#18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....

Di dalam kamarnya di pagi hari, setelah malamnya Slatanis membicarakan banyak hal dengan Roland dan Willem, saat ini ia sedang berbaring sambil bermalas-malasan dengan pakaian tidurnya yang tipis dan agak transparan.

“Fuhhh, sewaktu di fishsyre, aku terus bekerja demi mengumpulkan uang sambil mengisi kebosanan, meskipun pada akhirnya uang-uang yang aku dapatkan tidak aku gunakan sama sekali karena para serikat alkimia tidak berguna itu tidak ada yang bisa membuat energy potion yang benar. Dengan kata lain mereka hanya bisa membuat ramuan energi untuk makhluk yang menggunakan stamina,” ucap Slatanis sambil berguling-guling di atas ranjang nya yang empuk.

“Dan berbeda dengan waktu itu, sekarang aku tidak perlu melakukan apapun. Meskipun begitu, ini tetap benar-benar membosankan,” ucap Slatanis bangkit dan duduk di atas ranjangnya, lalu melamun menatap keluar jendela.

Suara burung di pagi hari serta cahaya matahari pagi yang menyelinap melalui jendela, membuat wajah Slatanis agak tersenyum di tengah lamunannya, dan di tengah lamunannya itu ia pun mulai memikirkan banyak hal.

‘Paladin? kekuatan? hahhh, aku ingin kembali ke kehidupan normal … semoga saja breezehome ku bisa segera diberikan dan langsung ditempatkan. Fuhh, semoga saja bukan lahan kosong yang dia berikan,’ pikir Slatanis.

Slatanis telah mengetahui bahwa duke bellwyne tidak dekat dengan pihak kuil, bahkan bisa dikatakan dia dan Roland tidak agamis sama sekali. Oleh karena itu, Slatanis merasa sangat nyaman telah berada di bawah naungan mereka.

Meskipun begitu, di tengah hari-hari nya yang diisi dengan rasa tenang setelah empat hari berada di dalam Istana, Slatanis terus berpikir tentang segala kemungkinan yang ada. Ia masih dihantui oleh bayang-bayang pasukan kuil khususnya paladin, meskipun informasi tentang kekuatan mereka sudah lah dikonfirmasi olehnya.

Slatanis sangat sadar akan kekuatan sihir yang ada di dunia ini, begitu juga dengan kekuatan fisik mereka yang jauh di bawah kekuatannya dan dua pelayannya dari WoC. Apalagi dengan kekuatannya sekarang pasca menggunakan [prophet heart] yang mana sudah sangat ketara siapa yang akan menjadi pemenang jika mereka saling berhadapan.

Namun masalahnya adalah bukan di kualitas kekuatan mereka, melainkan kuantitas kekuatan mereka. Pasukan kuil dikatakan memiliki lebih dari satu juta paladin yang tersebar di benua tengah dan itu pun belum dihitung dengan anggota paladin lain di luar benua. Yang dimana meskipun semisal mereka hanya berlevel 25 ke bawah, Slatanis sudah pasti kalah jika melawan jumlah sebanyak itu. Apalagi mengingat kemampuan dan pengalaman bertarung mereka yang jauh di atas Slatanis, yang dimana Slatanis hanya bisa bertarung melalui keyboard selama masa hidupnya sebagai Putri.

“Sewaktu di woc, saat melawan 50 keroco di bawah level 30, aku saja sudah merasa cukup kesulitan, yang dimana padahal saat itu aku bertarungnya menggunakan keyboard dan mouse melalui komputer sehingga membuat itu menjadi lebih mudah dan tak perlu takut terluka,” ucap Slatanis kembali berbaring. “Saat itu saja aku sudah cukup kesulitan, lalu apalagi sekarang di dunia nyata? Yang dimana bertarung harus secara langsung, tidak menggunakan mouse dan keyboard, dan pasti sakit jika terluka dan pasti bisa mati jika terbunuh. Hahh~ aku ingin kembali ke masa no life ku jika begini jadinya.”

Slatanis pun mulai mengenang masa-masa itu. Masa-masa sebagai Putri dan sebelum perpindahannya.

Ketika di woc, memory server sempat memiliki masalah. Yakni sebuah masalah dengan kapasitasnya yang tidaklah begitu besar, meskipun saat itu server masih mampu menampung jutaan player di dalam satu singularitas server dan menampung data sebanyak setengah dari besar bumi.

Di masalah memory yang dikatakan tidaklah begitu besar tersebut, beberapa player pun akhirnya mengalami lagging ketika sedang melakukan boss-raid atau berkumpul di tengah banyaknya player. Oleh karena itu, dirinya yang dulu sebagai Putri yang memiliki komputer tidak begitu tinggi spesifikasinya jarang melakukan boss-raid, atau berkumpul di lokasi yang banyak playernya.

Dulu ketika sedang menggunakan Kerasius, ia bahkan pernah kalah ketika menyerang HQ musuh saat perang Clan dikarenakan musuh menggunakan taktik swarming, yakni sebuah taktik yang menggunakan banyak makhluk hasil summon ke satu titik untuk membuat target mengalami lagging dan kemudian force logout.

“Sekarang, andai saja lagging masih ada, mungkin aku bisa logout dan kembali ke dunia ku … hahaha,” ucap Slatanis kemudian tertawa di tengah-tengah imajinasinya.

Slatanis pun bangkit dan beranjak dari ranjangnya. Kemudian, dengan lonceng yang berada di atas sebuah meja di samping ranjangnya, ia pun mengambilnya kemudian membunyikannya.

Tak lama, pintu pun terbuka dan beberapa pelayan memasuki kamar Slatanis.

“Sarapan sudah disiapkan, Nona,” ucap sang pelayan menunduk patuh.

“Baik, kalau begitu tolong siapkan dan bawa kesini—” ucap Slatanis tertahan sesaat merasakan Mana dari salah satu pelayan.

Tiga pelayan pun menunduk patuh dan hendak kembali keluar.

“Kamu, tunggulah disini,” ucap Slatanis menunjuk salah satu dari mereka. Seorang pelayan yang ia rasakan terdapat sejumlah Mana di dalam tubuhnya.

‘Siapakah dia? Apakah dia mata-mata dari kuil? Ataukah kerajaan? Hmmm, jika itu kerajaan, sejak kapan mereka tahu? Padahal aku yakin bahwa yang hanya diberitahu tentang kemampuanku hanyalah marquis Brandon. Jika bukan, apakah jangan-jangan mereka dari kuil?’ pikir Slatanis sambil memegang dagunya dan menatap sang pelayan dengan memicingkan mata.

Pintu pun tertutup sementara kedua pelayan sudah keluar.

“[Mirror dimension], [dimensional lock]!” Ucap Slatanis menutup seluruh ruangan menjadi kedap dengan spell-nya dan menyalinnya ke dalam dimensi cermin. Kemudian ia pun langsung mengenakan divine armor putihnya nya yang biasa ia kenakan sambil juga mengeluarkan falchion dan tongkat sihirnya di depan sang pelayan.

Sang pelayan tentu langsung sangat terkejut dan hanya menatap Slatanis dengan matanya yang terbuka lebar. Ia terlihat sangat ketakutan, sementara Slatanis menatapnya terus dengan tatapan penuh jengkel.

“[Greater evasion], [greater Mana generation], [void aura], [body of calamity]!” Slatanis Pun mengucapkan beberapa spell sustain nya yang berupa buff sambil berjalan mendekati sang Pelayan.

[Void Aura] … Aura Kegelapan yang merusak segalanya yang ada di dekat Slatanis, dan langsung menghancurkan lantai dan ranjang seperti sebuah ledakan kegelapan kecil namun sangat merusak. Setiap dua detik, aura tersebut bertambah lebar dan semakin merusak. [Calamity Body] … Mengubah tubuhnya menjadi penuh dengan petir yang menyelimuti dan urat-uratnya yang berubah menjadi retakan-retakan magma, membuatnya mampu merusak apapun yang ia sentuh.

“Siapa namamu?” Tanya Slatanis menatap sang pelayan yang sangat ketakutan.

Sang pelayan pun mulai mengeluarkan air mata dan seluruh cairan yang ada di tubuhnya sambil ia terus meringkuk ketakutan. Ia hanya bisa menatap Slatanis dengan matanya yang terbelalak dan hampir lepas itu. Ia tidak mampu mengatakan apa-apa, seakan sedang menatap kemurkaan dewi kematian. Selain itu, dia juga bisa menyaksikan area di sekitarnya hancur.

Sang pelayan gemetar hebat sesaat Slatanis terus berjalan mendekat. Ia ingin sekali sujud di hadapannya, namun seakan dirinya tidak mampu karena seluruh tubuhnya telah lumpuh karena ketakutan yang luar biasa.

“Kau tidak menjawabku, siapa kamu?!” Tanya Slatanis kembali sambil membentak, dan suara ledakan petir pun terdengar seraya ia membentak.

“A— a— aku … aku …,” ucap sang pelayan tak mampu mengatakan apapun.

Sang pelayan pun mulai muntah darah. Kemudian sesaat ia memuntahkan darah, ledakan gelap pun semakin mendekat, dan akhirnya menyentuh tubuhnya. Ia pun terpental ke belakang dan menabrak tembok.

“Setelah mengetahui kalian tidaklah se berbahaya seperti yang aku duga, aku pun akan menggunakan lebih kemampuanku untuk menghajar kalian, karena aku tidak perlu lagi takut dengan organisasi kalian,” ucap Slatanis bersamaan dengan suara petir terus menggelegar.

“[Void aura] nonaktif!” Ucapnya dan ledakan kegelapan yang berpusat dari tubuhnya pun menghilang.

Sang pelayan kini hanya bisa terdiam sementara tulangnya sudah hancur semua.

“[Potent heal]!” Ucap Slatanis menyembuhkan sang pelayan. “[Ice lance]!” lanjutnya menembakkan sihir ke kaki sang pelayan sesaat dirinya baru saja sembuh.

“Siapa kamu?!” Slatanis Kembali membentak bersamaan dengan suara petir dari spell [body of calamity]-nya.

“Aku … a-aku … a-aku,” sang pelayan mencoba mengatakan sesuatu, namun tiba-tiba lingkaran berwarna biru muncul di lehernya.

“Hmmm,” gumam Slatanis menyadari lingkaran sihir yang ada di lehernya. “[Potent dispel]!” Lanjutnya mengarahkan sihir pembatalan ke leher sang pelayan, dan lingkaran biru pun menghilang seketika.

“Aku! Aku Sasha! Mohon maafkan diriku!” Teriak sang pelayan, Sasha dengan mata yang terus mengeluarkan air mata. “Aku akan menceritakan semuanya, tolong hentikan,” lanjutnya bersujud di hadapan Slatanis.

“[Body of calamity] nonaktif!” Ucap Slatanis dan spell tersebut pun mati. “[The Devil’s Hand]!” Lanjutnya dan dua tangan besar bercakar pun muncul dan melayang di belakang Slatanis.

Tangan besar pun bergerak dan langsung menggenggam tubuh Sasha ke atas.

“Eurghhh,” eluh Sasha sementara tubuhnya terhimpit dengan dua tangan besar tersebut.

“Sekarang katakan,” ucap Slatanis sambil terus menatap tajam Sasha yang sudah berada di genggamannya tampak tak berdaya.

(Sasha : diilustrasikan menggunakan playground AI)

*****************

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

SDull

SDull

smangat trus thor

2022-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 #1 - Transmigrasi
2 #2 - Putri Menjadi Slatanis
3 #3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar
4 #4 - Menuju Kota Dagang Alundris
5 #5 - Balada sang Pemilik Kandang Kuda
6 #6 - Gelap
7 #7 - Rubanah Kuil Agung
8 #8 - Rencana Tiga Grand Cleric
9 #9 - Menjadi 100% Slatanis
10 #10 - Slatanis Menjalin Koneksi
11 #11 - Slatanis dan Lilith
12 #12 - Slatanis dan Raphaela dan Lilith
13 #13 - Pengalaman Pertama Roland Bellwyne
14 #14 - Kesepakatan Baru dengan Bellwyne
15 #15 - Perpustakaan Bellwyne
16 #16 - Perbedaan Kejadian Di Antara Dua Rumah
17 #17 - Semua Orang Memiliki Rencana
18 #18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....
19 #19 - Interogasi Sang Penyihir Mata-mata
20 #20 - Waktu Senggang
21 #21 - Sebelum Perhelatan
22 #22 - Informasi dari Bawahan
23 #23 - Latihan Dansa dan Menyambut Keluarga Kerajaan
24 #24 - Slatanis dan Rodrik
25 #25 - Roland Blunder
26 #26 - Acara Syukuran I
27 #27 - Acara Syukuran II
28 #28 - Acara Syukuran III
29 #29 - Acara Syukuran IV
30 #30 - Acara Syukuran V
31 #31 - Acara Syukuran VI
32 #32 - It Should've Been His First
33 #33 - Awal dari Sebuah Masalah
34 #34 - Monster di Neverhive
35 #35 - Bertemu dengan Samuel dan Amy
36 #36 - Patroli dan Rasa Lapar
37 #37 - Dicken Dorton
38 #38 - Die A Hero
39 #39 - Pasca Pembersihan Monster
40 #40 - Crying Lady
41 #41 - Ladies Time
42 #42 - Hutan Gloria I
43 #42 - Hutan Gloria II
44 #43 - Dua Mata Koin
45 #44 - Bottleneck Operation : Initiated
46 #45 - Bellwyne vs Waldengrace
47 #46 - Bellwyne vs Waldengrace II
48 Pengumuman cuti sebentar
Episodes

Updated 48 Episodes

1
#1 - Transmigrasi
2
#2 - Putri Menjadi Slatanis
3
#3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar
4
#4 - Menuju Kota Dagang Alundris
5
#5 - Balada sang Pemilik Kandang Kuda
6
#6 - Gelap
7
#7 - Rubanah Kuil Agung
8
#8 - Rencana Tiga Grand Cleric
9
#9 - Menjadi 100% Slatanis
10
#10 - Slatanis Menjalin Koneksi
11
#11 - Slatanis dan Lilith
12
#12 - Slatanis dan Raphaela dan Lilith
13
#13 - Pengalaman Pertama Roland Bellwyne
14
#14 - Kesepakatan Baru dengan Bellwyne
15
#15 - Perpustakaan Bellwyne
16
#16 - Perbedaan Kejadian Di Antara Dua Rumah
17
#17 - Semua Orang Memiliki Rencana
18
#18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....
19
#19 - Interogasi Sang Penyihir Mata-mata
20
#20 - Waktu Senggang
21
#21 - Sebelum Perhelatan
22
#22 - Informasi dari Bawahan
23
#23 - Latihan Dansa dan Menyambut Keluarga Kerajaan
24
#24 - Slatanis dan Rodrik
25
#25 - Roland Blunder
26
#26 - Acara Syukuran I
27
#27 - Acara Syukuran II
28
#28 - Acara Syukuran III
29
#29 - Acara Syukuran IV
30
#30 - Acara Syukuran V
31
#31 - Acara Syukuran VI
32
#32 - It Should've Been His First
33
#33 - Awal dari Sebuah Masalah
34
#34 - Monster di Neverhive
35
#35 - Bertemu dengan Samuel dan Amy
36
#36 - Patroli dan Rasa Lapar
37
#37 - Dicken Dorton
38
#38 - Die A Hero
39
#39 - Pasca Pembersihan Monster
40
#40 - Crying Lady
41
#41 - Ladies Time
42
#42 - Hutan Gloria I
43
#42 - Hutan Gloria II
44
#43 - Dua Mata Koin
45
#44 - Bottleneck Operation : Initiated
46
#45 - Bellwyne vs Waldengrace
47
#46 - Bellwyne vs Waldengrace II
48
Pengumuman cuti sebentar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!