#8 - Rencana Tiga Grand Cleric

Tiga minggu setelah kaburnya Slatanis dari kuil agung di Alundris, tiga Grand Cleric yang berada di dekat kota Alundris pun mengadakan pertemuan di Kuil agung, di Alundris. Hezekiah sang Grand Cleric kota dagang Alundris, Drusilla sang Grand Cleric wanita dari kota pelabuhan Fishsyre dan Hosea sang Grand Cleric termuda dari kota para bangsawan, Joundr.

Di sebuah ruangan tempat Hezekiah merenung sekaligus mengerjakan segala dokumen, mereka bertiga duduk di kursi panjang yang empuk dan nyaman sambil ditemani dengan teh hijau.

“Wanita itu,”ucap Drusilla, memegang secangkir dekat dengan bibirnya. “Apakah dia sekuat itu? Jika dia sekuat itu, dan … sejahat dan seberbahaya itu, seperti yang tercatat di dokumen, dia bisa saja menghapus seluruh paladin yang ada disitu, waktu itu.”

Hezekiah bersandar dengan nyaman di tubuh tuanya, dan hanya melirik ke arah Drusilla dengan tatapan heran. “Anda … anda benar-benar tidak membacanya ya?”

“Tentu saya membacanya, hanya saja ….” Drusilla menoleh ke jendela, melihat ke luar ke arah pekarangan kuil agung seraya menaruh kembali tehnya ke atas meja yang ada di depannya. “Hanya saja, saya kurang mengerti, kenapa para paladin berhenti mengejarnya dan hanya terpaku melihatnya terbang dan kabur.”

“Mereka melihat sesuatu, bukan?” tanya Hosea sambil memegang sebuah buku tebal. “Tapi anda, yang Kudus Hezekiah, tidak mencatatnya. Menjadi tua dan pelupa terkadang memang agak bermasalah.”

“Hm,” Hezekiah menghela nafas dengan nafasnya yang berat. “Saya tidak mencatatnya karena saya ingin membicarakannya langsung kepada kalian, selagi tetap menjaga hal yang dibicarakan tetap menjadi rahasia … atau setidaknya rahasia publik.”

“Dan … hal itu tidak hanya disaksikan oleh para paladin, namun juga oleh publik. Luar biasa,”ucap Hosea seakan menyanjung, namun nadanya terdengar seperti menyindir.

“Jadi … apa yang telah dilihat oleh paladin dan publik itu?” tanya Drusilla memiringkan kepalanya.

“Ia mengeluarkan sayap emas yang lebar, dan ….”ucap Hezekiah terhenti sambil mengangkat tehnya dari atas meja, kemudian mulai menyeruputnya.

“Dan?” tanya Drusilla memicingkan matanya.

“Dan saat itu seluruh paladin dan beberapa penyihir, bahkan saya yang saat itu sedang berada di dalam altar kuil sedang berdoa, bisa merasakan luapan elemen suci yang begitu pekat dan menenangkan dari wanita itu,”ucap Hezekiah sambil menaruh kembali secangkir tehnya.

“Sayap emas dan luapan elemen suci, ya? Hmmm, jadi secara tidak langsung anda ingin memberitahu kami bahwa dia memiliki kemampuan seperti prophet pertama 1200 tahun yang lalu?” tanya Hosea kemudian mulai membuka buku tebalnya itu.

“Apakah anda benar-benar menyaksikannya? Karena bisa bisa saja luapan elemen suci itu datang dari para paladin, apalagi mengingat betapa banyaknya mereka saat itu.”

“Di alundris sendiri memang kita memiliki 1200 paladin, namun saat ini kebanyakan dari mereka sedang tersebar ke seluruh penjuru benua sentral untuk menjalani tugas memberantas monster dan daemon,”ucap Hezekiah dan mulai berdiri, lalu berjalan dan berdiri di dekat dan menghadap jendela. “Dan pada saat luapan itu terjadi, saya sempat berlari keluar. Jadi jika anda bertanya apakah saya melihatnya, ya tentu saja saya melihatnya. Saya bahkan melihat jejak emas berkilauan keluar dari sayapnya saat ia terbang.”

“Ini dia,”ucap Hosea sambil menunjuk ke sebuah halaman pada buku tebal tersebut. “Biar aku kutip, “dia adalah yang pertama dan yang terpuji perbuatannya, dialah sang utusan. Namanya indah, namun ringan. Seluruh bahasa dapat mengucapkan namanya, dia adalah Marith. Dari dirinya adalah sayap emas yang berkilauan, dan dari mukjizatnya lah ia dapat memanggil tentara-tentara Ku turun ke dunia untuk membantunya.” Kitab Hamrelith bagian ke 48, buku nomor 2.”

“Terimakasih yang kudus Hosea, anda telah membacanya dengan indah,”ucap Hezekiah menoleh dan tersenyum ke arah Hosea. “Seperti yang difirmankan oleh Nya di dalam kitab Hamrelith, sepertinya itu benar-benar sayap milik Marith.”

“Tunggu tunggu tunggu, jika benar dia memiliki sayap tersebut, apakah itu berarti dia adalah utusan-Nya juga? Lalu bagaimana dengan Prophetess yang sekarang? Dan juga bagaimana dengan pendapat publik tentang ini semua? Bagaimana jika mereka tahu bahwa kita telah memenjarakan seorang utusan?”ucap Drusilla terus bertanya dengan tergesa-gesa.

“Hei hei hei, tenanglah yang kudus Drusilla,”ucap Hosea menatap serius Drusilla, kemudian menoleh ke arah Hezekiah. “Sebelum itu, bagaimana dengan simbol kenabian di tengkuknya?”

“Kami belum memeriksanya,”ucap Hezekiah kembali berjalan dan duduk di kursi panjangnya. “Oleh karena itu saya mengundang kalian kesini untuk meminta bantuan kalian.”

Tok tok tok!

Ketukan pintu berbunyi.

“Masuklah saudara Fretlen,”ucap Hezekiah, dan pintu pun terbuka.

“Salam wahai yang kudus sekalian,”ucap Fretlen sambil berlutut di hadapan mereka.

“Salam,”ucap ketiga Grand Cleric hampir bersamaan.

“Tolong jelaskan kepada mereka,”ucap Hezekiah yang bersandar dengan tenang.

“Tolong izinkan saya,”ucap Fretlen dan mulai menceritakan.

***********

Setelah Slatanis kabur dari kepungan templar, Fretlen pun merasa lega. Ia merasa lega karena ia tahu betul apa yang baru saja ia lakukan, dan dengan cepat menyetir keadaan agar tidak menjadi tambah parah.

Hal itu terjadi ketika Fretlen memenggal kepala Rafos, ia melihat Slatanis turun dari langit tanpa sepengetahuannya dengan sayap emas yang mengembang dan menutupi mayat rafos. Kemudian saat itu juga Fretlen tersadar akan pemandangan itu, itu adalah sayap marith yang ia baca berulang-ulang kisahnya di dalam kitab Hamrelith.

Ketika ia melihat kejadian itu ia pun langsung memerintahkan para templar untuk menutupi kerumunan secara senyap agar para penduduk yang ada di belakang mereka tidak melihatnya. Kemudian ketika Slatanis menghilangkan sayapnya, barulah Fretlen meregangkan barisan kembali.

Fretlen merasa bingung harus berbuat apa, apa lagi sesaat ia menoleh ke belakang ia melihat kerumunan penduduk yang penasaran sambil berbisik tentang sayap emas yang jatuh dari langit. Dari sana ia pun punya ide untuk menyetir keadaan dengan membuat Slatanis terlihat seperti seorang villain. Ia terus memprovokasinya sampai Slatanis membunuh salah satu dari templar.

Itu semua dilakukan demi menjaga kesan baik abdi dalam kuil agung, ia tidak mau nama para petinggi kuil jadi kotor jika mereka tahu bahwa ada seseorang yang memiliki salah satu kemampuan Marith sementara mereka mengurung dan berusaha membunuhnya. Ditambah dengan selebaran edaran tentang wajah Slatanis yang sudah disebar sebagai monster yang sedang dicari-cari oleh pihak kuil, maka resiko nya juga akan semakin tinggi jika saja ia tidak melakukan hal tersebut.

Kemudian setelah usahanya itu, tiba-tiba Slatanis kembali terbang dengan sayap emasnya, dan karenanya para penduduk pun melihatnya dengan jelas apa yang terjadi.

Setelah kejadian itu, pihak kuil pun berusaha menutup-nutupi kejadian tersebut, dan seminggu kemudian, gosip tentang sayap emas pun menghilang. Tak sampai disitu, seraya pihak kuil mencoba menutup-nutupi gosip, ordo templar ditugaskan untuk memburu lebih banyak lagi pagan lalu menginterogasi mereka.

Dari beberapa yang ditangkap, seorang pagan yang telah disiksa semalaman pun akhirnya menjawab semuanya. Ia memberitahukan kepada pihak kuil bahwa, makhluk yang dipanggil oleh para pagan di gua itu adalah sebuah entitas super kuat yang mereka sebut sebagai sang pembawa Calamity (malapetaka). Lalu setelah menjelaskan semuanya, para penginterogasi pun sempat bertanya tentang kemampuan-kemampuan marith kepadanya, namun ia menjawabnya dengan jujur bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang marith. Satu hal yang dia tahu pasti hanyalah tentang sang pembawa malapetaka.

“Dan dari sanalah datang kesimpulan, bahwa para pagan di gua waktu itu bertujuan untuk memanggil makhluk yang bisa membawa atau setidaknya meminta untuk didatangkan malapetaka ke dunia, terlepas dari siapa dan apa entitas tersebut, selama mereka mampu menggunakan kekuatan entitas tersebut untuk menghancurkan kita, mereka akan melakukannya.”

Ketiga grand cleric pun terdiam setelah mendengar penjelasan Fretlen.

“.... Ia selalu bertutur kata dengan sopan dan lembut kepada siapapun, bahkan kepada musuhnya. Kecuali mereka dari kaum Alk. Tubuh mereka besar dan tinggi, dan sikap mereka arogan dan angkuh. Mereka mengaku sebagai dewa, sedang diri mereka membutuhkan makan dan tidur. Sang pencipta pun berkata kepada Marith ; mintalah bencana dan kehancuran, maka akan kuberikan dan timpakan kepada mereka (kaum Alk). Dan dihari itu, Marith berdoa kepada Nya dan Alk pun menghilang dari Rhea selamanya,”ucap Hosea sambil membaca Hamrelith di tangannya.

Semuanya pun terdiam, dan hening untuk sesaat.

“Inilah yang menjadi kekhawatiran saya,”ucap Hezekiah, dan mulai membungkuk sambil memangku dagunya dengan tangannya.  “Para pagan itu berhasil memanggil sang reinkarnasi marith, atau lebih menakutkan daripada itu, ia adalah benar-benar utusan sang Pencipta.”

“Apakah ini azab kepada kita?” tanya Drusilla dengan tatapan ketakutan dan khawatir.

“Janganlah khawatir, karena para pagan yang memanggil dia telah gagal untuk mengendalikannya. Yang dimana berarti, wanita itu saat ini sedang tidak memiliki tuan,”ucap Fretlen.

“Jadi apa yang ingin anda sarankan, saudara?” tanya Drusilla menatap Fretlen.

“Kita buat dia berada di pihak kita, atau tanamkan sihir budak kepadanya jika perlu,”ucap Fretlen menatap serius ke dalam kekosongan.

“Jika kita tidak berhasil … atau … atau para pagan berhasil menangkapnya terlebih dulu, lalu apa?” tanya Drusilla kembali.

“Kita akan membunuhnya,”ucap Hezekiah, menatap Hosea dan Drusilla.  “Dan karena alasan inilah kalian berada disini sekarang.”

**************

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

SDull

SDull

wow mantap banget thor, serius ini mah

2022-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 #1 - Transmigrasi
2 #2 - Putri Menjadi Slatanis
3 #3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar
4 #4 - Menuju Kota Dagang Alundris
5 #5 - Balada sang Pemilik Kandang Kuda
6 #6 - Gelap
7 #7 - Rubanah Kuil Agung
8 #8 - Rencana Tiga Grand Cleric
9 #9 - Menjadi 100% Slatanis
10 #10 - Slatanis Menjalin Koneksi
11 #11 - Slatanis dan Lilith
12 #12 - Slatanis dan Raphaela dan Lilith
13 #13 - Pengalaman Pertama Roland Bellwyne
14 #14 - Kesepakatan Baru dengan Bellwyne
15 #15 - Perpustakaan Bellwyne
16 #16 - Perbedaan Kejadian Di Antara Dua Rumah
17 #17 - Semua Orang Memiliki Rencana
18 #18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....
19 #19 - Interogasi Sang Penyihir Mata-mata
20 #20 - Waktu Senggang
21 #21 - Sebelum Perhelatan
22 #22 - Informasi dari Bawahan
23 #23 - Latihan Dansa dan Menyambut Keluarga Kerajaan
24 #24 - Slatanis dan Rodrik
25 #25 - Roland Blunder
26 #26 - Acara Syukuran I
27 #27 - Acara Syukuran II
28 #28 - Acara Syukuran III
29 #29 - Acara Syukuran IV
30 #30 - Acara Syukuran V
31 #31 - Acara Syukuran VI
32 #32 - It Should've Been His First
33 #33 - Awal dari Sebuah Masalah
34 #34 - Monster di Neverhive
35 #35 - Bertemu dengan Samuel dan Amy
36 #36 - Patroli dan Rasa Lapar
37 #37 - Dicken Dorton
38 #38 - Die A Hero
39 #39 - Pasca Pembersihan Monster
40 #40 - Crying Lady
41 #41 - Ladies Time
42 #42 - Hutan Gloria I
43 #42 - Hutan Gloria II
44 #43 - Dua Mata Koin
45 #44 - Bottleneck Operation : Initiated
46 #45 - Bellwyne vs Waldengrace
47 #46 - Bellwyne vs Waldengrace II
48 Pengumuman cuti sebentar
Episodes

Updated 48 Episodes

1
#1 - Transmigrasi
2
#2 - Putri Menjadi Slatanis
3
#3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar
4
#4 - Menuju Kota Dagang Alundris
5
#5 - Balada sang Pemilik Kandang Kuda
6
#6 - Gelap
7
#7 - Rubanah Kuil Agung
8
#8 - Rencana Tiga Grand Cleric
9
#9 - Menjadi 100% Slatanis
10
#10 - Slatanis Menjalin Koneksi
11
#11 - Slatanis dan Lilith
12
#12 - Slatanis dan Raphaela dan Lilith
13
#13 - Pengalaman Pertama Roland Bellwyne
14
#14 - Kesepakatan Baru dengan Bellwyne
15
#15 - Perpustakaan Bellwyne
16
#16 - Perbedaan Kejadian Di Antara Dua Rumah
17
#17 - Semua Orang Memiliki Rencana
18
#18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....
19
#19 - Interogasi Sang Penyihir Mata-mata
20
#20 - Waktu Senggang
21
#21 - Sebelum Perhelatan
22
#22 - Informasi dari Bawahan
23
#23 - Latihan Dansa dan Menyambut Keluarga Kerajaan
24
#24 - Slatanis dan Rodrik
25
#25 - Roland Blunder
26
#26 - Acara Syukuran I
27
#27 - Acara Syukuran II
28
#28 - Acara Syukuran III
29
#29 - Acara Syukuran IV
30
#30 - Acara Syukuran V
31
#31 - Acara Syukuran VI
32
#32 - It Should've Been His First
33
#33 - Awal dari Sebuah Masalah
34
#34 - Monster di Neverhive
35
#35 - Bertemu dengan Samuel dan Amy
36
#36 - Patroli dan Rasa Lapar
37
#37 - Dicken Dorton
38
#38 - Die A Hero
39
#39 - Pasca Pembersihan Monster
40
#40 - Crying Lady
41
#41 - Ladies Time
42
#42 - Hutan Gloria I
43
#42 - Hutan Gloria II
44
#43 - Dua Mata Koin
45
#44 - Bottleneck Operation : Initiated
46
#45 - Bellwyne vs Waldengrace
47
#46 - Bellwyne vs Waldengrace II
48
Pengumuman cuti sebentar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!