mereka bertiga berdiri di luar sambil menunggu angkutan yang mereka pesan datang.
"Oh ya, sambil menunggu maxim datang, alangkah baiknya aku perkenalkan kalian” ucap Ayu. mendengar ucapan itu, Satya mengalihkan pandangannya. Iya menatap lekat ke wajah ayu, dalam hati, Seolah ia mengatakan, apakah kamu akan menjualku ? ( ya ampun pemikiran kamu lagi tong…). Aku tidak memperdulikan tatapannya.
“kak satya, kenalkan ini saudara sepupu aku, namanya kak enda. Dan kak Enda kenalkan ini satya. Dan dia adalah orang yang memerlukan bantuan, makanya aku bantu.” Jelas ayu dan saling memperkenalkan mereka.
mereka berdua pun saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri satu sama lain. Setelah itu mereka bertiga ber ngobrol ringan sambil menunggu mobil Maxim datang. Tak lama, mobil yang ayu pesan pun datang.
mereka menaikinya dan langsung berangkat ke tujuan. 5 menit dalam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di tokoh emas.
Enda yang melihat mereka berhenti di toko emas menjadi penasaran. Iya pun langsung bertanya kepada Ayu.
“yu.. ngapain kita disini ?” Tanya mbak enda penasaran.
“tentu saja untuk menjual barang kak…!!” ucap ayu. Mbak Endah pun tidak bertanya lagi. setelah itu, mereka pun masuk kedalam. sebenarnya Mbak Endang memiliki banyak pertanyaan di kepalanya. namun Mbak Enda labih memilih mengurungkan niatnya itu.
Sebelum menjual barang itu, terlebih dahulu ayu dan kak enda menanyakan perihal menjual emas jika itu tidak menggunakan surat pembelian atau pun nomor seri, karna itu merupakan suatu barang yang disebut harta karun.
“kak. Ada yang bisa kami bantu?” Tanya kak kasirnya.
“iya kak, kami ingin menjual emas, namun emas yang akan kami jual ini tidak memiliki surat keterangan maupun nomor seri. Apakah bisa kami jual ?” Tanya ayu.
“boleh kami lihat dulu barang nya kak.?” Tanyanya lagi. Ayu pun langsung mengeluarkan bongkahan emas itu, yang mereka sebut satu tael emas. sementara, Satya hanya diam dan menyaksikan kedua perempuan itu bertransaksi. sambil sesekali ia menengok kiri kanan.
Kakak petugas kasir itu mengambil dan mengamatinnya, kemudian ia mengeluarkan suatu alat, entah alat apa itu. ia memeriksa emas itu dengan teliti, cukup lama kami menunggu, akhirnnya selesai.
“bagaimana kak ? bisa ?” tanya ayu lagi.
“tentu sangat bisa kak, ini sudah kami chek dalam nomor seri dan memang tidak terhitung, artinya emas ini mentah atau belum diolah. Tentusaja kami akan membelinya. Bagaimana kak.? Namun harganya agak sedikit berkurang.” Ucapnya lagi.
mereka pun saling memandang.
“memangnya berapa harga normalnya kak ?” Tanya ayu lagi. Sementara Mbak enda dan kak satya hanya melihat kami berinteraksi.
“harga normalnya yaitu, 1 gram dihargai dengan 1 jt 200 rb.” Ucapnya. mendengar harga emas yang fantastic itu, Ayu membelalak. ( Apakah emas semahal itu ya..? )
batinnya. Ayu pun segera menormalkan ekspresi keterkejutannya lagi.
“jadi, berapa kak akan membeli emas kami ?” Tanya ayu lagi.
“kami akan membelinya dalam satu gram itu, 1 jt. Apakah kakak setuju.?” Tanyanya. Sebelum ayu mengatakan setuju, terlebih dahulu, ayu beralih menatap kepada orang yang punya barang itu, meminta pendapat nya. tapi seolah ia tau maksud ayu menatapnya. Ia hanya menganggukan kepalanya saja.
setelah mendapat persetujuan itu, Ayu pun beralih lagi kepada kakak-kakak kasirnya.
“baiklah kak, kami setuju.” Ucap ayu. Kakak itupun langsung menimbang emas itu, ayu tak menyangka, tak menduga ternyata emas itu beratnya sebanyak 800 gram. Wah hampir sampai sekilo. pikir ayu
“beratnya 800g kak. Berarti uangnya 800 jt. Kas atau transfer kak ?” tanyanya lagi. Ayu jadi bingung, kalau kas uang sebanyak itu apa tidak takut dirampok. Kalau di transfer kerekening siapa, kalau rekening ayu limitnya Cuma 100 jt. Akhirnya ayu memutuskan untuk mentransfer uang itu sebagian di rekening.
“kak transfer sebagian saja kak.” Ucap ayu. Ayu pun beralih menatap mbak enda.
“kak, kakak punya rekening kan.?” Tanyanya.
“ya punya, kenapa ? mau transfer kerekening kakak sebagian ? boleh transfer saja.” Ucapnya, mbak enda pun menyerahkan nomor rekeningnya dan aku juga begitu. Uang 200 jt sudah masuk rekening. Sisanya kami minta kas. tak lama Uang kes itu datang. melihat uang yang begitu banyak, Ayu mulai bingung mau dikemanakan uang itu, tidak mungkin mereka menentengnya. Uang itu banyak. Satya yang Melihat ayu cemas, ia pun mendekat kearah ayu
“kenapa lagi yu, ada yang bisa aku bantu.?” Tanyanya. mendapatkan pertanyaan itu, sontak ayu langsung beralih pandang.
“iya ni, uang kamu tinggal 600 jt, tapi aku bingung simpannya dimana ? takut nanti ada yang merampoknya.” ucap ayu dengan pelan, hanya ia dan Satya yang mendengarnya.
“kalau begitu, ambil beberapa yang kita butuhkan nanti. Sisanya biar aku simpan. Aku punya cincin penyimpanan.” Ucapnya dengan suara yang pelan juga.
Setelah ayu mendengar cincin penyimpanan, ayu tidak terkejut. Namun dalam hati, akan ayu tayakan nanti, dalam hati ayu berpikir lagi, apa benar ia dari dunia lain ?
Setelah menyimpan dan mengambil beberapa puluh juta untuk digunakan, mereka pun pergi dari sana. Ayu mengajak kak enda dan satya untuk memilih beberapa potong baju untuknya.
“mmm… kita jangan pulang dulu ya, mari kita belikan beberapa baju untukmu.” Ucap ayu. Satya menyetujuinya namun tiba-tiba satya bersuara.
“nanti belikan aku kitab tentang dunia ini. Aku ingin belajar.” Ucapnnya.
mendengar itu, sontak Ayu terkejut dan mencerna kata kitab. Untuk apa dia meminta ayu membelikannya kitab. Tapi ayu berpikir lagi, mungkin yang di maksudnya adalah buku. Sementara kakak sepupunya tersenyum merasa lucu dengan kata kitab itu.
“maksud mu, buku ?” Tanya ayu lagi, ia berusaha memastikaan nya, agar tidak salah dalam menganalisa.
“ya.. yang penting informasi tentang dunia ini..?” ucapnya lagi. ayu menggarut kepalanya lagi dan bertanya.
“memangnya kamu bisa membaca ?” tanya ayu lagi.
“kamu kan bisa mengajarkan aku..” ucapnya dengan enteng. mendengar itu, Ayu pun hanya mampu tersenyum dan mengangguk. ( yayayaya,,,, aku akan mengajarkan mu membaca…)
Setelah berdebat. mereka pun berjalan masuk kesebuah tokoh baju, untuk memilihkan beberapa baju untuk satya. mereka memilihkan beberapa baju yang cocok, mulai dari baju, celana, baik dalam maupun luar. mereka juga membelikan sepatu dan sandal, dan semua keperluannya. ayu dan sepupunya hanya membeli untuk Satya saja. melihat itu, Satya pun memberi protes.
“kalian hanya membelikan untukku, apa kalian tidak ingin belanja juga ?” tanyanya pada ayu yang sedang sibuk memilah baju untuk nya.
Ayu menatap nya.
“memangnya boleh kami membeli beberapa untuk kami ?” tanya ayu balik.
"ya.. tentu saja boleh, siapa yang melarang.” ucapnya lagi. ayu menatap sorot matanya
“serius..?” tanya ayu lagi dengan penuh binar. ( wajar.. cewek itu kalau dengar kata belanja, maka akan seperti menemukan harta karun..)
“serius..? serius itu apa ?” tanyanya lagi tidak mengerti.
“oh maaf.., maksudku apa kamu yakin membagi untuk kami ?” ulang ayu lagi.
***bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments