19. Pertemuan.

"Dengan ini Lettu Arjerio Mahasura memutuskan untuk membatalkan pernikahan dengan Anne. Lettu Arjerio akan sepenuhnya bertanggung jawab sepenuhnya atas anak yang di kandung Anne atas hasil dari pernikahan mereka."

"Nggak.. Anne nggak mau Bang, perempuan itu yang sudah membuat rumah tangga kita berantakan" teriak Anne.

"Mulai saat ini Anne, kamu bukan istri saya lagi..!!" Bang Rey sudah memutuskan hal itu di awal dan akan mengulangnya kembali saat bayinya dari Anne sudah terlahir.

Anne menangis sejadi-jadinya dan membuat keributan di kantor.

\=\=\=

Enam bulan kemudian.

"Assalamu'alaikum.." sapa Bang Danar.

"Wa'alaikumsalam.."

Bang Danar langsung mengusap kening Nadine lalu mencium perutnya yang sudah membesar. Entah sejak kapan kebiasaan itu terjadi dan sekarang Nadine sudah terbiasa dengan perlakuan manis Bang Danar.

"Hari ini anak Papa sudah nendang apa belum??" sapa Bang Danar.

"Sudah Pa" Nadine pun terbawa arus dan membiarkan semua berjalan apa adanya seperti permintaan Bang Danar.

"Hari ini ada jadwal ke rumah sakit khan dek?" tanya Bang Danar.

"Iya Bang"

"Ya sudah ganti pakaian..!! kita langsung berangkat saja sekarang..!!" ajak Bang Danar lebih antusias.

"Abang nggak capek baru pulang kerja?"

"Nggak lah, mana ada capek kalau mau lihat anak. Papanya kangen nih"

Hati Nadine teriris merasakan kenyataan bahwa Bang Danar yang memberinya perhatian dan sayang untuknya dan calon anaknya.

...

"Tombak nih seperti papanya"

"Alhamdulillah.." Bang Danar tersenyum gembira dan itu semakin membuat hati Nadine sangat sakit.

"Terima kasih banyak dok" kata Nadine.

:

"Kamu kenapa dek?"

"Jangan terus selalu memberi perhatian itu Bang."

"Tapi Abang melakukannya dengan tulus, tanpa paksaan dek" kata Bang Danar.

"Tapi itu beban untuk Nadine."

"Beban apa??" tanya Bang Danar tidak mengerti maksud Nadine.

"Apa benar hari ini Mas Giras pindah tugas kesini?"

Bang Danar terdiam sejenak. Memang benar sahabatnya itu mengajukan pindah dinas agar bisa dekat dengan Nadine dan anaknya karena sebentar lagi Nadine akan melahirkan.

"Benar dek?"

"Kenapa Abang nggak bilang sama Nadine?"

"Bukankah kamu pasti bahagia, Giras mau datang menemuimu. Dia pindah kesini karena ingin dekat denganmu dan anakmu dek" kata Bang Danar.

Sebenarnya Bang Danar bukannya tidak tau maksud Nadine, tapi ia pun tidak ingin memupuk rasa yang tercipta selama kurang lebih enam bulan kebersamaan mereka. Lebih baik dirinya diam dan memendam rasa sedangkan Nadine tidak bisa mengatakan apapun sebab kebersamaan Bang Danar dan dirinya selama ini hanya bertujuan untuk menghalalkan kembali dirinya dengan Bang Giras.

Bang Danar membelai rambut Nadine kemudian mengusap perutnya. "Kita nikmati saja waktu yang tinggal sebentar ini" kata Bang Danar. Diciumnya dengan sayang perut Nadine. Setitik air matanya menetes, tak terbayangkan rasa hatinya saat ini sampai tak sanggup mengatakan bahwa jauh di dalam lubuk hatinya takut berpisah dari makhluk kecil yang bahkan belum pernah di jumpainya sama sekali.

'Papa Danar juga menyayangimu Nak. Mungkin Papa hanya sekedar goresan pena dalam lembar hidup Mama mu, tapi Papa janji.. goresan itu tidak akan mengotori lembaran itu.. Papa akan melukisnya dengan hati-hati dan indah demi kalian'

Ada tendangan kuat menghantam wajahnya. 'Jagoan kecilku, Papa mencintaimu.. sampai kapanpun aman tetap menyayangimu..!!'.

Bang Danar mengangkat tubuhnya dan menatap arah jalan. Ia berusaha baik-baik saja meskipun hatinya sudah tak karuan mengingat waktunya bersama calon anak Nadine hanya tinggal sebentar lagi.

...

Sore hari Bang Giras langsung bertandang ke rumah Bang Danar, rumah yang indah terawat khas sentuhan tangan wanita.

Bang Giras ingin menyentuh Nadine. Hatinya sudah begitu rindu. Kini perut itu sudah membesar dan sekalipun ia tidak pernah tau bagaimana Nadine menjalaninya. Tapi hatinya sungguh begitu sakit sakit saat Nadine mundur dan menghindar, bersembunyi di belakang punggung Bang Danar.

"Apa kabar dek?" sapa Bang Giras mencoba menekan perasaannya.

"Baik Mas" jawab singkat Nadine yang bahkan tidak ingin menatap wajah Bang Giras.

"Tolong buatkan kopi ya..!!" pinta Bang Danar.

Nadine menunduk dan bergegas menuju dapur.

"Ada apa dengan Nadine.?" tanya Bang Giras.

"Aku tidak tau. Mungkin sedikit kaget kamu datang" jawab Bang Danar.

"Apa kamu sudah menyentuhnya?" Bang Giras sungguh sangat mencemburui Bang Danar hingga mau gila rasanya.

Bang Danar tersenyum jengah. "Aku laki-laki normal, punya rasa dan nafsu, andai saja otak ku tidak berfungsi.. mungkin sudah ku sirami setiap hari ladang yang sudah kamu tabur benih. Ingat Giras.. jangan pernah kau membahas hal tidak masuk akal di hadapan Nadine. Susah payah dia tidak menangis. Berani kau membuat masalah lagi, ku hantam rahangmu yang selalu bicara ngawur..!!" bisik Bang Danar mengancam sahabatnya.

Nadine pun kembali dari dapur membawa dua kopi untuk Bang Giras dan Bang Danar. "Terima kasih cantik" Bang Danar tersenyum mengambil nampan di tangan Nadine.

Hati Bang Giras terasa panas tapi ia harus menahan semuanya.

"Ngopi bareng kita Gi..!!" Awas barang panas..!!" sindir Bang Danar menyodorkan secangkir kopi hitam di hadapan sahabatnya.

"Iya.. terima kasih" ucapnya sambil menatap Nadine. Istrinya itu terlihat semakin cantik saja selama beberapa bulan dirinya tidak bertemu dengan Nadine.

"Dek, tolong ambilkan hasil USG mu tadi..!!"

"Iya Bang" Nadine kembali berjalan masuk ke kamar.

~

"Ini apa hasilnya."

"Anak laki-laki. Kamu punya anak laki-laki. Pasukan khusus itu, jangan macam-macam kamu sama ibunya..!!"

Bang Giras tak lagi bisa membendung perasaannya ia berlutut dan memeluk kaki Nadine. Bang Giras menciumi perut Nadine hingga merasakan tendangan kecil di pipinya. "Hai sayang, ini Papa. Rindukah kamu sama Papa?" lelehan tangis itu membasahi pipi.

"Anakmu baik-baik saja bersama Papanya" jawab Nadine tegas.

Bang Giras berdiri, ia menatap mata Nadine. "Mas Gi kesini untuk mengajakmu ngobrol sebentar di luar..!!"

"Ini sudah malam Mas, Bang Danar selalu cemas kalau Nadine berada di luar rumah terlalu lama, apalagi kalau sudah malam" tolak Nadine.

"Kita harus bicara dek..!!"

"Bicara apalagi Mas. Nadine mau tidur..!!" kata Nadine.

"Mas Gi mau bicarakan tentang kita, Mas Gi ngaku salah..!!" Bang Giras memegang tangan Nadine dengan kuat.

"Nadine nggak mau Bang..!!"

"Tahan Gi.. Sabar sedikit..!! Jangan memaksa dan emosional. Nadine punya preeklamsia, dia nggak bisa stress..!!" kata Bang Danar.

Belum sampai bibir Bang Danar tertutup, Nadine sudah meremas perutnya. Kepalanya terasa pusing berputar-putar. "Na_dine.. nggak mau ikut Mas Gi..!!" ucapnya hingga sesaat kemudian tak sadarkan diri.

"Nadinee..!!!!!!" Bang Danar cemas setengah mati. Ia mengangkat Nadine. "Cepat ambil kunci mobilku..!! Kita ke rumah sakit..!!!" perintah Bang Danar.

Tanpa membuang banyak waktu, Bang Giras mengambil kunci mobil dan bergegas berjalan mendahului Bang Danar.

:

"Kau ini bodoh atau dungu.. Kenapa selalu mengedepankan emosi..!!!!!!!" Bang Danar begitu marah melihat ulah Bang Giras. "Kalau sampai ada apa-apa sama Nadine dan anak ini.. aku sendiri yang akan membunuhmu Giraass..!!!!!!!!!" ancam Bang Danar tak main-main, sahabatnya itu sampai mencengkeram kerah jaketnya penuh amarah yang teramat sangat.

Bang Giras tidak berani banyak bicara. Ia tau betul kelemahan dirinya. Melihat amarah Bang Danar, ia merasa menyadari sesuatu.. ya.. apalagi kalau bukan sayang dan cinta di hati sahabatnya itu untuk Nadine. Bang Danar membantingnya dan terlihat begitu frustasi.

"Suami ibu Nadine??" panggil seorang perawat.

Bang Giras dan Bang Danar melangkah bersamaan ke hadapan perawat.

"Ada masalah apa?" tanya Bang Danar.

"Bu Nadine sedang persiapan melahirkan"

"Alhamdulillah.." jawab Bang Danar dan Bang Giras bersamaan. Tiba-tiba mereka berdua saling pandang saking kagetnya.

"Ya Tuhan.."

"Astagfirullah.."

"Bapak suami Ibu Nadine?" tanya perawat lagi tapi kedua pria itu masih bengong seakan kehilangan nyawa membuat perawat itu masuk lagi.

"Bu dua bapak di depan itu hanya bengong saat saya tanya. Suami ibu yang mana?" tanya perawat menanyai Nadine yang sedang luar biasa kesakitan.

"Yang pakai topi terbalik, baju terbalik dan sandal terbalik" jawab Nadine. "Seret saja ya Bu..!!" pesan Nadine.

"Baik Bu, siap..!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

bang Danar mah tetep mempesona biar apapun yg d pakainya terbalik 🤭

2024-02-15

0

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

tampilan bang danar selalu unik...mempesonaa...😀😀😀😀

2023-09-24

0

fent

fent

bang Danar selalu tampil modis yaaa klo sedang senang ato panik 🤣🤣🤣,semua yg dipake serba terbalik,semoga otak nya gak ikut terbalik🤭🤭

2022-11-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!