2. Mengagetkan.

"Pakai bajuku lagi saja An..!!" kata Niken.

"Maaf ya Niken, aku belum punya uang untuk beli baju. Dimana aku bisa kerja disini??" tanya Anne.

"Nanti aku cari informasi di temanku ya.."

Tiba-tiba Bang Giras masuk ke dalam kamar kost Niken.

"Belikan Abang es batu di toko ujung jalan sana..!!" perintah Bang Giras.

"Di sebelah saja Bang..!!"

"Habis.. kamu pergi beli di toko ujung jalan..!!" ucap Bang Giras tanpa mengulang lagi perintahnya.

:

"Nggak boleh, disini bahaya untuk gadis sepertimu..!!" ucap Bang Giras melarang Anne.

"Tapi Anne butuh makan untuk hidup dan kebutuhan lain Bang" kata Anne.

"Kamu bantu Abang jaga Niken..!! Abang akan membayarmu untuk itu..!!" jawab Bang Giras.

"Memangnya Abang mau bayar Anne berapa?? Anne bisa segalanya??"

"Kamu minta berapa?"

"Lima ratus ribu" jawab Anne meremehkan. Dirinya yang berasal dari pelosok sudah menganggap sejumlah itu sudah bagai nominal tinggi tak tertandingi.

"Yakin cukup?? Semua kebutuhan disini harus beli"

Anne mulai ragu, ia mengambil kertas dan bolpoin di atas meja lalu mencatat segala kebutuhan hidupnya.

"Catat dulu sampai selesai. Siang nanti Abang kesini setelah Niken berangkat kuliah..!!"

~

"Mana Abang?" tanya Niken.

"Kembali ke tempat kerja"

"Lhoo.. es batunya bagaimana??"

"Kata Abang kamu buat mandi saja terus segera berangkat kuliah" jawab Anne.

"Abaaaanngg..!!!!" pekik Niken kesal.

-_-_-_-_-

Anne melirik makan siangnya. Ia melihat nasi Padang di meja. Baru kali ini ia melihat nasi campur yang begitu banyak padahal porsinya sangat kecil.

"Kenapa? Kamu nggak suka??"

"Ehmm.. ini makanan apa Bang? Nggak ada ikan asin kah?" tanya Anne.

"Ikan asin?? Ini lebih dari sekedar enak di banding ikan asin. Kamu nggak pernah makan ini??"

Anne menggeleng, memang dirinya tidak pernah makan makanan seperti itu. Malah jika di suruh makan daging ular, biawak dan hewan hutan lainnya.. dia sudah pernah, asal tidak memegangnya atau mungkin sudah berhasil menombaknya.

"Makan dulu.. sambil Abang lihat perincian kebutuhan mu..!!"

Anne menyuap nasi Padang tersebut ke dalam mulutnya, pertama kali dan terasa enak, ia pun menyukainya.

"Apa ini? Hanya sayur kangkung atau sayur bayam dan tempe atau tahu saja kali tiga puluh hari.. hitungan nominal pun salah. Baju dua potong harga lima belas ribuan dan celana harga dua puluh ribuan kali dua.. hitungan juga salah" kata Bang Giras mengoreksi. "Lalu kebutuhanmu yang lain seperti bedak, lipstik, pelembab atau mungkin..... pembalut misalnya.. nggak kamu catat?"

Anne tertawa mendengarnya, pasalnya ia sungguh tidak begitu tau macam apa hal-hal yang tengah di sebutkan Bang Giras tadi. "Anne biasa pakai bedak dingin.. dari tepung beras saja cukup"

Bang Giras tertegun mendengar ucapan Anne, gadis itu sangat polos dan berbeda dari gadis manapun yang pernah ia temui selama ini.

"Kalau pembalut ya pakai kain seadanya. Cuci, kering, pakai lagi" jawab Anne.

Hati Bang Giras tersentuh melihat gadis polos itu, ia seakan lupa sudah memiliki seorang kekasih yang menemaninya selama enam tahun ini.

'Berapa Abang harus membayarmu untuk bisa mengandung anak Abang?' ucap Bang Giras membatin.

"Tiga juta Abang akan membayarmu.." kata Bang Giras. "Ehm.. dalam masa training" imbuhnya beralasan.

Mata Anne berkedip-kedip. Training itu apa Bang?" tanya Anne.

"Masa percobaan"

"Oohh.." Anne mengangguk paham.

...

"Eehh.. kamu sudah sempat ketemu Anne lagi apa belum?" tanya Bang Rey.

"Sudah sebentar waktu mau berangkat pagi tadi" jawab Bang Giras.

"Waah curang lu. Gue naksir Anne" jawab Bang Rey dengan nada menggoda padahal dalam hati ia sungguh jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Apa sih, tadi aku sekalian kasih uang saku untuk Niken" kata Bang Giras lebih tenang.

"Oohh.. ku kira kamu naksir"

Bang Giras tersenyum kecut sampai akhirnya ponsel miliknya berbunyi nyaring.

"Hai sayang, dimana?"

"Assalamu'alaikum.." jawab Bang Giras mengangkat panggilan telepon dari Rachel, artis baru yang sedang mengejar karir.

"Wa'alaikumsalam.. dimana?"

"Di mess"

"Aku besok kesana Bang" kata Rachel.

"Hmm.."

Ya sudah, besok ku kabari lagi" Rachel menutup panggilan teleponnya.

Bang Rey melipat kedua tangan di depan dada melihat ekspresi wajah Bang Giras. "Calon nyonya mau datang kenapa wajahmu suntuk?" tanya Bang Rey.

"Nggak tau lah Rey, paling juga batal lagi. Dari kangen banget sampai hilang kangennya. Rachel di ajak nikah juga nggak mau, pacaran seperti ini terus apa gunanya." Bang Giras seakan kehilangan semangat.

"Apa kamu sudah berencana untuk pengajuan nikah?"

"Mau apalagi kita ini? Aku sudah lelah bermain banyak wanita, kalau Allah sudah menunjukan 'dia' cocok ya kenapa tidak menikah saja. Kurasa ta'aruf lebih baik daripada tidak jelas seperti ini. Umur akan semakin tua, lama-lama aku juga pengen punya anak, tapi Rachel pengen tunda punya momongan" Bang Giras membuka perasaannya panjang lebar.

"Kamu benar bro, sudahi masa nakal kita. Ta'aruf lebih baik, aku berniat begitu pada wanita yang kurasa cocok nanti"

\=\=\=\=

"Bagaimana makanan kota?" tanya Bang Rey setelah lima bulan kemudian mereka bertiga sudah saling mengenal dan lebih dekat.

"Enak Bang. Anne suka"

Di saat mereka sedang pergi bertiga. Bang Giras lebih banyak diam. Alasan utamanya adalah karena dirinya masih menghargai Rachel sang kekasih yang kedua adalah karena sebenarnya dirinya tidak ingin lagi bermain masalah cinta.

"Apa Rachel tidak jadi datang lagi?" tanya Bang Rey melihat kesedihan hati littingnya.

"Itu sudah biasa terjadi. Sudah delapan bulan ini aku tidak bertemu." jawab Bang Rey tersenyum getir kemudian menegak minuman setan yang ia pesan untuk menutupi perasaannya yang terasa sakit, apalagi saat mendengar berita Rachel sedang ada hubungan dengan pria lain meskipun Rachel beralasan semua itu hanya untuk menaikan pamornya.

'Artis mana yang tetap bersih untuk naik menjadi artis besar? Abang tau pasti kamu menjual tubuhmu hanya untuk sebuah nama' batin Bang Giras.

"Jangan minum lagi, kita bawa Anne..!!" kata Bang Rey.

"Aku benci hiduupkuuuu..!!!!!!!!!!!" pekik Bang Giras tanpa sadar.

Anne mundur perlahan. Ia takut melihat Bang Giras yang sedang mabuk minuman keras.

"Bagaimana kalau Abang lebih mencintaimu daripada Rachel??" entah sadar atau tidak Bang Giras berucap demikian.

"Bang, Anne takut" bisik Anne merangkul tangan Bang Rey, tangannya sampai gemetar dan dingin karena terlalu takut.

"Nggak apa-apa. Giras lagi pusing.. tapi dia nggak jahat" kata Bang Rey.

"Anne mau pulang saja Bang" pinta Anne.

"Iya, nanti kamu duduk di depan saja ya, biar Giras duduk di belakang sendirian. Takutnya dia ngamuk dan ganggu Abang nyetir"

"Iya Bang, Anne ngerti"

:

"Sebelum kita makan.. cuci tanganmu dulu..!! Menjaga kebersihan.. untuk kesehatanmu.. banyak-banyak makan.. jangan ada sisa.. makan jangan bersuaraaa...." Bang Giras terus bersenandung menyanyikan lagu murid PAUD dengan nada tak berarah.

"Itu bicara apa Bang?"

"Lagu anak TK, sebelum makan. Biar saja.. dia lagi mabuk. Nggak sadar ngomong apa" jawab Bang Rey.

"Aku pengen punya anak" gumam Bang Giras lagi sebelum benar-benar tertidur dan tak bersuara.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

mabuk bang GI 🤔

2022-11-13

3

fent

fent

selalu terburu na*su nihh bang giras

2022-11-11

3

fent

fent

hemmmmm,,jgn salaahhh,polosssss tp......

2022-11-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!