15. Kesalahan yang teramat fatal.

"Kita harus kembali ke Markas sekarang juga..!!" kata Litting Bang Danar.

"Tapi kita nggak bisa hubungi keluarga perempuan ini..!!"

"Titipkan saja sama pihak rumah sakit..!!" saran Bang Abimanyu.

"Jangan Bi, aku nggak tega"

"Ya karena dia cantik, jadinya kamu nggak tega. Coba dia ini biasa saja.. pasti kamu biarkan saja" ledek Bang Abi.

"Kamu ini bisa aja. Nggak lah" Bang Danar tersenyum kecut melihat wanita yang tidur di hadapannya.

Ia mengangkat ponselnya dan menghubungi seseorang.

//

"Tulis dulu.. Lettu Denawa Danar Puraka ijin datang terlambat karena ada urusan di tempat tugas. Kembali besok malam menggunakan transportasi apa saja yang ada dan lapor datang lusa..!!" kata KasiIntel.

"Siap Dan..!!"

//

"Akhirnya kamu sadar juga"

Nadine berusaha tegar menyimpan tangisnya. "Maaf, saya harus pergi. Terima kasih banyak sudah membantu saya" kata Nadine.

"Pelan-pelan. Kandunganmu masih sangat muda"

Nadine terdiam sejenak meraba perutnya. Tangisnya meleleh.

"Apa saya bisa membantumu?" tanya Bang Danar.

"Tidak ada masalah apa-apa. Terima kasih" jawab Nadine.

"Dimana keluargamu? Biar saya hubungi..!! Kenalkan.. saya Danar"

Perut Nadine berbunyi nyaring, wajar jika dia sangat merasa lapar. Berjalan jauh hingga pagi membuat kakinya sakit, ia lelah dan kelaparan.

Bang Danar tersenyum. Ia mengambil HT di saku dadanya. "Jaguar memanggil..!!"

:

Tangan Nadine gemetar membuat Bang Danar tidak tega. "Boleh saya suapi?"

Nadine menggeleng tapi tangannya serasa tak bertenaga, tak sanggup mengangkat sendok di tangannya.

"Saya tidak tau apa yang terjadi sama kamu. Tapi saya tidak berniat jahat sama kamu" Bang Danar mengambil sendok Nadine lalu menyuapinya. Tak hentinya tangis Nadine meleleh membuat hati Bang Danar terasa sangat sakit.

"Saya.. pergi dari rumah karena suami saya membela wanita lain" entah mengapa Nadine mau membuka suaranya di hadapan orang yang baru saja bertemu dengannya.

"Siapa nama suamimu. Saya akan mengantarmu pulang..!!"

"Lettu Giras" jawab Nadine.

"Ya Allah Tuhan, dia litting saya..!!"

~

Dengan ijin dokter akhirnya Bang Danar mengantar Nadine pulang.

//

Bang Giras begitu frustasi mencari Nadine. Segala upaya telah di kerahkan. Bahkan berita ini telah menjadi gempar di Batalyon karena Anne menangis dan meminta keadilan. Papa Huda mengamuk, Papa Leo pun tidak terima ada kejadian seperti ini. Bang Giras begitu tertekan menghadapi segala masalah.

Sudah habis lima botol minuman keras tapi tak juga mampu melegakan hatinya. Lelah fisik dan mental mencari Nadine membuatnya hampir gila.

'Kamu dimana sayang? Mas minta maaf'

"Bang Giraass..!!" Anne masuk ke dalam rumah Bang Giras tanpa permisi. Ia melihat Bang Giras sedang mabuk berat. "Kenapa sih Abang tidak mau melupakan Nadine. Dia itu istri yang tidak baik, meninggalkan rumah dan tidak menurut apa kata Abang" kata Anne.

Anne membuka pakaian Bang Giras yang basah terkena keringat. Bang Giras mencekalnya. "Jangan menyentuhku..!!" ucap Bang Giras di sela kesadarannya.

"Anne tau Abang rindu Nadine. Anne mau kok jadi pengganti Nadine" Anne sedikit membungkuk di antara kedua paha Bang Giras, saking dekatnya wajah Anne, keduanya pun nyaris bersentuhan wajah.

Bang Giras sungguh tidak memahami apa yang terjadi, ia terlalu mabuk untuk menyadari wanita yang ada di hadapannya bukanlah istri sahnya. "Mas Gi kangen kamu dek..!!" racaunya.

Bibir mereka yang tidak sengaja bertemu, membuat Anne menyentuh bibir Bang Giras yang penuh bau alkohol tajam. Bang Giras terbuai dan larut terbawa belaian hangat Anne.

...

"Maass Giiiii..!!!!" pekik Nadine saat melihat Bang Giras bercumbu mesra dengan Anne di dalam kamar.

Mendengar pekik suara Nadine.. Bang Danar berlari menghampiri Nadine. Ia pun melihat hal yang sangat tidak pantas di lakukan seorang lelaki yang sudah beristri. "Turun dari ranjang itu dan keluarlah..!!" bentak Bang Danar sambil mendekap Nadine yang hampir tumbang melihat suaminya.

Anne kaget dan berniat berlari pulang sambil menarik pakaiannya tapi tepat saat itu Papa Huda dan Papa Leo datang dan juga melihat apa yang terjadi, juga pelukan dari Bang Danar untuk Nadine.

"Giiraaaaass...!!!!!!" Papa Huda menarik Bang Giras dan menghantam putranya tanpa ampun tapi entah kenapa Bang Danar ikut emosi hingga tanpa di duga, hantaman terakhir membuat bibir Bang Giras sobek.

***

"Kamu membawa lari istriku Danaar???" Bang Giras murka melihat Nadine duduk di samping Bang Danar tapi tidak mengingat kejadian semalam.

"Saya kesini mengantar istrimu pulang." kata Bang Danar.

"Pulang??? Dia memilih pergi.. lalu kembali sama kamu..!! Atau jangan-jangan selama ini kalian sudah saling mengenal, dan ternyata anak itu adalah anakmu Dan?" ucap Bang Giras tak berarah.

"Diam kamu Giras. Semakin ngawur saja omonganmu itu..!!!!" bentak Papa Huda yang menangani putranya.

Papa Leo sedang di pusingkan dengan masalah lain, masalah Niken dan Rey. Beliau tak kalah murka seperti Papa Huda.

"Kalau saja kamu sempat melakukannya dengan Anne, papa sendiri yang akan membunuhmu Giras..!!"

"Maksud Papa apa? jelas Nadine yang pergi bersama Danar. Bisa saja dia beralibi seakan aku yang salah. Kenapa aku bisa tidak sadar punya istri seperti Nadine. Kalau tau begini.. sejak awal sudah kuceraikan dia.. kuceraikan Nadine dengan talak tiga. wanita murahan yang tidak bisa di arahkan..!!"

Nadine terhuyung lemas, Bang Danar tidak tega melihatnya. "Sejak tadi kau terlalu banyak bicara Giras. Lebih baik kamu lihat video yang aku sita ini. Lihat baik-baik kelakuanmu sebelum menuduh. Ucap tanpa bukti bisa kupidanakan..!!" ancam Bang Danar.

Masih dengan emosinya, Bang Giras mengambil ponsel Anne dari tangan Bang Danar yang juga merupakan sahabat seperjuangannya dulu. Jantungnya seakan melompat dari raga melihat kelakuannya sendiri. Ia mencumbu Anne penuh nafsu meskipun sekilas nama Nadine selalu di sebutnya. Hanya pakaian dalam yang tersisa melekat di badan, entah apa jadinya jika ia melakukan hal nista itu bersama Anne. Terlihat dari jauh Nadine yang memergoki dirinya bersama Anne, Bang Giras tau pasti hati Nadine terasa sangat sakit. "Ini nggak seperti yang kamu bayangkan dek" Bang Giras merendahkan suaranya. Kini hatinya resah, cemas dan ketakutan karena Nadine tak lagi bersuara, wajahnya menahan luka yang teramat dalam. "Dek..!!" Bang Giras menunggu Nadine membuka suaranya.

"Benar Mas, ini tidak seperti yang Nadine bayangkan. Maaf selama ini Nadine begitu merepotkan, pembangkang dan sulit di arahkan. Maafkan Nadine yang selalu cemburu tanpa arah, Nadine mengira, cemburu itu adalah sebagian dari hak karena Nadine istri Mas Gi, dan Mas Gi benar, selama ini Nadine hanya berpura-pura mual dan sakit, Anne lah yang tidak pernah salah, dia gadis yang baik." kata Nadine kemudian melepaskan cincin pernikahan dengan Bang Giras. "Mas telah katakan perceraian. Terima kasih telah mengangkat derajat Nadine hingga setinggi ini dan menyadarkan Nadine betapa berharganya anak ini untuk Nadine. Nadine yang tidak dewasa. Mas Gi adalah suami terbaik yang pernah Nadine kenal. Nadine akan menjaganya baik-baik..!!" Nadine meletakan cincin pernikahan di atas meja.

"Dek.. kita bicara baik-baik..!!" bujuk Bang Giras.

Nadine tersenyum di hadapan Bang Giras. "Bicaralah baik-baik dengan Anne saja. Mas lebih percaya padanya. Nadine pamit ya Mas, mau selingkuh dulu sama Bang Danar..!!"

Nadine berdiri dan melangkah pasti meninggalkan Bang Giras, Bang Danar mengikuti langkah Nadine.

"Ijin pamit Komandan. Istri Lettu Giras ada bersama saya..!!" ijin Bang Danar di hadapan Papa Huda.

Papa Huda mengangguk pilu seakan kehabisan kata.

"Deek.. tunggu..!! Aaarrgghh..!!!" Bang Giras sungguh sangat terpukul, dadanya nyeri seakan terhantam batu besar, nafasnya sesak, kepalanya terasa berat, pandangannya kabur. Bang Giras terbanting tumbang terkapar di lantai.

:

Nadine menangis meraung di dalam mobil Bang Danar hingga membuat pria itu bingung setengah mati.

"Kalau tidak kuat, kenapa mengatakan hal seperti tadi. Pernikahanmu.. masih bisa di perbaiki dek"

"Mas Giras sudah menyentuh wanita lain Bang"

"Belum tentu Giras melakukannya. Kita sendiri yang memergoki mereka bersama, Giras tidak sepenuhnya terbuka"

"Tapi Anne terbuka dan Mas Gi sangat menikmatinya" Jawab Nadine.

"Giras mabuk dek, pria mabuk dan sedang tertekan dan tidak akan sepenuhnya sadar apa yang dia lakukan" bujuk Bang Danar.

"Berarti masih ada indikasi sadar khan Bang?"

Bang Danar terdiam sejenak. "Banyak tidak sadarnya. Sudahlah jangan banyak pikiran. Kamu jaga saja kandunganmu...!!"

Nadine mengusap perutnya. "Nadine akan membesarkan dia, tanpa Mas Gi..!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

ni2ng

ni2ng

jadi ini penyebab mereka bercerai pantes aja ginarY juga gitu, jgn2 anakY nadine sm ginar itu bang rudra bkn🤔. gimana sm ceritaY rey yg punya 2 istri Anne sm niken

2022-11-13

1

Risma Riskita

Risma Riskita

🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️terlalu rumit kak q gk bisa komen? 😢😢😢

2022-11-13

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

maju bang Danar ..... Nadine patut di perjuangkan ... semangat aku mendukung mu

2022-11-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!