#15 - Perpustakaan Bellwyne

Di dalam perpustakaan di kediaman Bellwyne, Slatanis dengan ditemani oleh Lilith dan Raphaela sedang mencari banyak informasi tentang dunia ini setelah dirinya mempelajari alfabet selama sebulan di Fishsyre. Di tempat ini, Willem sudah membuatkan jadwal khusus yang diperuntukan untuk Slatanis belajar banyak hal. Di jadwal khusus itu pula, tidak diperbolehkan siapapun untuk masuk, bahkan pustakawan sekalipun.

“Mempelajari alfabet saat tinggal bersama Bernard, sungguh benar-benar menguntungkan di saat-saat seperti ini, bukan begitu Lilith?” Ucap Slatanis duduk di sebuah meja panjang sambil membuka beberapa buku.

‘Setelah aku sampai di Fishsyre aku juga mulai lebih mengetahui tentang pengetahuan dasar di dunia ini, seperti nama dunia yang mereka sebut sebagai Rhea. dan juga mempelajari Alkimia di dunia ini, meskipun hal yang paling aku perlukan tidak ada di dunia ini, yakni bahan-bahan untuk membuat potion pemulih Aphrodis,’ pikir Slatanis.

“Iya, Walaupun cara pengucapan mereka sama dengan kita, hanya saja alfabetnya yang berbeda, dan berkat kamu juga yang selalu membawa buku dan gulungan setiap tiga hari sekali kepada kita sewaktu kamu masih berada di fishsyre, kita jadi bisa ikut membantu kamu untuk mencari apa yang ingin kamu pelajari di perpustakaan ini, Nyonya,” ucap Lilith yang duduk di sebelah kanannya.

“Ah baginda, saya baru saja menemukan buku super tebal ini dari rak di bagian dokumen penting,” ucap Raphaela yang berjalan di belakangnya. “Ini, coba lihatlah,” lanjutnya menaruh buku super tebal dengan sampul berwarna coklat dari kulit itu di depan Slatanis.

“Hmmmm, apa ini?” Gumam slatanis sambil melihat sampul tersebut. “Catatan sejarah keluarga aristokrat volume 18?” lanjutnya membaca judul di sampul tersebut.

Slatanis pun membuka buku tersebut yang di dalamnya merupakan kumpulan perkamen yang disulam dengan benang seperti buku binder. Benang-benang itu bisa dilepas dan dipasang untuk mengisi halaman baru.

“Ini seperti kumpulan binder,” ucap Slatanis sesaat melihat benang yang berada di sisi buku.

Di halaman depan terdapat informasi tentang keluarga kerajaan sampai halaman seterusnya. Setelah sampai di halaman yang menjelaskan tentang raja di masa sekarang, yaitu Cael III, terdapat pula sebuah penanda halaman yang tersambung di buku. Setelah halaman itu dibalik, maka tampaklah bagian dari keluarga duke Winston dan seterusnya dan seterusnya.

Dari buku itu, terdapat catatan-catatan penting tentang kerajaan khususnya apa saja yang terjadi dengan keluarga-keluarga aristokrat di kerajaan Houlus. Semua diurutkan dari yang tertinggi pangkat nya, yakni dari keluarga kerajaan sampai keluarga kesatria.

“Waldengrace? Jadi nama keluarga kerajaan adalah Waldengrace toh? Hmmm, aku selama ini hanya mengenal nama rajanya saja, yaitu Cael ke-3,” ucap Slatanis sambil terus membaca buku tersebut.

“jadi, istri duke Willem telah meninggal sejak Roland lahir. dan … nama dari sang duchess adalah … hmm, Waldengrace? wow, jadi Roland adalah setengah keturunan keluarga kerajaan,” tambahnya sambil terus membaca tiap lembar buku tersebut.

Slatanis terus membaca setiap catatan-catatan yang terjadi pada keluarga-keluarga bangsawan di buku super tebal itu. Lembar demi lembar ia baca, dan semua hal benar-benar membuka matanya akan dunia aristokrasi di dunia ini.

Lalu dari sana, ia pun melanjutkan membaca buku lainnya, antara lainnya adalah tentang teologi dan sejarah. Kemudian dilanjutkan dengan membaca geografi benua sentral dan habitat nya, membaca tentang politik dan ekonomi, membaca hirarki dan bahkan karya fiksi. Ia telah membaca semuanya selama lebih dari lima jam tanpa rasa bosan, kecuali dua hal yang selama ini paling ia cari, yaitu tentang sihir dan ilmu alkimia.

Slatanis hanya memiliki sedikit sekali pengetahuan tentang penyihir di dunia ini, dan itupun hanya mendengarnya dari gosip-gosip dan rumor-rumor yang tersebar selama dia masih singgah di Fishsyre. Pengetahuan itu antara lainnya adalah Penyihir yang sangatlah langka di dunia ini, bahkan mereka hanya sering ditemui sebagai penyihir suci dari kuil atau pasukan penyihir yang dimiliki pasukan elit kerajaan. Ia bahkan hanya tahu fakta umum tentang sihir, yakni tentang kerajaan Flanderis yang merupakan sebuah kerajaan sihir yang dipimpin oleh Raja penyihir.

Sedangkan alkimia yang telah diketahui dari keberadaan serikat alkimia adalah hal yang berbeda dengan alkimia versi WoC yang memerlukan sihir juga. Para alkemis benar-benar hanya menggunakan bahan-bahan kimia asli yang hanya ada di dunia ini, sementara keberadaan bahan-bahan dari WoC tidak ada. Selain itu dari ilmu alkimia nya yang tidak berhubungan dengan sihir itu, tabel periodik dari bumi juga sama sekali tidak berguna di dunia ini, kecuali beberapa unsur yang menopang kehidupan seperti oksigen. yang dimana Slatanis sempat berpikir untuk membuat barang-barang modern, namun kebanyakan senyawa dari bumi sama sekali tidak berlaku di dunia ini sehingga ia pun mengurungkan niatnya.

“Tidak satupun dari tumpukan buku di dalam perpustakaan ini yang membahas tentang sihir dan alkimia,” ucap Slatanis mengeluh, sementara Lilith sudah berbaring di lantai dan Raphaela terus membawakannya buku demi buku.

“Ah~ aku lapar,” keluh Lilith sambil berbaring di lantai. “Selama ini, aku makan tanpa ditemani oleh Nyonya, hmph!”

“Tapi kan setidaknya aku sudah memberikan daging steak setiap harinya ke kamu melalui inventory, bukan? Ditambah kamu sering berbicara denganku dari dalam Inventory akhir-akhir ini," Ucap Slatanis menenangkan tingkah ngeyel Lilith.

Lilith ketika lapar di dunia ini, ia hanya tinggal makan daging, namun ketika energi fisikalnya yakni Dark Energy-nya berkurang, ia akan menyerapnya langsung dari para makhluk yang sedang berpikiran negatif atau sedang marah. Di dalam prosesnya saat menyerap energi, makhluk yang diserap aura negatifnya akan mengalami pengurangan pada pikiran dan aura negatif mereka, yang mana itu berakhir pada diri mereka yang menjadi berpikiran hal positif. Oleh karena itu, Daemon maupun Devil sangat suka berbisik hal negatif kepada makhluk lain agar mereka menjadi semakin marah atau berpikiran hal yang negatif, demi memanen dark energy lebih banyak dari satu individu.

Sedangkan Raphaela sebagai malaikat, tidaklah bisa merasakan lapar, namun setiap kali Holy Energy nya berkurang ia hanya butuh menyerapnya langsung dari tempat-tempat suci atau makhluk yang memiliki hati yang bersih. Mereka yang aura positifnya diserap akan menjadi semakin berkurang dan akhirnya menjadi marah atau berpikiran negatif. Oleh karena itu ras angel/malaikat suka sekali membisikan hal positif agar mereka bisa memanen holy energy lebih banyak dari satu individu.

Dengan kata lain, ras Daemon maupun Devil dengan Angel sebenarnya bekerja sama dalam memanen energi fisikal mereka.

“Tapi tetap saja, aku ingin makan bersamamu Nyonya,” ucap Lilith sambil berjalan ke dekat Slatanis, kemudian memeluknya.

“Oke oke, nanti kita makan bersama— tunggu, maksud kamu dengan makan bersama?”

“Iya, kamu meminum cairan pria, dan aku—”

“Tidak tidak, aku pikir makan makanan biasa akan cukup,” ucap Slatanis menggelengkan kepala.

“Tapi kamu tidak memakannya dengan benar bukan? Buktinya setiap kali kamu memakan makanan biasa, makanan itu akan langsung lenyap ketika sampai di dalam perut,” bantah Lilith.

‘Hehehe mungkin ini satu-satunya keuntungan menjadi succubus, tetap bisa memakan makanan normal tanpa harus takut kekenyangan dan kegendutan,’ pikir Slatanis tersenyum miring.

“Tidak, aku tidak akan menunjukkanmu hal memalukan itu,” ucap Slatanis menggelengkan kepalanya.

“Hm? Siapa bilang aku ingin memintamu melakukannya secara langsung? Kan kamu bisa menaruhnya dulu di gelas,” ucap Lilith seakan menjebak ucapan Slatanis.

“Ah, itu akan menjadi perilaku yang sangat aneh sekali,” dalih Slatanis.

“Iya, itu akan menjadi sangat aneh sekali, karena Baginda sebenarnya lebih suka jika langsung bersentuhan dengan sumbernya,” ucap Raphaela ikut nimbrung.

“Kuh— ba-baiklah, aku akan makan bersamamu,” Slatanis pun menyerah.

‘Luar biasa dua orang ini,’ pikir Slatanis sambil melirik ke arah mereka berdua yang terlihat memang merencanakan itu sejak awal. ‘aku tidak pernah mengira bahwa hari dimana aku bisa berinteraksi dengan NPC benar-benar datang. ditambah, mereka benar-benar memiliki akal seperti manusia dan kehendak bebas. fuhh, aku jadi khawatir dengan mereka. bagaimana jika suatu saat mereka memilih untuk meninggalkanku? atau lebih parah dari itu, mereka memilih untuk mengkhianatiku. tsk, mari singkirkan pikiran itu terlebih dulu … untuk sekarang.’

“oh iya ngomong-ngomong, apakah kalian sadar bahwa sihir di dunia ini sangatlah inferior dibanding dengan kita? bahkan spell [death curse] yang seharusnya tingkat 8 memiliki efektivitas seperti tingkat 1, tidak … bahkan mungkin bisa jauh dibawah itu,” ucap Slatanis menoleh ke arah keduanya sebelum akhirnya menutup buku yang ada di depannya.

“Iya, kuantitas Mana dan pola sihir di dunia ini entah bagaimana sangat inferior jika dibandingkan dengan yang ada di farland,” ucap Raphaela.

‘Farland? Apakah yang ia maksud adalah dunia di dalam game woc? Hmmm, aku tidak pernah bertanya sebelumnya tentang eksistensi mereka sebelum akhirnya aku panggil mereka ke dunia ini. Namun sepertinya WoC bagi mereka sama nyatanya dengan dunia ini,’ pikir Slatanis.

“Namun, meskipun kuantitas Mana di dunia ini sangatlah sedikit, pola sihir mereka cukup sederhana sehingga itu memiliki Fleksibilitas yang tinggi jika hanya untuk membuat mantra-mantra sederhana,” tambah Raphaela.

“Bagaimana bisa kamu tahu itu?” Tanya Slatanis.

“Tentu dari pola [death curse] yang tertanam pada manusia yang bernama willem itu,” klarifikasi Raphaela dengan tatapan teduhnya.

“Oke, lalu … bisakah kamu jelaskan apa yang kamu maksud dengan fleksibilitas yang tinggi itu?” Tanya Slatanis menoleh ke arah Raphaela.

“Mana di dunia ini dan pola sihir yang digunakan di dunia ini bisa diumpamakan sebagai Api dan kayu. Jika kita sudah memiliki api, maka kita bisa melakukan apapun dengan kayu itu, bukan? Bisa dengan membakarnya sampai menyala atau menjadi abu. Lalu setelah itu, dari kayu yang menyala dan abu itu kita masih bisa melakukan hal lain lagi. Seperti membuat penerangan dan sabun. Begitulah dengan Mana dan Pola sihir di dunia ini,” ucap Raphaela menjelaskan.

“Sementara pola sihir yang kita miliki lebih luas dan rumit, namun hasilnya akan lebih menakjubkan dan berdampak jauh lebih besar. Umpamanya seperti Api dan seluruh bahan yang ada di dunia. Dengan menggunakan Api, kita bisa menempa besi menjadi pedang, zirah, kerangka bangunan, peralatan masak, perkakas dan sebagainya,,” tambah Raphaela menjelaskan.

“Ki Juga seperti itu,” ucap Lilith tiba-tiba dan membuat Slatanis menoleh ke arahnya. “Ki Adalah sama dengan Mana, namun metode penggunaanya yang berbeda. Sewaktu di Farland untuk mengkultivasi Ki sangatlah mudah, namun disini hanya untuk mengisi kembali saja sudah sangat lama. benar seperti yang dikatakan oleh Raphaela, dunia ini memiliki kuantitas Mana yang sangat sedikit, sehingga kita mengalami perlambatan dalam meregenerasi Mana.”

‘Aku belum pernah merasakan Mana sebelumnya, ya karena di bumi mana ada Mana. Dan ini adalah pertama kalinya selama di tubuh ini aku bisa merasakannya. Jadi, aku tidak bisa membedakannya,’ pikir Slatanis termenung.

“Hmmm, aku tidak menyadarinya bahwa regenerasi Mana di dunia ini ternyata lebih lama dari pada sewaktu di wo— di Farland,” ucap Slatanis sambil memangku dagunya dengan tangan.

“Oleh karena itu, saya bahkan tidak bisa melihat tulisan-tulisan status di dunia ini,” ucap Raphaela. “Mengingat sewaktu di Farland kuantitas Mana sangatlah melimpah dengan kualitas yang lebih padat, sehingga kita dengan mudahnya bisa melihat tampilan Status pada diri kita sendiri, atau orang lain secara sederhana,”

‘What!? Jadi karena itu toh penyebabnya,’ pikir Slatanis terkejut dengan matanya terbuka lebar. ‘Jadi itulah alasannya kenapa banyak fitur dari game tidak bisa digunakan di dunia ini. Bahkan hanya untuk memanggil tunggangan saja tidak bisa.’

“Jadi dengan kata lain, jika kuantitas Mana di dunia ini bertambah dan kualitasnya meningkat jadi lebih padat, maka apakah kita bisa melihat Status kita kembali? atau menggunakan fitur lain yang berasal dari Farland?” Tanya Slatanis.

“Benar sekali, Baginda,” ucap Raphaela mengkonfirmasi.

‘Hmmmm, bukankah layar Status seperti yang ada di woc adalah sebuah sistem dan bukanlah sebuah spell? Hah, jangan bilang, dengan begitu aku juga bisa menggonta-ganti karakter jika kuantitas Mana di dunia ini meningkat? Hehehe,’ pikir Slatanis tersenyum lebar.

“Apakah ada cara untuk meningkatkan kuantitasnya?” Tanya Slatanis.

“Hmmm, entahlah, namun jika ada, itu sungguh patut dicoba,” ucap Raphaela.

“Mari kita cari caranya, karena aku sungguh bosan harus mengisi Ki ku dengan waktu yang lebih lama,” ucap Lilith cemberut.

‘Hmmmm, inventory … bahkan inventory … jadi selama ini lubang hitam pada sistem inventory-ku ternyata hanyalah sebuah glitch?’ Pikir Slatanis kembali.

“Baiklah mari kita cari caranya,” ucap Slatanis. “Tapi bagaimana?” Lanjutnya bertanya.

“Berilah saya izin untuk mengurusnya, baginda. Karena saya yakin para penyihir di dunia banyak yang tahu tentang sumber Mana, jadi saya bisa menanyakan mereka tentang hal itu atau lebih tepatnya mengintrogasi mereka. Karena seperti yang ada di Farland, Mana memiliki sumber, maka di dunia ini pasti juga memiliki sumber,” ucap Raphaela.

“Baiklah, aku akan melepaskanmu nanti malam di luar jendela kamar,” ucap Slatanis. “Ingat jangan sampai dilihat orang, oke?”

“Tentu, Baginda,” ucap Raphaela menunduk patuh.

“Ah dan aku? Apa yang akan aku lakukan?” Tanya Lilith.

“Kamu ikutlah dan bantulah Raphaela,” ucap Slatanis.

“Baiklah, Nyonya,” ucap Lilith.

‘Kenapa aku tidak mencoba mendiskusikan ini sejak awal oleh mereka berdua kalau tahu akan begini hasilnya,’ pikir Slatanis menepuk keningnya.

“Lalu bagaimana dengan rencana makan bersamanya?” Tanya Lilith.

“Well, kamu bisa selesaikan misi itu terlebih dulu, jika sudah kita akan mulai makan,” ucap Slatanis.

“Baiklah,” ucap Lilith menurut.

‘Aku jadi khawatir, apakah mereka bisa melakukannya dengan mulus, atau lebih tepatnya bukan karena aku khawatir akan keselamatan mereka, namun lebih kepada khawatir dengan para penyihir yang akan mereka interogasi. Apalagi Lilith. Well, Raphaela juga begitu sih, jadi ya, mereka berdua sama aja. Fuhh, semoga tidak ada kekacauan yang terjadi,’ pikir Slatanis.

**********

Di dalam buku yang Slatanis baca, Terdapat tiga kekuatan besar di dalam kerajaan Houlus di luar dari keluarga kerajaan itu sendiri yang bernama Waldengrace. Keluarga kerajaan itu sendiri memiliki Wilayah di utara Houlus, dan nama dari wilayahnya adalah Gracehamberd. Wilayah ini pula tempat ibukota Houlus berada, dan nama ibukota Houlus adalah Mareen. Sementara itu, Tiga kekuatan besar di luar dari wilayah keluarga kerajaan itu sendiri adalah merupakan keluarga-keluarga bangsawan berpangkat Duke, dan di antara lainnya adalah :

Yang pertama adalah Duke Waldenfrey. Mereka adalah keluarga Duke hasil pecahan dari keluarga kerajaan, dan wilayah mereka berada di sebelah barat Gracehamberd. Wilayah mereka bernama Greywood dan berbatasan langsung dengan hutan agung Hinan. Beberapa berspekulasi bahwa Waldenfrey memiliki hubungan dekat dengan para Elf, sementara lainnya menganggap Waldenfrey dekat dengan keluarga kerajaan sihir Flanderis.

Yang kedua adalah Duke Bellwyne. Mereka memiliki wilayah yang terbentang dari barat ke timur Houlus, sedangkan nama wilayah mereka adalah Bellhaven. Fishsyre juga berada di wilayahnya.

Yang ketiga adalah Duke Winston. Mereka berada di selatan Bellhaven dan berbatasan langsung dengannya. Di wilayah ini juga di dalamnya terdapat wilayah atau tanah sakral yang disebut sebagai Solem. Meskipun Solem berada di dalam wilayahnya, Duke Winston tidak memiliki otoritas atas tanah tersebut, sedangkan otoritas diberikan eksklusif kepada pihak Kuil Suci Elahirim. Wilayahnya ini bernama Efrana dan di dalamnya terdapat kota dagang Alundris.

Episodes
1 #1 - Transmigrasi
2 #2 - Putri Menjadi Slatanis
3 #3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar
4 #4 - Menuju Kota Dagang Alundris
5 #5 - Balada sang Pemilik Kandang Kuda
6 #6 - Gelap
7 #7 - Rubanah Kuil Agung
8 #8 - Rencana Tiga Grand Cleric
9 #9 - Menjadi 100% Slatanis
10 #10 - Slatanis Menjalin Koneksi
11 #11 - Slatanis dan Lilith
12 #12 - Slatanis dan Raphaela dan Lilith
13 #13 - Pengalaman Pertama Roland Bellwyne
14 #14 - Kesepakatan Baru dengan Bellwyne
15 #15 - Perpustakaan Bellwyne
16 #16 - Perbedaan Kejadian Di Antara Dua Rumah
17 #17 - Semua Orang Memiliki Rencana
18 #18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....
19 #19 - Interogasi Sang Penyihir Mata-mata
20 #20 - Waktu Senggang
21 #21 - Sebelum Perhelatan
22 #22 - Informasi dari Bawahan
23 #23 - Latihan Dansa dan Menyambut Keluarga Kerajaan
24 #24 - Slatanis dan Rodrik
25 #25 - Roland Blunder
26 #26 - Acara Syukuran I
27 #27 - Acara Syukuran II
28 #28 - Acara Syukuran III
29 #29 - Acara Syukuran IV
30 #30 - Acara Syukuran V
31 #31 - Acara Syukuran VI
32 #32 - It Should've Been His First
33 #33 - Awal dari Sebuah Masalah
34 #34 - Monster di Neverhive
35 #35 - Bertemu dengan Samuel dan Amy
36 #36 - Patroli dan Rasa Lapar
37 #37 - Dicken Dorton
38 #38 - Die A Hero
39 #39 - Pasca Pembersihan Monster
40 #40 - Crying Lady
41 #41 - Ladies Time
42 #42 - Hutan Gloria I
43 #42 - Hutan Gloria II
44 #43 - Dua Mata Koin
45 #44 - Bottleneck Operation : Initiated
46 #45 - Bellwyne vs Waldengrace
47 #46 - Bellwyne vs Waldengrace II
48 Pengumuman cuti sebentar
Episodes

Updated 48 Episodes

1
#1 - Transmigrasi
2
#2 - Putri Menjadi Slatanis
3
#3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar
4
#4 - Menuju Kota Dagang Alundris
5
#5 - Balada sang Pemilik Kandang Kuda
6
#6 - Gelap
7
#7 - Rubanah Kuil Agung
8
#8 - Rencana Tiga Grand Cleric
9
#9 - Menjadi 100% Slatanis
10
#10 - Slatanis Menjalin Koneksi
11
#11 - Slatanis dan Lilith
12
#12 - Slatanis dan Raphaela dan Lilith
13
#13 - Pengalaman Pertama Roland Bellwyne
14
#14 - Kesepakatan Baru dengan Bellwyne
15
#15 - Perpustakaan Bellwyne
16
#16 - Perbedaan Kejadian Di Antara Dua Rumah
17
#17 - Semua Orang Memiliki Rencana
18
#18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....
19
#19 - Interogasi Sang Penyihir Mata-mata
20
#20 - Waktu Senggang
21
#21 - Sebelum Perhelatan
22
#22 - Informasi dari Bawahan
23
#23 - Latihan Dansa dan Menyambut Keluarga Kerajaan
24
#24 - Slatanis dan Rodrik
25
#25 - Roland Blunder
26
#26 - Acara Syukuran I
27
#27 - Acara Syukuran II
28
#28 - Acara Syukuran III
29
#29 - Acara Syukuran IV
30
#30 - Acara Syukuran V
31
#31 - Acara Syukuran VI
32
#32 - It Should've Been His First
33
#33 - Awal dari Sebuah Masalah
34
#34 - Monster di Neverhive
35
#35 - Bertemu dengan Samuel dan Amy
36
#36 - Patroli dan Rasa Lapar
37
#37 - Dicken Dorton
38
#38 - Die A Hero
39
#39 - Pasca Pembersihan Monster
40
#40 - Crying Lady
41
#41 - Ladies Time
42
#42 - Hutan Gloria I
43
#42 - Hutan Gloria II
44
#43 - Dua Mata Koin
45
#44 - Bottleneck Operation : Initiated
46
#45 - Bellwyne vs Waldengrace
47
#46 - Bellwyne vs Waldengrace II
48
Pengumuman cuti sebentar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!