"Silakan kamu pergi. Tenangkan pikiranmu.. tidak ada wanita sejahat kamu yang tidak peduli dengan kesulitan wanita lain"
"Jadi begitu pemikiran Mas Gi.. baik Mas, Nadine pergi..!!"
~
"Maaf ya Bang, gara-gara Anne.. Nadine harus pergi dari rumah" tangis Anne menunjukan penyesalan yang dalam.
"Biarkan dia berpikir dulu. Paling hanya pulang ke rumah Mbak Ghania. Nadine gadis yang manja, biarkan dia mengadu disana" kata Bang Giras. "Ya sudah Ayo.. kita cari Rey..!! Menurutmu dia pergi kemana?"
"Maaf Bang, Anne bukannya mau mengadu domba.. tapi Bang Rey ada di kost Niken..!!"
"Apaaa????"
***
Pukul 00.05 mereka tiba di kost Niken.
Bang Giras mengetuk pintu dengan suara kencang. Tak lama terdengar suara pintu terbuka, mata Bang Giras melotot melihat Bang Rey membuka pintu sembari bertelanjang dada dan menggunakan celana pendek.
"B******n kamu Rey." Bang Giras langsung menendang Bang Rey tanpa ampun hingga pria itu terjungkal. "Kamu apakan adikku???? Mana Niken???????"
Mendengar suara Abangnya.. Niken keluar menutup tubuhnya dengan piyama handuk. "Bang Giras..!!" Niken sungguh kaget melihat Bang Giras datang ke kostnya bersama Anne yang bersimpuh menangis di depan pintu.
"Perempuan macam apa kamu Niken??? Nggak punya harga diri..!!!!!!"
plaaaakk.. plaaaaakkk.. plaaaaakkk..
Berkali-kali Bang Giras menampari pipi Niken hingga adik perempuannya itu terhuyung membuat emosi Bang Rey tersulut.
"Beraninya kamu menampar Niken..!!" Bang Rey balik menghantam Bang Giras dan terjadilah perkelahian sengit di tengah malam.
"Abaang.. Sudah Bang..!!"
Anne menarik Bang Giras lalu memeluknya. "Maafkan Anne Bang, gara-gara Anne Abang jadi ribut sama Bang Rey." ucap Anne sesenggukan. "Anne memang bukan istri yang baik"
"Tega kamu menyakiti istrimu Rey????" Bang Giras tak percaya sahabatnya itu bisa berbuat seperti itu. Ia seperti tidak mengenal Rey.. pria yang sejak kecil senasib seperjuangan dengannya.
"Ganti baju dulu dek.. Abang tunggu disini..!! Kalau kembali bawa salep ya..!!" pinta Bang Rey dengan suara lembut pada Niken.
"B******t kau Rey...!!!!!!" Bang Giras sungguh tidak bisa menerima perselingkuhan sahabatnya dengan adiknya.
Tak lama ada suara mobil patroli Batalyon parkir di depan kost Niken.
...
Bang Rey memberi salep di sekitar wajah dan tangan Niken tanpa takut berhadapan dengan Bang Arsano selaku Danyon yang duduk di hadapan mereka.
"Sebenarnya ada apa? Kenapa kalian membuat masalah sebesar ini. Kalian adalah perwira, pemberi contoh untuk anggota." tegur Bang Sano.
"Siap salah..!!" jawab Bang Rey dan Bang Giras bersamaan.
Sesaat tadi anggota pos jaga melihat Lettu Giras keluar kesatrian berboncengan dengan Anne yang notabene adalah istri dari Lettu Arjerio hingga seorang Intel mengikuti mereka dan melapor pada Danyon karena sebelumnya, istri Lettu Giras keluar kesatrian.
"Kamu Niken.. tidak kah kamu tau perbuatanmu ini salah besar?" Bang Sano menegur adik iparnya.
"Iya Bang, Niken mengaku salah" jawab Niken pasrah.
"Aku sudah tau kamu bermaksud merebut suamiku. Aku sedang hamil Niken.. tidak kah kamu kasihan dengan anakku ini?" ucap Anne memelas.
"Bang Sano.. tolong saya.!! Karena masalah ini, Bang Rey sudah tidak lagi menyentuh saya. Saya minta keadilan..!!"
"Tutup mulutmu yang sok manis itu Anne, atau Abang akan membongkar sifat busukmu di hadapan semuanya. Sebenarnya kamu harus bersyukur karena Abang tidak menceraikan kamu...!!" bentak Bang Rey.
"Heeehh.. sadar kamu Rey..!! Anne istrimu, dia sedang hamil" Bang Giras balik membentak Bang Rey.
"Kamu urus saja Nadine daripada sibuk membela Anne..!!!"
"Aku membiarkan Nadine merenung, adikmu itu terlalu cemburu dengan Anne. Dia pergi ke rumah Bang Sano" kata Bang Giras.
"Apa katamu??????" Bang Rey melotot mendengar ucapan Bang Giras.
"Maaf.. maaf.. Abang menyela. Kamu bilang Nadine pergi ke rumah Abang?? Tapi Nadine sama sekali tidak ke rumah Abang" jawab Bang Sano.
Mata Bang Giras membulat besar, jantungnya berdetak kencang kaget setengah mati mendengarnya. "Benarkah Bang, lalu kemana Nadine?" mata Bang Giras mengarah pada Bang Rey.
"B*****t kau Gi. Apa saja kerjamu sampai Nadine pergi dari rumah..!!!!"
buuugghh.. baaagghh.. buugghhh..
"Diam semuaa..!!!!!!" teriak Mbak Ghania yang sejak tadi duduk terdiam mendengar keributan itu. Mbak Ghania sudah menangis kencang memikirkan semua adiknya. "Bisakah kita bicara dan berpikir tenang dulu.. Kenapa kalian jadi laki-laki bodoh sekali..!!!!!"
"Sayang.. jangan emosi..!! Ingat kandunganmu..!!" Bang Sano duduk mendekati istrinya dan menenangkannya.
"Tanyai pos kesatrian dulu. Siapa tau Niken memberi petunjuk kemana dia pergi..!!"
"Ini sedang saya hubungi Mbak..!!" Bang Giras memercing menyeka sisa darah di bibirnya sambil menunggu panggilan telepon di tangannya tersambung.
"Iya, ini Lettu Giras. Saya mau tanya, apa istri saya buat laporan mau pergi kemana?" tanya Bang Giras dalam sambungan teleponnya.
"Siap tidak Dan. Ini hanya bilang mau antar barang sebentar" jawab petugas piket ksatrian.
"Baik kalau begitu, terima kasih. Saya minta tolong untuk di redam berita ini dan jangan sampai tersebar dari satu regu piket..!!" perintah Bang Giras.
"Siap Dan..!!"
Bang Giras mematikan sambungan teleponnya. Wajah Bang Giras tampak pias. Hatinya gelisah tak karuan memikirkan Nadine yang sekarang entah ada dimana. Ia menyentuh dadanya yang tiba-tiba terasa sakit mengingat kilas pertengkaran dirinya dengan Nadine. Ia menyambar kunci motor berniat mencari sang istri.
"Apa kamu membela Anne sampai Nadine pergi?" tanya Bang Rey.
Bang Giras terdiam tapi wajahnya menjawab segalanya.
"Kau tau.. aku memilih Niken karena Anne merusak segalanya..!!!" kata Bang Rey.
"Anne hanya melakukan kesalahan kecil tapi Abang membesarkan masalah ini. Apa Anne salah kalau Anne mencintai Abang??" pekik Anne.
"Cintamu tidak salah, tapi caramu salah"
"Karena Abang tidak peka, Niken juga tidak berjuang, sedangkan Anne berjuang untuk cinta Anne. Abang yang tidak bersyukur punya Anne, apa Abang tau kalau Bang Giras juga mencintai Anne?? Anne pantas untuk di perjuangkan..!!" Anne berkata dengan lantang di hadapan semua kemudian menatap mata Niken dengan tajam. "Dan kau perempuan tak tau malu, seharusnya kamu pergi dari hidupku.. kamu hanya perempuan perebut suami orang. Berapa harga tubuhmu sampai suamiku terpikat sama kamu???" Anne geram dan menjambak rambut Niken.
"Aaaaaaahh.." Niken terjungkal ke lantai dengan keras.
Mbak Ghania sangat kaget hingga perutnya kram, Bang Sano panik di buatnya.
"Cukup Anne.. jangan bertingkah kamu disini. Niken istri Abang..!!!!!!!!!" bentak Bang Rey. "Abang sudah menikahi Niken"
"Kurang ajar betul kau Reyyyyy..!!!!!"
buugghh...
Bang Giras balik menghajar Bang Rey.
"Astagfirullah... Diaamm semuaaaa..!!!!!!" bentak Bang Sano.
"Abaaang.. perut Niken sakit..!!"
Niken.. kenapa kamu dek??" Bang Rey merangkak mendekap Niken.
-_-_-_-_-
Subuh telah tiba, Bang Giras mondar-mandir di depan pintu UGD sembari memonitor informasi ponsel dan mengerahkan anggota disana sini untuk mencari keberadaan Nadine.
Tak lama Bang Rey keluar dari ruang tindakan. Fokus Bang Giras terpecah.
"Niken kenapa?" tanya Bang Giras.
"Hamil Gi" jawab Bang Rey.
"Ya Tuhan..!!!!" Bang Giras begitu geram hingga mengangkat tangan bersiap menghantam Bang Rey tapi ia mengurungkan niatnya, di hantamnya sisi daun pintu di belakang Bang Rey. "Adikku bukan p*****r Rey.."
"Aku tau, dia ibu dari anakku"
"Lalu bagaimana kamu akan bertanggung jawab? Tentara tidak boleh punya dua istri. Kamu membuat posisi Niken sangat sulit"
"Bang Giras.. tolong, kaki Anne sakit..!!" tiba-tiba Anne datang menghampiri kedua pria yang sedang pusing di hadapkan dengan masalah berat.
Mata Bang Giras melirik tajam. Amarahnya tersulut karena satu wanita yang telah membuat banyak perkara. Wajahnya seakan lugu tapi tidak dengan sikapnya. "Kalau sampai ada apa-apa dengan Nadine.. Abang pastikan kamu tidak akan tidur nyenyak seumur hidupmu Anne." ancam Bang Giras.
"Apa salah Anne Bang, Nadine yang ingin pergi dari Abang" kata Anne dengan wajah takutnya yang entah di buat-buat atau tidak.
//
"Hhhhkkk.." Nadine tak hentinya muntah. Berjalan kaki sejauh itu memasuki kawasan bukit, hutan dan semak membuat tubuhnya sangat lelah, ia tidak membawa barang apapun dari rumah kecuali barang miliknya dulu.
Tak lama ada suara tembakan menderu. Nadine sungguh kaget hingga sebuah granat nanas bersiap terpental ke arahnya.
"Tahaaann..!!!" suara pekik itu nyatanya tidak sanggup menghentikan granat untuk terpental. Pria berpangkat Lettu melompat dan melindungi Nadine hingga masuk ke dalam lubang sedalam dua meter.
"Aaaaaaaa..."
boooooommm..
"Kamu siapa??? kenapa berani masuk kawasan steril militer??????" bentak pria tersebut.
Samar Nadine melihat nama dadanya. D. Danar P.
"Jawaab..!!!!!!"
"Na_dine" kemudian Nadine kehilangan kesadaran.
"Camar satu.. minta bantuan ya.. ada kelinci masuk sawah..!!" kata pria tersebut melalui HT.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Al Fatih
munculnya bang Danar.....,, aq malah sdh baca kisah anaknya duluan🤭
2024-02-15
0
timbuljaya
anne tdk tau terima kasih sdh ditlg jg bknnya terima kasih. mereka sdh baik n memperlakukan anne dgn baik pula. Niken tulus bersahabat n pcy tp ditusuk dr belakang. hhhmm...anne...anne..
2022-11-16
1
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
Nadine ditolongin jodohnya 🤭
2022-11-13
3