhir aku melangkah ke dapur dan alangkah terkejutnya aku melihat ayu tertidur disana.
Aku menghampirinya, memukul-mukul pelan pipinya, karena belum ada respon aku langsung membawanya kekamar. Aku dibantu oleh kurir-kurir itu. setelah itu aku pun keluar.
“bagaiman barangnya pak, dimana kami letakkan ?” tanya salah satu kurirnya dengan ramah. aku pun menghampiri mereka.
“oh.. kalau tempat tidur dan satu paket sofa, tolong letakkan di atas saja. Selebihnya disini saja.” Ucapku sambil menunjuk ruang tamu. setelah memberikan perintah, mereka langsung melakukan nya.
Mereka menurunkan semua barang belanjaan ku itu satu persatu. aku pun turut membantu mereka. setelah semua barang sudah turun, mereka semua pun langsung pamit pulang.
Setelah mereka pergi, Aku kembali naik ke atas. aku masuk kedalam kamar ayu, aku mencari minyak kayu putih dan setelah dapat, aku sedikit memberikannya di bagian hidungnya dan mengurut kepalanya sedikit.
Aku terus memanggil namanya dengan perasaan takut dan cemas. Ternyata usaha ku tidak sia-sia. Kulihat ada pergerakan darinya, pelan-pelan ia mulai membuka matanya dan langsung melihat kearah ku, ia memanggil namaku.
“kak satya…” ucapnya dengan pelan. Aku mendekat dan mencium keningnya dengan lembut dan penuh perasaan. entah kenapa, aku reflek melakukan hal itu. ayu juga tidak menolak.
“kamu kenapa pingsan tadi hmmm…” tanyaku pelan. Tapi tanganku tidak berhenti mengelus pipinya. seolah, pipi itu ada sebuah squisi yang sangat lembut. ( hehehe padahal otor belum pernah ngerasain mainan ria ricis itu 🤭🤭)
“aku tadi melihat sosok yang kemarin malam, ia sedang mengintip aku, jadi ayu syok dan ngak tau apa-apa lagi kak. Kak sih pakek ninggalin ayu segala.” Ucapnya, sambil memukul pelan dadaku. Tiba-tiba perutnya berbunyi.
“ah… ayu lupa. Dari tadi pagi, ayu belum makan apa-apa..” ucapnya sambil mengelus perutnya. aku terkejut, bisa-bisanya ayu belum mengisi perut nya. kebiasaan anak kos ni..
“kenapa belum makan, kamu ini.. ya sudah kamu tunggu disini, kakak ambilkan makanan dulu buat kamu..” ucapku. aku ingin memarahi nya karena tidak makan, namun aku tidak tega. Aku beranjak, namun ayu mencekal tanganku.
“aku ikut kak, ayu takut…” ucapnya, aku memegang tangannya dan tersenyum. benar saja, tangannya sudah dingin.
“apa yang kamu takutkan..? apakah dia..?” ucapku sambil menunjuk sosok itu. ayu yang melihat itu pun kembali menjerit dan menyembunyikan wajahnya di belakangku. Aku melihatnya benar-benar ketakutan. Kemudian aku kembali menatap sosok itu lagi.
“ada apa lagi ? bukankah aku sudah membantumu, apakah ada hal lain…?” tanyaku dengan datar.
“……”ucapnya. ia tidak bersuara namun terdengar oleh Satya.
“baiklah, aku akan mengikuti mu.” Ucap ku.aku beralih melihat ayu. aku mengajak ayu.
“ayo, atau kamu tunggu disini..?” tanyaku pada ayu. ia langsung bersaksi.
“aku ikut kak, aku takut. Tapi aku ngak sanggup jalan. Kakiku lemas..” ucapnya, tanpa menunggu lama, aku langsung menggendongnya di punggungku. ( manja memang..).
setelah itu, kami berjalan dan mengikuti arwah itu, sejenak, aku melupakan urusan perut ayu. aku ingin semuanya cepat selesai.
ia membawa kami di sebuah ruangan yang sudah lama tidak di pakai, alias gudang. ia berjalan menunjukan satu lemari yang tampaknya sudah usang. Lemari itu terbuka, sontak membuat ayu terkejut.
“tenanglah yu tidak apa-apa” ucapku menenangkan ayu yang setia dalam gendonganku. Sekilas hantu itu menunjuk, memberi syarat untuk membongkarnya. Aku menurunkan ayu dari gendonganku, dan mengambil palu yang terletak tak jauh dari kami.
“kamu tunggu disini…” ucapku. Tapi ternyata ayu tidak mau di tinggal. Kami berdua melangkah ke arah lemari itu. aku pun langsung mengayunkan palu itu ke arah tembok yang ada dalam lemari itu. aku pun memecahkan nya dengan sekuat tenaga.
tak lama, tembok itu pun pecah. dan alangkah terkejutnya kami, ternyata itu adalah emas murni dan surat-surat nya. Aku beralih menatap ayu. Ayu pun melihatku, sementara hantu itu sudah pergi dan menghilang.
(enak banget ngayal ye... coba semuanya nyata..huf...😉😉)
“kak, emas…” kata ayu. aku mengumpulkan emas-emas batangan itu dan membawanya masuk kedalam rumah. Kami pun duduk di ruang tamu, aku mulai mengamati emas itu. ternyata benar emas asli.
“kamu ingin menyimpannya yu..?” tanyaku. Ayu menggeleng.
“kakak saja yang simpan, kakak kan punya ruang penyimpanan..” ucapnya. Aku pun tidak berdebat lagi. Aku menyimpan semua emas itu di ruang penyimpanan ku. Ayu kembali memeluk perutnya.
“kak, aku lapar.. temani ayu makan ya..?!” ucapnya. aku memang melupakan itu untuk sesaat.
“ya sudah.. ayo kakak temani makan.” Aku pun menemani ayu makan, bukan Cuma nemanin sih, aku ikut makan juga. sesampainya kami di dapur, aku pun menyuruh ayu untuk duduk.
“kamu duduk saja, biar kakak yang siapkan.” Ucapku, ayu pun menurut dan aku menyiapkan makanan untuk kami. Setelah itu kami pun makan dengan hikmat.
“kakak dari mana ? kenapa pulangnya lama. Ngak tau kah kakak, bahwa aku sudah setengah mati ketakutan dirumah ini.” Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya. Jujur, aku tertarik melihat bibirnya itu, seolah ada sesuatu yang memintaku untuk menyentuhnya, dan melu-mat bibir mungil itu. namun segera aku tepis pikiran itu jauh-jauh.
“sudah, kamu ngak usah takut lagi, sekarang sudah tidak apa-apa kok.” Ucapku menenangkannya.
“kakak ma selalu bilang begitu, tapi ujung-ujungnya, hantunya masih berkeliaran disini. Besok pindah rumah aja yuk kak….” Rengek Nya. Aku tersenyum melihat wajah imutnya yang merengek seperti itu. aku menatapnya lekat.
“kenapa kakak tidak menjawab, malah menatapku seperti itu.” ucapnya malu sambil menyelipkan rambutnya di belakang telinganya.
“kamu lucu dan imut” ucapku tanpa sadar. Tiba-tiba aku tersadar dari kata-kataku. Aku berdehem mencairkan suasana. Kulihat, wajahnya sudah memerah namun aku tidak bisa menyimpulkan, merah karena malu kah atau karena marah. Namun aku melihat dia seperti gugup gitu.
Setelah kami selesai makan, kami pun kembali untuk beristirahat. Ayu tidak mau tidur sendiri karena ia masih trauma dengan penampakan hantu itu.
“kak, ayu tidur bareng kakak ya..? ayu masih takut tidur sendirian..!! boleh ya..?” ucapnya. Aku tersenyum. Jujur aku sangat senang kalau ia tidur bersamaku. Namun aku masih tau batasan ku.
***bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bunda Puput
ya Allah bener emang paling enak ngayal
2023-03-30
0