11. Belajar berbaikan.

"Ini salah Bang, Niken nggak mau merebut suami orang"

"Ini hak mu dek, kamu yang sudah berjuang. Langkah ini mungkin salah, tapi cinta tidak salah. Abang akan perjuangkan kamu, sekalipun dengan nyawa Abang..!!" ucap Bang Rey.

"Pak Rey.. Bu Niken.. laporan bapak dan ibu saya bawa ya..!!" kata seorang pria yang di mintai tolong Bang Rey.

Mata Bang Rey dan Niken saling menatap.

-_-_-_-

"Abang darimana?" tanya Anne.

"Kerja"

"Dimana Bang?"

"Kamu nggak percaya Abang kerja?? Namanya kerja yg kerja" jawab Bang Rey penuh emosi.

"Abang kenapa sih. Sejak pagi Abang marah sama Anne. Apa salah Anne??"

"Kau pikir saja sendiri..!!" Bang Rey mengambil barang-barangnya kemudian memasukkannya ke dalam ransel.

"Abang mau kemana?" Anne menarik tangan Bang Rey.

"Bukan urusanmu..!!"

"Anne istri Abang. Anne berhak tau kemana Abang pergi" pekik Anne tidak sabar.

"Gelar istri yang kamu dapatkan karena berbohong??"

Kening Anne berkerut antara takut dan bingung dengan pertanyaan Bang Rey.

Bang Rey tersenyum sengit. "Abang mencintai gadis yang memberi Abang perhatian di setiap harinya, yang memasak untuk Abang, mencuci baju Abang sampai rapi." jawab Bang Rey.

Anne terhuyung mundur selangkah. Wajahnya memucat.

"Kenapa?? Kamu kaget Abang tau semuanya?? kenapa kamu tega mengkhianati sahabatmu sendiri?? Gadis yang menolongmu dan membuat kamu seperti sekarang ini???" suara Bang Rey meninggi.

"Ma_af Bang" Anne terbata ketakutan.

"Masih sanggup kamu berkata lantang dan menyebut kamu istri Abang?? Status mu memang menang Anne, tapi kamu tidak bisa memenangkan hati Abang. Jauh sebelum kamu datang.. hati Abang sudah Abang berikan untuk gadis itu. Abang yakin kamu tau siapa orangnya." ucap Bang Rey tak main-main.

Bang Rey membawa ranselnya keluar dan memasukan ke dalam mobil.

"Bang Reey... Jangan pergi Bang..!!!!!" Anne mengejar Bang Rey sampai ke jalan tapi Bang Rey mengabaikannya.

Bang Giras yang baru datang dari Batalyon juga melihat hal itu. Ia turun lebih dulu lalu membukakan pintu mobil untuk Nadine dan membantunya turun.

Anne berlari menghampiri Bang Giras lalu menariknya sampai Nadine hampir terdorong jatuh.

"Tolong Anne Bang, kejar Bang Rey.. dia mau pergi meninggalkan Anne" kata Anne menggoyang lengan Bang Giras tanpa memperhatikan Nadine sedikit pun.

"Sebentar An.. maksudmu apa? Rey kenapa???" Bang Giras jelas bingung dengan tingkah Anne.

"Pokoknya Bang Rey nggak boleh pergi. Anne istrinya yang sah..!!" teriak Anne sambil menarik Bang Giras.

"Sabar An.. Abang hubungi Rey dulu..!!" kata Bang Giras mengambil ponselnya.

Disana Nadine masih berdiri, wajahnya sudah murka.

Bang Giras sungguh kelimpungan menghadapi situasi seperti ini. Anne terus mendekat meminta bantuan tapi Nadine sudah menatapnya penuh amarah.

"Abang lama sekali, ayo susul Bang Rey pakai motor Abang..!!" Anne kembali menarik tangan Bang Giras.

Nadine masuk ke dalam rumah tanpa bicara.

'Duuuhb celaka, ngamuk tenan to'

"Nanti Abang bilang sama ajudan untuk bantu kamu. Abang nggak bisa ikut, Nadine nggak enak badan" tolak Bang Giras.

~

"Dek.. buka pintunya..!!"

"Sana temui gadis pujaan mu..!!" ucap Nadine.

" Ini sudah. Ayo buka pintunya dulu..!!"

"Nggak mau, Mas Gi sholat tobat dulu..!! Hilangin itu daki-daki dosa dari pembawa tiket dari kerak neraka..!!!" teriak Nadine dari dalam kamar.

'Duuuhh.. ada aja lah bumil kalau ngamuk'

"Iya dek. Tunggu sebentar ya.. Mas mau mandi dulu terus sholat..!!"

:

Nadine mengintip Bang Giras yang benar-benar sholat. Ia tersenyum meskipun hatinya masih menyimpan kesal. Melihat suaminya selesai sholat, ia pun membuka pintu kamar.

"Pakai ini, balsem otot..!! Hilangkan rasa nyaman karena dia sudah pegang-pegang Mas Gi sembarangan..!!" pinta Nadine sambil menyerahkan balsem ototnya.

"Ya Allah dek, ada-ada saja kamu ini." Bang Giras masih melipat sajadah tapi Nadine sudah tidak sabar.

"Iiisshh.. lama sekali sih Mas..!!" Nadine yang tidak sabar akhirnya mengoles sendiri balsem otot itu ke tangan dan lengan Bang Giras.

"Pakai yang banyak biar bekas tangan Anne hilang gk ada sisa karena kepanasan..!!"

Bang Giras hanya bisa diam dan pasrah menghadapi ulah random bumil yang terkadang di luar perkiraan dan nalar.

"Nanti jangan lupa cuci tangan. Balsemnya panas" kata Bang Giras mengingatkan.

"Nadine sudah tau Mas, memangnya Nadine anak TK..!!" kata Nadine kemudian masuk ke kamar mandi.

~

"Aaaaaaaaaah... Maaaass..!!!!" teriak Nadine dari dalam kamar mandi.

Mendengar teriakan Nadine, Bang Giras segera berlari menghampiri Nadine usai menghubungi anak buahnya perkara masalah Rey tadi.

"Kenapa dek??" langkah kaki Bang Giras sampai nyaris tersangkut sarung yang masih melingkar di pinggang.

"Aduuuhh.. panas sekali Mas..!!" kata Nadine memercing tidak nyaman.

"Panas kenapa??" tanya Bang Giras.

"Nadine lupa cuci tangan, tadi setelah buang air kecil.. Nadine lupa, malah pegang-pegang." jawab Nadine.

"Lahdalaah.. ada-ada saja kamu ini dek. Katanya bukan anak TK, sekarang malah seperti anak Play group aja kamu, masa lupa cuci tangan..!!" tegur Bang Giras.

"Mas jangan ribut, tolongin Nadine..!!!!!!"

Bang Giras bergegas menuju dapur dan mengambil air dari dispenser agar lebih cepat.

~

"Masih panas?" tanya Bang Giras.

"Nggak mas." jawab Nadine malu-malu karena sudah membuat perkara konyol seperti ini.

"Awas kamu ya kalau sampai kepala di dedek botak gara-gara kepanasan." ancam Bang Giras. "Tau nggak namanya kualat.. ya ini, marah nggak jelas akhirnya kena tulahnya"

"Nggak jelas apanya??? Mas Gi di pegang perempuan lain..!!!!!!"

"Iyaa.. Iyaaa.. maaf dek. Mas salah nggak menghindar. Mas khan sudah sholat tobat, sudah luntur semuanya" kata Bang Giras.

Nadine memalingkan wajahnya.

"Weess.. angel..!!" gumam Bang Giras.

//

"Nggak apa-apa. Jangan takut dek. Abang tanggung jawab" kata Bang Rey.

"Niken takut Bang" ucap Niken gemetar.

"Semua pasti baik-baik saja" bujuk Bang Rey kemudian beralih menindih Niken.

"Anne pasti sakit hati sekali Bang"

"Jangan pikirkan orang lain. Abang tau hatimu lebih sakit..!!"

Niken menangis. Ia membalas pelukan Bang Rey dengan erat.

//

"Maaass..!!"

"Iya dek, Mas disini" jawab Bang Giras sambil menyelesaikan laporan tugasnya.

"Nadine mau es krim"

Tangan Abang Giras berhenti mengetik, ia tersenyum nakal melirik Nadine.

"Tumben kamu mau es krim. Kedinginan ya?" tanya Bang Giras, ia pun membenahi letak gulungan sarungnya. Udara di luar memang cukup dingin menusuk tulang.

"Pengen aja Mas. Sudah lama Nadine nggak makan es krim"

"Sini sayang..!!!!" Bang Giras menepuk space kosong di samping sofanya.

"Ayo Mas..!!" Nadine masih saja berdiri mematung di hadapan Bang Giras.

"Ini Mas Gi sudah siap" kata Bang Giras dengan percaya diri.

"Ayo beli es krim..!!" ajak Nadine lagi.

"Beli es?? Ini dingin sekali dek. Mas Gi kira kamu mau es krim hangat" Bang Giras mendadak lemas kehilangan semangat dan percaya dirinya.

"Antar dulu beli es krim..!!"

"Aduuhh.. di luar dingin setengah mati" Bang Giras sedikit membuka gorden mengintip angin yang sudah mencondongkan pepohonan, tapi melihat Nadine berwajah muram hatinya jadi tidak tega. "Mas dapat kompensasi apa? dingin nih..!!" kata Bang Giras dengan sengaja.

"Hmm..." Nadine memainkan jemari kakinya sembari memikirkan sesuatu. "Nanti Nadine buatkan susu hangat" ucap Nadine mantap.

"Oke berangkat..!!" jawab Bang Giras berdiri tanpa banyak bicara lagi.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

bang Rey,, setidaknya halal kan dulu Niken....,, kalo kamu bener2 sayang,, jangan pake jalan pintas lha bang....

2024-02-15

0

Happyy

Happyy

👊🏼👊🏼👊🏼

2022-11-12

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

🤣🤣🤣 sepertinya es cream yang ada di pikiran giras berbeda dengan yang di inginkan Nadine

2022-11-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!