terlihat di pusat perbelanjaan, ada sepasang anak manusia yang sedang berdiskusi seru. tak lain ialah Satya dan Ayu. sementara Mbak Enda hanya jadi penonton saja.
"Ya yakin.” ucapnya..ayu pun berbinar. Ayu dan sepupunya pun mulai memilih beberapa baju dan celana untuk mereka, namun ujung-ujungnya mereka hanya membeli satu saja. ( ya kami harus tau diri juga dong.. kan itu bukan uang kami.. hehe…)
Setelah mereka merasa, tidak ada lagi yang akan mereka beli, mereka pun langsung pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku yang Satya inginkan. mereka masuk ke sebuah toko Sari anggrek. setelah berjalan keliling di sana, mereka tidak menemukan buku yang Satya inginkan.
karena tidak menemukan buku itu, Mereka pun langsung pindah ke toko grand media. Mereka pun berkeliling dan mencari beberapa buku yang memang Satya butuhkan saat ini. setelah mendapatkan dan membayar buku tersebut, Mereka pun langsung meninggalkan tempat itu.
"huh capek sekali ternyata, sebaiknya kita istirahat saja dulu." ucap Mbak enda tiba-tiba.
Setelah itu, mereka beristirahat dan makan. Setelah makan, mereka pun pulang Kembali ke kosan. tak lama, mereka pun sampai di kos-kosan. Ayu dan kak satya duduk saling berhadapan dengan barang belanjaan menumpuk di tengah-tengah mereka.
“kak, besok kita cari kosan ya buat kakak.” Ucap ayu sambil mengemasi barang-barang itu.
“tidak perlu, aku melihat di sekitar sini ada yang menjual rumah. Barang kali kita bisa bertanya. Kita beli rumah saja, agar kamu tidak perlu ngekos.” Ucapnya. Ayu tidak percaya, namun dalam hati ayu juga mau. Supaya mengurangi pengeluaran. Tinggal nompang tempat tinggal aja. Kan bisa bantu bersih-bersih nanti. wkwkw 😂😂
“dimana ? memangnya ada yang jual rumah…?” tanya ayu penasaran.
“nanti kita kesana, sebaiknya kamu masuk dan istirahat. Tapi buku ini biar aku bawa dan baca. Tapi tolong ajarkan aku huruf alfabetnya.” Ayu mendesah.
“baiklah..” ucapnya. ayu pun masuk dan mengambil buku serta pena. ia menulis huruf dan angka dan mengajarkannya ke padanya. Namun satu hal yang membuat ayu takjub, satya dengan mudah memahaminya. Ayu pun mengajarkannya mengeja kata dan berhitung., dan ia dapat memahaminya hanya dengan sekali baca ( Luar biasa memang). Setelah itu, mereka menyudahi kegiatan itu dan ia menyuruh ayu masuk, begitu juga dengannya.
***
Ke esok harinya, seperti biasa. Ayu bangun dan menyiapkan sarapan untuk Satya. Hari ini, ayu tidak punya mata kuliah, jadi ia bebas. Ayu berencana untuk mengajak Satya membuat identitas dirinya.
Setelah mereka sarapan dan bersiap-siap. mereka pun langsung berangkat. Ayu melihat Satya keluar dengan penuh percaya diri, di matanya ia begitu memiliki wajah tampan dan manis. Hanya saja, rambutnya yang panjang menjadi halangan.
“kamu tau hari ini kita akan kemana kak ?” Tanya ayu padanya. Ia menggeleng. Ya memang belum ayu kasih tau.
“kita akan pergi mengurus identitas kakak dulu. Jadi ayo kita berangkat.” ucap ayu. tak menunggu lama, Satya langsung setuju dan mereka pun berangkat kerumah pak RT untuk mengurus surat dari tingkat RT. Dan setelah itu mereka lanjutkan sampai malam tiba. Hari ini mereka hanya berfokus untuk mengurus identitasnya. Jadi, dalam sekejap satya sudah punya kartu identitas sendiri.
Di kartu pengenalnya, namanya tercantum sebagai satya pratama, bukan satya diningrat. Karena ayu berpikir nama itu hanya cocok untuk mereka yang memiliki keturunan dari raja. ( emang dia keturunan raja kan..) hais… tapi ya sudahlah. Ayu sengaja supaya tidak menarik perhatian.
***
Tak terasa, seminggu sudah satya mengikuti ayu dan sepertinya, Satya tidak ingin jauh lagi darinya. Bahkan dengan cepat, ia sudah memahami tata karma di dunia modern ini.
“yu.. hari ini, kita cari rumah ya. Ngak enak nompang terus dirumah bapak kos kamu. Apa lagi, mata-mata tetangga, seperti ingin menelan kita saja.” Guraunya. Ayu terkekeh mendengar Satya bercanda.
padahal sebelumnya Pak Kos sudah meminta izin kepada RT setempat. tapi ya sudahlah.
“baiklah.. kemana kita kan mencari rumah yang kamu inginkan.” Tanya ayu kepada satya.
“kamu ikut saja, tak jauh dari sini ada rumah yang dijual murah.” Katanya. Ayu pun hanya menurut ucapan Satya. setelah merencanakan itu, Mereka pun langsung bersiap-siap untuk melihat lokasi rumah itu.
Setelah bersiap dengan tampilan seadanya. mereka juga pergi bertiga ya, dengan sepupu ayu. Kali ini, satya yang menuntun mereka untuk pergi kelokasih itu. Karena seminggu ini, ia mempelajari dunia ini dengan caranya sendiri, dan tidak perlu khawatir akan tersesat.
Setelah menaiki angkutan umum. mereka pun berhenti di sebuah gang, jadi mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki untuk masuk kedalam gang.
Karena kami hanya menaiki angkot. ( Kan angkot hanya di jalan raya, ngak bisa masuk gang.. hehehe…) lama mereka berjalan, akhirnya mereka berhenti di sebuah bangunan yang besar dan bisa dibilang lumayan megah lah, dengan halaman yang cukup luas menurut pandangan mereka.
Melihat bangunan itu, ayu mengeryitkan keningnya. Berpikir, bukankah rumah ini adalah rumah yang angker. Sudah banyak yang membeli rumah ini, namun tak sampai seminggu mereka memutuskan pindah dan menjualnya lagi kepada yang lain.
Memang harganya murah, tapi itulah alasan yang menyebabkan daya jualnya menjadi turun.
Saat mereka sedang berdiri di depan gerbang rumah itu. tiba-tiba, ada seorang bapak-bapak yang datang menghampiri mereka.
“ada yang bisa saya bantu dek..?” Tanya bapak itu. satya kali ini mengambil alih dalam setiap urusan. Entah kenapa dengan cepat ia mudah menguasai semua bidang dan juga bernegosiasi dengan baik dan bijak.
“ya pak. Kami mau membeli rumah ini, apakah bapak tau, dimana kami bisa bertemu dengan pemiliknya.” Bapak itu terkejut, namun ia tidak mengatakan apa-apa.
“oh… adek mau membeli rumah ini ya..!!” ucapnya dengan gugup. Saudara sepupu ayu, mbak enda belum tau rumah itu angker. Namun kulihat gelagatnya sepertinya ia menyadarinya.
“kebetulan, yang punya rumah lagi di sekitar sini, ia ada sedikit urusan. kalau begitu, Saya telpon dulu ya dek.” Kata bapak itu. Satya pun menyetujui nya. seketika, bapak itu pun menelpon si pemilik rumah. Tak berselang lama mereka menunggu, orangnya datang.
“ini dia bapak yang punya rumah ini dek.” Ucap bapak itu. bapak itupun langsung menyalami mereka, dan kebetulan pemilik nya selalu membawa kunci rumah itu.
ia langsung mengajak mereka masuk kedalam dan melihat seisi ruangannya. Ruangannya rapi dan di tata dengan baik. Tapi memang masih banyak yang harus di isi lagi. Setelah mereka keliling, mereka pun diajaj duduk di sebuah teras rumah, karena didalam sudah tidak ada tempat duduk.
“bagaimana pak. Apa bapak bersedia untuk membeliya, harganya tidak mahal, hanya 300 jt saja.” Ucapnya.
mereka terkejut. Rumah sebesar dan semewah itu, dengan halaman yang luas dijual dengan harga 300 jt. ( yang benar saja..). dan tanpa negosiasi lagi, satya langsung menyetujuinya.
“ baiklah pak, saya akan membelinya dengan harga itu.” ucap Satya, menyetujui nya. ayu pun bertanya-tanya dalam hati, apakah satya tidak merasakan sesuatu yang membuat bulu kuduk mereka berdiri. namun, pikir itu terhenti tatkala Satya memanggil namanya.
“yu, si lahkan transfer uangnya ke rekening bapak itu.” ucapnya. Bapak itu pun memberikan nomor rekeningnya dan ayu langsung mentransfernya. Ayu juga mengirim bukti transaksi kepada bapak itu. saat itu juga, rumah itu langsung berpindah tangan. Dengan surat-suratnya. Dan fiks tanah itu resmi menjadi milik satya Pratama.
***bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments