Rumah sederhana Lisa sudah dipenuhi oleh berbagai dekorasi pesta pernikahan meski masih sembilan puluh persen.
Besok, Lisa akan melangsungkan akad nikah dengan Amar, sedangkan malamnya, akan diadakan resepsi.
Dekorasi terlihat sederhana namun tetap menarik dan unik. Dapur sudah dipenuhi orang-orang yang ikut membantu memasak. Masakan akan dibungkus, kemudian di antar ke rumah-rumah tetangga.
Lisa sedang duduk di dalam kamarnya. Ia melihat perias pengantin yang merangkap sebagai dekorasi kamar sedang memasang hiasan di atas ranjang baru miliknya. Ranjang berjenis spring bed itu sengaja dibelikan Amar yang diantar beberapa hari yang lalu. Ada juga lemari pakaian, serta meja rias.
"Wah, nggak nyangka, ya, Amar melamar kamu dengan lengkap begini," ucap sang perias yang bernama Tisa.
"Alhamdulillah, Sa, aku juga nggak nyangka," sahut Lisa.
"Tapi, ini ngutang, nggak, Lis?"
"Insyaallah enggak, Sa, kami memang nggak mau mempertaruhkan masa depan pernikahan kami dengan berhutang untuk pesta pernikahan." Lisa menjelaskan.
"Alhamdulillah kalau gitu, Lis. Aku cuma nggak mau kamu seperti si Asih sama Bagas, tetangga ku. Gara-gara berhutang demi pesta mewah, sekarang gaji setiap bulan Bagas dipakai untuk membayar hutang. Sampai perhiasan dijual agar bisa makan."
"Iya, aku juga kasihan sama Asih. Padahal dia maunya nikah sederhana, tapi karena orang tuanya gengsi, terpaksa mereka berhutang pada rentenir," tambah Lisa.
"Kamu bersyukur, orang tuamu tipe orang yang nggak mau berhutang, dulu aku sampai hampir nggak jadi nikah sama Mas Fahmi gara-gara orang tua ku minta mahar banyak banget." Tisa mulai bercerita. "Untung waktu itu orang tua Mas Fahmi menyanggupi, kalau nggak, entah bagaimana nasib ku dan calon anakku. Aku hampir bunuh diri waktu itu." Memasang wajah sedih.
"Udah, Sa, jangan diinget lagi, yang penting kamu sekarang udah bahagia dengan Mas Fahmi dan anak kalian." Lisa mencoba menghibur teman dekatnya itu.
"Iya, Lis, untung waktu itu aku ikutin saran kamu buat ngontrak rumah sendiri, jadi ibuku nggak terus-menerus mencampuri urusan rumah tanggaku dan Mas Fahmi." Tisa tersenyum.
"Iya, Sa, oh ya, gimana? Udah bisa dilepas belum?" tanya Lisa sambil menunjukkan sepuluh jari tangan dan kakinya yang sedang ditempeli bubuk pewarna merah.
Tisa melihat arlojinya. "Belum, masih harus nunggu lima menit lagi, sabar dong, mau hasil maksimal, nggak?"
Lisa menghembuskan nafas pelan. Ia tetap harus duduk mematung selama lima menit lagi.
Sementara itu, di dapur rumah Lisa.
"Eh, Bu, tau nggak, masa Bu Marni bilang dia nggak ngutang buat bikin acara ini? Mustahil, kan? Pasti bohong." Bu Nina memulai acara ghibahnya. Selagi, Tuan rumah sibuk, di depan, maka ia juga sibuk bergunjing di belakang.
"Eh, masa sih, Bu? Jaman sekarang nggak ngutang kayaknya nggak mungkin deh," timpal Bu Lastri.
"Makanya saya heran. Dia duit darimana? Dari calon menantunya? Halah, kuli bangunan paling ngasih cuma lima juta." Bu Nina semakin bersemangat bercerita.
"Iya, sih, ya kita lihat aja nanti, paling-paling habis pesta, hidupnya makin sulit," celetuk Bu Dea.
"Lagian si Lisa kok mau-maunya punya suami nggak ada masa depannya begitu."
"Paling kemakan gantengnya doang. Muka ganteng mana bisa bikin perut kenyang."
"Biasa sih dibutakan sama cinta, nanti ketika hidupnya susah, palingan nangis-nangis minta tolong sama orang tuanya yang juga susah."
"Eh, ibu-ibu, lagi pada ngapain sih, ghibah, ya." Tiba-tiba saja, istri pak lurah yang bernama Bu Vita datang.
"Eh, nggak, Bu, cuma ngobrol aja," sahut Bu Nina.
"Saya denger kok tadi kalian ngomongin calon pengantin. Ya jadi orang itu jangan terlalu kepo sama hidup orang. Namanya jodoh, itu sudah kehendak Tuhan. Sebagai tetangga, harusnya kita mendoakan kebahagiaan calon pengantin, bukan malah menggunjing apalagi sampai memprediksi hidup orang dan seakan menyumpahi sampai sengsara."
Para ibu-ibu penggosip pun langsung diam seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
pengayom
tuh nasihat bu lurah
2024-03-26
1
zahraky
Nikah itu murah yg mahal gengsi nya
2024-03-10
1
Ketawang
ceritanya hampir mirip sama dunia nyata,...
khidupan bertetangga aslinya emg sperti itu🤣🤣
mkanya sy sbg emak rmhtga lbih suka mnyendiri d rumh sibuk bca novel😅 drpd kluar rmh tujuannya silahturahmi ujung"nya ghibah tetangga
2024-02-23
2