Satu bulan berlalu. Bang Giras menghadiri pernikahan Bang Rey dan Anne yang di laksanakan secara sederhana di masjid Batalyon. Anne tak ingin terlihat mencolok karena karena latar pendidikannya pun tidak bagus.
Perasaan Bang Giras hancur berkeping melihat gadis yang ia cintai menikah dengan sahabatnya tapi ia pun harus sadar diri karena memang dirinya juga sudah memiliki istri, namun dengan sadar dirinya harus mengakui bahwa sejak menikahi Nadine.. belum sekalipun ia menyentuh istrinya tersebut. Ada rasa bersalah dalam dirinya karena belum memberikan nafkah batin yang menjadi hak Nadine tapi ia juga tidak ingin melakukannya hanya untuk sekedar pelepasan nafsu di tempat yang halal tanpa ada rasa cinta. Ia tidak ingin menyakiti hati Nadine istrinya.
Terlihat Anne sangat bahagia dengan senyumnya, juga raut wajah Bang Rey seakan tanpa beban lagi mengecup kening Anne.
'Ya Allah, hilangkan perasaan ku pada Anne. Kasihan Nadine istriku jika aku seperti ini. Dia juga berhak kusayangi dan kucintai. Mungkin aku harus mencoba lebih mendekatkan diri sama Nadine, tapi kenapa ya Nadine tetap bersikap biasa saja. Bahkan tidak sekalipun dia mencoba bermanja padaku atau bertanya mengapa kami tidak sekamar berdua' Bang Giras mulai membatin.
:
"Semoga cepat di beri momongan..!!" ucap Bang Giras tapi tetap hatinya tak sanggup membayangkan kebersamaan littingnya itu.
"Terima kasih Gi. Sekali lagi ku ulang do'a yang sama untukmu" kata Bang Rey.
Bang Giras menyalami Anne, kedua mata itu saling menatap. Senyum Bang Giras mengembang dengan terpaksa. "Terima kasih banyak bantuanmu sudah menjaga Niken. Sekarang berbahagialah dengan pria pilihanmu. Kamu pasti bahagia bersamanya"
"Iya Bang, terima kasih." jawab Anne.
Tak lama seorang gadis berlari memasuki area masjid. Ia melihat Bang Rey tersenyum bahagia dengan pernikahannya. Tangis Niken pecah. Ia yang setiap malam menceritakan tentang Bang Rey pada Anne, juga menitipkan semua perasaannya.. mengesampingkan rasa malu mengirimkan segala kebutuhan Bang Rey bahkan memasak setiap hari, tapi hari ini ia sangat terkejut karena pria yang ia sayangi menikah dengan Anne yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri. Niken pun akhirnya memilih berlari pulang menghindari kerumunan. Saat itu sempat Anne melihat Niken menjauh darinya. Ia menunduk menitikan air mata.
"Kenapa dek?" tanya Bang Rey melihat istrinya menangis.
"Nggak apa-apa Bang, Anne hanya bahagia." jawabnya.
"Abang akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia" Bang Rey mengecup kening Anne tanpa sungkan menunjukan bahwa dirinya adalah pemilik diri Anne yang sah.
-_-_-_-
"Ayo.. Abang ajarkan kamu sesuatu..!!"
"Apa Bang??" Anne pun tertawa lepas karena Bang Rey terus menggelitik nya.
"Makanya ayo ke kamar..!!" Bang Rey kalap sampai tak melepaskan Anne sedikitpun, ia pun menarik Anne ke dalam kamar.
"Aaaww Abaaaanngg.." teriaknya karena Bang Rey terus menyerusuk membuatnya geli.
//
Nadine deg-degan karena tiba-tiba Bang Giras memeluknya dari belakang.
"Kenapa kamu tidak pernah menuntut hak mu sebagai istri Mas? Kalau Mas Gi lalai, kamu berhak dan wajib mengingatkan Mas Gi"
Bibir Nadine terasa terkunci, selama ini dirinya sudah merasa sangat bahagia dengan pernikahannya. Bang Giras tidak pernah telat memberinya uang setiap hari, suaminya itu juga berkata lembut dan tidak pernah kasar padanya.
"Ke kamar yuk dek, Mau khan di sayang Mas Gi?" tanya Bang Giras.
//
"Astagfirullah.. Ya Allah..!!" Bang Rey tersentak kaget sendiri saat merasa tiba-tiba batinnya tersiksa menyadari sejak awal bayang Niken bergelayut di pikirannya dan saat menyelesaikan hasratnya bayang tangis Niken begitu menusuk batinnya.
'Ada apa ini? kenapa bayangmu membuat batin Abang sesakit ini Niken?' batin Bang Rey sampai rasanya ia tak sanggup lagi mengulang pergulatan malam pertama bersama Anne.
"Aaahh" Anne memercing kesakitan.
Bang Rey menyadari dirinya belum bergeser dari tubuh Anne, ia pun mengecupnya. "Terima kasih banyak ya dek"
Anne mengangguk mengusap air matanya. Bang Rey pun ikut mengusapnya dengan tidak tega. Bukan karena malam pertama ini tapi lebih kepada rasa bersalahnya karena telah mengkhianati sang istri. "Sakit ya? Maaf ya dek"
"Nggak apa-apa Bang" jawab Anne beringsut ke dalam pelukan Bang Rey, ia pun merasa sangat bersalah pada Nadine.
//
Nadine gemetar hebat saat Bang Giras melepas pakaiannya satu persatu. Tangannya dingin, ia ketakutan dan ingin berlari karena begitu takut karena baru pertama kali berduaan di dalam kamar bersama seorang laki-laki. Ia masih menutupi dirinya dengan selimut. Rasanya begitu malu harus dalam keadaan terbuka di hadapan bang Giras.
"Mas janji tidak akan menyakitimu" bujuk Bang Giras.
"Nanti Bang Rey dan Papa marah Mas" ucap lirih Nadine.
"Nggak akan. Langkahi dulu mayat Mas Gi kalau berniat memarahi mu" kata Bang Giras kemudian membuka pakaiannya sendiri menyisakan celana pendek dan merangkak menindih tubuh Nadine.
Jujur belum ada reaksi apapun pada dirinya, tapi sekuat mungkin ia harus menafkahi Nadine karena sudah jelas ini adalah salah satu kewajibannya sebagai suami Nadine. Sekelebat bayang Anne dan Rachel menghampiri tapi ia rasanya ia pun tidak sanggup jika melihat Nadine menangis jika tau penghianatan dirinya.
"Ya Allah.. Tolong selamatkan harga diriku..!!" Bang Giras memperhatikan raut wajah Nadine kemudian mencoba mengecup kening istrinya itu untuk kedua kalinya karena yang pertama ia lakukan setelah akad nikah. "Manut Mas Gi ya dek..!!" pinta Bang Giras.
Nadine tidak berani banyak bertingkah dan mengikuti kemana arah tangan Bang Giras menuntun dan mengarahkannya. Tak lama Nadine serasa menyentuh sesuatu yang berbeda. Ia ingin menariknya tapi Bang Giras mencegahnya.
"Teruskan.. kenali tubuh Mas Gi..!!" pinta Bang Giras membuatnya sedikit malu tapi juga penasaran.
Tangan Bang Giras pun meraba memanjakan sang istri. Gadis ranum yang tiba-tiba membuatnya lupa diri. Nafasnya tersengal sesak. Birahinya merangkak naik, hasratnya tak terkendali dan ia sadari begitu menginginkan Nadine. "Lemaskan badanmu. Biar Mas Gi mengajarimu..!!"
Perlahan Bang Giras membuka celananya. Terlihat Nadine sangat gugup. Tak berbeda jauh dengannya tapi nafsunya yang sudah memuncak mengalahkan segalanya. Ia menarik tengkuk Nadine dan menyambar bibir Nadine dengan dalam untuk mengurangi rasa gugup sang istri.
"Eegghhh..!!" Nadine merintih kesakitan sampai menangis padahal Bang Giras belum melakukan apapun.
Ia melepas pagutannya kemudian mengusap air mata Nadine dan menghujam perlahan tapi pasti.
"Maaaass Giii.. sakiiitt"
:
"Maaf dek, seharusnya Mas memberikan hak mu sesaat setelah kita menikah. Apa Mas Gi nyakitin kamu?" Bang Giras memeluk Nadine dari belakang. Tubuh mereka hanya tertutup selembar selimut.
"Iyaa.. sakit sekali" rintih kecil Nadine sesekali masih terdengar.
"Maaf ya dek. Tapi kamu ikhlas khan Mas Gi melakukannya?" Bang Giras mengecup sayang puncak kepala Nadine. Matanya terpejam mengingat sesaat yang lalu ia begitu puas dan lega setelah melakukan malam pertamanya dengan Nadine. Rasa sakitnya mengingat Anne dan Rachel seakan tak lagi terasa.
"Nadine ikhlas Mas"
Bang Giras seakan menjilat ludahnya sendiri. Tubuhnya kembali bereaksi. Ingin rasanya menyudahi semuanya tapi pesona Nadine begitu kuat mengusik batinnya. "Boleh Mas Gi minta lagi?" bisik Bang Giras.
Nadine menggigit kecil bibirnya. Ia masih takut karena terus terang di sela pahanya masih terasa ngilu. Belum sempat ia menjawabnya, Bang Gi sudah kembali mendekapnya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
belum pas jodohnya 🤭
2022-11-13
2
Yayuk Bunda Idza
mungkinkah jodoh yang tertukar?? atau cinta yang tersesat.... semakin penasaran kak Nara....
2022-11-11
2
🍀 chichi illa 🍒
sabar ya Niken 🥺🥺🥺
2022-11-10
1