"Ya.. iya pak. Matanya biasa aja ngak usah melotot gitu.” Ucapnya sambil tersenyum kearahku, aku pun melunak.
entah apa yang aku rasakan kepadanya, namun aku benar-benar menyayanginya dan tidak tega melihat dia sakit. ayo kembali menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya.
“habisnya, kamu ini kalau tidak di paksa, kamu tidak mau makan.” Protesku lagi.
aku benar-benar mengawasinya makan. takut makanan yang sedikit itu tidak ia habiskan.
“ya.. kan ayu belum lapar kak..” ucapnya lagi.
“kamu mungkin belum merasa lapar, tapi organ kamu harus sudah di susupi makanan. Nanti kamu sakit maag loh..” ucapku menasehati. Ya walaupun ayu sebenarnya sudah kenak sakit mag dari dulu.
Aku pun menemaninya sampai ia selesai makan. Setelah ia selesai makan, aku membantunya membereskan meja makan itu.
Pov satya of
***
setelah marahi ayu karena telat makan. akhirnya kegiatan itu pun selesai, Satya membersihkan meja makan itu, sementara Ayu masuk kekamar istirahat sejenak.
setelah Ayu merasa cukup istirahatnya, ia pun langsung pergi mandi dan membersihkan tubuhnya. ayu tidak lagi merasa takut, karna memang sudah tidak ada lagi yang perlu ia takutkan.
Selesai mandi, ayu lansung keluar kamar, ayu melihat diruang tamu, satya sedang serius membaca sebuah buku tentang kedokteran. melihat itu, Ayu langsung berjalan mendekatinya.
“kakak sedag apa ? baca buku apa ?” tanya Ayu sambil mendudukkan tubuhnya di samping Satya. Ia menjawab tanpa melihat wajah ayu.
“tentang kesehatan..” ucapnya datar.
mendengar suara datar itu, Ayu menjadi tidak enak sendiri.
“mmm… kakak tertarik..?” tanyanya lagi.
“iya…” jawabnya singkat. (singkat amat jawabnya bang.. kek ngusir..)
mendengar jawaban singkat itu, jujur saja ayu merasa kecewa. saat Satya menjawab seadanya saja, namun tentu ayu juga yang salah disini, karena mengganggu aktivitas membacanya.
Karena Ayu merasa di anggurin, ia pun kembali memutuskan, masuk kedalam kamar dan tidur. Entah kenapa, mood nya tiba-tiba berubah karena di cuekin sama doi, ( hehehe, canda doi..). karena ayu lelah, ia pun langsung terlelap.
Sudut pandang satya
Saat aku sedang membaca buku tentang kedokteran, tiba-tiba ayu keluar dari kamarnya, ia bertanya padaku.
“kakak sedag apa ? baca buku apa ?” tanyanya padaku. aku menjawab tanpa menoleh padanya. saat itu aku sedang di fase serius. jadi tidak terlalu mementingkan orang di sekitarku.
“tentang kesehatan..” ucapku datar.
“mmm… kakak tertarik..?” tanyanya lagi.
“iya…” jawabku dengan singkat. Ia tidak menanyaiku lagi, aku pun tidak memperdulikannya, karena aku sedang focus pada buku. suasana di antara kami pun jadi hening, kulihat Ayu tidak berani bertanya kepadaku lagi.
namun, Tiba-tiba ia kembali masuk kekamarnya, kulihat sepertinya ia sedang kecewa dan tidak seperti biasanya. Tak lama setelah itu, aku menyudahi aktivitasku, aku beranjak dan berniat masuk kamar untuk beristirahat. Namun tiba-tiba aku kepikiran ayu, aku pun beralih kekamar ayu, setelah ku putar gagang pintunya, ternyata dikunci. Aku berpikir tumben ia kunci pintu.
aku mulai menebak-nebak. barangkali Ayu sedang marah terhadap perlakuanku tadi. tapi aku kembali berpikir, mana mungkin Ayu marah hanya karena aku menjawab singkat pertanyaannya. ah tapi ya sudahlah..
Kerena ayu mengunci pintu, akupun beralih kekamarku. aku pun masuk dan duduk di tepi ranjang, aku merenung sejenak, entah apa yang aku fikirkan. yang pasti pikiranku tertuju kepada Ayu. ada rasa takut, khawatir, dan cemas. entah itu untuknya atau untukku sendiri.
memikirkan hal itu membuat kepalaku jadi pusing, aku pun mengacak-acak rambutku. setelah itu, Aku mulai merebahkan tubuhku di atas tempat tidur itu, mataku menerawangi setiap sudut langit-langit kamar, tak terasa akupun terlelap.
***
“Tidak…..!!!” teriakku, aku melihat didepan mataku sendiri. Istanaku terbakar dan semua penghuni istana di bunuh tanpa ampun, aku melihat ayahku berusaha untuk melindungi ibu, adik dan saudara laki-lakiku yang sudah terluka parah. Aku berusaha mencoba untuk melindungi dan menyelamatkan mereka semua.
Aku ingin berlari membantu ayahku membunuh mereka, tapi entah kenapa aku tidak bisa bergerak sama sekali. Aku berteriak meminta tolong, namun tidak ada yang datang menolongku ataupun mendengar teriakan ku. di sana Aku benar-benar takut dan histeris. aku mulai meraung-raung dan menangis minta tolong.
Aku semakin histeris ketika melihat ayahanda ku tercinta terbunuh di tangan pemberontak itu, aku juga melihat semua keluargaku di bantai tanpa ampun. Aku mejerit-jerit dan memaki tak menentu. aku benar-benar menyaksikan semuanya di depan mataku. ketakutan mulai menjalar ke seluruh tubuhku. Tapi, tiba-tiba ada yang menepuk-nepuk pipiku.
“kak…kak… bangun…” ucap suara itu, aku pun langsung membuka mata dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
aku bangkit dan terduduk sambil menarik nafas yang sudah tidak karuan. keringatku bercucuran di mana-mana, aku pun merasakan tubuhku masih bergetar takut semuanya adalah kenyataan.
“hos.~~ hos~hos~” suara deru nafasku. Aku bngun dan duduk dengan keringat yang sudah membasahi badanku. Ayu mengambilkan air minum untukku dan aku meminum air itu sampai tak bersisah.
“kakak kenapa…? kakak mimpi buruk..?” tanyanya. Aku melihat wajahnya, entah kenapa, melihat wajahnya sedikit membuatku merasa tenang. Aku menggelengkan kepalaku, agar ayu tidak menghawatirkanku.
“kakak ngak papa yu…” ucapku sambil mengukir sedikit senyuman untuk meyakinkannya, bahwa aku baik-baik saja.
“kalau begitu, kakak istirahat lagi…” aku pun menurut, kubaringkan kembali tubuhku, sementara ayu memperbaiki dan menutup tubuhku sampai leher.
ayo menatapku sejenak, ia melihat perlu di dahiku, kemudian ia beralih mengambil tisu dan menyeka keringatku.
“inget, jangan memikirkan apapun, jika berjodoh, suatu saat nanti kakak pasti bisa kembali.” Ucapnya seolah tau isi hatiku.
Aku pun hanya mampu mengedipkan mataku saja, jujur di dalam benakku, kejadian dalam mimpi itu masih berputar seperti film, yang mampu membuat jantungku berdebar-debar tak karuan. Setelah itu, ayu pun kembali kekamarnya.
“mudah-mudahan, ini tidak menjadi kenyataan, dan mereka baik-baik saja.” Ujarku dan langsung kembali memejamkan mataku.
walaupun aku memejamkan mata, tetapi bayangan itu masih terekam jelas di dalam benakku. tapi tak lama aku pun terlelap.
***
Sudut pandang ayu
Ke esok paginya datang menjelma, aku kembali bangun dari tidurku, ku reganggkan semua otot-otot ku yang kaku, aku duduk sesaat dan mengumpulkan kesadaranku, aku menguap dan setelah itu beranjak dari tempat tidur.
Aku berjalan menuju kamar mandi, dan melakukan rutinitas di kamar mandi, mulai dari pembuangan , gosok gigi dan mencuci muka. Setelah itu aku keluar, dan bergegas kedapur. Sesampainya aku di dapur, aku kembali bergelut dengan pisau dan bumbu dapur, aku kali ini akan membuat nasi goreng lagi untuk sarapan pagi.
***bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
fiqa
up terus Thor semangat 💪
2022-11-16
1