3. Keputusan singkat.

"Abaaang.. Abang kenapa??" Niken begitu kaget melihat Abangnya lunglai saat Bang Rey memapahnya.

"Capek.. sudahlah kamu bantu Abang dulu. Kasihan Abangmu" kata Bang Rey.

"Pasti gara-gara Mbak Rachel lagi. Niken sudah bilang putus saja. Jangan di pertahankan kalau memang hubungan mereka seperti ini. Abang sakit sendiri" oceh Niken tak tega melihat Abangnya sampai sakit.

***

Tidak ada yang tidur hingga menjelang pagi karena Bang Giras mabuk parah. Niken dan Anne saling memeluk ketakutan dan Bang Rey sibuk merawat Bang Giras. Littingnya itu harus segera sadar jika mereka tidak ingin mendapat masalah di Batalyon karena ada seorang komandan yang mabuk.

...

"Putus saja lah Gi. Banyak perempuan di luar sana yang lebih baik dari Rachel. Belum tentu juga dia bisa menjaga kehormatannya" ucap keras Bang Rey.

Bang Giras rasanya ingin sekali marah. Ia pun sudah tau pasti jawabannya tapi tetap saja hatinya merasa sakit menyadari pastinya Rachel tidak bisa menjaga diri. Sebenarnya sudah dua bulan ini dirinya menaruh perhatian lebih pada Anne, Anne yang lugu sungguh membuat hatinya sulit untuk berpaling.

"Semoga kamu mendapat pengganti yang lebih baik. Aku berniat melamar Anne" kata Bang Rey.

Seketika Bang Giras menoleh. Tak menyangka Rey sahabatnya bergerak cepat untuk melamar janda muda itu, sedangkan hatinya ingin sekali mendekat pada Anne.

"Selamat bro.. mudah-mudahan lancar semuanya. Semoga bahagia sama Anne" jawab Bang Giras. Sejak kecil mereka selalu bersama hingga ia tidak tega menyakiti hati sahabatnya hanya karena seorang wanita.

"Hehehe.. thanks sob" Bang Rey mengembangkan senyumnya.

...

"Apa Bang Giras orang yang jahat?" tanya Anne saat Bang Rey memintanya mengumpulkan ijazah dan keperluan untuk pengajuan nikah.

"Nggak lah, dia baik sekali."

"Kenapa mabuk?"

"Mabuk bukan berarti jahat. Giras hanya sedang tertekan karena keadaan. Pacaran enam tahun tapi pacarnya itu sulit di arahkan, sudah tunangan tapi sulit sekali di hubungi. Pacarnya artis tuh. Sebulan lalu foto Giras tersebar di media massa tapi Rachel jawab.. nggak mungkin pacaran sama tentara, gajinya nggak cukup untuk penuhi kebutuhan hidupnya dan lagi.. Giras itu mantan pengawal dan sopirnya dulu. Jadi nggak ada hubungan apapun"

"Oohh begitu, pantas Bang Giras sampai sedih begitu" Anne mengangguk paham

"Kamu nggak boleh gitu ya dek. Gaji Abang memang nggak seberapa tapi Abang pastikan cukup untuk menjalani hidup, bukan untuk gaya hidup. Kita di tuntut sederhana dan apa adanya" dengan sabar Bang Rey membimbing Anne.

"Iya Bang, Anne ngerti kok"

...

Bang Giras demam di kamar kostnya. Hatinya tak karuan harus melepas Anne yang sejak awal ia sayangi dan ia jaga. Waktu menunggu masa Iddah Anne harus ia relakan untuk sahabatnya Rey yang pernah menyelamatkan nyawa Niken saat tenggelam karena perkelahian beberapa tahun yang lalu.

'Jika kamu memang bahagia bersamanya, Abang akan berusaha untuk ikhlas dek' gumam Bang Giras mencoba berbesar hati.

"Astagfirullah hal adzim..!!" Bang Giras mengusap dadanya, nafasnya terasa begitu sesak memikirkan Anne.

Ponselnya berdering, ada panggilan telepon dari Papa Huda.

"Asaalamu'alaikum.. Iya Pa." jawab Bang Giras malas.

"Wa'alaikumsalam, tolong kamu jemput anaknya Om Leo ya Gi. Rey nggak bisa di hubungi dari tadi" kata Papa Huda.

"Memangnya Rey punya adik??" Bang Giras balik bertanya.

"Kamu ini bagaimana sih Gi.. waktu dulu kita pindah khan tante Geya lagi hamil" Papa Huda mengingatkan Bang Giras yang sama sekali tidak bersemangat. "Cepat jemput di bandara.. jangan telat. Anak om leo itu kalem, lugu sekali, Kasihan dia.."

Bang Giras masih terdiam sampai terdengar suara Mama Ayu.

"Tolong ya Le..!! Besok Om Leo menyusul kesana karena ada pekerjaan"

"Iyaa Ma. Siapa namanya."

"Kenes" jawab Mama Ayu

...

Bang Giras semakin malas saja, di penerbangan terakhir hingga penumpang habis tak ada yang bernama Kenes.

"Om Giras ya?" sapa seorang gadis yang masih sangat belia, ia melirik Papan nama Kenes.

"Kamu Kenes??" mata Bang Giras memperhatikan penampilan gadis itu, pakaiannya terbuka memperlihatkan kulit tubuhnya yang mulus dengan kaki yang jenjang, mungkin banyak orang tidak menyangka bahwa gadis seksi itu masih berusia belasan tahun.

"Bukan.. aku Nadine."

"Oohh.." Bang Giras kembali fokus pada tugasnya. "Eehh.. tapi kamu tau nama saya Giras??"

"Aku nggak mau di panggil Kenes. Namanku Nadine" jawab gadis itu.

"Astagfirullah.. hiiihh.. kenapa nggak bilang saja dari tadi. Siapa nama panjangmu??" Bang Giras sudah emosi saat baru pertama bertemu Kenes.

"Dewi Kenes Alta Nadine"

"Kalau bukan anak Om Leo, wes tak pithes kowe dek" kata Bang Giras.

"Om ngomong apa?" tanya Nadine tak begitu paham bahasa Bang Giras.

"Kamu cantik"

"Oohh.. kata Papa juga begitu" jawab Nadine dengan wajah polosnya.

Ada senyum geli yang Bang Giras simpan di wajahnya.

Bang Giras melepas jaketnya lalu menyerahkan pada Nadine. "Pakai.. di sini dingin"

"Iiihh Om ini. Mumpung Papa nggak tau lah Om"

"Ada Abangmu, lagi pula saya nggak suka lihat body lempeng macam triplek"

"Apa om bilang?? Jangan sampai Om tergoda lihat body seksi Nadine ya???" ucap kesal Nadine karena ejekan Bang Giras.

"Seksinya begitu, bagaimana jeleknya. Lihat saja saya nggak minat, nggak selera sama sekali"

:

"Kamu sudah makan dek?"

"Sudah om. Tadi di pesawat" jawab Nadine.

"Berhentilah panggil saya Om. Saya ini masih seumuran Abangmu..!!" kata Bang Giras mulai jengah mendapat sapaan Om dari seorang gadis yang umurnya sudah pasti masih di bawah Niken adiknya.

"Iya Mas Gi" Nadine nampak biasa saja tapi tidak dengan Bang Giras yang kembali tersenyum mendengar sapaan yang selama ini terasa asing di telinga. "Hmmm.. Mas, sebenarnya Bang Rey kemana?"

"Mas nggak tau, mungkin sibuk urus pernikahannya sama Anne" jawab Bang Giras.

"Apa Mbak Anne cantik?"

"Iya, cantik sekali" Bang Giras tidak bisa menjabarkan perasaannya saat ini. "Kamu punya pacar??" tanya Bang Giras tak tanggung-tanggung.

"Nadine baru putus Mas." Nadine menunduk dan mengalihkan pandangan membendung matanya yang hampir basah.

"Nikah sama Mas Gi mau nggak??"

"Apa mas?????"

"Kamu.. mau nggak nikah sama Mas Gi? Kamu sudah lulus sekolah khan?" Bang Giras mengulang lagi pertanyaannya. Sungguh ia ingin melupakan lima bulan kebersamaannya dengan Anne. Lima bulan berkesan yang sempat ia pikir Anne akan mengerti perasaannya, tapi cinta tidak bisa di paksakan karena Anne lebih memilih sahabatnya.

"Tapi Nadine nggak cinta sama Mas Gi" jawab Nadine.

"Tidak selamanya cinta dan waktu akan membuat sebuah hubungan menjadi langgeng. Mungkin memang Allah mempertemukan kita dengan cara seperti ini"

"Nadine memang anak-anak, tapi Nadine nggak mau di bercandain begini Mas..!!" kata Nadine kesal.

"Mas Gi nggak bercanda dek, Mas serius."

...

"Apa Rey nggak kembali ke Mess?? Kemana dia?? Pintu kamarnya juga si kunci, terus Nadine tidur dimana?? Niken juga belum pulang, kurang ajar betul itu anak" gumam Bang Giras pusing sendiri.

Bang Giras melihat Nadine tertidur di kursi. Tidak mungkin dirinya membiarkan Nadine tidur di kursi dengan pakaian terbuka. "Kalau Mas belum tobat, kamu pasti sudah jadi bahan praktek biologinya Mas Gi dek" tangannya menutup bagian dada Nadine yang terbuka dengan jaketnya. "Bismillah.. niat Mas Gi baik kok dek"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

iya,, papa giras punya bbrp istri yaa

2024-02-15

0

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

iya aku juga nggk tau kehidupan papa giras seperti apa...dng banyaknya wanita...😊

2023-09-24

0

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

benerkah bang niatmu baik 🤔

2022-11-13

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!