#11 - Slatanis dan Lilith

Satu bulan sebelumnya ….

Setelah kabur dari Kuil agung, Salatanis pun berhenti di sebuah hutan pada malam hari, sementara badai terus menerjang tubuhnya ketika terbang.

“Kenapa harus badai sekarang sih?” Gumam Slatanis kesal sambil mulai berjalan ke bawah pohon yang meneduhkan kemudian duduk di bawahnya. “Fuhhh, para paladin itu … apakah aku salah dalam menilai mereka? Apakah mereka sebenarnya memang selemah itu? Tidak tidak, aku tidak bisa meremehkan mereka. Tapi … tapi kenapa templar itu lemah sekali seperti tahu? aku bahkan sampai bisa membelahnya karena terkejut tiba-tiba diserang olehnya.”

'Terlepas mereka kuat atau tidak, yang lebih menjadi masalah adalah jumlah para pemegang class dan pemilik skill dan spell di dunia ini yang banyak,' pikir Slatanis.

“Hmmm, jika templar selemah itu, maka paladin juga bisa saja memang sama lemahnya. Tapi … entah kenapa aku merasa kurang yakin,” ucap Slatanis sambil duduk bersandar di pohon. “Karena ini adalah dunia yang masih belum aku ketahui, yang dimana secara aneh aku malah terlempar ke dalamnya …. Sebuah dunia yang dimana aku, yang sebelumnya hanyalah orang biasa tiba-tiba bisa menggunakan kekuatanku dari game, adalah dunia yang benar-benar menakutkan. Karena jika aku saja bisa menggunakan kekuatan ini, pasti ada orang lain yang juga bisa menggunakannya.”

“Fuhhh, menjadi orang yang berhati-hati tidaklah ada ruginya. Aku lebih baik menghindari perkelahian daripada harus menyambanginya. Meskipun … meskipun, jika pada akhirnya aku mendapati bahwa ternyata aku benar-benar OP seperti mc Anime, tetap saja aku tidak akan melakukan hal-hal seperti itu. Karena aku tidak mau akhir hidupku menjadi sebuah greek tragedy,” ucap Slatanis berandai-andai.

“Di dunia ini, pasti ada orang-orang super kuat yang rela melakukan apapun demi menyingkirkan pengganggu. Yang dimana salah satu pengganggu itu mungkin saja adalah diriku, jika saja aku benar-benar secara ceroboh wara-wiri dengan kekuatanku sambil menganggap akulah sang main character dari cerita anime, lalu kemudian secara tidak langsung mengganggu kedamaian mereka, aku pasti akan langsung mati. Jadi … yaps, memilih rute teraman adalah pilihan hidupku …. Selain itu, jika aku mati, apakah ada tempat respawn di dunia ini?” Slatanis Terus berkata-kata sambil mengisi kesendiriannya.

“Terlepas dari itu semua. Jika spell [fireball] ada di dunia dan aku bisa bisa menggunakan skill dan spell dari woc, maka spell dan skill dari woc dan yang semacamnya kemungkinan besar juga ada di dunia ini. Oleh karena itu, mungkin saja paladin itu benar-benar menggunakan skill-skill mengesalkan itu. Karena secara logika saja, mereka tidak akan bisa menjadi paladin dengan jumlah Mana sedikit itu, bukan?” Tambahnya dan mulai bersandar lebih dalam.

Dengan hujan yang terus mengguyur dan petir yang terus bergemuruh, Slatanis hanya bisa terduduk termenung sambil menatap langit yang gelap. Namun berkat kemampuan [night vision] nya, ia mampu melihat lebih jelas di dalam kegelapan.

“Hmmm, night vision adalah passive skill, yang dimana hanya akan aktif jika suasana benar-benar gelap. Jadi jika ada penerangan sedikit saja, dan itu tetap terlihat dengan penglihatan biasa, maka [night vision] tidak akan terpicu untuk aktif,” ucap Slatanis sambil terus melihat-lihat di dalam gelapnya malam yang disertai badai.

Ditengah bisingnya angin dan pepohonan yang saling beradu, Slatanis terus mengetes kemampuannya itu. Kemudian terlihat di antara pohon-pohon yang meneduhkan, tampak lah hewan-hewan juga sedang meneduh dari badai sama sepertinya. Di antara hewan-hewan itu, terlihat pula seekor rusa kecil yang berteduh sendirian di bawah sebuah pohon tak jauh dari tempat ia duduk.

“Hmmm, kamu meneduh juga ya?” Slatanis Tersenyum merasa lega.

‘Sejak kecil aku selalu takut untuk sendirian, sampai akhirnya ketika aku mulai berkuliah, aku mencoba untuk hidup sendiri … fuhhh, dan di hari pertama aku tinggal sendiri, aku malah di mimpikan oleh kuntilanak, pfffttt, hahh~ masa-masa itu,’ pikir Slatanis sambil mengenang masa lalunya.

“Dibanding dengan saat itu aku yang takut akan kesendirian, sekarang aku sama sekali tidak takut dengan kesendirian, apakah ini karena pengaruh mental dari tubuh ini? Well, tetap saja, kesendirian adalah hal yang tidak mengenakkan bagi siapapun,” gumama Slatanis menatap kosong ke dalam kegelapan.

Slatanis pun berdiri tiba-tiba.

“Ya, aku tidak perlu sendirian juga sih,” Gumam Slatanis.

‘Di woc, makhluk summon memiliki waktu tertentu, dan yang paling lama adalah satu jam. Lalu setelah satu jam, mereka akan menghilang. Selain itu, makhluk summon hanya memiliki satu tujuan, yakni membantu atau melindungi sang pemanggil. Di dunia ini jika aku summon mereka, akankah mereka memiliki kesadaran seperti manusia pada umumnya? Dan jika mereka punya, lalu bagaimana dengan batas waktu nya? Akankah mereka menghilang begitu saja?’ Pikir Slatanis merasa ragu.

“Hah~ kalau begitu, aku akan memanggil yang high tier dan berlevel 100 saja. Karena biasanya mereka memiliki akal dan berbentuk menyerupai manusia,” Gumam Slatanis kemudian mengarahkan tangannya ke depan.

“Aku akan menggunakan Perk [Summoner of Evil] -ku untuk memanggilnya. Baiklah, [Summon : High Tier Evil Creature]!” ucap Slatanis, kemudian sebuah lingkaran sihir berwarna dan bercahaya merah muncul di tanah di depannya.

Setelah cahaya merah semakin terang, tiba-tiba dipikiran Slatanis muncul nama-nama bersamaan dengan informasi lengkap berikut dengan siluet mereka.

“Wow, ini keren sekali,” ucap Slatanis melihat nama-nama itu berputar di pikirannya. “Lilith? Hmmm, dari semua karakter, hanya dia yang ber-alignment neutral Evil. Sedangkan yang lain ber-alignment Chaotic dan lawful Evil. Yaps, aku tidak mau memanggil yang terlalu jahat, karena aku khawatir dengan kepribadian menyimpang mereka.”

“Lilith, datanglah!” ucap Slatanis dan Lilith pun muncul sambil berlutut di depannya.

“Nyonya? Apakah kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Lilith sambil memiringkan kepalanya sambil menatapnya.

“Oke baiklah, aku hanya ingin ada yang menemaniku disini,” ucap Slatanis.

“Baik,” ucap Lilith kemudian berdiri sambil menutup sayap iblisnya.

Sejam kemudian, setelah Slatanis membicarakan banyak hal dengan Lilith sambil duduk di sebelahnya, mereka pun mulai menjadi lebih dekat. Lilith yang awalnya kaku, perlahan berbicara layaknya teman namun dengan kepatuhan layaknya pelayan setia.

‘Sudah sejam, apakah dia akan menghilang?’ pikir Slatanis sambil menatap wajah Lilith sambil bersandar santai di bawah pohon.

Badai pun berhenti, dan Lilith tidak kunjung menghilang.

‘Sepertinya batas waktu tidak berlaku,’ pikir Slatanis dan mulai bangkit untuk duduk.

“Lilith, bisakah kamu bangun kamp untuk kita tidur?” tanya Slatanis.

“Siap nyonya, bisa!” ucap Lilith sambil berlagak hormat dengan tangannya, kemudian berdiri dan bergegas membangun tenda.

Setelah itu, mereka pun tidur bersama di satu tenda.

*************

Paginya ….

Slatanis terbangun, namun tidak menemukan Lilith di sebelahnya.

“Hmm, dimana dia?” ucap Slatanis kemudian keluar dari tendanya.

Sesaat ia keluar dari tenda nya, ia menemukan lima pria diikat di pohon dan sudah tidak sadarkan diri.

“Ah, selamat pagi nyonya,” ucap Lilith sambil mengencangkan ikatan lima pria itu. “aku sudah menyiapkan sarapan untuk kamu … dan aku hanya memilih yang terbaik dari mereka, hehe,” lanjutnya dengan bangga.

“Tu-tunggu, apa yang ingin kamu lakukan dengan mereka?” tanya Slatanis.

“Tentu, untuk sarapan kamu— ah, mohon maaf atas ketidaksopanan aku, Nyonya,” ucap Lilith lalu mulai merobek seluruh pakaian lima pria itu satu-persatu dengan sangat cepat. “Tara! Ini dia, silahkan dinikmati Nyonya,” lanjutnya sambil mempersembahkan mereka seakan sebuah hidangan.

‘Hah? bagaimana bagaimana? sarapan pakai--- tunggu, apakah aku harus meminum cairan menjijikan itu untuk tetap bisa bertahan hidup?’ Pikir Slatanis menatap lima pria malah yang tak sadarkan itu.

“Oh … apakah mereka masih kurang layak untuk kamu sentuh, nyonya? Hmmm, tenang saja Nyonya, kamu tidak perlu melakukan itu dan kamu hanya butuh bersantai saja, dan biarkan aku yang mengerjakannya,” ucap Lilith sambil mulai mengambil sebuah gelas yang entah dari mana ia peroleh.

“A-apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Slatanis.

“Tentu saja, mengeluarkan sari-sari putih mereka,” ucap Lilith. “Walaupun aku tidak memiliki kemampuan untuk membangkitkan libido mereka, setidaknya aku bisa menghipnotis mereka dengan outer ki ku, lalu membuat mereka mengeluarkan sari-sari mereka.”

“Tu-tunggu! Jangan! Aku tidak lapar, sungguh … jadi, bisakah kamu mengembalikan mereka?” Perintah Slatanis.

“Oh tentu nyonya,” ucap Lilith dan langsung melepas ikatan lima pria itu tanpa memasangkan pakaian mereka kembali.

Kelima pria itu pun kemudian diangkat oleh lilith dan mulai terbang membawanya, “tunggu di sini nyonya, aku akan kembali.”

‘Apakah dia barusan ingin memeras ****** mereka, lalu memberikannya kepadaku? Fuhh, semoga saja itu adalah hal yang tidak benar,’ pikir Slatanis sambil memegang keningnya.

Setelah Lilith kembali, mereka berdua pun lanjut terbang bersama menuju pemukiman terdekat. Namun, mereka terhenti sesaat melihat ribuan prajurit berjalan berbaris sambil membawa panji tak dikenal. Oleh karena itu, mereka pun memutuskan untuk mencari hutan terdekat, demi menghindari segala kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi jika mereka melihat dua makhluk terbang di atas mereka.

Sesampainya di sebuah area berpohon rindang, mereka pun kembali membuat kemah dan bersantai-santai disana. Di tengah aktivitas bersantai mereka, Slatanis pun bertanya tentang makanan seperti apa yang Lilith makan. Lilith pun menjawab bahwa ia suka daging, khususnya daging manusia.

‘Oke, sepertinya dia tidak akan aku bawa ke pemukiman manusia,’ pikir Slatanis. ‘Kalau begitu, apakah aku harus meninggalkannya begitu saja? Hmmm, mungkin aku bisa meninggalkannya, asalkan dia terkontrol. Karena aku tidak ingin dia makan daging manusia, sementara aku dulunya adalah manusia. Aku juga khawatir bagaimana jika dia tahu bahwa aku dulu adalah manusia? Apakah— tidak tidak, berpikir untuk menang saja sudah sulit, karena status nya jauh di atasku. Dan adalah hal buruk jika seorang Mage harus berhadapan dengan Fighter dengan ki.’

“Hmmm, apakah kamu bersahabat dengan ras dan spesies yang lain?” tanya Slatanis yang saat ini sedang duduk bersama Lilith.

“Tentu nyonya, aku adalah arch daemon paling berbudi pekerti yang pernah kamu temui, hehehe,” Lilith mengatakannya dengan bangga.

“Bagaimana dengan malaikat?” tanya Slatanis.

‘Aku tidak bisa memanggil iblis lain, karena yang ada mereka malah berkolaborasi untuk membuat kerusakan nantinya. Aku harus membuatnya berteman dengan ras malaikat,’ pikir Slatanis.

“Yaaa, aku sih tidak memiliki masalah apa-apa dengan mereka,” ucap Lilith sambil menggembungkan pipinya.

“Baiklah kalau begitu,” ucap Slatanis dan mulai berdiri.

‘Aku akan menggunakan spell tingkat 10 terbaruku dari class Prophetess, [summon : High Tier Angel],’ pikir Slatanis dan mulai mengarahkan tangannya ke depan.

“[Summon : High Tier Angel]!” Dan kejadian yang sama pun terjadi, namun kini bedanya lingkaran sihir berwarna emas yang justru muncul, dan itu muncul di udara.

‘Hmmm, aku pilih siapa ya? Huwaaa, semuanya tampak lawful dan chaotic good, aku tidak bisa memanggil mereka kalau tidak mau membuat mereka malah meng-exorcist Lilith,’ Pikir Slatanis sambil terus memilah.

‘Ah ini dia, Neutral good, Raphaela sang Warrior dan dengan role--- luar biasa, dia memiliki Status yang sangat tinggi, lebih tinggi dari Kerasius bahkan. Tunggu, dia bahkan memiliki kelas Mythical? gila, kuat sekali!’ Pikir Slatanis di dalam kekagumannya dan langsung memilihnya tanpa pikir panjang.

Raphaela pun keluar secara perlahan, dan langsung berlutut di depan Slatanis.

************

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

SDull

SDull

smangat trus thor

2022-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 #1 - Transmigrasi
2 #2 - Putri Menjadi Slatanis
3 #3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar
4 #4 - Menuju Kota Dagang Alundris
5 #5 - Balada sang Pemilik Kandang Kuda
6 #6 - Gelap
7 #7 - Rubanah Kuil Agung
8 #8 - Rencana Tiga Grand Cleric
9 #9 - Menjadi 100% Slatanis
10 #10 - Slatanis Menjalin Koneksi
11 #11 - Slatanis dan Lilith
12 #12 - Slatanis dan Raphaela dan Lilith
13 #13 - Pengalaman Pertama Roland Bellwyne
14 #14 - Kesepakatan Baru dengan Bellwyne
15 #15 - Perpustakaan Bellwyne
16 #16 - Perbedaan Kejadian Di Antara Dua Rumah
17 #17 - Semua Orang Memiliki Rencana
18 #18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....
19 #19 - Interogasi Sang Penyihir Mata-mata
20 #20 - Waktu Senggang
21 #21 - Sebelum Perhelatan
22 #22 - Informasi dari Bawahan
23 #23 - Latihan Dansa dan Menyambut Keluarga Kerajaan
24 #24 - Slatanis dan Rodrik
25 #25 - Roland Blunder
26 #26 - Acara Syukuran I
27 #27 - Acara Syukuran II
28 #28 - Acara Syukuran III
29 #29 - Acara Syukuran IV
30 #30 - Acara Syukuran V
31 #31 - Acara Syukuran VI
32 #32 - It Should've Been His First
33 #33 - Awal dari Sebuah Masalah
34 #34 - Monster di Neverhive
35 #35 - Bertemu dengan Samuel dan Amy
36 #36 - Patroli dan Rasa Lapar
37 #37 - Dicken Dorton
38 #38 - Die A Hero
39 #39 - Pasca Pembersihan Monster
40 #40 - Crying Lady
41 #41 - Ladies Time
42 #42 - Hutan Gloria I
43 #42 - Hutan Gloria II
44 #43 - Dua Mata Koin
45 #44 - Bottleneck Operation : Initiated
46 #45 - Bellwyne vs Waldengrace
47 #46 - Bellwyne vs Waldengrace II
48 Pengumuman cuti sebentar
Episodes

Updated 48 Episodes

1
#1 - Transmigrasi
2
#2 - Putri Menjadi Slatanis
3
#3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar
4
#4 - Menuju Kota Dagang Alundris
5
#5 - Balada sang Pemilik Kandang Kuda
6
#6 - Gelap
7
#7 - Rubanah Kuil Agung
8
#8 - Rencana Tiga Grand Cleric
9
#9 - Menjadi 100% Slatanis
10
#10 - Slatanis Menjalin Koneksi
11
#11 - Slatanis dan Lilith
12
#12 - Slatanis dan Raphaela dan Lilith
13
#13 - Pengalaman Pertama Roland Bellwyne
14
#14 - Kesepakatan Baru dengan Bellwyne
15
#15 - Perpustakaan Bellwyne
16
#16 - Perbedaan Kejadian Di Antara Dua Rumah
17
#17 - Semua Orang Memiliki Rencana
18
#18 - Hari Membosankan Yang Berubah Menjadi ....
19
#19 - Interogasi Sang Penyihir Mata-mata
20
#20 - Waktu Senggang
21
#21 - Sebelum Perhelatan
22
#22 - Informasi dari Bawahan
23
#23 - Latihan Dansa dan Menyambut Keluarga Kerajaan
24
#24 - Slatanis dan Rodrik
25
#25 - Roland Blunder
26
#26 - Acara Syukuran I
27
#27 - Acara Syukuran II
28
#28 - Acara Syukuran III
29
#29 - Acara Syukuran IV
30
#30 - Acara Syukuran V
31
#31 - Acara Syukuran VI
32
#32 - It Should've Been His First
33
#33 - Awal dari Sebuah Masalah
34
#34 - Monster di Neverhive
35
#35 - Bertemu dengan Samuel dan Amy
36
#36 - Patroli dan Rasa Lapar
37
#37 - Dicken Dorton
38
#38 - Die A Hero
39
#39 - Pasca Pembersihan Monster
40
#40 - Crying Lady
41
#41 - Ladies Time
42
#42 - Hutan Gloria I
43
#42 - Hutan Gloria II
44
#43 - Dua Mata Koin
45
#44 - Bottleneck Operation : Initiated
46
#45 - Bellwyne vs Waldengrace
47
#46 - Bellwyne vs Waldengrace II
48
Pengumuman cuti sebentar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!